Celine harus menelan pil pahit rasanya ditolak oleh keluarga polisi. Biduan itu bahkan harus menahan malu karena terpaksa harus menjadi penghubur di acara resepsi kekasihnya. Namun, seorang diosen yang merupkan putra gubernur, menyelamatkan harga dirinya.
View MoreSEORANG PENYANYI DANGDUT TERPAKSA MENGISI ACARA DI HAJATAN PERNIKAHAN KEKASIHNYA
Foto mempelai pengantin terpampang menawan di depan tenda pelaminan. Memperlihatkan pasangan muda tampan dan cantik yang akan segera meresmikan ikatan. Gambar itu seakan menyambut kedatangan para tamu.
Bukan hal aneh gambar itu terpajang di setiap acara hajatan. Namun, seorang gadis cantik dengan rambut menjuntai yang diikat serupa buntut kuda itu terpana kaget melihatnya.
Adalah Celine, wanita berusia 25 tahun. Seorang penyanyi dangdut yang akan mengisi acara hiburan di hajatan itu. Mata lentiknya terpana menatap gambar mempelai. Padahal baru dua Minggu lalu dia dan mempelai pria jalan bersama.
"Celine, aku gak salah lihat kan?" Diana mendekatkan wajahnya pada pigura besar. "Dion yang nikah?" sambung penyanyi dangdut itu.
"Kamu sudah tahu ini, Celine?" sambung Lusi. Masih teman manggung Celine juga.
Celine tidak dapat berbicara sepatah kata pun. Bibirnya sulit berucap. Hatinya perih.
Sudah 5 tahun Celine dan Dion berpacaran. Dion adalah seorang polisi yang bertugas di Kapolsek Cijati. Mereka kenal karena Dion sering diminta mengamankan lokasi hajat. Awalnya mereka hanya ngobrol biasa. Lalu semakin dekat dan memutuskan untuk pacaran. Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Banyak kisah indah telah terukir.
Beberapa kali Celine pernah berkunjung ke rumah Dion yang berada di kabupaten tetangga. Mencoba mengakrabkan diri dengan keluarga Dion. Celine menyadari jika keluarga Dion tidak begitu setuju pada kedekatan mereka. Sudah tidak aneh. Sebagai penyanyi dangdut, Celine terbiasa dipandang sebelah mata.
Ketidaksukaan keluarga Dion bukan alasan untuk Celine menjauh dari Dion. Selama Dion mencintainya Celine tidak masalah. Toh dia akan menikah dengan Dion bukan keluarganya Dion.
Awal tahun ini Celine dan Dion berencana untuk meresmikan hubungan mereka. Jika tak nikah minimalnya tunangan dulu. Dion membujuk ibunya untuk datang melamar Celine.
Siti--ibunya Dion--setuju. Mereka datang untuk melamar Celine sebulan yang lalu. Celine sangat bahagia menyambutnya. Semua tabungan yang Celine punya dihabiskan untuk menyambut tamu. Rumahnya yang sederhana dipasang dekorasi yang cukup mahal biar tidak tampak jelek. Segala makanan dan buah tangan dipersiapkan untuk calon mertuanya.
Seakan menyambut tamu agung, Celine mempersiapkan segalanya tak tanggung-tanggung.
Namun, sikap serupa tidak ditunjukkan oleh keluarga Dion. Mobil nisan itu mendarat di depan rumah Celine. Berisikan empat orang. Kakak perempuan dan suaminya, ibu, dan Dion sendiri. Mereka duduk di tempat yang disediakan. Selain Dion, wajah tamu yang lain tidaklah bersahabat.
Sambutan secara resmi diutarakan juru bicara keluarga Celine. Lalu tiba waktunya keluarga Dion mengutarakan tujuannya.
"Saya ke sini untuk memutuskan hubungan Dion dan putri kalian!" Siti bicara dengan sangat angkuh.
"Ibu!" Dion mengernyit. Tidak percaya atas apa yang keluar dari mulut ibunya.
"Anak kalian hanya penyanyi dangdut. Tidak pantas berbesan dengan keluarga saya. Keluarga kami terhormat. Semua abdi negara. Ada yang bidan, ada yang polisi. Sementara anak kalian di sini hanya penyanyi dangdut. Apa kata orang kalau Dion nikah sama penyanyi dangdut. Tukang bikin r i c u h."
"Saya datang ke sini mau memperingati kalian untuk tidak mengganggu anak saya. Anak saya sedang tugas di sini. Jangan ganjen ganggu-ganggu anak saja. Tahu diri lah kalian kita tidak sepadan."
"Ibu cukup. Apa yang ibu katakan?" Dion tidak terima.
Celine sangat malu. Wajahnya serupa ditimpa kotoran kebo. Semua tetangga dan keluarga berkumpul dan mendengar kalimat hinaan itu.
