Share

Bab 3

Author: Quins Chie
last update Last Updated: 2025-01-23 16:35:27

"Tuhan, aku mohon sembuhkan Bunda. Kia janji akan nurut sama Bunda," ucap Kiara dalam hati.

Manik matanya mulai mengembun, ia takut sesuatu hal buruk terjadi dengan Bundanya. Kiara semakin cemas, keringat dingin membasahi kedua tangannya, sejak tadi tidak ada satu pun Dokter atau tim medis yang keluar dari ruangan. Berulangkali ia berjalan mondar-mandir ke sana kemari menunggu kabar tentang Ibunda tercinta. Hegar yang melihat hal itu merasa jengah, namun ia tidak dapat protes.

Tiba-tiba saja salah satu perawat keluar dari ruangan meminta Nessa untuk masuk. Senyum Kiara memudar karena bukan ia yang dibutuhkan oleh Ibunda tercinta melainkan Nessa sahabatnya.

"Apa Bunda marah sampai enggak mau ketemu sama aku?" gumam Kiara lalu duduk dengan lemah di kursi tunggu dekat Hegar.

"Sudah, enggak usah dipikirkan! Bunda kamu pasti membaik" bujuk Hegar.

Ia tidak tega ketika melihat Kiara merenggut dan hampir menangis, bulir bening hampir saja terjatuh begitu saja andai Hegar tidak menghiburnya.

Sementara itu di dalam ruangan sana, Nessa, Naomi dan Dokter Tika sedang berunding. Naomi meminta Dokter Tika untuk berbohong apabila Naomi sakit agar Kiara dan Hegar mau menerima perjodohan yang mereka rencanakan.

"Kalian ini parah, aku ini Dokter masa aku harus berbohong," tolak Tika yang malas menerima permintaan absurd mereka.

"Ayolah Tik, enggak akan ada yang tahu juga."

Naomi memelas berusaha membujuk Tika dengan segala caranya.

"Nanti aku kasih voucher salon gratis selama beberapa minggu deh!" bujuk Nessa.

Tika menghela nafas kasar, "Bukan masalah itu, ah kalian menyebalkan!"

Beberapa menit kemudian Dokter mengizinkan Kiara dan Hegar masuk ke dalam ruangan.

"Karena Bunda kamu kekeh enggak mau di rawat jadi Bunda kamu sudah diperbolehkan pulang. Tapi ingat jangan buat Bunda kamu stress ya Kia, dia tidak boleh terlalu banyak pikiran" ucap Dokter Tika lalu memandang kedua sahabatnya yang sejak tadi berusaha menahan tawa atas drama yang mereka buat.

Dokter Tika pun pergi begitu saja meninggalkan mereka, Kiara langsung menghampiri Naomi yang masih berbaring di atas ranjang pesakitan.

"Maafin Kia, udah buat Bunda sakit. Kia mau deh nikah tapi jangan sama Pak es ya Bunda, calonnya boleh nego enggak yang baik dikit enggak ganteng doang," rengek Kiara lalu memeluk Naomi.

Mendengar ucapan Kiara barusan membuat Hegar rasanya ingin mencubit pipi gadis itu. Gadis itu benar-benar menyebalkan beraninya ia menolak seorang Hegar Wiguna.

"Baiklah! Aku terima perjodohan ini. Aku akan menikahi Kiara sesuai keinginan kalian, tapi karena Kiara masih SMA bagaimana kalau kami bertunangan saja dulu?" usul Hegar meyakinkan Nessa dan Naomi.

"Bener juga kata Hegar, tunangan saja dulu."

"Iya, benar kalian bertunangan saja dahulu. Biar pesta dan yang lainnya kami yang persiapkan," ucap Nessa sangat antusias.

Sebuah senyuman terbit pada bibir Nessa dan Naomi, drama yang mereka buat berhasil membuat Kiara dan Hegar menerima pernikahan ini. Meskipun bertunangan dulu namun, ini sudah satu langkah yang baik.

