Leona seperti mengalami mimpi dengan begitu cepatnya mereka melakukan pernikahan yang cukup mewah di Amman Yordania. Para anggota keluarganya yang bisa hadir, tampak bingung melihat pasangan yang tidak saling kenal tapi bisa menikah secara kilat.
Para Emir dari Timur Tengah yang merupakan para Oom dan sepupu Leona merasa curiga dengan adanya pernikahan mendadak seperti ini. Leona mengatakan bahwa ini murni pernikahan karena cinta bukan proses ekspres seperti sepupunya, Daisy Mancini. Terlepas para keluarga Timur Tengah tahu bahwa ada konflik Yordania dengan Iran, mereka memilih diam karena Leona sepertinya jatuh cinta dengan Haidar. Gadis itu tidak lepas memandang Haidar penuh cinta hingga para keluarga memilih menunggu kelanjutan pernikahan mendadak ini. ___ Sebulan sudah Leona menikah dengan Haidar dan tetap saja gadis itu menolak tidur bersama dengan suaminya. Mereka tidur terpisah dengan kamar bersebrangan dan Leona merasa bosan karena suaminya seolah tidak memberikan kesempatan berkontribusi dengan tugas-tugas kerajaan. Ayah mertuanya, Ukail, sebenarnya suka dengan menantunya yang memiliki jiwa ngemong dan mereka sama-sama suka kuda. Dua Minggu setelah menikah, Ukail mau menunggangi kudanya bersama dengan Leona dengan pengawalan ketat dan itu merupakan kemajuan tersendiri karena semenjak Fatimah meninggal akibat jatuh dari kuda, Ukail tidak mau menunggangi kudanya. Haidar yang mendapatkan laporan dari Gaston, tampak tercenung saat tahu istrinya bisa membuat ayahnya keluar dari cangkangnya. Dimana itu hanya terhitung dalam waktu sekian hari sementara dirinya hampir lima tahun ini tidak bisa membujuk ayahnya sendiri! Memang ini hanya pernikahan kontrak tapi kenapa Leona bisa membuat ayahku bisa luluh? - batin Haidar. ___ Leona merasa bosan di kamar seperti orang tidak produktif dan terjebak di sangkar emas, akhirnya memutuskan untuk keluar guna mencari hawa segar. Gadis itu ( iyalah masih gadis ), celingukan mencari pengawalnya. "Anda mencari saya, tuan putri?" tanya Isme, pengawal Leona. "Ah Isme, aku bosan di kamar. Antarkan aku ke Istal dong!" pinta Leona. "Baik tuan putri. Apakah anda akan berkuda?" Isme lalu menemani Leona berjalan. "Tidak. Aku hanya ingin melihat kuda-kuda itu. Katanya Haidar baru membeli sebuah kuda Arab baru?" Isme mengangguk. "Tuanku pangeran memang sudah mengincarnya, tuan putri. Akhirnya bisa mendapatkan kuda hitam itu." "Pasti cakep!" Entah kenapa Leona membayangkan Haidar mengenakan simagh di kepalanya, thawb dan bisht nya menaiki kuda hitamnya seperti pangeran Arab yang menyelamatkan putri dan mereka naik kuda bersama menembus cakrawala. Leona menggelengkan kepalanya. Ya ampun, kamu terlalu banyak nonton novel romantis Mills and Bloom! Hanya saja kalau tidak dibayangkan kok sayang... Isme melihat Leona tampak bingung sendiri, memilih diam saja karena tuan Putri satu ini bukan tipe gadis manja dan sayang binatang. Bahkan baru-baru ini, Leona membawa kambing-kambing yang menjadi korban kecelakaan ke mini farm yang memang tersedia di istana. Benar-benar tuan putri yang antik! Sementara Leona dan Isme bejalan ke Istal, Haidar sedang sibuk dengan pertemuan internal bersama para menteri dan kepala wilayah. Gaston yang tetap setia berada di belakang Haidar, tertegun saat mendapatkan laporan melalui earpiece-nya. Asisten Haidar itu menunggu sampai waktunya pas, lalu berbisik ke pangeran itu. "Bersama Isme?" tanya Haidar. "Iya tuanku." "Hhhmmm." ___ "Ya ampun kamu tampan sekali!" seru Leona saat melihat kuda Arab hitam itu. "Dia sangat cantik ya tuan putri," senyum kepala Istal istana. "Sangat. Siapa namanya?" tanya Leona sambil mengelus hidung kuda milik suaminya. "Albarq, yang