Leona Accardi datang ke berlibur di Jordania. Disaat dirinya berjalan-jalan, tiba-tiba seorang pria menyeretnya dan meminta mendampinginya untuk bertemu dengan teman-temannya yang menyebalkan. Leona menolak tapi tawaran fantastis dari pria itu tidak bisa ditolak ( namanya juga cewek ). Tanpa Leona tahu, pria itu adalah Prince Haidar Abdullah, putra mahkota Kerajaan Jordania. Prince Haidar demi menghindari perjodohan dari Sheikh Iran, meminta Leona menjadi istri kontraknya. Dokter Hewan itu awalnya ragu tapi karena Haidar memohon, akhirnya Leona menyetujui. Bagaimanakah kehidupan Haidar dan Leona yang bertolak belakang sifatnya ditambah istri kontraknya itu memiliki sejuta pesona yang membuat Haidar ingin mengikatnya seumur hidup tanpa ada klausul.
Lihat lebih banyakDrago mengumpat dalam bahasa kasar yang tidak pernah didengar Ariel di rumah lalu dirinya pun turun dari tempat tidur sementara Ariel memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk menetralisir degup jantungnya. Drago membuka pintu kamar dan melihat Hamzah disana. "Ada apa Hamzah?" tanya Drago bingung. "A ... Ada tuanku yang mulia Haidar Abdullah bersama pangeran Arbad." Drago melongo. Ayah mertua datang ? Ada apa ? "Baik. Aku akan keluar sebentar lagi. Tolong beliau dibawa ke ruang kerja aku." "Baik pangeran." Drago menutup pintu kamarnya dan melihat Ariel sudah keluar dari kamar mandi dengan baju yang kembali terkancing. "Ayahmu datang kemari bersama Arbad." Mata Ariel terbelalak. "Abi kemari?" *** Drago duduk di depan Haidar yang berada di kursi kebesarannya jika di ruang kerja namun sekarang sedang dikuasai oleh Raja Yordania itu. Arbad duduk di sofa bersama Ariel sambil menatap serius ke iparnya. Jujur hingga detik ini Arbad dan Leon masih tidak ikhlas A
Kenzie masih memotret semua kegiatan Hasan Ishaaq dan Hilmah setelah mereka mengikuti mobil kenegaraan raja Yaman itu. Dokter anak itu langsung mengirimkan ke akun milik Arvid dan Arga sebagai bahan referensi. Arvid Léopold pun langsung menghubungi Kenzie. "Ya mas ?" sapa Kenzie dari headset nya. "Aku sudah mengatur semuanya sama papa. Papa mau karena kangen gegeran dan tahu sendiri kan kita gimana." Kenzie menoleh ke arah Ariel dan Drago yang duduk di belakang. "Jadi mereka harus ke Brussel?" Mata abu-abu pasangan suami istri itu terbelalak. "Ya. Suruh mereka berdua ke Brussel biar kita bisa atur strategi buat membantu mengungkap ke publik bahwa sudah terjadi pembunuhan berencana hampir 30 tahun lalu," jawab Arvid tegas. "Oke mas." Kenzie mematikan panggilan dari Arvid. "Kalian berdua, disuruh mas Arvid ke Brussel. Entah apa yang hendak dilakukan mas Arvid tapi sebaiknya kalian segera urus visa kesana." Ariel dan Drago tahu jika Arvid sudah bilang begitu, berart
Drago duduk di pinggir tempat tidur dan di depannya adalah tempat tidur milik Ariel. Mereka dipisahkan sebuah nakas di tengah-tengah hingga saling berjauhan apalagi istrinya masih mode senggol tonjok, membuat Drago harus merubah taktik agar Ariel mau tidur bersamanya ... dalam arti harafiah. Drago sudah merasa nyaman tidur sambil memeluk Ariel. Ada rasa tenang saat dirinya memeluk tubuh istrinya, seolah memberikan vibe positif baginya dan itu sangat membuat dirinya kecanduan. "Kamu kenapa?" tanya Ariel yang baru saja keluar dari kamar mandi usai mereka berdua melaksanakan shalat isya berjamaah. Ariel masih menghormati Drago sebagai suaminya dan imam karena mau bagaimana pun mereka sudah resmi menjadi suami istri. "Ingin ganti tempat tidur." Drago menatap Ariel. "Aku ingin tidur sambil memeluk dirimu, putri duyung." "Memangnya kamu kena insomnia?" balas Ariel sambil melepaskan kimononya dan Drago bisa melihat istrinya memakai piyama dengan model celana pendek. "Tidak tapi ..
