Share

2. Haidar Abdullah

Leona menatap wajah dingin Haidar dengan tatapan tidak percaya.

Dirinya tidak menyangka akan ‘diculik’ oleh seorang pangeran yang bersedia membayar anting anting cantik dengan harga tidak murah.

“Kenapa ?” Haidar membalas tatapan Leona.

“Kenapa kamu tidak bilang padaku, Sayaang?”drama Leona. “Aku kan jadi malu karena idak tahu siapa kamu sebenarnya.” Leona mengalihkan pandangannya dari Haidar ke para teman-temannya. “Dia selalu bersikap sederhana padaku. Bahkan dia tidak bisa mengganti gelato ku yang jatuh dengan alasan …” Leona berbisik. “Dompetnya ketinggalan.”

Sontak keempat pasangan itu terbahak sementara Haidar memasang wajah dingin tanpa ekspresi ke Leona yang malah asyik bermain drama seolah mereka sudah bersama cukup lama.

“Itu bukan sederhana, Leona. Itu pelit ! Khas Haidar. Dia malas membuang uang kecil” ujar Ali.

“Benar!” Angguk Leona.

Haidar hanya menatap dingin ke semua orang. Gadis satu ini…

“Di mana kamu bertemu Leona ?” Tanya Iman.

“Di Mall,” jawab Haidar pendek.

“Serius ?” Seru keempat pria itu.

Haidar menyesap minumannya.

“Begitu. Kamu bukan orang Yordania kan?” tanya Rasyid.

“Bukan” jawab Leona.

“Lulus dari mana?” Tanya Mohammed.

“Aku? University of London.”

“Oh, British.” ujar pasangan Mohammed dengan nada mengejek. “Aku tidak suka orang Inggris! Sombong!”

Leona hanya melihat wajah gadis yang bernama Hamidah itu dengan wajah sedikit terkejut, sementara Haidar melirik ke arah gadis berambut coklat dan  bermata karamel itu  dengan wajah datar.

'Kira-kira yang akan diucapkan oleh gadis ini?'

“Aku pernah berkencan dengan seorang pria Inggris. Pria itu seorang pemain sepakbola dan  sangat sombong. Bagaimana bisa dia membanggakan kemampuannya di ranjang, padahal baru sebentar sudah loyo! Harus pakai viagra pula!” Gelak Hamidah membuat Haidar menatap tidak suka dengan gadis itu.

“Pacar kamu pelacur, Mohammed?” Mata emas Haidar menatap tajam ke temannya.

Hamidah melongo sementara Leona memilih tidak berekspresi karena tahu ini bukan ranahnya.

“Jaga ucapanmu, Haidar !” Bentak Mohammed marah.

“Apanya yang salah? Bukannya pacarmu sendiri yang membuka aibnya,?” jawab Haidar kalem.

Leona menatap Haidar dan Mohammed bergantian. Kedua pria itu saling berpandangan dan seolah tidak sabar untuk melakukan perkelahian.

“Sudah lah. Apa kamu berani melawan Putra Mahkota Kerajaan Yordania?” bujuk Ali sambil berusaha menahan Mohammed.

“Aku tidak peduli !”

Mohammed pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Haidar, sementara pangeran itu sudah bersiap-siap dengan menarik Leona untuk bersembunyi di belakang punggungnya.

Haidar tidak mau jika gadis dadakannya itu terluka, apalagi sampai membuat kekacauan. Lagipula, dia juga tidak mau ayahnya tahu.

Mohammed langsung memberikan ayunan tangan ke wajah Haidar, tapi sebagai pangeran, Haidar bukanlah pria yang lemah.

Dia adalah seorang pangeran yang terlatih dan dididik secara militer. Jadi, dia bisa bela diri, menembak bahkan mengayunkan pedang.

Tangan kiri Haidar menangkis tangan Mohammed lalu tangan kanannya meninju perut Mohammed di area ulu hatinya.

Mohammed terbatuk saat perutnya kena tinju dan pria itu langsung jatuh membungkuk sembari memegang perutnya.

Tindakan itu membuat Haidar berjongkok mengikuti tinggi badan temannya itu.

“Dia bukan gadis baik-baik! Pikirkan itu !” Ucap Haidar dingin.

“Uhuk … Uhuk …” Mohammed menatap nanar ke Haidar. “Ba-bagaimana denganpacarmu itu ?”

Haidar menoleh untuk menatapa Leona. “Yang penting, dia tidak murahan seperti pacarmu.”

Pangeran itu pun berdiri dan meraih tangan Leona, “Kita pulang !”

Leona yang dari tadi diam saja karena takut kena pukul hanya bisa mengangguk dan pasrah digandeng oleh Haidar.

“Permisi,” pamitnya sambil menunduk karena tidak tahu akan jadi begini.

“Aku rasa perempuan itu juga merupakan seorang pelacur, Haidar !” Teriak Mohammed setelah bisa mengatur nafasnya.

Haidar tidak menjawab dan hanya keluar dari ruang VIP sambil menggandeng Leona yang sedikit ditarik langkahnya.

Di dalam lift, Leona tidak berani mengucapkan sepatah katapun padahal dia termasuk gadis yang sangat cerewet.

“Dimana hotelmu ?” Tanya Haidar tanapa menoleh ke gadisnitu dengan nada dinginnya yang menurut Leona seperti ciri khasnya.

“Ce-Centro Mada.”

“Kamar ?”

“1168,” jawab Leona.

Haidar hanya mengangguk dan tangannya menggandeng tangan Leona lagi sambil keluar dari lift. Di lobby, petugas Valet sudah mempersiapkan mobil Mercedes Benz G-Class yang akan mereka naiki.

Haidar lalu mendorong Leona masuk ke dalam kursi penumpang sebelum kemudian pergi ke kursi pengemudi.

Dengan ban mobil yang sedikit berdecit, mereka pergi meninggalkan hotel.

Hana Reeves.

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa Thank you for reading and support author don't forget to like vote and gift tararengkyu ❤️🙂❤️

| 3
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Murti Puji Lestari
waahhh si memed harus dikasih paham siapa itu Leona seruuu mbak, lanjuuuttt
goodnovel comment avatar
sefi dwi handriyantin
dasar si memed,, belum tahu siapa Leona..
goodnovel comment avatar
Rani Sariningsih
harusnya memed di kasih bingkisan tinju di wajah nih sama leona biar kena mental ...,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status