artinya..." "Petir," potong Leona. "Sangat cocok untukmu." Leona asyik mengelus kuda hitam itu ketika sebuah suara membuatnya membeku. "Kamu ngapain di Istal?" Leona berbalik dan terkejut melihat pakaian yang dikenakan Haidar, seperti apa yang dibayangkan tadi. Tinggal memasangkan pelana, jadi deh model majalah mode dengan tema cerita 1001 malam. Seorang pangeran menyelamatkan putri... "Leona..." panggil Haidar yang merasa istrinya melamun. "Jadi aku tidak boleh disini?" tanya Leona tergagap.. "Tidak. Tidak dengan gaun seperti itu!" Leona melihat gaun dari brand Morr yang panjang dengan lengan sampai siku. Tidak ada yang salah tapi kenapa wajah Haidar seperti itu? "Memang kenapa?" tanya Leona bingung. Meskipun dia gadis keturunan Italia yang dikenal modis dan chick, Leona tidak suka baju terbuka. Menurutnya gaun ini masih termasuk sopan sih. "Kalian semua keluar!" perintah Haidar membuat semua orang menghilang dalam waktu sekian detik. Leona menatap bingung ke Haidar yang tiba-tiba membuat mereka hanya berdua... bertiga dengan kuda Haidar. "Sini!" Haidar menarik tangan Leona untuk keluar dari kandang Albarq. "Apa-apaan sih Haidar?" protes Leona sambil menyentakkan tangan suaminya. "Gaun kamu itu, berbahaya!" ucap Haidar. Sangat berbahaya karena memperlihatkan lekuk tubuh kamu, Leona. Entah kenapa dirinya tidak suka melihat istrinya mengenakan gaun dengan motif bunga-bunga itu meskipun sopan. Disini itu banyak pria meskipun semua tahu siapa Leona dan tidak akan berani tapi tetap saja! "Eh?" Leona melihat sekali lagi gaunnya. "Ini tidak terbuka Haidar... Akh !" Leona memekik saat Haidar merengkuh pinggangnya hingga mereka bertabrakan lagi. Entah mengapa Haidar suka menarik tubuh Leona dan keduanya saling berdekatan seperti ini. "Jangan pergi ke Istal sendirian." "Aku bersama Isme. Tidak mungkin sendirian..." jawab Leona sambil menatap Haidar. Entah mengapa melihat suaminya mengenakan pakaian resmi seperti ini, membuat jantungnya berdebar kencang dan tingkat ketampanan Haidar meningkat. Ingat Leona, itu hanya hormon saja. Kamu tidak boleh lepas kendali dan tertarik dengan pria ini. Kita punya surat kontrak. - batin Leona. "Tidak tanpaku!" "Pangeran Haidar Abdullah, kenapa ?" "Kenapa? Karena..." Haidar semakin mempererat pelukannya. "Kamu adalah istriku..." Haidar mencium bibir Leona panas dan Leona membalasnya. Keduanya saling berciuman dan tangan Haidar menyusup ke dalam gaun panjang Leona.Tangan besar Haidar meremas pantat Leona yang padat dan bibir Haidar pun berpindah ke rahang Leona hingga ke ceruk lehernya yang harum parfum Carolina Herrera. "Ha... Haidar..." "Ya ... sayang..." bisik Haidar dengan suara parau. "Stop... " pinta Leona. "Kenapa?"Haidar menggigit pelan cuping telinga Leona membuat gadis itu mendesah. "Kita ... di Istal ... Para kuda ... Dapat film ... Dewasa..." Haidar meletakkan kepalanya di bahu Leona dan bibirnya tersenyum namun tangannya tetap berada di dalam gaun istrinya. Perlahan tangan itu mulai merayap ke sisi depan bagian intim Leona dan istrinya mulai tersengal karena baru kali ini ada yang memegang miliknya pribadi. Celakanya yang melakukannya adalah suaminya sendiri! "Apakah kita akan melakukannya?" Mata emas Haidar menatap mata karamel Leona. "Melakukan apa?" "Bercinta..." Leona mengeluarkan tangan Haidar dari dalam gaunnya. "Tidak." "Tetap sesuai kontrak?" Leona mengangguk. "Haidar, bolehkah aku bekerja?" "Kamu? Bekerja?" Haidar menaikkan sebelah alisnya dan wajahnya tampak kaku. "Please? Aku tidak bisa diam saja seperti anjing English Bulldog yang terpilih sebagai anjing paling malas di dunia." Haidar melepaskan pelukannya dan berjalan keluar dari Istal dengan wajah ditekuk sepuluh. "Haidar!" panggil Leona. Ohya ampun... Hanya minta kerja saja kok kamu bisa marah seperti itu? ***Leona segera mengejar Haidar yang langsung main pergi meninggalkan dirinya membuat gadis itu kesal karena suaminya main kabur saja. "Haidar! Haidar! Tunggu!" panggil Leona sambil berlari mengejar tubuh tinggi itu dengan bhist hitamnya yang berkibar. Leona tidak menyangka saat tiba-tiba Haidar berbalik hingga dirinya menabrak tubuh suaminya. Haidar pun reflek memeluk tubuh gadis itu. "Astaghfirullah... Aduh hidung aku..." Leona mengelus hidungnya yang menubruk dada bidang Haidar yang keras. "Duh, pesek aku! Berdarah nggak?" "Sedikit..." jawab Haidar datar. "Eeeehhh! Kamu tanggung jawab!" tuding Leona sambil menunjuk-nunjuk dada Haidar. "Kok keras banget sih? Yakin kamu tidak pakai baju zir..." Haidar mencium bibir Leona lagi membuat gadis itu terbelalak dan tiba-tiba tubuhnya merasa melayang saat Haidar menggendongnya dengan gaya bridal tanpa melepaskan ciumannya. Leona merangkul leher Haidar karena dirinya merasa terpengaruh dengan ciuman panas suaminya. Leona tahu
Leona menatap mata emas Haidar dengan perasaan antara marah, kesal, gemas tapi juga penasaran alasan di balik keinginan suaminya ingin bercinta dengannya. Bohong kalau Leona tidak merasa tersinggung jika hanya dijadikan pelampiasan secara biologis tapi di sisi lain, dia istri sah Haidar dan suaminya berhak meminta. "Apakah ... Tidak bisa kita bernegosiasi?" tanya Leona. "Mau bernegosiasi bagaimana Leona?" "Bisakah... Kamu menjadi pria yang menyebalkan, dingin, arogan... Bukan yang ..." Leona menggerakkan tangannya ke wajah Haidar."Yang sok lembut demi bisa bercinta denganku?" Mata emas Haidar menatap geli ke omongan istrinya. "Kamu istriku, Leona." "Yang diatas kertas kontrak... Dan ada klausul, tidak tidur bersama..." potong Leona. "Definisi aku, tidur bersama itu kita tidur semalaman dengan berpelukan... Harusnya kamu menuliskan tidak ada hubungan seks disana... Jadi tidak termasuk pelanggaran kontrak kan?" Leona menganga. "Nggak gitu juga bambaaannnggg! Itu sudah
Haidar terbangun menjelang tengah malam karena merasa mendengar suara getar ponselnya diatas nakas. Pria itu menoleh dan melihat Leona masih terlelap dengan nyenyaknya usai bercinta panas tadi sebelum tidur. Haidar mencium kening istrinya lalu mengambil ponselnya dan turun dari tempat tidur, mengacuhkan tubuh polosnya dan menerima panggilannya. "Ya Gaston?" sapa Haidar sambil berdiri di depan jendela kamarnya. "Maaf mengganggu tidur anda, tuanku, tapi ini penting," jawab Gaston. "Sheikh Pahlevi mulai melakukan black campaign ke PBB yang mengatakan bahwa anda memiliki penyimpan persenjataan nuklir di Aqaba..." Haidar mengusap wajahnya kasar. Aqaba adalah tempat yang berbatasan dengan Israel dan sekarang sudah diambil oleh Palestina. Sangat tidak mungkin daerah sana yang dipakai untuk para pengungsi digunakan untuk militernya menyimpan senjata nuklir. "Lalu apalagi?" "Jika di PBB soal nuklir, di pertemuan negara liga Arab, anda melakukan pernikahan politik..." "Siapa jug
Pagi ini Haidar memimpin pertemuan internal bersama dengan ayahnya, Ukail, para menteri dan gubernur Aqaba yang datang setelah mendapatkan inspeksi mendadak dari PBB. Haidar paling tidak suka dengan cara belakang tanpa ada aturan main masuk ke negaranya. Haidar juga memanggil perwakilan PBB yang datang seenaknya. Haidar dikenal sebagai Pangeran Yordania yang dingin, kaku dan tegas bahkan dia bisa kejam dengan orang-orang yang tidak menghargai kedaulatan kerajaannya. Semenjak Ukail kehilangan istrinya dan mengalami patah hati berkepanjangan, Haidar lah yang mengambil alih kepemimpinan meskipun lebih banyak di belakang layar karena Ukail belum secara resmi menyerahkan kekuasaannya. Sekarang Ukail secara nyata memberikan semua tongkat komando ke putra tunggalnya usai menikah dengan Leona Accardi. Memang salah satu syarat dari Ukail, Haidar mendapatkan kekuasaan jika dia sudah menikah. Haidar memang belum secara resmi diangkat sebagai raja Yordania tapi Ukail sudah mulai di belakang l