Drago tidak bisa berkata apa-apa karena tidak ada yang salah dengan ucapan Kenzie. Dia tahu kesalahannya akan membahayakan pernikahan paksanya dimana Drago sangat mencintai Ariel. "Aku sudah minta maaf ke Abi dan Umi, Kenzie." Kenzie mengangguk. "Jika semua ini sudah selesai dan kamu sudah mendapatkan apa yang kamu incar selama ini, datang lagi ke Oom Haidar dan Tante Leona serta ke Arbad dan Leon. Kamu bersalah Drago terlepas kamu cinta Ariel. Satu pesanku, jangan sekali-kali kamu menyakiti Ariel karena kalau sampai kami mendengar, jangan harap kamu bisa melihat Ariel seumur hidup kamu !" "Aku pasti akan bisa menemukan Ariel jika kalian membawanya pergi dariku !" balas Drago tidak gentar dengan ancaman Kenzie. "No, Drago. Jika kami membawa Ariel pergi, itu berarti bahwa kamu sudah menyakitinya sedemikian parahnya hingga sulit diberikan maaf untukmu ! Dan kami tidak segan bisa membuat Ariel menghilang dari muka bumi dalam arti, kamu tidak akan bisa menemukannya !" Kenzie menatap t
"Jadi kamu itu putra mahkota Yaman yang hilang ?" tanya Kenzie. "Eh, tunggu putri duyung, katanya muka dia rusak tapi kok ternyata mulus nih. Mana parutnya?" "Dia bohong sama aku, mas Kentong! Kamu tahu kan make up buat film yang ditempel di muka ? Lateks ? Nah, dia itu pakai itu dan menjual cerita kesedihan bahwa mukanya rusak akibat kena ledakan mobil ...." "Aku tidak bohong sayang. Wajah aku memang kena ledakan mobil !" protes Drago karena kesal semenjak kedatangan Kenzie, istrinya seperti mendapatkan sokongan mengejek dirinya. "Sorry Drago. Boleh aku lihat wajah kamu ?" Kenzie memajukan tubuhnya ke Drago yang duduk di sebelah Bahar. "Kamu mau ngapain?" tanya Ariel. "Meskipun dulu kena luka dan sekarang sudah sembuh, pasti bekasnya ada. Kecuali dia memilih operasi plastik tapi tetap saja bekas sayatan akan ada. Paling parah, jika kulit kamu mudah jadi keloid dan itu tidak bisa diapa-apain karena dioperasi pun semakin membesar." Kenzie melihat sisi kanan Drago dan mem
"Jadi kamu akan bawa bala bantuan?" tanya Drago. "Ya," jawab Ariel. "Siapa? Arbad? Leon?" "Bukan. Mereka berdua terlalu dikenal wajahnya," jawab Ariel cuek. Drago melihat ke arah istrinya yang sedang asyik membaca buku dari iPadnya di tempat tidur terpisah. "Siapa sayang?" tanya Drago penasaran. "Kamu akan tahu besok. Jadi kita akan jemput dia di bandara. Oke?" Ariel meletakkan iPadnya di atas nakas. "Aku tidur dulu Naga Jelek. Selamat malam." Gadis itu lalu memiringkan tubuhnya memberikan punggung ke suaminya. Drago menatap ke arah Ariel. "Sayang, kamu tidak mau tidur sama aku?" "Ini sudah tidur sama kamu," balas Ariel. "Tapi kok jauhan sayang. Harusnya suami istri itu tidur berpelukan," ucap Drago dengan wajah manyun. "Tidak !" Drago pun turun dari tempat tidur dan menuju ke peraduan Ariel. Drago pun tidur di sebelah Ariel dan memeluknya dari belakang. "Sayang, kita rekonsiliasi ya? Aku mau kita damai. Kita mulai dari awal ya ? Perkenalkan namaku Drago Assega
Ariel berusaha melepaskan diri dari cumbuan Drago tapi suaminya lebih kuat dari dirinya. Ariel pun melakukan sesuatu yang membuat Drago terluka dan tangan kirinya bisa bebas lalu mencakar sisi kiri Drago yang berparut luka. Mata Ariel terbelalak saat melihat luka itu terbuat dari bahan lateks make up dan dia menarik semua luka suaminya. Ariel melongo tidak percaya jika wajah Drago mulus dan tidak ada bekas luka apapun. Hanya wajah pria tampan yang menatapnya dengan tatapan datar. "Ka ... Kamu .... " Ariel sampai tidak bisa berkata-kata melihat wajah asli suaminya. "Tapi ... Tunggu ... apa ... APA MAKSUD SEMUA INI NAGA JELEK!" bentak Ariel sambil mendorong tubuh Drago hingga mundur. "INI APA DRAGO !" Ariel memperlihatkan bahan lateks make up di tangannya. "JADI KAMU BERBOHONG SAMA AKU SOAL LUKA DI WAJAHMU? APALAGI YANG KAMU SEMBUNYIKAN DARIKU? KEBOHONGAN APALAGI DRAGO?" Drago menatap wajah terluka Ariel dan dia tahu istrinya merasa dibohongi. Aku yang salah. "APA SEMUA KA
