"Jadi sekarang Leona memulai tugasnya sebagai Princess Leona Abdullah dan tugas pertamanya adalah mengunjungi rumah sakit hewan?" tanya Melvin. "Aku memberikan tugas pertamanya di zona nyamannya dulu, Melvin. Bukan apa-apa, soalnya aku tahu bahasa Arabnya Leona masih belum fasih jadi kalau di zona nyaman setidaknya mereka memiliki bahasa yang sama bukan?" senyum Haidar. "Kamu benar-benar jatuh cinta pada sepupuku ya?" Haidar mengangguk. "Leona is amazing lady.." Melvin tersenyum. "Jangan remehkan pesona sepupu perempuan aku, Haidar. Mereka terkadang sembrono, ceplas ceplos tapi mereka tidak munafik ... Apa kamu tahu, mereka sangat suka bekerja dan memberikan kontribusi kepada banyak orang?" "Aku juga baru tahu. Aku kira karena kalian keluarga Sultan maka kalian akan ongkang-ongkang kaki..." Melvin tersenyum. "Tidak seperti itu Haidar. Kami kaya raya, iya. Tapi kami bukan tipe orang yang suka membuang uang untuk barang-barang yang menurut kami tidak perlu. Apakah kamu t
Leona menyelesaikan semua administrasi perawatan Abu dan membuat Habibah semakin kagum dengan princess yang tidak fasih bahasa Arab tapi memiliki hati yang sangat baik. Habibah tidak menyangka jika akan bertemu sendiri dengan princess Leona karena selama ini dia hanya melihat dari layar tv dan baliho di beberapa jalan protokol saat mereka melangsungkan pernikahan. Sikap humble Leona, membuat Habibah berjanji pada dirinya sendiri jika dia menjadi orang yang sukses dan kaya, akan tetap rendah hati seperti istri Pangeran Haidar. Cantik, pintar, kaya dan humble. "Yang mulia, tapi anda tidak perlu membayar semua biayanya," ucap direktur rumah sakit. "Oh, bukan aku kok tapi Habibah yang membayar. Aku hanya memberikan pinjaman lunak," jawab Leona santai. Wanita cantik itu lalu menghampiri Habibah. "Sayang, aku memang membayar biaya Abu selama opname disini tapi itu sebagai hutang kamu." Habibah melongo karena detik sebelumnya dia merasa Leona malaikat tapi kenapa detik kemudian
Para dokter berjibaku menyelamatkan princess Leona Abdullah yang mendapatkan tembakan di dada dan nyaris kena ke jantungnya. Beruntung peluru itu mengenai sisi atas dada kirinya dan hanya berjarak beberapa sentimeter dari jantungnya. "Princess Leona sangat beruntung pelurunya tidak mengenai jantung..." ucap dokter yang mengambil peluru dari dada Leona. "Dokter, pangeran Haidar sudah datang dan beliau tampak gusar..." lapor suster yang berada ruang operasi. "Wajar karena princess Leona adalah istrinya." "Siapa yang berani menembak princess?" tanya dokter bedah yang sedang menjahit dada Leona. "Aku tidak tahu dan aku yakin bahwa para sepupu princess Leona yang berada di Timur Tengah, tidak akan diam saja !" ***Haidar berjalan hilir mudik dengan gelisah akibat dia merasa kesal tidak mendapatkan berita apapun dari dokter yang ada disana. Jas mahalnya dilepas, dasinya sudah entah kemana, rambutnya yang rapi sudah berantakan, kemejanya kusut dan wajah Haidar tegang luar biasa. Ya am
Melvin tersenyum saat melihat siapa yang datang. Empat cogan alias cowok ganteng itu datang bersama pengawal masing-masing dan keempatnya seperti kompak memakai pakaian hitam-hitam. "Halo boys..." "Hai Melvin," sapa Ghadi Al Jordan Schumacher sambil memeluk sepupunya. "Haidar... I'm sorry..." Ghadi yang merupakan cicit Ayrton Schumacher memiliki para mirip opa buyutnya, Karl Schumacher. Haidar menerima pelukan Emir Dubai itu dan Ghadi, yang namanya berarti singa, merasakan iparnya yang juga punya arti nama singa, menangis lagi. "Hei, sesama anak singa, pasti kuat, Haidar," ucap Ghadi. "Kamu tidak tahu rasanya..." "Kami tahu karena Leona adalah adik perempuan kami..." "Lho kok Sahran bisa ikut?" tanya Melvin ke Sahran Léopold. "Lha aku lagi di Mekkah urusan bersama keluarga nyokap. Langsung deh kemari pas Mas G bilang Leona kena tembak. Aidan yang sedang ada urusan dengan Pasha, langsung tebang kemari dari Oman dan kita bertemu di bandara," jawab Sahran. Aidan disini a