Ukail melihat wajah datar putra dan menantunya yang sedikit terlambat makan siang, membuat pria paruh baya itu tersenyum tipis. Ukail tahu pasangan pengantin baru itu masih menikmati masa-masa berduaan saling memadu kasih. Aku juga pernah di fase itu - batin Ukail. "Abi, maaf aku dan Haidar agak terlambat datang makan siang," ucap Leona sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, Abi paham kok," jawab Ukail. "Tahu lah kalian masih pengantin baru." Pipi Leona merona saat mendengar ucapan ayah mertuanya sementara Haidar memilih tidak berekspresi apapun. "Sayang, tolong aku diambilkan ayam Tikka Masala nya," pinta Haidar lembut. "Oke, Haidar." Leona berdiri dan mengambil mangkuk berisikan ayam Tikka Masala yang merupakan masakan khas India yang penuh rempah-rempah.Ayam tikka masala adalah hidangan potongan ayam bakar yang dibumbui (ayam tikka) dalam saus kari berbumbu. Saus biasanya berwarna krem dan oranye. Ada banyak klaim ke tempat asalnya seperti anak benua India dan Inggris. Ini
"Kenapa Sheikh Pahlevi macam mengobral putrinya ya? Kemana-mana lho termasuk sepupu aku?" gumam Leona sambil berpelukan dengan Haidar menjelang mereka tidur malam. "Demi ambisi, sayang..." "Kamu juga berambisi." Leona menatap wajah tampan suaminya. "Tapi aku tidak tahu kalau kamu itu dari keluarga Pratomo. Saat itu aku hanya berpikir, wajahmu cantik dan polos saja jadi aku seret lah.." jawab Haidar sambil mengelus pipi Leona. "Cantik dan polos? Really?" "Lha kan memang iya." Leona tersenyum smirk. "Kamu belum tahu saja, suamiku. Kamu belum tahu saja..." Haidar menatap bingung ke istrinya. Belum tahu apa? Keesokan paginya, semua orang bersiap menyambut kedatangan Emir Melvin Khalid Becker dan Haidar berinisiatif menjemput sendiri iparnya di bandara sementara Leona tetap tinggal di istana. Pesawat kerajaan Qatar pun tiba di bandara internasional Amman dan Melvin tersenyum manis saat melihat Haidar yang datang sendiri. Pria itu pun turun dari tangga pesawat namun setelahnya
"Melviiiinnn!" seru Leona heboh sambil memeluk pria itu membuat para pejabat dan pengawal mendelik karena tidak ada aturannya seperti itu. Namun mengingat bahwa Emir Melvin Khalid Becker adalah kakak sepupu Leona, mereka pun bisa menerima. "Ampun deh kamu! Macam apa saja," kekeh Melvin sambil mencium pipi Leona. "Bahagia di Yordania?" "Alhamdulillah..." jawab Leona dengan wajah sumringah. "Haidar est bien avec toi, non ( Haidar baik sama kamu kan )?" Melvin bertanya dengan bahasa Perancis agar tidak banyak yang tahu. "C'est vrai que toi seul peux parler français ( memangnya yang bisa bahasa Perancis cuma kamu )," omel Haidar membuat Leona dan Melvin terbahak. "Sorry bro..." kekeh Melvin. "Ayo masuk ..." Haidar mempersilahkan Melvin masuk sambil menggandeng tangan Leona. *** "Apa kamu yakin ?" tanya Leona ke sepupunya. "Kalau Kentongan sudah bilang iya, aku percaya lah.." jawab Melvin usai mereka melakukan pembicaraan serius tentang kerjasama Boeing di Yordania. Ki
"Jadi sekarang Leona memulai tugasnya sebagai Princess Leona Abdullah dan tugas pertamanya adalah mengunjungi rumah sakit hewan?" tanya Melvin. "Aku memberikan tugas pertamanya di zona nyamannya dulu, Melvin. Bukan apa-apa, soalnya aku tahu bahasa Arabnya Leona masih belum fasih jadi kalau di zona nyaman setidaknya mereka memiliki bahasa yang sama bukan?" senyum Haidar. "Kamu benar-benar jatuh cinta pada sepupuku ya?" Haidar mengangguk. "Leona is amazing lady.." Melvin tersenyum. "Jangan remehkan pesona sepupu perempuan aku, Haidar. Mereka terkadang sembrono, ceplas ceplos tapi mereka tidak munafik ... Apa kamu tahu, mereka sangat suka bekerja dan memberikan kontribusi kepada banyak orang?" "Aku juga baru tahu. Aku kira karena kalian keluarga Sultan maka kalian akan ongkang-ongkang kaki..." Melvin tersenyum. "Tidak seperti itu Haidar. Kami kaya raya, iya. Tapi kami bukan tipe orang yang suka membuang uang untuk barang-barang yang menurut kami tidak perlu. Apakah kamu t
Drago mengumpat dalam bahasa kasar yang tidak pernah didengar Ariel di rumah lalu dirinya pun turun dari tempat tidur sementara Ariel memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk menetralisir degup jantungnya. Drago membuka pintu kamar dan melihat Hamzah disana. "Ada apa Hamzah?" tanya Drago bingung. "A ... Ada tuanku yang mulia Haidar Abdullah bersama pangeran Arbad." Drago melongo. Ayah mertua datang ? Ada apa ? "Baik. Aku akan keluar sebentar lagi. Tolong beliau dibawa ke ruang kerja aku." "Baik pangeran." Drago menutup pintu kamarnya dan melihat Ariel sudah keluar dari kamar mandi dengan baju yang kembali terkancing. "Ayahmu datang kemari bersama Arbad." Mata Ariel terbelalak. "Abi kemari?" *** Drago duduk di depan Haidar yang berada di kursi kebesarannya jika di ruang kerja namun sekarang sedang dikuasai oleh Raja Yordania itu. Arbad duduk di sofa bersama Ariel sambil menatap serius ke iparnya. Jujur hingga detik ini Arbad dan Leon masih tidak ikhlas A
Kenzie masih memotret semua kegiatan Hasan Ishaaq dan Hilmah setelah mereka mengikuti mobil kenegaraan raja Yaman itu. Dokter anak itu langsung mengirimkan ke akun milik Arvid dan Arga sebagai bahan referensi. Arvid Léopold pun langsung menghubungi Kenzie. "Ya mas ?" sapa Kenzie dari headset nya. "Aku sudah mengatur semuanya sama papa. Papa mau karena kangen gegeran dan tahu sendiri kan kita gimana." Kenzie menoleh ke arah Ariel dan Drago yang duduk di belakang. "Jadi mereka harus ke Brussel?" Mata abu-abu pasangan suami istri itu terbelalak. "Ya. Suruh mereka berdua ke Brussel biar kita bisa atur strategi buat membantu mengungkap ke publik bahwa sudah terjadi pembunuhan berencana hampir 30 tahun lalu," jawab Arvid tegas. "Oke mas." Kenzie mematikan panggilan dari Arvid. "Kalian berdua, disuruh mas Arvid ke Brussel. Entah apa yang hendak dilakukan mas Arvid tapi sebaiknya kalian segera urus visa kesana." Ariel dan Drago tahu jika Arvid sudah bilang begitu, berart
Drago duduk di pinggir tempat tidur dan di depannya adalah tempat tidur milik Ariel. Mereka dipisahkan sebuah nakas di tengah-tengah hingga saling berjauhan apalagi istrinya masih mode senggol tonjok, membuat Drago harus merubah taktik agar Ariel mau tidur bersamanya ... dalam arti harafiah. Drago sudah merasa nyaman tidur sambil memeluk Ariel. Ada rasa tenang saat dirinya memeluk tubuh istrinya, seolah memberikan vibe positif baginya dan itu sangat membuat dirinya kecanduan. "Kamu kenapa?" tanya Ariel yang baru saja keluar dari kamar mandi usai mereka berdua melaksanakan shalat isya berjamaah. Ariel masih menghormati Drago sebagai suaminya dan imam karena mau bagaimana pun mereka sudah resmi menjadi suami istri. "Ingin ganti tempat tidur." Drago menatap Ariel. "Aku ingin tidur sambil memeluk dirimu, putri duyung." "Memangnya kamu kena insomnia?" balas Ariel sambil melepaskan kimononya dan Drago bisa melihat istrinya memakai piyama dengan model celana pendek. "Tidak tapi ..
Drago tidak bisa berkata apa-apa karena tidak ada yang salah dengan ucapan Kenzie. Dia tahu kesalahannya akan membahayakan pernikahan paksanya dimana Drago sangat mencintai Ariel. "Aku sudah minta maaf ke Abi dan Umi, Kenzie." Kenzie mengangguk. "Jika semua ini sudah selesai dan kamu sudah mendapatkan apa yang kamu incar selama ini, datang lagi ke Oom Haidar dan Tante Leona serta ke Arbad dan Leon. Kamu bersalah Drago terlepas kamu cinta Ariel. Satu pesanku, jangan sekali-kali kamu menyakiti Ariel karena kalau sampai kami mendengar, jangan harap kamu bisa melihat Ariel seumur hidup kamu !" "Aku pasti akan bisa menemukan Ariel jika kalian membawanya pergi dariku !" balas Drago tidak gentar dengan ancaman Kenzie. "No, Drago. Jika kami membawa Ariel pergi, itu berarti bahwa kamu sudah menyakitinya sedemikian parahnya hingga sulit diberikan maaf untukmu ! Dan kami tidak segan bisa membuat Ariel menghilang dari muka bumi dalam arti, kamu tidak akan bisa menemukannya !" Kenzie menatap t
"Jadi kamu itu putra mahkota Yaman yang hilang ?" tanya Kenzie. "Eh, tunggu putri duyung, katanya muka dia rusak tapi kok ternyata mulus nih. Mana parutnya?" "Dia bohong sama aku, mas Kentong! Kamu tahu kan make up buat film yang ditempel di muka ? Lateks ? Nah, dia itu pakai itu dan menjual cerita kesedihan bahwa mukanya rusak akibat kena ledakan mobil ...." "Aku tidak bohong sayang. Wajah aku memang kena ledakan mobil !" protes Drago karena kesal semenjak kedatangan Kenzie, istrinya seperti mendapatkan sokongan mengejek dirinya. "Sorry Drago. Boleh aku lihat wajah kamu ?" Kenzie memajukan tubuhnya ke Drago yang duduk di sebelah Bahar. "Kamu mau ngapain?" tanya Ariel. "Meskipun dulu kena luka dan sekarang sudah sembuh, pasti bekasnya ada. Kecuali dia memilih operasi plastik tapi tetap saja bekas sayatan akan ada. Paling parah, jika kulit kamu mudah jadi keloid dan itu tidak bisa diapa-apain karena dioperasi pun semakin membesar." Kenzie melihat sisi kanan Drago dan mem
"Jadi kamu akan bawa bala bantuan?" tanya Drago. "Ya," jawab Ariel. "Siapa? Arbad? Leon?" "Bukan. Mereka berdua terlalu dikenal wajahnya," jawab Ariel cuek. Drago melihat ke arah istrinya yang sedang asyik membaca buku dari iPadnya di tempat tidur terpisah. "Siapa sayang?" tanya Drago penasaran. "Kamu akan tahu besok. Jadi kita akan jemput dia di bandara. Oke?" Ariel meletakkan iPadnya di atas nakas. "Aku tidur dulu Naga Jelek. Selamat malam." Gadis itu lalu memiringkan tubuhnya memberikan punggung ke suaminya. Drago menatap ke arah Ariel. "Sayang, kamu tidak mau tidur sama aku?" "Ini sudah tidur sama kamu," balas Ariel. "Tapi kok jauhan sayang. Harusnya suami istri itu tidur berpelukan," ucap Drago dengan wajah manyun. "Tidak !" Drago pun turun dari tempat tidur dan menuju ke peraduan Ariel. Drago pun tidur di sebelah Ariel dan memeluknya dari belakang. "Sayang, kita rekonsiliasi ya? Aku mau kita damai. Kita mulai dari awal ya ? Perkenalkan namaku Drago Assega
Ariel berusaha melepaskan diri dari cumbuan Drago tapi suaminya lebih kuat dari dirinya. Ariel pun melakukan sesuatu yang membuat Drago terluka dan tangan kirinya bisa bebas lalu mencakar sisi kiri Drago yang berparut luka. Mata Ariel terbelalak saat melihat luka itu terbuat dari bahan lateks make up dan dia menarik semua luka suaminya. Ariel melongo tidak percaya jika wajah Drago mulus dan tidak ada bekas luka apapun. Hanya wajah pria tampan yang menatapnya dengan tatapan datar. "Ka ... Kamu .... " Ariel sampai tidak bisa berkata-kata melihat wajah asli suaminya. "Tapi ... Tunggu ... apa ... APA MAKSUD SEMUA INI NAGA JELEK!" bentak Ariel sambil mendorong tubuh Drago hingga mundur. "INI APA DRAGO !" Ariel memperlihatkan bahan lateks make up di tangannya. "JADI KAMU BERBOHONG SAMA AKU SOAL LUKA DI WAJAHMU? APALAGI YANG KAMU SEMBUNYIKAN DARIKU? KEBOHONGAN APALAGI DRAGO?" Drago menatap wajah terluka Ariel dan dia tahu istrinya merasa dibohongi. Aku yang salah. "APA SEMUA KA
Ariel memeluk tubuh pria itu sambil terus berpikir keras bahwa rasa curiganya dia sangat tinggi bahwa pria ini adalah suaminya. Ariel mengakui otaknya tidak sepintar Arbad atau Leo soal eksakta tapi soal logika, bisa lah diadu! "Kamu tinggal dimana?" tanya pria itu. "Hotel Hilton." "Kamu turis ?" "Bukan. Pencoleng," jawab Ariel cuek. Pencoleng artinya adalah maling atau pencuri. Pria itu tertawa. "Kamu bukan putri bajak laut kan?" "Mungkin .... " Ariel menjawab dengan nada mengambang. Pria itu tertawa kecil. "Apakah ... kamu keturunan ninja?" "Mungkin ... " Tiba-tiba Ariel harus menubruk punggung keras di depannya saat pria itu menghentikan motornya mendadak. "Kamu itu ! Bisa tidak ...." "Ssshhh! Ada polisi !" desis pria itu. Beruntung mereka berada di jalan yang lampunya mati. "Memang ada apa dengan polisi?" bisik Ariel. "Kita mengenakan pakaian yang bisa membuat curiga. Kita cari jalan alternatif." Pria itu lalu memutar motornya dan mengikut GPS alternatif m
Drago memeluk tubuh istrinya yang tidak memberikan respon dengan membalas pelukannya tapi dia tidak perduli karena yang penting adalah Ariel yang ada dalam pelukannya. Drago memang mebutuhkan Ariel dalam hidupnya terlepas istrinya masih mode bodo amat gue tidak perduli. "Sayang, terima kasih sudah ada di sisi aku saat aku membutuhkan waktu untuk bersandar," ucap Drago penuh perasaan tapi Ariel tetap diam saja. "Aku mau ke Yaman!" ucap Ariel tiba-tiba membuat tubuh Drago menengang. "Kamu ngapain mau ke Yaman?" tanya Drago sambil melepaskan pelukannya dan menatap wajah serius istrinya. "Aku ingin tahu sebenarnya seperti apa disana!" "Kamu tidak percaya denganku?" Ariel menggelengkan kepalanya tetap dengan wajah judes. "Aku adalah tipe harus percaya dengan melihatnya sendiri dan bukan hanya dari satu pihak saja!" Drago mengusap dagunya. "Lalu kita kesana? Paspor diplomatik kamu akan ketahuan kalau kamu adalah putri Yordania!" "Tidak pakai paspor diplomatik, bodoh ! Kita m