Celine meninggalkan ruang tamu. Mengurung diri di kamar dan menangis.
Perih batin Celine mengingat kejadian itu.
Esok harinya. Saat Celine memutuskan untuk menghapus semua harapannya pada Dion, Dion datang. Meminta maaf dan membujuk untuk tetap mempertahankan hubungan. Dion berjanji akan berusaha membujuk ibunya sampai luluh.
Dua minggu yang lalu. Celine dan Dion masih bertemu. Dion menemani Celine manggung di kecamatan tetangga. Hubungan mereka baik-baik saja.
Namun, hari ini Celine kembali dipukul oleh kenyataan. Dion tiba-tiba menikah dan Celine harus menjadi biduan di acara hajatannya. Rasanya seperti di tem bak timah panas yang menancap ke relung hati.
"Celine, Celine! Kamu sudah datang?" Maman. Ketua grup organ sekaligus MC itu menghampiri Celine dengan langkah cepat. Semua pemain musik dan penyanyi hafal betul kalau Dion dan Celine berpacaran.
"A Maman tahu siapa yang mau menikah?"
"Tahu." Maman garuk-garuk kepala. Terlihat serba salah.
"Kenapa tidak bilang?"
"Aa pikir kamu tahu, Neng?"
"Mana ada. Dua Minggu lalu Aa lihat saya dengan A Dion." Intonasi bicara Celine cukup tinggi.
Maman menarik Celine menjauh dari tenda hajatan. Mengajak ke sebuah rumah yang dipersiapkan untuk penyanyi berdandan dan istirahat.
"Neng. Aa minta maaf. Ini permintaan Neng Shifa. Anaknya pak kades itu minta Neng Celine yang mengisi hiburan. Padahal Aa sudah tawarkan yang lain. Dia tidak mau."
Shifa anak kepala desa Jatitilu. Usianya hampir sama dengan Celine. Celine pernah bertemu dengan anak pak kades itu beberapa kali. Mereka tidak berteman. Hanya kenal saja.
Nama Celine cukup terkenal di kecamatan Cijati. Juga di kabupaten Majalengka. Artis panggung itu memang sudah banyak jam terbangnya. Celine Dion serupa gelar yang tersemat. Setiap kali Celine manggung, maka Dion menjaganya. Shifa pastinya tahu kalau mereka berpacaran. Tapi kenapa mau dinikahi Dion. Malah sengaja pula mau Celine yang jadi biduan di acara hajatannya. Atau ini permintaan ibunya Dion?
Bisa salah satunya. Atau malah keduanya.
"Neng Celine kalau keberatan enggak apa-apa pulang saja. Biar Aa tanggung kerugiannya." Maman semakin terlihat bersalah.
Maman sudah menerima uang tambahan dari Pak Kades. Tapi saat melihat ekspresi Celine dia jadi tak tega. Maman adalah saksi betapa manisnya pasangan serasi itu. Lain cerita kalau Celine dan Dion sudah putus. Ini tiba-tiba menikah dengan orang lain tanpa kabar apa pun.
"Iya Celine, pulang saja. Sepertinya mereka ngundang kamu ke sini biar kamu sakit hati. Atau sengaja mau meng hi na. Orang k a y a gak tanggung-tanggung kalau menya ki ti." Diana memberi saran.
"Enggak. Aku akan tetap manggung, A. Aa sendiri yang selalu mengajarkan aku untuk profesional."
"Serius, Neng?" Pria berpakaian serupa raja dangdut itu memastikan.
"Ya. Aku mau melihat orang yang 'sepadan' itu duduk bersama. Pastinya sangat serasi."
Celine duduk di kursi. Membuka tas dan mengeluarkan alat make up. Garis wajahnya mengeras.
'Kalian pikir bisa terus-terusan menginjak harga diriku? Tidak akan! Berani mengundangku ke sini berarti berani menanggung akibatnya.'
