Share

Perangkap Cinta Putra Mahkota
Perangkap Cinta Putra Mahkota
Author: Hana Reeves.

1. Leona Accardi

Amman, Jordania

Sesudah keluar dari tenant dan sibuk berdiskusi dengan keluarganya via telepon, Leona sudah merasa kehabisan tenaga. Padahal dia baru saja tiba di Yordania, tapi ibu dan adiknya yang berhasrat belanja besar sudah sibuk meminta Leona untuk membawakan mereka beberapa barang.

Kelembaban udara yang rendah membuat Leona tergerak untuk membeli sebuah gelato demi menghibur diri. Namun, sebelum gelato itu sempat masuk ke mulutnya, sebuah tangan kekar telah lebih dulu menarik lengannya dan membuat gelato coklat itu jatuh ke lantai.

“AH! Gelatoku!” teriak Leona terkejut.

Kini es krim Italia yang berwarna coklat itu tidak hanya jatuh, tapi juga meleleh dan mengotori lantai.

Di hadapan Leona sekarang berdiri seorang pria tinggi berwajah khas Timur Tengah dan berkacamata hitam. Tangan pria itu menarik tangan Leona tanpa permisi, seakan mereka kenal satu sama lain.

“Siapa kamu? Jangan macam-macam atau aku akan teriak!” seru Leona.

Pria itu pun menghentikan perbuatannya dan berbalik menghadap Leona hingga samar-samar gadis itu bisa mencium harum parfum mahal beraroma wood dan mint yang bercampur dengan sedikit aroma kopi.

“Maaf, apa kamu bisa bahasa Arab ?” Tanya pria itu.

“Dengar ya, aku itu turis di sini. Bahasa Arab yang aku bisa cuma bacaan sholat, Al Qur'an, dzikir, dan salam. Kenapa?” Balas Leona judes.

“Kamu muslim?”

“Ya. Kalau gitu lepas-”

“Tolong bantu aku.” pinta pria itu.

“Apa maumu?” kata Leona dengan pandangan menyipit.

“Menjadi pasanganku. Akan ada klausul kontrak.”

“Tidak!” Jawab Leona. “Untuk apa aku menjadi pasanganmu? Kenal juga tidak. Lagipula kamu sudah menjatuhkan gelatoku. Ganti rugi!”

Pria itu mendecih meremehkan, “Kuberi $5,000. Atau mau $10,000?”

Leona melongo, “Harga gelatonya tidak semahal itu dan aku bukan cewek panggilan!”

“Aku tahu. Itu terlihat dari gaya kamu.”

“Heh, dengar ya! Aku tidak tahu kamu dan kita tidak saling mengenal. Aku-”

“Ikut aku!” pria itu lagi-lagi menarik tangan Leona dan membawanya pergi sehingga membuat Leona merasa ketakutan.

Dia tidak mengenal pria ini!

“Tunggu! Hei ! Aku mau kau bawa kemana? Tolong!!” seru Leona panik.

“Tenanglah, sekarang ikut aku saja dulu!” balas pria itu dengan nada dalam.

“Tapi ..”

“Cartier Panthère de Cartier Drop Earrings!” Potong pria itu tidak sabaran.

“Apa?”

Mata Leona terbelalak karena tahu kalau harga anting-anting itu adalah sekitar $26,000.

“Serius. Aku belikan sepasang nanti sebagai ganti gelato yang kamu makan, asalkan kamu mau menemani aku makan siang bersama teman-temanku,” ucap pria itu.

Mendengar anting itu, dengan mata berbinar Leona menghentikan langkah mereka dan mengulurkan tangannya kepada pria itu, “Deal!” katanya.

Pria itu lalu menyambut tangan Leona sembari berkata, “Aku Haidar”.

“Leona,” jawab Leona.

Setelah itu tangan Leona pun ditarik lagi oleh Haidar hingga membuat gadis itu tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti saja.

“Sebenarnya kita mau kemana dan ngapain?” tanya Leona kepada Haidar yang sibuk menatap ke depan. “Lalu, harus gandengan tangan gitu?”

Haidar menghentikan langkahnya dan membuat Leona nyaris menubruk punggungnya.

“Oke. Speed introduction. Tugasmu adalah menjadi kekasihku.” mata emas Haidar menatap mata coklat Leona yang masih menatapnya dengan tatapan bertanya.

“Maksudnya, aku menjadi pacar pura-pura?” Simpul Leona.

“Bingo.”

Haidar lalu menggandeng tangan Leona lagi dan berjalan menuju parkiran. “Apa profesi kamu?” tanya Haidar sambil membuka pintu penumpang mobil Mercedes-Benz G-Class miliknya untuk Leona.

“Dokter hewan,” jawab Leona sambil masuk ke dalam mobil.

Haidar lantas berjalan memutari mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya di sisi pengemudi.

“Kalau kamu?” Leona menatap Haidar yang menstater mobilnya setelah sabuk pengamannya terpasang otomatis.

“Pangeran,” jawab Haidar sambil menjalankan mobilnya.

Leona mencibir, “Bohong sekali!”

Haidar hanya memasang wajah dingin.

“Masa sih?” Leona masih menatap tidak percaya.

Mobil mewah berwarna hitam itu pun lalu berjalan di jalan raya menuju ke sebuah bangunan hotel bintang lima yang dikenal tempat menginap para tamu-tamu VIP dan para petinggi negara.

Haidar menghentikan mobilnya di depan lobby hotel dan meminta pada Leona untuk meninggalkan semua tas belanjaannya.

“Nanti aku antar kamu ke hotel tempat kamu menginap. Jadi, kamu tinggalkan saja belanjaan itu di sini.” Ucap Haidar.

Leona memicingkan matanya curiga sebelum kemudian mengangguk dan meninggalkan belanjanya di kursi belakang. Saat keluar dari mobil, petugas valet hotel langsung membungkuk hormat ke Haidar dan tindakan itu membuat Leona mengernyitkan dahinya.

‘Kok sampai begitu membungkuknya?’ Leona menatap Haidar yang masih menggenggam tangannya saat mereka masuk ke dalam hotel. ‘Jangan-jangan dia benar-benar pangeran? Eh, tapi tidak mungkin. Mungkin budaya orang sini,’ batin Leona sembari tertawa kecil.

“Kamu kenapa?” Tanya Haidar.

“Tidak apa-apa. Aku tidak percaya kamu pangeran…” jawab Leona sambil tersenyum.

“Kamu lulusan mana?”

“Royal Veterinary College, University of London. Kenapa ?”

Haidar mengangguk tanpa ekspresi.

“Alhamdulillah, aku dikasih otak cerdas,” lanjut Leona tanpa berniat menyombongkan diri. “Kamu ?”

“Harvard Business School.”

“Keren!” Keduanya pun masuk ke dalam lift. “Kamu kenal dengan …”

“Jangan banyak bicara, Leona.”

Leona pun terdiam dan lift pun tiba di lantai paling atas hotel bintang lima tersebut dan pintu terbuka di sebuah restoran kelas atas. Haidar pun menggandeng tangan Leona menuju ruang VIP.

Sekali lagi, Leona melihat semua orang memberikan hormat ke Haidar.

Ada yang salah.

Haidar pun masuk ke dalam ruangan VIP dan di sana Leona bisa melihat empat orang pria dan empat wanita yang tengah duduk dengan menggunakan pakaian mahal. Mereka semua langsung heboh menggunakan bahasa Arab yang Leona sama sekali tidak paham.

“Dalam bahasa Inggris guys, kekasihku tidak bisa bahasa Arab!” Perintah Haidar. Keempat pria berdarah Arab itu lantas terdiam dan mulai memakai bahasa Inggris dalam bercakap-cakap.

“Sayang, perkenalkan ini Ali, Iman, Mohammed, dan Rasyid. Lalu itu pacar-pacar mereka” Haidar memperkenalkan keempat pria itu ke Leona. “Ini kekasihku, Leona.”

“Hai, Leona. Ternyata kamu bisa punya pacar, my prince (pangeranku),” goda Ali.

“My prince ?” Beo Leona. “Siapa yang prince ?”

“Ya ampun Leona. Masa kamu tidak tahu? Haidar adalah pangeran Haidar Abdullah, putra mahkota Kerajaan Yordania.” Keempat teman Haidar terbahak melihat wajah bingung Leona.

Yang benar sajaaaa!

Hana Reeves.

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa Thank you for reading and support author Don't forget to like vote and gift Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

| 2
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Murti Puji Lestari
idem yang lain awal sudah seruu suka suka suka
goodnovel comment avatar
sefi dwi handriyantin
awal yang menarik dan seru.. lanjut yok lanjut..
goodnovel comment avatar
Rani Sariningsih
baru awal tapi udah seru lanjuttt
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status