Menjadi Ayah Dadakan dari Bayi Tampan

Menjadi Ayah Dadakan dari Bayi Tampan

last updateLast Updated : 2024-02-28
By:  PricornaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
19Chapters
614views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Aga tidak menyangka, niat isengnya di malam itu menyeretnya pada sebuah kehidupan yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya. Dia memang penjahat wanita, tetapi untuk menikah? Sekarang, dia juga harus mempertanggungjawabkan sesuatu yang tidak pernah dia lakukan, menjadi seorang ayah bagi bayi yang ibunya saja baru dilihatnya beberapa kali.

View More

Chapter 1

Suara Mencurigakan

Aga menajamkan pendengaran dengan melekatkan telinganya di daun pintu.

Benar!

Seseorang di dalam sana sedang merintih kesakitan. Baru akan memutar handel, dia menepuk dahinya pelan.

"Udah tengah malam ini, jangan-jangan malah ada yang ehem-ehem di dalam. Bodo amat lah." Dia bermonolog.

Niat awal ke kamar mandi, dia lanjutkan. Berhubung toilet di kamarnya sedang rusak dan kamar mandi yang ada di luar hanya ada satu-satunya di sebelah sini, dia terpaksa harus mengambil jalan memutar.

Setelah selesai dengan hajatnya, Aga berniat kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur tapi suara dari kamar yang lagi-lagi harus di lewatinya membuat rasa penasaran kembali menghampiri.

Kamar No 7.

Ini adalah kamar gadis yang beberapa hari ini di incarnya. Anak kos baru yang telah mencuri perhatian sejak hari pertamanya datang.

Tubuh seksi dan rambut hitam panjang ditambah dengan kulit putih bersih, wajah tirus dengan hidung mungil, tidak terlalu mancung. Bibir tipis yang merona alami yang selalu terlihat basah, membuat jiwa playboy_nya meronta-ronta.

Tiba-tiba saja ide jahil muncul di kepalanya. Kalau memang gadis itu sedang berbuat mesum, dia bisa sekalian meminta jatah. Kalau tidak, dia bisa mengancam untuk memberitahukan pada warga. Mereka pasti tidak akan mau sampai di arak massa.

Dia bisa berbuka setelah seminggu ini berpuasa karena pacarnya pulang kampung. Senyum tidak lepas dari wajah tampannya.

Aga melangkah mundur, mengendap-endap seperti maling. Ini sudah lewat tengah malam, sangat kecil kemungkinan akan ada orang yang lewat.

Ceklek.

Alisnya bertaut, ternyata pintunya tidak di kunci. Sungguh ceroboh, tapi ini bisa jadi keberuntungan baginya.

Kamar ini minim penerangan, Aga meraba-raba dinding. Setelah menemukan saklar, dia menekan saklar dan ruangan menjadi terang seketika.

Tapi, kok kosong?

Suara rintihan diselingi dengan suara gemericik air terdengar dari bilik kecil di sudut kamar. Bulu kuduknya tiba-tiba merinding, karena suara itu seperti sedang menahan sakit yang teramat sangat.

Aga melihat jam di dinding kamar menunjukkan pukul 3. Rasa penasaran kembali menguasai, tapi sebelum langkahnya terayun, pintu itu terbuka.

Seorang gadis dengan wajah dan rambut yang basah keluar dari sana. Hampir saja dia berteriak kalau saja tidak sadar bahwa ini sudah hampir pagi. Bisa-bisa dia yang dia arak keliling komplek oleh warga.

Wanita di depannya tak kalah terkejut karena melihat ada orang asing di kamarnya. Namun rasa sakit yang kembali datang membuatnya mengabaikan.

Gadis itu malah terpeleset saat mengambil langkah pertama dan hampir saja terjerembab karena air yang jatuh dari rambutnya menetes ke lantai. Bukan, bahkan bajunya juga sudah basah. Aga reflek berlari dan langsung menahan tubuhnya. Lelaki itu tampak kaget karena menyadari sesuatu.

Wanita ini sedang hamil!

"A..aku.." wanita itu terbata sambil menunjuk ke arah kasur yang tergeletak di sudut. Tanpa bertanya, Aga segera menuntunnya untuk berbaring di sana.

Apa ini?

Arga terkejut saat melihat tangannya terkena darah dan sayangnya dia terlalu bodoh untuk menyadari itu darah apa.

"Kau terluka," ujarnya panik. Gadis yang baru saja dipapahnya tidak bereaksi apapun.

"Apa yang terjadi?" tanyanya lagi. Dia bingung harus berbuat apa. Wanita ini seperti terserang asma. Apa karena perutnya yang semakin membesar. Kenapa Aga tidak menyadari sebelumnya?

Gadis ini bahkan tidak terlihat hamil sebelumnya, ataukah memang perut yang membesar bisa disembunyikan? Otaknya benar-benar tidak bisa diajak untuk berpikir.

"Aku... aku akan melahirkan," ujarnya dengan terbata sambil meringis.

"Ha?!" Suara Aga tanpa sadar meninggi karena kaget mendengar pengakuan barusan.

"Diamlah!" Bentaknya dengan dada naik turun.

"Bantu aku, atau keluar saja dari sini." Wanita di depannya semakin kehabisan napas. Lelaki itu semakin bingung, sebejat-bejatnya dirinya tidak mungkin bisa meninggalkan wanita yang sedang sekarat ini sendiri.

"Apa yang harus kulakukan?" Aga berlutut sambil memandangi tangannya terkena darah tadi.

"Ambilkan kain di dalam keranjang itu." Dia menunjuk ke atas lemari. Dengan sigap Aga bangkit untuk mengambilnya, tapi karena sadar tangannya masih kotor, dia mencucinya dengan cepat di kamar mandi dan kembali mendekat ke arah wanita tadi dengan keranjang berisi kain yang masih terbungkus plastik.

Wanita di depannya perlahan mulai tenang, dia memilih satu bungkusan dan menyobeknya. Ada beberapa kain panjang dan handuk. Dia meletakkannya secara asal di lantai kemudian kembali meremas alas kasur.

Aga mengacak rambutnya frustasi, wanita di depannya sedang berjuang menahan rasa sakit yang tidak terkira. Sampai akhirnya Aga tersentak saat tangannya di cengkram dengan kuat. Kuku-kuku panjang menancap menembus kulitnya.

Ingin berteriak tapi tidak mungkin, dia akan membuat perhitungan dengan ayah bayi ini nanti. Karena tidak adanya pria itu dia yang harus menggantikan posisinya untuk menerima cakaran wanita ini.

"Bukakan celanaku." Ucapnya tertahan. Posisi berbaring dengan perut besar yang kesakitan membuatnya tidak leluasa bergerak.

"Bukakan celanaku, Bodoh!" Sebuah tamparan mendarat di pipi Aga, karena pria itu masih terdiam tapi sesaat kemudian melakukan permintaan wanita itu dengan cepat.

Mimpi apa dia sampai harus bertemu dengan perempuan yang akan melahirkan ini. Aga membuang pandangannya agar tidak melihat aset wanita itu.

Mimpi? Apa ini mimpi?

Aga segera menepis pikirannya, tidak mungkin mimpi bisa memberikan sensasi sakit seperti ini. Dia memandang pergelangan tangannya yang sedikit mengeluarkan darah dengan pinggiran yang membiru.

Perhatiannya kembali teralih pada sosok yang sedang mengeram menahan sakit. Dia menoleh ke arah pintu, Aga segera paham dan langsung menutupnya.

"Kita harus ke rumah sakit," ujarnya . Dia sudah mulai bisa berpikir dengan jernih. Akan sangat berbahaya kalau melahirkan disini. Tidak ada yang bisa menjamin kesehatan ibu dan bayinya. Bisa-bisa dia malah jadi tersangka nantinya. Aga menggeleng kuat.

"Aku sudah tidak sanggup." Suara wanita yang baru saja akan di bopongnya melemah. Arga menghentikan gerakannya.

Hanya sepersekian detik, wanita itu berteriak sampai membuat Aga kaget. Dia seperti mengerahkan sisa tenaganya dan kembali mencengkram lengan lelaki di sampingnya.

Posisinya yang berbaring membuat Aga tertunduk. Lelaki itu mengikhlaskan lengannya menjadi pelampiasan. Aga sampai menegangkan urat lehernya karena menahan perih.

Tidak lama, terdengar lengkingan suara bayi yang keluar dari sela-sela selangkangan wanita itu. Cengkramannya terlepas. Wajahnya terlihat lega walau dadanya masih naik turun.

Mereka terkejut dan menoleh bersamaan karena pintu kamar yang tiba-tiba terbuka.

"What the...?" Beberapa penghuni kos sudah berjejer di depan pintu.

"Astaga! Apa-apan kalian ini?" Ibu kos mereka melangkah masuk.

"Agaaa!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
19 Chapters
Suara Mencurigakan
Aga menajamkan pendengaran dengan melekatkan telinganya di daun pintu.Benar!Seseorang di dalam sana sedang merintih kesakitan. Baru akan memutar handel, dia menepuk dahinya pelan."Udah tengah malam ini, jangan-jangan malah ada yang ehem-ehem di dalam. Bodo amat lah." Dia bermonolog. Niat awal ke kamar mandi, dia lanjutkan. Berhubung toilet di kamarnya sedang rusak dan kamar mandi yang ada di luar hanya ada satu-satunya di sebelah sini, dia terpaksa harus mengambil jalan memutar.Setelah selesai dengan hajatnya, Aga berniat kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur tapi suara dari kamar yang lagi-lagi harus di lewatinya membuat rasa penasaran kembali menghampiri.Kamar No 7.Ini adalah kamar gadis yang beberapa hari ini di incarnya. Anak kos baru yang telah mencuri perhatian sejak hari pertamanya datang.Tubuh seksi dan rambut hitam panjang ditambah dengan kulit putih bersih, wajah tirus dengan hidung mungil, tidak terlalu mancung. Bibir tipis yang merona alami yang selalu terlihat
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
Kenapa jadi Begini?
Aga menghembuskan napas berat, koper-koper Alina dia bawa ke satu-satunya kamar yang ada di rumah petak itu.Ya, Bu Rumi menyuruh mereka pindah dengan alasan yang menurut Aga sangat tidak masuk akal. Dia kembali merutuk diri, kenapa dia harus masuk ke kamar gadis itu malam tadi?"Untuk sementara, kalian tinggal di sini dulu." Suara Bu Rumi_ibu kos mereka terdengar tegas. Wajahnya tidak ramah, sangat berbeda dengan hari-hari biasa yang penuh canda setiap berhadapan dengan para anak kos-nya."Hubungi keluargamu untuk mempertanggungjawabkan semua ini." Bu Rumi melotot kepada Aga. Ibu kos yang sudah seperti ibu ke dua baginya itu terlihat sangat kesal."Tapi, Bu ...." "Kamu mau masih mau membantah?" Bu Rumi langsung menarik telinga Aga sebelum sanggahan terucap dari bibir pemuda tampan itu."Aduh, aduh. Ampun Bu," Aga meringis sembari mengusap telingannya berulang kali setelah Ibu kos-nya itu melepaskan jeweran."Selama ini, bukannya Ibu nggak tahu, ya. Kamu sering bawa perempuan nginap
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more
Meminta Pertanggungjawaban
Aga menarik napas panjang setelah mendudukkan dirinya dengan sempurna di sofa ruang tengah. sedangkan wanita yang duduk berhadapan dengannya tampak menunggu kalimat yang akan keluar dari bibirnya."Kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" Aga terlihat kesal, perempuan ini sungguh tidak peka, pikirnya."Tentang?" Alina menautkan kedua alisnya."Tentang semua ini," Aga mengacak rambutnya frustasi. Apakah wanita ini begitu tolol?"Kau tidak ingin memberikan penjelasan tentang mengapa kau membuatku terperangkap dalam masalahmu?! Atau, kau memang sengaja ingin menjebakku." Aga menatap Alina dengan tajam, wajah tampannya menyimpan amarah yang siap untuk dimuntahkan. Akan tetapi, dia masih berusaha untuk menahannya."Maaf...." Alina menunduk, tidak sanggup menatap lawan bicaranya. Sebenarnya, di juga tidak ingin melibatkan siapa pun dalam hal ini."Berhenti menggunakan kata itu." Aga memotong ucapan wanita didepannya, tidak mau menunggu kalimat itu tuntas terucap."Maksudku...." Alina menganhkat
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
Tanpa Komitmen
Aga menggeliat, dia mengerjap beberapa kali lalu meraba tempat di sampingnya. Kosong.Kemana Selvi sepagi ini? pikirnya. Dia kembali menarik selimut saat mendengar suara engsel pintu kamar mandi bergerak, kembali dia memejam dan pura-pura tidur.Hampir setengah jam melihat gadis itu mondar-mandir. Aga menyerah, dia merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya hari ini."Kamu mau ke mana?" Aga akhirnya membuka mata. Dia menyibak selimut sedikit dan menyandarkan punggung di kepala ranjang."Oh, udah bangun kamu, Yank?" Selvi menoleh dan segera menghampiri lelakinya, dia duduk di pinggir dipan setelah melayangkan sebuah kecupan.Aga menelan ludah karena Selvi memakai pakaian yang sedikit terbuka di bagian dada. Baru saja dia akan menarik tangan kekasihnya, tetapi Livia menghindar lebih dulu."Aku ada pemotretan hari ini. Kamu sarapan sendiri ya," ujar gadis dengan lekuk tubuh nyaris sempurna itu."Tapi, kau sudah berjanji akan menemaniku hari ini." Aga sontak bangkit. Lelaki yang hanya men
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more
Di luar Dugaan
"Dari mana saja kau?!!" Satu bentakan memecah indra pendengaran Aga. Tanpa menunggu lebih lama, Rosida menarik kuat daun telinga anak sulungnya. Sudahlah membuat malu seluruh anggota keluarga, anaknya itu masih berniat untuk melarikan diri."Kami sudah dua hari menunggu kedatanganmu Anak Durhaka!" Rosida semakin kuat menjewer telinga anaknnya. Tidak peduli dengan Aga yang terus meringis dan memohon agar sang Mama menghentikan tindakan konyolnya.Terlalu banyak orang di sini. Sepertinya, seluruh keluarga besar telah berkumpul kenapa wanita yang telah melahirkannya ini masih memperlakukannya seperti anak kecil?Aga masih bersungut-sungut saat neneknya datang menyelamatkan. Mengomeli putrinya karena telah menyakiti cucu kesayangannya."Ibu terlalu memanjakan dia. Lihatlah kelakuannya sekarang!" sentak Rosida. Bola matanya seakan melompat keluar saat menatap si sulung, "Dasar, Tak tahu malu!!""Kecilkan suaramu, kita tidak sedang berada di rumah. Kaulah yang tak tahu malu. Ajak dulu cucuk
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more
Nikah Dadakan
Sudah di penghujung sore saat ayah dan anak itu menikmati secangkir kopi di teras. Seluruh penghuni rumah sedang keluar dan hanya menyisakan mereka berdua--serta Alina dan bayinya tentunya--yang terus mengurung diri di kamar."Papa juga tidak percaya padaku?" Aga menatap papanya yang tetap saja terlihat santai. Dia ingin seseorang untuk bertukar pikiran, dan menikahi Alina bukanlah sebuah rencana yang baik. Setidaknya, begitulah menurutnya.Lelaki paruh baya dengan rambut yang sudah ditumbuhi uban itu terkekeh, "Jangankan Papa, bahkan mamamu sendiri tidak yakin kau akan bertindak seceroboh itu.""Lalu? Apa maksudnya semua ini?" Aga memiringkan tubuhnya menghadap Mahdi. Apakah ini lelucon?"Umurmu sudah hampir kepala tiga dan kau masih mengelak untuk berumah tangga. Bukankah calon yang ditawarkan mamamu bukan perempuan sembarangan?""Pa, aku belum ingin terikat ....""Mama dan nenekmu telah memutuskan untuk memanfaatkan situasi ini. Jadi, terima saja. Kau tidak akan bisa mengelak lagi
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more
Pengkhianat
"Kenapa?!!" Bentakan Aga membuat Silvi terlonjak kaget."Kenapa harus dengan dia?! Apa kau tidak bisa mencari pria brengsek lainnya di luar sana?!" suara Aga kian meninggi. Tubuh Silvi gemetar karena tidak menyangka Aga bisa marah semengerikan ini."Bajingan!" Aga kembali melayangkan pukulan terakhir sebelum meludahi wajah sahabatnya itu dan bangkit dari tubuhnya."Kalian benar-benar pengkhianat!" Giginya gemeretak dengan tangan yang terus terkepal. Bahkan, buku jarinyanya masih menyisakan tetes darah yang berasal dari mulut lelaki yang baru saja dia hajar.Silvi yang sebenarnya sudah mempersiapkan kata-kata untuk mewanti-wanti jika Aga mengetahui hubungannya dengan salah satu sahabat dekat kekasihnya itu, kini hanya bisa bungkam. Dia benar-benar ketakutan melihat kemarahan pria itu. Wajah cantik itu pucat pasi.Heru meringis dan mulai beringsut menjauh, wajahnya yang telah babak belur membuat Aga tersenyum sinis. "Pantas saja, kau begitu bersemangat saat menanyakat pekerjaannya. Das
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more
Siapa Namanya?
Cahaya matahari pagi menembus kaca jendela, silau yang menerpa wajahnya membuat Aga mengernyit beberapa kali. setelah menggosok kedua matanya, pria yang tertidur di atas sofa itu merubah posisi sampai akhirnya benar-benar terbangun saat menyadari bahwa tubuhnya terjerembab ke lantai."Aduh!" Aga sontak bangkit dan kaget saat mendapati dirinya sudah berada di ubin dengan pakaian yang bertebaran di sisi kanannya. Kini, menyisakan celana boxer yang menempel di tubuhnya bagian bawahnya.Lagi, dia mengusap kasar wajah dan mengacak rambut yang sebenarnya memang sudah tidak karuan bentuknya.Menyadari sesuatu, dia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan dia merutuk saat menyadari bahwa semua pakaiannya masih berada di kamar Alina. Mama dan neneknya yang memaksa Alina menyimpannya. Dan sialnya, dia belum sempat memindahkan.Tidak ada pilihan lain, dia mengintip dari dalam bilik kamar mandi untuk memastikan wanita penghuni lain di rumah ini tidak sedang keluar dari kamarnya.
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more
Anugrah Langit Prawira
"Kau tidak meminta ayahnya untuk memberikan nama?" Aga menelan ludah setelah mengucapkan kalimat itu. Tiba-tiba saja rasa kecewa membuatnya tersenyum miris, dia baru menyadari bahwa bayi ini milik orang lain."Tidak." Alina memperbaiki duduknya yang tadi sempat miring ke arah Aga. Pertanyaan itu, dia tahu pertanyaan itu mengandung makna yang lain. Dan tentu saja Aga berhak menanyakan hal itu. "Apa kau keberatan jika aku memberinya nama?""Ha?""Ayah menitipkan sebuah nama untuk bayi ini sebelum beliau pulang."Alina terdiam. Pandangan matanya tertumpu pada dua kakinya yang mengenakan sandal rumahan pemberian adik perempuan Aga. Alina merasa kagum dengan keluarga Aga yang begitu perhatian kepadanya. Namun, dia sadar bahwa telah terlalu jauh menyeret Aga ke dalam masalah pribadinya, pria ini pasti mendapatkan masalah yang tidak sedikit sejak memutuskan untuk menolongnya malam itu."Aku akan memikirkannya nanti.""Kau menolak?""Ha?" "Kau menolak nama pemberian ayahku?""Bukan, maksud
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more
Malam yang panjang
Aga menghela napas dan menutup laptopnya. Pandangannya teralih saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka."Aku membuatkanmu kopi." Alina masuk dengan sebuah nampan di tangannya, "apa yang sedang kau kerjakan?""Mencari pekerjaan."Alina menaikkan sebelah alisnya, lalu duduk di kursi yang berada tidak jauh dari meja kerja Aga. "Kau dipecat?""Lebih tepatnya mengundurkan diri.""Apakah ini ada hubungannya denganku." Alina menampilkan wajah bersalah. Dia semakin tidak enak hati pada pria ini jika hal itu benar adanya."Tidak.""Lalu?""Hei! Kau terlalu banyak bertanya.""Aku istrimu," jawab Alina sambil menahan tawa."Baiklah, baiklah." Aga merenggangkan otot-ototnya dan bangkit dari duduk. "Jadi, apa yag ingin kau ketahui istriku?" Aga menaik-turunkan alisnya.Alina bergidik, seketika dia mengingat kejadian malam dimana Aga pulang dalam keadaan mabuk."Rekan kerjaku merebut pacarku."Alina menatap Aga seolah tak percaya."Tenang saja, aku sudah menghajarnya.""Apa itu alasanmu menerima
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status