Seiring dengan menyelesaikan kontrak yang sudah terlanjut ditanda tangan, Celine membangun rumah sebagaimana yang dijanjikan. Gubuk yang catnya mengelupas itu berubah jadi istana. Hunian paling mewah di desa Jatitilu.Tiga bulan setelah lamaran itu, Celine dan Yash melangkah ke jenjang pernikahan. Foto-foto prewedding mereka dibagikan di laman medsos. Mengisi akun-akun gosip. Tag line yang menjadi trending adalah ‘gadis yang dulu ditolak keluarga polisi kini dinikahi keluarga gubernur.’Lingkup penggemar kontes dangdut biasanya ada di orang itu-itu saja. Tidak menjangkau masyarakat seluruh lapisan. Namun, ketika tag line itu naik. Semua pemberitaan di layar kaca dan seluruh media sosial adalah Celine. Perjalanan hidupnya mulai diulik. Maka pernikahan itu membuat Celine lebih terkenal lagi.Hari pernikahan tiba. Dilakukan dengan mengikuti adat sunda yang hikmat. Siraman, seserahan, lalu akad yang dilaksanakan di masjid agung Bandung. Semua proses itu
Di bawah langit Bandung, cincin cantik itu masuk ke jari manis Celine. Membuat hati menjadi kembang kempis. Setelah tersemat, Yash kembali berdiri. Menatap Celine dengan kelegaan.Kalimat Yash tadi cukup membuat Celine mengerti untuk tidak memandang Yash dari latar belakang keluarganya. Yash dengan pilihan hidupnya terlihat amat keren di mata Celine.“Memangnya Bapak yakin kalau orang tua bapak bisa menerima aku?”“Kamu tidak dengar apa yang mereka katakan tadi? Sebenarnya, selain butuh istri, saya juga butuh guru vokal untuk Ibu karena suaranya yang...” Yash meringis. “Fals di semua bagian.”Celine tersenyum menunjukkan gigi-giginya. “Terus yang minta ketemuan di Belle Vue siapa?”“Ada yang ngajak ketemuan di sana?” Pria itu berekspresi seakan tak mengerti.“Bapak ternyata nyebelin.”Yash tersenyum kecil. Lalu menggenggam tangan Celine. Menuntun gadis itu ke tempat lain.“Katanya gak bisa romantis. Ini bisa.”“Iya. Hasi
“Huh, cape sekali.” Celine duduk di samping Yash. Mengatur napas.Yash membuka mata. Memperbaiki duduknya. Kaget mendapati gadis yang dia inginkan sudah ada di sebelahnya.“Kenapa mendadak ngajak ketemuan, Pak? Kenapa bilang tidak akan ketemu lagi?”Yash tersenyum bahagia sekaligus bangga. Rasanya ingin memeluk dan menciumi gadisnya. Di kening, di hidung, di bibir, dan di semua tempat. Sayangnya belum halal. Jadi hanya bisa menatap Celine dengan haru. Yash pikir Celine wanita yang bisa dibeli oleh uang dan jabatan, nyatanya bukan. Gadis jelita itu lebih memilih menghampiri dia yang seorang dosen dari pada anak gubernur.“Kenapa kamu mau ke sini?”“Dih. Kan bapak yang ngajak. Pake ngancem tidak akan ketemu lagi.” Celine lirik kana-kiri. Beberapa orang di sana sedang mengamati wajahnya. Sepertinya mulai menyadari kalau dia adalah artis KD.“Bapak... di sini banyak orang.” Gadis itu merengek. Takut dikerumuni masa atau direkam diam-diam, lalu d
“Yash... Yash... kemari!”Suara langkah kaki terdengar dari lorong. Lalu muncul lah pria berkaki jenjang. Memakai baju hitam-hitam. Rambut plontos. Mukanya garang.Celine pikir Pak Yashona Panca Sila yang dipanggil. Ternyata bukan.Buat apa cowok itu dipanggil? Aduh, jangan-jangan anak Pak Gubernur naksir. Terus mau dijodohkan. Jangan sampai!Selama pria itu mendekat, Celine bergumam terus dalam hati.Pria itu menghampiri Pak Gubernur. Lalu membisikan sesuatu.“His! Ada-ada saja anak itu.” Reaksi Pak Gubernur begitu menerima bisikkan.Pak Gubernur kembali melihat Celine. “Celine, putra saya menunggu kamu di Belle Vue.” Pria itu menyebutkan nama restoran mewah yang terletak di salah satu hotel bintang lima.“Untuk apa ya, Pak?”“Dia ingin berbicara secara private denganmu.”“Em... tapi...”Belum sempat Celine menyetujui, Pak Gub
Seperti rencana. Hari itu Celine manggung di kecamatan Cijati. Disaksikan ribuan warga. Lapangan dekat kantor kecamatan itu dipenuhi penonton. Maman, Lusi, Diana dan semua kru D’Star mengungkapkan kebanggaannya. Celine kembali mengambil motornya dari Lusi. Menambahkan uangnya sebagai ganti rugi. Lalu dia berikan motor itu pada anaknya Rina.“Aku salut sama kamu Celine. Kamu bisa lebih kaya dari sugar baby.” Lusi menutup pipi sendiri. Yang dimaksud sugar baby itu dirinya sendiri maksudnya.Di atas panggung itu, Celine dan Diana tertawa menyaksikan ekspresi Lusi.“Semua orang juga bisa. Tinggal seberapa niatnya saja.”Sorenya Celine bertolak ke Bandung untuk menghadiri undangan dari Pak Gubernur. Celine dan empat kontestan lain yang mewakili Jawa Barat diminta untuk mengisi konser di alun-alun kota.Waktu isya Celine dan Chacha sudah berada di hotel yang disediakan oleh Pak Gubernur. Mandi dan istirahat di sana. Kemudian