Ariel memeluk tubuh pria itu sambil terus berpikir keras bahwa rasa curiganya dia sangat tinggi bahwa pria ini adalah suaminya. Ariel mengakui otaknya tidak sepintar Arbad atau Leo soal eksakta tapi soal logika, bisa lah diadu! "Kamu tinggal dimana?" tanya pria itu. "Hotel Hilton." "Kamu turis ?" "Bukan. Pencoleng," jawab Ariel cuek. Pencoleng artinya adalah maling atau pencuri. Pria itu tertawa. "Kamu bukan putri bajak laut kan?" "Mungkin .... " Ariel menjawab dengan nada mengambang. Pria itu tertawa kecil. "Apakah ... kamu keturunan ninja?" "Mungkin ... " Tiba-tiba Ariel harus menubruk punggung keras di depannya saat pria itu menghentikan motornya mendadak. "Kamu itu ! Bisa tidak ...." "Ssshhh! Ada polisi !" desis pria itu. Beruntung mereka berada di jalan yang lampunya mati. "Memang ada apa dengan polisi?" bisik Ariel. "Kita mengenakan pakaian yang bisa membuat curiga. Kita cari jalan alternatif." Pria itu lalu memutar motornya dan mengikut GPS alternatif m
Drago memeluk tubuh istrinya yang tidak memberikan respon dengan membalas pelukannya tapi dia tidak perduli karena yang penting adalah Ariel yang ada dalam pelukannya. Drago memang mebutuhkan Ariel dalam hidupnya terlepas istrinya masih mode bodo amat gue tidak perduli. "Sayang, terima kasih sudah ada di sisi aku saat aku membutuhkan waktu untuk bersandar," ucap Drago penuh perasaan tapi Ariel tetap diam saja. "Aku mau ke Yaman!" ucap Ariel tiba-tiba membuat tubuh Drago menengang. "Kamu ngapain mau ke Yaman?" tanya Drago sambil melepaskan pelukannya dan menatap wajah serius istrinya. "Aku ingin tahu sebenarnya seperti apa disana!" "Kamu tidak percaya denganku?" Ariel menggelengkan kepalanya tetap dengan wajah judes. "Aku adalah tipe harus percaya dengan melihatnya sendiri dan bukan hanya dari satu pihak saja!" Drago mengusap dagunya. "Lalu kita kesana? Paspor diplomatik kamu akan ketahuan kalau kamu adalah putri Yordania!" "Tidak pakai paspor diplomatik, bodoh ! Kita m
Amman, Jordania Sesudah keluar dari tenant dan sibuk berdiskusi dengan keluarganya via telepon, Leona sudah merasa kehabisan tenaga. Padahal dia baru saja tiba di Yordania, tapi ibu dan adiknya yang berhasrat belanja besar sudah sibuk meminta Leona untuk membawakan mereka beberapa barang. Kelembaban udara yang rendah membuat Leona tergerak untuk membeli sebuah gelato demi menghibur diri. Namun, sebelum gelato itu sempat masuk ke mulutnya, sebuah tangan kekar telah lebih dulu menarik lengannya dan membuat gelato coklat itu jatuh ke lantai. “AH! Gelatoku!” teriak Leona terkejut. Kini es krim Italia yang berwarna coklat itu tidak hanya jatuh, tapi juga meleleh dan mengotori lantai. Di hadapan Leona sekarang berdiri seorang pria tinggi berwajah khas Timur Tengah dan berkacamata hitam. Tangan pria itu menarik tangan Leona tanpa permisi, seakan mereka kenal satu sama lain. “Siapa kamu? Jangan macam-macam atau aku akan teriak!” seru Leona. Pria itu pun menghentikan perbuat...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen