Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver

Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver

last updateLast Updated : 2024-12-11
By:   NACL  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
16Chapters
433views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Itu artinya … menjual sel telur milikku?” gumam Dewi, “bukankah seharusnya menggunakan sel telur dari istri pria itu? Kenapa harus aku?” Dewi Anggraeni tak pernah membayangkan hidupnya memiliki jalan berliku tajam. Dinikahi oleh Bima seorang pria mapan, tetapi tidak dianggap sebagai istri. Bahkan dia dijual oleh sang suami dengan perjanjian gila kepada seorang pria kaya raya. Perempuan itu harus melahirkan anak dari benih pria yang tidak lain adalah direktur rumah sakit tempatnya bekerja. Masalah semakin pelik, ketika hubungan ini melibatkan perasaan. Sikap hangat Denver membuat Dewi terbuai. Seiring berganti hari, keduanya terikat satu sama lain. Hingga hubungan itu terendus oleh pasangan masing-masing dan keduanya dipaksa berpisah oleh keadaan. Dewi tidak lagi memiliki pegangan hidup, dia sulit menentukan pilihan. Apakah bertahan menjalani kehidupan toxic rumah tangganya bersama Bima atau bersikeras menjadi wanita simpanan sang dokter?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1 : Dijual Suami

“Tolong, Mas. Aku mohon sekali ini saja, bantu Ayah,” lirih seorang wanita sambil mengatupkan kedua tangan dan bersujud di depan pria bertubuh kurus.Sudah setengah jam perempuan cantik bermata sipit itu mengemis di hadapan sang suami. Namun, pria bertubuh tinggi di hadapannya tidak luluh walau secuil kapas.“Heh, Dewi, aku bukan lembaga sosial yang memberi uang Cuma-Cuma? Bodoh amat ayahmu itu mati dan kesakitan, aku tidak peduli!” sentak pria itu sambil mengempas kaki sehingga tubuh mungil di bawahnya tersungkur ke atas lantai.Netra hitam pekat Dewi bergetar dan kedua tangan terkepal kuat di samping tubuh, setelah mendengar kalimat kejam dari bibir suami. Perlahan dia mendongak, menatap dalam wajah pria itu.“Mas Bima … dokter bilang ayahku harus dioperasi segera, kalau tidak …,” kata Dewi dengan suara nyaris tenggelam.Dua jam lalu Dewi menerima kabar dari tetangga di kampung, bahwa ayahnya dilarikan ke rumah sakit karena mendadak sesak napas. Saat itu, dia masih bisa berpikir ten

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
CitraAurora
Seru banget ceritanya... Lanjt update yang banyak kak ...
2024-12-09 11:53:40
1
user avatar
Rianoir
Wah, buku baru nih. Semangat Kak (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
2024-12-09 10:39:39
1
user avatar
Aira Tsuraya
Congrats buku barunya. Awal baca udah seru aja, neh.. Lanjut....
2024-12-09 09:14:13
1
user avatar
Rich Mama
Wah, seru banget. Lanjut kakak....
2024-12-04 18:43:27
1
user avatar
Mommykai22
Wah, ada buku baru juga. Bakal candu sama bucinnya Dokter Denver nih nanti. Hehe. Ditunggu crazy upnya, Kak ......
2024-12-04 10:46:30
1
user avatar
Atieckha
SatSet tiba2 brojol lagi..... Selamat buku baru kakak...sukses selalu buat karya-karyanya.
2024-12-04 07:49:15
2
16 Chapters
Bab 1 : Dijual Suami
“Tolong, Mas. Aku mohon sekali ini saja, bantu Ayah,” lirih seorang wanita sambil mengatupkan kedua tangan dan bersujud di depan pria bertubuh kurus.Sudah setengah jam perempuan cantik bermata sipit itu mengemis di hadapan sang suami. Namun, pria bertubuh tinggi di hadapannya tidak luluh walau secuil kapas.“Heh, Dewi, aku bukan lembaga sosial yang memberi uang Cuma-Cuma? Bodoh amat ayahmu itu mati dan kesakitan, aku tidak peduli!” sentak pria itu sambil mengempas kaki sehingga tubuh mungil di bawahnya tersungkur ke atas lantai.Netra hitam pekat Dewi bergetar dan kedua tangan terkepal kuat di samping tubuh, setelah mendengar kalimat kejam dari bibir suami. Perlahan dia mendongak, menatap dalam wajah pria itu.“Mas Bima … dokter bilang ayahku harus dioperasi segera, kalau tidak …,” kata Dewi dengan suara nyaris tenggelam.Dua jam lalu Dewi menerima kabar dari tetangga di kampung, bahwa ayahnya dilarikan ke rumah sakit karena mendadak sesak napas. Saat itu, dia masih bisa berpikir ten
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
Bab 2 : Ikhlas
“Silakan duduk!” titah pria tampan yang mengenakan jas putih dalam ruangan. Selama empat bulan bekerja di rumah sakit, belum pernah satu kali pun Dewi masuk ruangan ini. Apalagi, langsung berhadapan dengan sosok paling penting di sini. Sekarang dia hanya menunduk dalam. Akan tetapi, sekujur tubuh Dewi mendadak membeku kala pria berbadan besar dengan kepala botak memutar kaki dan meninggalkan ruangan. Gadis ayu ini semakin tidak mengerti, bukankah orang itu memiliki kepentingan? Mengapa menyerahkannya begitu saja pada dokter? ‘Ini aneh,’ kata hati Dewi. “Dewi, kemarilah. Duduk di sini,” titah Dokter lagi, membuyarkan seluruh pikiran semu gadis itu. Perlahan Dewi mengangkat kepala hingga iris hitam pekatnya bersipandang dengan sepasang netra cokelat karamel. Seketika degup jantung Dewi bertambah cepat, bukan karena terpesona pada rupa menawan dokter, melainkan dia takut dipecat karena menyanggupi kesepakatan ini. “Dokter Denver, a--aku … maaf, tidak bermaksud … ini karena a-
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
Bab 3 : Sebuah Keputusan
“Karena aku calon ibu biologis bagi anak pasiennya. Ya, pasti itu alasannya,” gumam Dewi setelah turun dari mobil Denver. Namun, apa yang diucapkan bibirnya berbanding terbalik dengan isi hati. Entahlah gadis itu masih dihantui rasa penasaran, mengapa Dokter Denver memberi perhatian lebih padanya. Padahal pria itu tidak lebih dari seorang dokter yang menangani program bayi tabung bagi pasien. Akan tetapi, makin dipikirkan bukannya menemukan jawaban, justru kepala Dewi menjadi pusing. Gadis itu bergeming sambil memperhatikan kendaraan roda empat menjauh di telan pekatnya malam. Beberapa menit setelahnya, seperti biasa Dewi masuk rumah melalui pintu belakang sebab Bima tidak mengizinkan melewati bagian depan, kecuali untuk membersihkan ruang tamu dan keluarga. Setelah berhasil menginjakkan kakinya di dalam, sayup-sayup dia mendengar percakapan antar dua manusia. Mereka saling sahut tertawa bahagia. “Lumayan juga si Dewi bisa menghasilkan uang satu miliar. Kamu mau apa, Sayang? Jalan-
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
Bab 4 : Sebuah Petaka atau Keberuntungan
Melalui cara pandang Denver, Dewi mengetahui sebuah jawaban yang memecahkan teka-teki dalam pikirannya. Dia menurunkan pandangan dan perasaan ragu itu datang lagi memenuhi rongga dada. Bagaimana mungkin dia melewatkan satu hal?Selama ini Dewi melihat banyak perempuan datang untuk melakukan program bayi tabung, diantar oleh seorang pria yang memiliki ciri fisik persis seperti sosok tambun dan plontos malam itu, ternyata ….“Kamu adalah perempuan yang aku cari, Dewi,” kata Denver berusaha melenyapkan keraguan sang gadis. Pria itu berkata lagi, “Kelak anak itu tidak akan kekurangan satu apa pun. Aku akan mengurusnya dengan baik.”Bibir tipis Dewi terkatup rapat, lidahnya bergitu kelu dan pita suaranya seolah tak bersuara. Dia tahu status Denver sebagai direktur sudah tentu mampu memberikan kehidupan di atas rata-rata pada anaknya. Hanya saja, dia tidak menyangka pria yang menyewa rahim dan membeli sel telurnya adalah sosok yang selama ini dikagumi oleh semua orang.Dia menggeleng lemah,
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
Bab 5 : Sebuah Pertolongan
“Si--ap?” gugup bibir tipis gadis itu. Pikiran Dewi melayang ke satu hal, di mana dia harus menjalani kewajibannya.Meskipun bimbang, dia mengangguk sebagai jawaban. Dewi membuang jauh rasa takut yang menggerogoti jiwa. Hanya saja, suasana tegang tidak menghilang, sehingga dia bergeming dengan tatapan terkunci pada Denver.Pria itu mendekat sambil melepas sisa kancing yang tertaut sempurna pada kemeja putihnya. Dewi merinding dibuatnya, lalu menunduk dalam. Ini memang bukan pertama kali dia melihat lekuk tubuh seorang pria, tetapi sekarang berbeda. Pria di hadapannya bukanlah pasien berlumuran darah atau kejang-kejang kesakitan, melainkan orang sehat yang akan menjadi ayah biologis dari anaknya kelak.Tanpa Dewi tahu, Denver mengulum senyum melihat kegugupan sang gadis. Kini, pria bertubuh atletis dan jangkung sudah ada di depan tubuh mungil gadis itu. Satu tangan Denver terangkat dan mendarat tepat di bahu Dewi.“Memangnya tidak pegal berdiri terus seperti ini? Duduklah,” kata pria i
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
Bab 6 : Berubah Pikiran?
“Te--ntu saja aku tahu,” gugup Bima, tetapi pria itu masih berani menantang. Dia mengangkat dagu dan bertolak pinggang di depan Denver. Sebelah sudut bibir Denver berkedut dan mata cokelat karamelnya mengintimidasi pria itu. Dia melepaskan Dewi dari pelukan, lalu melindungi gadis bertubuh mungil itu di balik punggung lebarnya. “Pergilah!” usir Denver. Sedangkan Dewi menegang di balik punggung Denver. Gadis itu menggigit bibir bawahnya dan gemetaran. Bukan karena dia takut bertemu dengan Bima, melainkan mendengar jawaban sang suami. Batin gadis itu bertanya, ‘Jadi … Mas Bima sudah tahu kalau Dokter Denver adalah ….’ Ya, cepat atau lambat Bima pasti mengetahuinya, tetapi kenapa secepat ini? “Perempuan kampung ini istriku, sebaiknya Dokter saja yang pergi bukan aku!” sentak Bima membuyarkan lamunan Dewi. Sekarang tatapan Bima tertuju kepada Dewi yang berlindung di balik punggung lebar Dokter Denver. Melalui gerakan bola mata, pria itu memerintah Dewi memihak kepadanya. “Jangan lup
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
Bab 7 : Jangan Ragu!
“Siapa dia? Kenapa ngikutin kamu, Sayang?” tanya wanita itu. Denver melirik sejenak ke belakang. Tentunya tatapan serta ekspresi pria itu berubah dingin, membuat Dewi merinding di sekujur tubuhnya. Dokter Denver berbeda! “Dia perawat di sini,” jawab Denver. Pria itu kemudian maju mendekati sang istri. Dia meninggalkan Dewi berdiri sendirian di tengah lobi. “Oh, aku pikir wanita sekali pakai yang kamu bayar,” ejek Carissa dengan tatapan sengit tertuju kepada Dewi. “Bukan masalah, sih. Aku ngerti, kok, kebutuhan pria. Apalagi aku sibuk, pasti kamu butuh pelampiasan,” katanya seakan memaklumi, tetapi intonasi itu sarat akan peringatan keras. Seketika degup jantung Dewi menjadi lebih cepat. Dadanya juga sakit mendengar kalimat hinaan itu. Namun … bukannya benar begitu? Jika dia langsung hamil setelah disentuh satu kali oleh Denver, bukankah perjanjian mereka akan berakhir pascamelahirkan? “Jaga mulutmu, Carissa!” tegas Denver, sebab mereka menjadi pusat perhatian beberapa pasien
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
Bab 8 : Kenapa Harus Dinikmati?
“Aku ….” Dewi kehabisan kata mendengar pertanyaan Denver.Seandainya dia menjawab ragu, apakah Denver sukarela melepaskannya? Lalu bagaimana dengan uang yang telah pria itu berikan? Dewi sudah menggunakannya untuk mencicil biaya pengobatan Danang. Sekarang … haruskah dia melarikan diri dari tugas?Gadis itu menggeleng lemah tanpa suara. Tidak bisa mundur lagi! Malam ini waktu yang tepat untuk berhubungan intim. Ini masa ovulasinya, dia enggan menunggu lebih lama lagi.“Aku tidak ragu, Dokter. Aku … menginginkannya,” jawab Dewi pada akhirnya.Denver menatap lekat paras gadis itu. Jemari pria itu bergerak perlahan membelai pipi kemerahan, menggelitik pemiliknya hingga menggeliat.Ini pertama kali gadis itu mendapat sentuhan lembut dari seorang pria.Dewi mulai berani menatap sepasang manik indah milik pria di hadapannya. Sorot mata Denver memancarkan kehangatan serta kekaguman yang belum pernah dia dapatkan. Namun, gadis itu mati-matian menahan diri agar tidak terjerumus ke dalam lubang
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Bab 9 : Mau Lagi?
“I--tu …,” gumam Dewi setelah celana hitam pria itu terlepas sempurna.“Jangan takut,” bisik Denver, “pertama kali memang sedikit sakit, tapi tidak lama. Aku janji.”Dewi mengangguk kaku dan memercayakan semuanya kepada Denver. Sebagai pengukuhan persetujuan dia menyahut, “Lakukan saja, Dokter.”Demi mengurai ketegangan, Denver makin intens menyentuh Dewi. Lenguhan pun tidak terkendali dari keduanya, dan suhu ruangan berubah panas membuat bulir keringat berjatuhan. Ditambah tetesan air mata seorang gadis yang merasa perih ketika bagian inti tubuhnya bagai terbelah menjadi dua, lalu berubah sesak dan penuh.Beberapa detik kemudian, Dewi tidak kesakitan lagi. Manik hitam gadis itu menatap paras rupawan pria di atasnya. Denver menepati janji! Sakitnya hanya sebentar saja. Pria itu tahu bagaimana cara melakukan penyatuan tanpa menyakiti.Tentunya Denver balas memandangi Dewi, tetapi gadis itu tidak mengerti sebab terdapat sebuah rasa yang berbeda.Setiap sentuhan dan sikap lembut Denver ma
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
Bab 10 : Kejadian Tak Terduga
Dewi menunduk menyembunyikan pipi semerah tomat. Kedua tangannya saling meremas di atas paha dan embusan napasnya menjadi cepat. Sungguh dia tidak menyangka kalau pagi ini Dokter Denver ….Gawai di dalam saku baju berdenting. Dewi tersentak dan memeriksa isi pesan singkat itu. Dia membacanya dalam hati.[Jangan lupa dimakan bekal rotinya.]Dia mengetik pesan balasan, lalu mengirimnya. [Baik Dokter.]Haruskah dia senang dan bersyukur mendapat perhatian? Tidak! Justru Dewi merasa sikap Denver berlebihan, padahal dia hanyalah perempuan yang dibayar untuk mengandung dan melahirkan keturunan Dokter itu.Ketika Dewi sedang menyantap bekalnya, dia mendengar rekan sesama perawat berbisik-bisik.“Aku dan suami lagi program hamil, makanya berhubungan badan pagi. Supaya nambah peluang kehamilan, loh.” Temannya Dewi terkekeh geli kemudian berlalu menuju barisan perawat lainnya.Saran dari temannya itu membuat Dewi bertanya-bertanya dalam hati, ‘Apa aku dan Dokter Denver harus—’“Ayo, briefing!” ti
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
DMCA.com Protection Status