"Ih, kok main terima saja! Aku kan lagi nego ini, aku masih mau cogan yang masih muda bukan ba_," belum sempat Kiara melanjutkan ucapannya Hegar sudah menutup mulut gadis itu dengan tangannya.

Ia mengajak Kiara untuk berbicara di luar agar tidak di dengar para orang tua. Kiara pun menurut, Hegar menuntun Kiara keluar dari ruangan.

"Kamu pengen Bunda kamu pingsan dan sakit makin parah. Sudah kita terima saja, enggak usah banyak protes!" kata Hegar menasehati.

"Ternyata Bapak ngebet banget ya nikah sama aku," celetuk Kiara membuat Hegar mendelik kepadanya.

Hegar menoyor kepala Kiara, lalu berbisik. "Aku melakukan ini demi mereka bukan karena aku pengen nikah sama kamu."

"Sekarang bilangnya gini, nanti bucin sama Kia enggak tanggung-tanggung. Aku enggak ngeklaim BJPS ya, kalau Bapak bucin sama aku nanti" goda Kiara mengulas senyum.

Senyum manis yang dapat memikat para kaum Adam kecuali Hegar. Keduanya kembali masuk ke dalam, mereka akhirnya setuju menerima perjodohan ini. Nessa dan Naomi sangat senang akhirnya mereka akan menjadi besan.

Hari-hari sebelum acara pertunangan Nessa dan Naomi sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta pertunangan mereka. Meskipun pesta diadakan secara tertutup, namun mereka tetap ingin yang terbaik. Ini adalah acara penting bagi mereka, persahabatan mereka akan semakin erat dengan persatuan putra putri mereka.

Melly dan Tessa merasa ada yang aneh karena beberapa hari ini Kiara tidak masuk sekolah. Karena Kiara harus ikut memilih pakaian dan berbagai perawatan mengikuti keinginan mereka. Kiara meresa bosan karena setelah memilih pakaian kini ia terjebak didalam rumah menjalani berbagai perawatan.

"Aduh Bunda, aku kayak Rapunzel yang terkurung dalam menara tinggi enggak bisa kemana-mana," protes Kiara seraya mengerucutkan bibirnya sambil bersidekap dada.

"Enggak usah manyun gitu, besok kan ada pangeran yang akan rela memanjat untuk menjemput Rapunzel keluar dari menara ini," jawab Naomi membujuk Sang putri.

"Bunda enggak asyik!"

Kiara keluar dari kamarnya sambil menghentakkan kakinya. Naomi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Ia berharap setelah menikah nanti sifat manja Kiara lama-lama berubah.

Hari yang dinantikan pun tiba, hari ini rumah keluarga Naomi sudah dihias dengan dekorasi yang elegan dan cantik. Suasana rumah sudah mulai ramai oleh para tamu yang hadir, hanya keluarga dan kerabat terdekat saja yang diundang.

Sementara itu di dalam kamar sejak tadi Kiara terus menangis membuat tukang rias kewalahan karena berkali-kali harus merapikan make up yang berantakan.

"Tunangan kamu tuh ganteng banget kok nangis, Dek?" tanya tukang rias itu.

"Dia emang ganteng, tapi aku masih muda lho. Nanti pacar aku Cha Eun Woo potek kalau tahu aku berkhianat darinya," rengek Kiara sangat lebay.

"Boleh kabur enggak sih? Rasanya aku enggak bisa ngebayangin seumur hidup bakal dihukum terus sama dia," imbuhnya lagi.

Naomi berjalan menghampiri Kiara, ia lalu duduk di samping putrinya. Para perias itu pun keluar setelah mendapatkan kode dari Naomi. Naomi membantu merapikan kembali makeup Kiara yang mulai luntur.

"Kamu tahu kenapa Bunda ingin sekali kamu menikah dengan Hegar?" tanya Naomi kepada putrinya.

Kiara hanya menjawab dengan gelengan kepala, ia berusaha menahan air mata yang sejak tadi mengalir begitu saja.

"Hegar pria baik yang cocok buat kamu, dia pasti bisa membimbing kamu menjadi istri yang baik."

"Aku enggak bisa bebas lagi Bunda," rengek Kiara.

Jari jemari Naomi menari indah memainkan alat make up untuk merias wajah putrinya.

"Apa yang kamu cari dari kebebasan itu? Kesenangan? Semua akan kamu dapat bersama suami kamu nantinya. Bunda ingin kamu menikah dengan Hegar bukan karena mereka mapan saja. Tapi Bunda percaya Nessa akan menyayangi kamu seperti putrinya sendiri. Bunda enggak ingin apa yang Bunda rasakan kamu ikut merasakan, percayalah nak semua ini yang terbaik buat kamu."

"Tapi nanti kita enggak serumah lagi Bunda?"

"Kan ada Tante Nessa yang gantiin Bunda, bukannya kalian cocok banget kemarin hem?" sindir Naomi lalu mengulas senyum.

"Hmmm Bunda!"

"Cantik banget sih putri Bunda, calon suami kamu pasti kelepek- kelepek liatnya" puji Naomi setelah ia selesai mendandani wajah putrinya.

"Apa calon suami?"

Naomi dan Kiara pun terkejut ketika melihat siapa yang datang.

Related chapters

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 4

    Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu berjalan memasuki halaman rumah sahabatnya. Keningnya mengernyit ketika ia melihat keramaian di sana, terlebih rumah itu di dekorasi seperti untuk acara penting. Ia merasa sahabatnya itu tidak memiliki adik atau kakak, lalu acara untuk siapa? "Masa iya Tante Naomi nikah lagi?" gumam Melly ketika ia melihat dekorasi rumah Kiara. Melly merasa khawatir karena sudah beberapa hari Kiara tidak masuk sekolah, itu sebabnya ia datang untuk menjenguk. Awalnya ia mengajak Tessa, namun di tengah jalan Tessa mendapatkan telepon untuk pulang lebih cepat. Itu sebabnya ia datang sendirian menemui Kiara ke rumahnya. Melly terus melangkahkan kakinya memasuki rumah, mencari Tuan rumah. Ia bertanya kepada siapapun di sana mengatakan apabila Kiara dan Ibunya berada di dalam kamar. Melly mengetuk pintu kamar Kiara, namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mendengar suara Naomi dan Kiara sedang berbicara membuat ia tersenyum lalu membuka pintu. Melly tercengang k

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nikah Jalur Paksa   Bab 5

    Manik mata Kiara membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Tunangan dinginnya yang pertama kalinya tersenyum kepada dirinya saat ini. Pria itu bahkan menggandeng lengan Kiara membuat Kiara semakin tercengang dengan tingkah Hegar saat ini."Kamu ngapain di sini Sayang? Di luar dingin." ucap Hegar lalu memasangkan jas yang ia kenakan tadi pada tubuh Kiara."Bapak kesambet ya?" tanya Kiara masih merasa aneh dengan tingkah Hegar yang tidak biasanya."Di belakang ada Bunda kamu sama mami yang masih kepo dengan kita," bisik Hegar.Kiara lalu menoleh kearah Naomi yang terlihat bahagia melihat Kiara diperlakukan semanis ini oleh suaminya. Kini Kiara tahu yang dilakukan Hegar hanya untuk menyenangkan para Ibu mereka."Kamu mau Bunda kamu pingsan lagi? Jadi jangan banyak drama bocil," bisik Hegar dengan nada sinisnya.Keduanya berbalik lalu menghampiri Nessa dan Naomi yang berada tidak jauh dari sana, mereka mencoba tersenyum dihadapan semuanya. Naomi dan Nessa sa