"Bagaimana bisa?" tanya Melvin sambil menatap Haidar yang memasang wajah penasaran. "Oke. Thanks Shakira." "Siapa Vin?" tanya Pasha penasaran. "Apa kamu punya teman bernama Ali, Iman dan Muhamed?" tanya Melvin ke Haidar mengacuhkan pertanyaan Pasha. "Mereka teman-teman sekolahku... Kenapa?" jawab Haidar bingung. "Apa..." "Mereka terlibat..." Mulut Haidar menganga. "Ta... tapi apa alasannya?" "Itu yang kami belum tahu." "Apakah yang menembak... Yang menembak Leona..." "Bukan mereka Haidar tapi mereka membayar tentara desersi untuk membunuh Leona," potong Melvin. "Gaston dan polisi Amman sedang mengejar dua sniper itu." Haidar terduduk di kursi karena tidak menyangka bahwa jika memang pelakunya mereka, sangat kurang ajar! Bagaimana mereka tega menusuk dirinya dari belakang dan menggunakan Leona sebagai korban? Leona tidak salah apa-apa! "Bagaimana seorang teman bisa nekad dengan menembak istri temannya? Apakah kamu sempat berkelahi?" tanya Raul. "Awal aku
Leona merasakan hawa dingin melintas di tengkuk lehernya dan dirinya tidak tahu apa yang membuatnya merasakan hal itu. Bukan, ini bukan perasaan seperti kamu kehilangan sesuatu, tapi lebih menjurus ke rasa merinding - batin Leona. Apakah ada yang terjadi saat Haidar pergi bersama para Emir lainnya? "Sayang, kamu kenapa?" tanya Lennah yang diijinkan masuk ke ruang ICU sementara Raul dan Ukail berdiskusi dengan dokter yang menangani Leona. "Tidak apa-apa Mom. Haidar pergi kemana ya Mom kira-kira?" tanya Leona penasaran. "Mommy kurang tahu. Tapi sepertinya serius." Lennah duduk di sebelah tempat tidur putrinya. "Bagaimana pernikahan kamu? Apakah kamu bahagia?" Leona tersenyum. "Alhamdulillah... Aku bahagia Mom." "Sayang, apa benar kamu menikah demi menyelamatkan Yordania dari Iran? Agar tidak ada pembangunan pangkalan militer disini? Haidar memanfaatkan kamu demi bisa berbesan dengan para sepupu Emir kamu?" cecar Lennah. Sejujurnya dia sebagai ibu, tidak rela putrinya h
Haidar segera melakukan rapat darurat dengan didampingi Gaston, Ghadi Al Jordan Schumacher sebagai Emir Dubai dan Aidan Al Sharif sebagai Emir Oman sementara tiga Emir lainnya memilih menuju rumah sakit karena memikirkan keselamatan Leona yang meskipun dikawal ketat tapi tetap saja kalau wanita itu belum bebas dari bahaya. Leona tersenyum saat melihat sepupunya sedangkan Melvin lebih mendekati Ukail yang sedang berbicara serius dengan Raul. "Bagaimana suamiku? Dimana dia?" Leona mencari-cari Haidar. "Haidar harus rapat darurat, Leona," jawab Sahran. "Apakah terjadi sesuatu?" tanya Leona ke Sahran dan Pasha. "Well... gimana ceritanya ya .. " jawab Pasha sambil menatap Sahran. "Jadi begini..." Sementara Sahran bercerita apa yang terjadi tadi, Ukail terdiam saat Melvin mengkonfrontir ayah Haidar itu dan membuat Raul terkejut. "Apa?" tanya Raul tidak percaya bahwa ada perang saudara di Yordania. "Kamu tidak tahu Ukail?" Ukail pun duduk di kursi penunggu pasien d
Raul akhirnya memilih untuk time out karena tahu Haidar sedang banyak masalah tapi dia masih tidak bisa tenang sampai benar-benar Leona aman. Meskipun Raul tahu Leona kuat seperti halnya khas gadis klan Pratomo tapi tetap saja, Leona adalah putri kecilnya. Raul adalah cinta pertama Leona jadi sudah pasti dia tidak ingin Princess nya terluka lagi. Raul dan Lennah seperti kehilangan separuh nyawa mereka saat mendengar Leona ditembak. "Untuk sementara, aku tidak meributkan soal ini tapi aku tetap akan disini sampai semuanya aman!" ucap Raul dingin dan terdengar tegas. Haidar hanya bisa mengangguk karena tahu Raul memiliki kemampuan untuk memisahkan dirinya dan Leona. Meskipun Haidar adalah penguasa Yordania dan suami Leona, tetap saja dia tidak ada keinginan melawan Raul karena bisa saja, akan membuat runyam sekutu dengan negara timur tengah yang merupakan bagian keluarga Leona. "Aku akan kembali ke hotel, kamu kembali ke istana atau...?" "No Daddy, aku akan menjaga Leona dis