Celine yang sekarang bukan lagi ikan kecil di wadah yang kecil. Dia menjadi ikan besar di lautan. Masalah-masalah yang dulu terasa berat, kini ringan saja. Tak ayal serupa mendaki gunung. Mulanya kaki melangkah amat sulit. Namun setelah terbiasa, semua menjadi ringan.Perjuangan dua tahu ini membuat hatinya menjadi lapang. Mungkin sudah saatnya berbicara dengan orang tua sendiri. Bukankah hubungan yang paling utama harus diperbaiki itu dengan keluarga sendiri?Dani memasuki rumah dengan langkah tergesa. Dia celingukan. Pura-pura tidak tahu apa-apa. Terlalu sungkan menyapa dua anak gadisnya.“Ada apa?” tanyanya. Lantas duduk di karpet.Celine menatap ayahnya yang berjarak dua meter. “Hampir dua tahun aku pergi dari rumah ini. Apa Bapak tidak merindukanku?”Polos sekali yang dikatakan Celine. Layaknya seorang anak perempuan yang menginginkan dirindukan ayahnya. Dani tak menyangka kalimat itu yang keluar dari bibir Celine. Dia
“Syaratnya mudah bukan, Parman?” Pak Camat bertanya. “Kamu memang harus meminta maaf. Terus apa kamu menggunakan rumah Celine?”“Sampai saat ini kosong, Pak,” Kades Cirandu menjelaskan.“Nah, kamu juga tidak menggunakan bangunannya.”Pak kades tak berkutik. Lalu tanpa kuasa mendebat dia bilang, “Saya menyetujui syaratnya, Pak.”Celine tersenyum senang mendengarnya. Tak sia-sia perjuangan dua tahu ini. Dia kembali mendapati dirinya sebagai manusia. Manusia yang diperlakukan secara manusiawi.“Saya akan mengabari istri.” Pak Kades undur diri. Dia menjauh. Mendekatkan ponsel ke telinga. Memanggil istri dan anaknya.Sembari menunggu keluarga Pak Kades, Celine dan Pak Camat mengobrol santai. Menceritakan bagaimana perjuangan di KD.Jam sembilan malam, ketika Bu Kades dan anaknya tiba di kediaman Rina. Hari sudah sangat gelap. Sebagian besar perkampungan pun telah sepi.
“Catat sumpah saya. Saya akan kembali ke tempat ini dengan segenap martabat dan harga diri yang tidak bisa kalian injak lagi!”Begitu sumpah seorang gadis dengan penuh kemarahan sekitar dua tahun lalu. Dan sekarang sumpah itu benar terjadi. Celine duduk di kursi dengan anggun. Dikelilingi oleh para petinggi kecamatan. Penampilannya berkelas. Dia tersenyum menawan. Aura yang dia bawa membuat semua orang tak kuasa mengusiknya.Dia. Yang dulu terusir dan tercampakan. Kini bisa mengangkat dagu dengan bangga. Sementara orang yang menghinanya terus tertunduk tanpa kuasa mengangkat wajah.Hidup keluarga Pak Kades tak mulus setelah tayangan lima besar itu. Shifa dan Bu Kades semakin tidak berani ke luar rumah saking banyaknya suara sumbang warga. Dukungan untuk dua periode pun menipis tajam.Meski Celine tidak menjelaskan secara detail tujuan pertemuan ini, Pak Kades tentu sudah tahu ke mana arahnya. Apa lagi kalau bukan untuk membuktikan sum
Celine beserta keluarga Rina kembali ke Majalengka. Menggunakan mobil khusus dari Daffa TV yang akan meliputnya.Panggung besar sudah berdiri di lapangan GGM. Para penonton memenuhi lapangan. Jalanan macet di mana-mana. Dipenuhi kendaraan dan pedagang. Trotoar diisi pejalan kaki yang tidak sedikit juga.Lapangan GGM berada tepat di samping kampus Celine. Yash, Pak Bagus, dan beberapa dosen melihat keramaian penyambutan Celine dari gedung universitas. Para mahasiswa berkumpul di depan gerbang. Ada pula yang naik ke pagar demi melihat Celine melewati tempat itu.Fitri dan beberapa temannya ikut berdiri di depan kampus. Berjinjit demi melihat temannya yang mendadak pergi tanpa kabar itu.Mendekati kampus. Celine membuka atap mobil. Sontak itu membuat para pendukungnya teriak histeris. Pihak keamanan berjalan mengamankan laju mobil. Celine melambaikan tangan menyapa semua penggemarnya.“Hai...”“Terima kasih, ya, terima kasih.&
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments