Presdir Tampan Itu Ayah Anakku

Presdir Tampan Itu Ayah Anakku

last updateLast Updated : 2023-10-02
By:  VERARI  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
139 ratings. 139 reviews
298Chapters
970.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pada suatu malam, atasannya yang bernama Rangga Cakrawala harus menghadiri pertemuan dengan para investor. Vina dihubungi oleh rekannya, asisten Rangga untuk menggantikan dirinya menemani Rangga karena ada hal mendesak yang harus diurusnya di perusahaan. Karena Vina adalah seorang Sekretaris untuk Rangga Cakrawala, Vina pun menyetujui permintaan dari asisten Rangga. Hingga sebuah kejadian menimpa Vina dan Rangga, membuat Vina harus menerima takdir baru yang akan dihadapinya setelah malam itu. Apakah yang terjadi dengan Vina dan Rangga pada malam itu? Mungkinkah seorang Rangga Cakrawala menyadari peristiwa tersebut?

View More

Latest chapter

Free Preview

Malam Panas

"Pak, tolong berhenti!"Vina mencoba melepaskan diri. Mendorong dada bidang Rangga dengan tangan mungilnya, meskipun usahanya berakhir sia-sia. Pria itu terlalu kuat baginya. Rangga semakin erat merapatkan tubuhnya.Rangga pun mulai menyapu leher Vina dengan kecupan-kecupan ganas. Sang CEO yang biasanya bersikap kaku, berubah drastis karena gairah yang membara."S-saya bisa membantu Anda, tapi ... tidak sampai seperti ini," lirih Vina sambil meronta-ronta.Rangga tak menggubris ucapannya dan mulai menanggalkan kemeja. Kesempatan Vina untuk pergi menjauh.Vina berlari ke arah pintu setelah berhasil menyambar ponselnya yang terjatuh. Tapi, Vina kalah cepat. Rangga dapat dengan mudah menangkap Vina lagi. Kali ini, Rangga menyeret tangan Vina dengan kasar. Kemudian, melemparkan Vina ke ranjang."Pak! Sadarlah!" pekik Vina.Rangga membungkam Vina dengan bibirnya. Vina spontan menampar wajah Rangga. Tak terima oleh tindakan atasannya itu. "Cukup, Pak! Bapak sudah sangat keterlaluan!"Perbu

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Evelyen Lenny
menarik sekali ceritanya & tdk bertele-tele, jg tdk panjang, jadi bermutu bacaannya.
2024-09-30 11:28:38
2
user avatar
Rizma Airy Glamor
the best pokoknya kaka, ditunggu cerita yg lain nya
2024-05-10 19:20:52
3
default avatar
silviadita47
Rangga Vina🫶🏼
2024-04-17 00:36:31
4
default avatar
Dita Silvia Ningrum
The most favorite couple of verari’s story is rangga and vina! I think this is my very favorite novel of yours.
2024-04-17 00:31:42
3
user avatar
gavin9
bagus ceritanya yg membuat aku bisa tersenyum terus saat membaca nya
2024-03-29 17:50:01
2
default avatar
Suwaji Aji
bagus ceritanya, tapi bikin resah karna slalu ada aja tokoh yg mengganggu rangga dan vina
2024-02-22 00:38:18
4
user avatar
Dessy Novita
ceritanya bagus ni
2024-02-11 10:30:04
6
user avatar
fatichatun nicmah
ceritanya sangat sangat luar biasa....love u full
2023-12-10 17:36:45
10
user avatar
Issland
menikmati cerita ini
2023-10-31 12:32:27
10
user avatar
Ruthanas tasya
Suka bngttt...senang,sedih,emosi nya dapet bngtt...
2023-10-27 23:37:54
19
user avatar
M-studio
Sangat menarik ceritanya
2023-10-25 23:28:09
4
user avatar
Lase Mesra90
knspa ceritanya bnyak yg terkunci,jdi gk seru bsca ny
2023-10-25 23:24:43
6
default avatar
Azila
Good story
2023-10-24 20:46:10
4
user avatar
Nurhidayu Sulaiman
happy ending.. menarik
2023-10-20 19:39:58
6
user avatar
chick
endingnya bikin basah mata.... bagoes ......
2023-10-14 12:40:39
4
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 10
298 Chapters

Malam Panas

"Pak, tolong berhenti!"Vina mencoba melepaskan diri. Mendorong dada bidang Rangga dengan tangan mungilnya, meskipun usahanya berakhir sia-sia. Pria itu terlalu kuat baginya. Rangga semakin erat merapatkan tubuhnya.Rangga pun mulai menyapu leher Vina dengan kecupan-kecupan ganas. Sang CEO yang biasanya bersikap kaku, berubah drastis karena gairah yang membara."S-saya bisa membantu Anda, tapi ... tidak sampai seperti ini," lirih Vina sambil meronta-ronta.Rangga tak menggubris ucapannya dan mulai menanggalkan kemeja. Kesempatan Vina untuk pergi menjauh.Vina berlari ke arah pintu setelah berhasil menyambar ponselnya yang terjatuh. Tapi, Vina kalah cepat. Rangga dapat dengan mudah menangkap Vina lagi. Kali ini, Rangga menyeret tangan Vina dengan kasar. Kemudian, melemparkan Vina ke ranjang."Pak! Sadarlah!" pekik Vina.Rangga membungkam Vina dengan bibirnya. Vina spontan menampar wajah Rangga. Tak terima oleh tindakan atasannya itu. "Cukup, Pak! Bapak sudah sangat keterlaluan!"Perbu
Read more

Tak Ingin Menikah

'Bapak mabuk dan tidak melepaskan saya, jadi saya tidak bisa pergi. Hanya pagi tadi Bapak baru melepaskan saya.' Rangga yang tengah terduduk di kursi kebesarannya siang itu mengingat kembali penjelasan Vina.Rangga mengusap-usap wajahnya dengan kasar. Sudah berkali-kali Rangga mencoba mengingat kejadian semalam, tapi otaknya tak dapat diajak kerja sama.'Apa aku dan Vina benar-benar melakukannya?'Namun, Vina sama sekali tidak menuntut apa pun darinya. Rangga juga tak yakin, dengan siapa dia menghabiskan malam panasnya?Vina? Atau wanita asing yang terakhir bersemayam dalam ingatannya?Rangga bahkan tak tahu, Vina sendiri berusaha mati-matian mengeraskan hati sejak meninggalkan kamar hotel. Untuk apa Vina menuntut jika atasannya itu tidak mengingat perbuatannya?Vina pun sebenarnya enggan datang ke kantor karena belum siap bertemu dengan Rangga lagi. Dia tak pernah menyangka jika Rangga bisa berbuat sejauh itu padanya.Rangga memang mabuk. Tapi, Vina yakin Rangga seharusnya bisa mengen
Read more

Nyawa Baru

"Vina tidak memberi tahu Anda? Semalam saya ada urusan mendadak, jadi saya meminta Vina untuk menggantikan saya.""Hanya itu?" Rangga mengangkat salah satu alisnya, meneliti wajah Dion lekat-lekat. Tidak ada kejanggalan yang dia temukan."Apa lagi memangnya, Pak?" Dion menggaruk tengkuknya, tak mengerti arah pembicaraan ini."Lupakan ..." Rangga menjeda ucapannya sesaat. "Carikan rekaman semalam. Dari saat di bar, hotel, dan semuanya.""Untuk apa, Pak?"Rangga menatap Dion penuh penekanan. Dion tahu jika Rangga tak suka ditanya-tanya, apalagi dibantah. Tak mau dimarahi, asisten pribadinya itu bergegas pamit, lalu melaksanakan perintahnya.Hanya butuh waktu kurang dari satu jam, Dion telah kembali membawa seluruh rekaman CCTV. Setelah mengusir Dion, Rangga mulai meneliti satu persatu semuanya.Rangga mengusap wajah dengan kasar. Kemudian, mengambil tangkapan layar wanita misterius yang membawa dirinya dari bar sampai hotel dan mengirimkan kepada Dion untuk mencari tahu identitasnya.Wan
Read more

Selamat Tinggal

"Tempat menunggunya bukan di sini, Bu. Mari saya antar," ucap seorang perawat seraya membantu Vina berjalan.Rangga pun yang sempat terhenti sejenak kembali melanjutkan perjalanan dengan tidak terlalu memikirkan urusan karyawannya yang ia lihat barusan, begitu pikir Rangga.Vina sendiri dibawa ke tempat pengambilan obat oleh perawat itu. Dia cukup terbantu meski terlihat menyedihkan, berjalan sendiri saja belum sanggup.Setelah mengambil vitamin, Vina duduk di taman rumah sakit sekian lama seraya merenungkan nasibnya. Hingga perasaannya mulai tenang, Vina memutuskan untuk kembali ke rumah. Vina disambut oleh omelan Martha karena Vina baru pulang saat petang, telepon pun tak diangkat. Martha terlihat sangat mengkhawatirkan Vina, bercampur sedikit marah."Ibu hampir saja menghubungi polisi! Ibu pikir kamu pingsan di jalan atau kenapa-napa! Lain kali, jangan menghilang seharian tanpa kabar begini saat kamu masih sakit!"Bukannya menjawab, Vina justru menangis. Dipeluknya sang ibu dengan
Read more

Calon Menantu

"Duduk," titah Rangga yang segera dipatuhi Vina."Apa alasanmu tiba-tiba mengundurkan diri?"Vina sudah menduga hal ini. Dia sudah bekerja sangat lama di perusahaan dan tahu apa yang perlu dia lakukan sebelum mengundurkan diri. Dia pun telah menyiapkan jawaban."Saya dan Ibu memutuskan untuk pindah dari kota ini, Pak. Ada masalah keluarga yang sangat mendesak dan kami harus segera ke sana hari ini juga."Rangga meneliti wajah Vina sejenak. Tak seperti sebelumnya, Vina kali ini menatap lurus dirinya."Kamu bisa mengambil cuti. Pekerjaanmu masih banyak dan belum ada penggantimu.""Saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya kemarin, Pak. Dion bisa menggantikan saya sementara Bapak mencari pengganti saya.""Kamu tahu aturan perusahaan ini, bukan?"Vina tak mungkin lupa. Dia harus tinggal selama tiga puluh hari sebelum benar-benar bisa meninggalkan perusahaan untuk mendapat pesangon.Namun, Vina tak bisa melakukannya. Jika dia tinggal sebulan lagi, perutnya sudah semakin membesar. Vina t
Read more

Bertemu Kembali

Vina tertegun saat melihat sosok Rangga. Ternyata, pria yang akan bertunangan hari ini adalah pria itu?Senyum pahit terukir di bibir Vina. Dahulu Rangga berkata tidak akan pernah menikah, tapi sekarang malah bertunangan dengan wanita lain. Ternyata, maksud Rangga adalah dia hanya ingin menikahi wanita berkelas."Vin, kenapa malah bengong?" Ida menyenggol lengan Vina, menyadarkan gadis itu dari lamunannya. "Ayo.""O-oh, iya."Vina dan Ida pun berlalu ke ballroom hotel. Saat Vina meninggalkan tempat tersebut, pemilik manik hitam segelap malam yang sempat menjadi fokus wanita itu mengalihkan pandangan untuk menatap punggung Vina."Wanita itu …."**Di ballroom, banyak pelayan telah menanti Ida dan Vina. Keduanya lantas ikut menata makanan dan menjelaskan tentang menu-menu serta cara penyajiannya.Kesibukan mereka terhenti tatkala seorang pria yang sebagian rambutnya telah beruban dan tampak berwibawa memasuki ruangan. Mahendra Cakrawala, Vina pernah berjumpa dengannya beberapa kali dulu
Read more

Om Tampan

Rangga menangkupkan mulutnya yang sedikit terbuka. Tatapannya beralih pada Vina dan Rachel bergantian. Dia pun mengendurkan pelukan dan menurunkan Rachel."Bunda! Hu hu hu. Rachel ketablak."Vina berjongkok, lalu meneliti seluruh anggota badan Rachel. Dia menghela napas lega ketika tak mendapati satu pun luka di sana."Dia ..." Rangga melangkah mendekat, sedangkan Vina buru-buru menggendong Rachel dan memundurkan langkah. "anakmu?"'Dia belum tahu ternyata. Untunglah ...'"Maaf kalau anak saya menghambat perjalanan Bapak.""Apakah dia ..." Rangga urung bertanya."Saya permisi dulu, Pak. Guru anak saya masih mencarinya. Sekali lagi, saya minta maaf."Vina pun berbalik pergi dengan mengayunkan kaki lebar-lebar dan cepat. Dia tidak ingin Rangga melihat Rachel lebih lama. Bisa-bisa Rangga akan segera sadar bahwa mereka berdua memiliki kemiripan."Rachel, lain kali jangan pergi sembarangan. Bahaya, Nak.""Bunda menangis? Maafkan aku, Bunda." Rachel mengusap air mata di pipi Vina yang melele
Read more

Kecewa Setelah Bahagia

Vina menyesal meninggalkan Rachel walau hanya beberapa jam. Entah apa sebabnya Rangga datang menemui anaknya lagi, Vina tak mau tahu. Yang jelas, Vina tak suka melihat Rangga dekat-dekat dengan Rachel."Aku ada urusan di sini." Rangga melewati Vina dan masuk ke dalam mobil tanpa mendengar lagi apa yang ingin disampaikan Vina.'Urusan apa yang dimiliki seorang Rangga Cakrawala di playgroup? Apa dia sudah mulai curiga? Menyebalkan sekali!'Pertanyaan Vina terjawab di hari berikutnya. Lima truk makanan berbagai jenis berjejer rapi di taman bermain. Beberapa orang berkostum binatang dan badut menyambut para anak kecil yang baru saja memasuki pintu pagar."Bunda! Bunda! Aku mau main sama Tuan Kelinci!" Rachel menunjuk orang yang mengenakan baju kelinci besar di tengah taman."Iya. Jangan lari-lari, Rachel."Vina berbaur dengan ibu-ibu lain yang menunggu anak-anak mereka di bangku pinggiran taman. Dari mereka pula Vina tahu jika semua kejutan itu diberikan oleh Cakrawala Group. "Dalam rangk
Read more

Makan Malam

"Kalau tidak mau pindah, berarti Rachel harus di rumah saja. Apa yang akan Rachel pilih, hemm?"Setelah mendengar cerita Rachel jika acara di playgroup pagi tadi adalah kado dari Rangga untuknya, Vina pun segera paham. Ikatan batin antara orang tua dan anak memang nyata adanya.Namun, Vina tak akan membiarkan keduanya menjadi lebih dekat dari sekarang. Sudah cukup Rangga mengenal Rachel. Hanya itu saja batasnya, tak lebih.Vina tak merasa jadi orang jahat karena ingin memisahkan mereka. Vina melakukannya semata-mata demi kebaikan putrinya. Dia tak mau Rachel terluka dan berharap pada ayah yang tak akan mungkin mengakuinya.Meskipun mendapat pertentangan dari Martha, juga rengekan anaknya, Vina tetap memindahkan playgroup Rachel. "Aku mau cekolah, Bun." Mata Rachel berkaca-kaca, tetapi tidak menangis.Vina memeluk putri kesayangannya itu. Kehilangan teman-teman yang sudah mulai akrab pastilah membuat putrinya sedih. Vina hanya dapat meminta maaf dalam hati. Setelah membacakan dongeng
Read more

Terlambat?

Rangga tak henti-hentinya mengulas senyum tatkala memandangi layar depan ponselnya. Balita tiga tahun bermata hitam seperti miliknya itu tengah tersenyum dalam pangkuannya.Perubahan perasaan dan tingkah laku yang cukup asing bagi mata orang-orang sekitar yang memandang, semata-mata berkat anak kecil yang baru-baru ini mencuri hati Rangga.Senyuman Rachel begitu menawan. Setiap kata-kata cadelnya mampu membuat seorang Rangga yang perangainya mirip batu itu tanpa dan dengan sadar ikut tersenyum.Suasana hati Rangga juga menjadi lebih baik meski seharian berkutat dengan pekerjaan yang membuat tubuh dan pikirannya lelah. Ekspresi dinginnya lama-kelamaan berubah melunak dan kadang berseri-seri.Akan tetapi, apa yang dilihat Rangga dari foto yang baru saja dikirim Dion membuat wajahnya kosong. Rangga kembali teringat kata-kata Vina kemarin tentang ayah Rachel.Hal itu diperjelas oleh informasi yang dituturkan Dion keesokan paginya."Pak, saya kemarin melihat Vina, suami, dan anaknya. Anakny
Read more
DMCA.com Protection Status