    Last Updated : 2025-01-25
  • Nikah Jalur Paksa   Bab 1

    Terdengar suara langkah seseorang yang berlarian menuju gerbang sekolah. Lagi-lagi Kiara datang terlambat ke sekolah, gadis itu menghela nafas kasar ketika melihat pintu gerbang sudah ditutup. Terlebih seseorang pria menyebalkan sudah berdiri di depan gerbang sambil bersidekap dada.Dia guru killer yang paling ditakuti di sekolah, Hegar Wiguna guru paling tampan di SMA Taruna namun selalu bersikap dingin kepada siapapun. Kiara menjulukinya Ice karena ia dingin seperti es, berbeda dengan siswi lain yang memuja Hegar, Kiara justru membencinya."Kamu lagi yang terlambat," ucap Hegar dengan sikap dinginnya.Tidak ada senyum sama sekali yang terukir pada wajah tampan pria itu. Kiara berdecak sebal, lagi-lagi ia harus mendapatkan hukuman dari guru menyebalkan ini. Kiara sudah langganan dihukum oleh Hegar karena segala ulah yang ia lakukan, entah karena terlambat atau ketahuan membolos ke kantin saat jam pelajaran berlangsung."Telatnya cuma sedikit kok Pak, please hari ini didiskon ya?" pin

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nikah Jalur Paksa   Bab 2

    Mentari mulai meninggi, seseorang wanita paruh baya memasuki sebuah kafe. Pandangannya mengeksplor seluruh ruangan mencari seseorang yang sejak tadi menunggunya. Senyumnya terbit ketika melihat seorang wanita seumurannya melambaikan tangan kepadanya."Naomi!" panggil wanita itu."Nessa!" Naomi berjalan menghampiri Nessa yang sejak tadi duduk di sana.Naomi dan Nessa saling berpelukan, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Naomi dan Nessa bersahabat sudah sangat lama, mereka bertemu di aplikasi sosial media. Meskipun baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri saling menyayangi.Seperti biasa apabila mereka bertemu pasti mereka saling melepas rindu. Membuat Kiara yang menunggu di luar kafe merasa bosan, awalnya Naomi mengajak Kiara untuk ikut masuk namun Kiara menolak karena malas ikut berbincang dengan para ibu-ibu."Nes, kamu kan punya anak laki-laki. Anakku perempuan, gimana kalau kita besanan?" usul Naomi sangat antusias."Ini tuh jaman moder

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 5

    Manik mata Kiara membulat ketika melihat siapa yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Tunangan dinginnya yang pertama kalinya tersenyum kepada dirinya saat ini. Pria itu bahkan menggandeng lengan Kiara membuat Kiara semakin tercengang dengan tingkah Hegar saat ini."Kamu ngapain di sini Sayang? Di luar dingin." ucap Hegar lalu memasangkan jas yang ia kenakan tadi pada tubuh Kiara."Bapak kesambet ya?" tanya Kiara masih merasa aneh dengan tingkah Hegar yang tidak biasanya."Di belakang ada Bunda kamu sama mami yang masih kepo dengan kita," bisik Hegar.Kiara lalu menoleh kearah Naomi yang terlihat bahagia melihat Kiara diperlakukan semanis ini oleh suaminya. Kini Kiara tahu yang dilakukan Hegar hanya untuk menyenangkan para Ibu mereka."Kamu mau Bunda kamu pingsan lagi? Jadi jangan banyak drama bocil," bisik Hegar dengan nada sinisnya.Keduanya berbalik lalu menghampiri Nessa dan Naomi yang berada tidak jauh dari sana, mereka mencoba tersenyum dihadapan semuanya. Naomi dan Nessa sa

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 4

    Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu berjalan memasuki halaman rumah sahabatnya. Keningnya mengernyit ketika ia melihat keramaian di sana, terlebih rumah itu di dekorasi seperti untuk acara penting. Ia merasa sahabatnya itu tidak memiliki adik atau kakak, lalu acara untuk siapa? "Masa iya Tante Naomi nikah lagi?" gumam Melly ketika ia melihat dekorasi rumah Kiara. Melly merasa khawatir karena sudah beberapa hari Kiara tidak masuk sekolah, itu sebabnya ia datang untuk menjenguk. Awalnya ia mengajak Tessa, namun di tengah jalan Tessa mendapatkan telepon untuk pulang lebih cepat. Itu sebabnya ia datang sendirian menemui Kiara ke rumahnya. Melly terus melangkahkan kakinya memasuki rumah, mencari Tuan rumah. Ia bertanya kepada siapapun di sana mengatakan apabila Kiara dan Ibunya berada di dalam kamar. Melly mengetuk pintu kamar Kiara, namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mendengar suara Naomi dan Kiara sedang berbicara membuat ia tersenyum lalu membuka pintu. Melly tercengang k

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 3

    "Tuhan, aku mohon sembuhkan Bunda. Kia janji akan nurut sama Bunda," ucap Kiara dalam hati.Manik matanya mulai mengembun, ia takut sesuatu hal buruk terjadi dengan Bundanya. Kiara semakin cemas, keringat dingin membasahi kedua tangannya, sejak tadi tidak ada satu pun Dokter atau tim medis yang keluar dari ruangan. Berulangkali ia berjalan mondar-mandir ke sana kemari menunggu kabar tentang Ibunda tercinta. Hegar yang melihat hal itu merasa jengah, namun ia tidak dapat protes. Tiba-tiba saja salah satu perawat keluar dari ruangan meminta Nessa untuk masuk. Senyum Kiara memudar karena bukan ia yang dibutuhkan oleh Ibunda tercinta melainkan Nessa sahabatnya. "Apa Bunda marah sampai enggak mau ketemu sama aku?" gumam Kiara lalu duduk dengan lemah di kursi tunggu dekat Hegar."Sudah, enggak usah dipikirkan! Bunda kamu pasti membaik" bujuk Hegar.Ia tidak tega ketika melihat Kiara merenggut dan hampir menangis, bulir bening hampir saja terjatuh begitu saja andai Hegar tidak menghiburnya.

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 2

    Mentari mulai meninggi, seseorang wanita paruh baya memasuki sebuah kafe. Pandangannya mengeksplor seluruh ruangan mencari seseorang yang sejak tadi menunggunya. Senyumnya terbit ketika melihat seorang wanita seumurannya melambaikan tangan kepadanya."Naomi!" panggil wanita itu."Nessa!" Naomi berjalan menghampiri Nessa yang sejak tadi duduk di sana.Naomi dan Nessa saling berpelukan, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Naomi dan Nessa bersahabat sudah sangat lama, mereka bertemu di aplikasi sosial media. Meskipun baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri saling menyayangi.Seperti biasa apabila mereka bertemu pasti mereka saling melepas rindu. Membuat Kiara yang menunggu di luar kafe merasa bosan, awalnya Naomi mengajak Kiara untuk ikut masuk namun Kiara menolak karena malas ikut berbincang dengan para ibu-ibu."Nes, kamu kan punya anak laki-laki. Anakku perempuan, gimana kalau kita besanan?" usul Naomi sangat antusias."Ini tuh jaman moder

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 1

    Terdengar suara langkah seseorang yang berlarian menuju gerbang sekolah. Lagi-lagi Kiara datang terlambat ke sekolah, gadis itu menghela nafas kasar ketika melihat pintu gerbang sudah ditutup. Terlebih seseorang pria menyebalkan sudah berdiri di depan gerbang sambil bersidekap dada.Dia guru killer yang paling ditakuti di sekolah, Hegar Wiguna guru paling tampan di SMA Taruna namun selalu bersikap dingin kepada siapapun. Kiara menjulukinya Ice karena ia dingin seperti es, berbeda dengan siswi lain yang memuja Hegar, Kiara justru membencinya."Kamu lagi yang terlambat," ucap Hegar dengan sikap dinginnya.Tidak ada senyum sama sekali yang terukir pada wajah tampan pria itu. Kiara berdecak sebal, lagi-lagi ia harus mendapatkan hukuman dari guru menyebalkan ini. Kiara sudah langganan dihukum oleh Hegar karena segala ulah yang ia lakukan, entah karena terlambat atau ketahuan membolos ke kantin saat jam pelajaran berlangsung."Telatnya cuma sedikit kok Pak, please hari ini didiskon ya?" pin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status