Leona berjalan mondar mandir di kamar hotelnya sambil menggigiti kukunya pertanda dirinya sedang bingung dan panik.
Orang itu! Benar-benar seenaknya sendiri! Leona pun akhirnya duduk di sofa dan mengambil MacBook nya lalu mulai mencari tahu kasus apa yang terjadi di timur tengah. Ya Allah… Memang situasinya kacau. Leona bersimpuh diatas sajadah setelah ayahnya menghubungi dirinya tadi. Leona tidak menyangka Haidar mengatakan apa adanya dengan posisinya yang sulit. Ini memang pernikahan politik dan wajar jika Haidar membuat surat nikah kontrak karena bukan pernikahan sebenarnya, hanya melindungi rakyat Jordania. “Apa yang harus aku lakukan, ya Allah …” ucap Leona. “Masa aku harus menikah dengan jalan seperti ini?” Gadis itu meringkuk diatas sajadah sambil termenung. “Apakah itu hanya akal-akalan Haidar? Tapi aku membaca berita politik memang sedang ada krisis di Timur Tengah.” Leona melentangkan tubuhnya dan menghadap langit-langit hotel. “Kamu sih Leona, hanya gara-gara anting Cartier … Macam kamu tidak bisa beli saja, jadinya terbawa masalah kemana-mana.” Keesokan paginya, Leona sarapan di hotelnya sambil melamun karena dirinya merasa galau akan segala sesuatu yang datang bertubi-tubi. Bohong jika Leona tidak ingin menikah, dia sangat ingin menikah tapi tidak seperti ini! Leona menjadi ingat saat sepupunya, Daisy Mancini harus menikah lewat jalur ekspres dengan Dokter Lucky Buwono, namun akhirnya mereka bahagia apalagi dengan kehadiran jagoannya. Apa aku harus pakai jalur ekspres juga? - batin Leona. Tiba-tiba terdengar suara riuh di dekat pintu restauran hotel dan Leona sudah bisa menebak bahwa itu pasti Gaston. Leona mengacuhkan sambil menyesap kopinya dan memandang pemandangan dari jendela restauran. Leona tidak menoleh saat merasakan ada seseorang yang duduk di depannya. Harum parfum mahal tercium di hidung mancung Leona dan gadis itu merasa baunya berbeda dengan parfum yang dipakai Gaston kemarin. "Ada apa Gaston? Apa aku harus menemui tuanmu lagi?" tanya Leona tanpa menoleh. "Ada apa kamu cari Gaston?" Leona tertegun mendengar suara dalam dan dingin di hadapannya. Gadis itu lalu menoleh dan melihat Haidar sudah duduk di hadapannya dengan suit bewarna hitam-hitam. Sepertinya dia suka warna hitam. Taruhan di walk in closet nya 80 persen kemejanya bewarna hitam! - batin Leona. "Kukira Gaston. Ada apa yang mulia pangeran Haidar Abdullah?" Leona menundukkan wajahnya memberikan hormat ke pria itu. "Sudah selesai sarapannya? Ayo ikut!" Haidar pun berdiri dan menarik tangan Leona. "Eh? Eh? Tunggu! Tas aku ketinggalan!" Leona mengambil tas Longchamp nya yang disampirkan di kursi lalu berjalan sedikit terseret karena ditarik Haidar. Semua orang menundukkan kepalanya saat Haidar berjalan menuju lobby hotel dan menghela punggung Leona untuk masuk ke dalam mobil Mercedez Benz G-Class nya. Leona mengira bahwa mereka akan naik dengan sopir tapi tidak menduga jika Haidar menyetir sendiri. Leona tidak mengeluarkan sepatah katapun karena memilih untuk ribut di ruang kerja Haidar. Leona sedikit banyak hapal jalan ke istana milik pria itu karena memang di jalan utama. Mobil hitam itu pun tiba di istana kecil milik Haidar dan pria itu pun turun lalu membukakan pintu Leona guna membantunya turun. Haidar lalu berjalan terlebih dahulu di depan dengan diikuti Leona yang rasanya ingin menjitak kepala pangeran itu. Sayangnya aku kalah tinggi - batin Leona. Haidar pun masuk ke dalam ruang kerjanya setelah dua pengawal membukakan pintu besar itu dan Leona pun ikut masuk. Lagi-lagi Leona kagum dengan kemewahan ruang kerja pangeran Yordania itu meskipun dirinya juga termasuk anak orang kaya. "So, apa keputusan kamu?" tanya Haidar sambil bersandar di meja kerjanya dan kakinya yang panjang tampak disilangkan ke depan. "Aku ajukan pertanyaan dulu." "Shoot!" "Jujur sama aku. Ini bukan hanya soal kilang minyak kan? Ini soal nuklir bukan?" Leona menatap tajam ke Haidar. "Aku kira kamu tidak paham politik." "Daddy aku yang bilang, Haidar! Aku tidak suka politik tapi aku lebih tidak suka negara cantik ini menjadi penyimpanan nuklir!" bentak Leona kesal. "Jadi?" Mata emas Haidar menatap tajam ke putri pengusaha Raul Accardi itu. "Oke. Aku akan menerima tawaran kamu... Dengan syarat yang juga aku ajukan ke kamu." "Which is?" "Tidak ada tidur bersama, pernikahan hanya setahun sampai semuanya aman dan tenang, aku hanya minta ganti rugi setahun!" Haidar menaikkan sebelah alisnya. "Yakin?" "Yeah!" "Jika perasaan kamu berubah?" tanya Haidar. "Tidak akan!" jawab Leona yakin. Haidar berdiri dan mendekati Leona yang terpaksa harus mendongak karena kalah tinggi. "Sebenarnya tinggi kamu berapa sih?" tanya Leona. "190cm. Kamu? 150cm?" Leona memukul bahu Haidar. "Aku tidak sependek itu ! 167cm." Haidar menarik pinggang Leona lagi dan membuat gadis itu terkejut karena sudah dua kali pria ini membuat dirinya terperangkap dalam pelukannya. "Setahun?" tanya Haidar dengan nada dingin. "Setahun..." "Baiklah." Haidar melepaskan pelukannya membuat Leona sedikit terhuyung karena tubuhnya merasa kehilangan pelukan hangat itu. "Tanda tangani..." "Ganti dulu isi kontraknya ..." pinta Leona. Haidar memencet tombol di mejanya dan tak lama Gaston masuk. "Ada apa Tuanku?" tanya Gaston. "Ganti isi kontraknya." Haidar memberikan poin-poinnya ke Gaston sementara Leona berjalan-jalan di sekitar ruang kerja mewah itu dan melihat foto-foto diatas meja Konsul. Leona bisa melihat Haidar sangat mirip dengan ibunya. "Baik, saya segera ganti tuanku." Gaston membungkuk dan keluar dari ruang kerja Haidar. "Aku menunggu?" tanya Leona. "Yes." Haidar pun duduk di kursi kebesarannya dan mulai bekerja sementara Leona memilih untuk mengambil MacBook nya serta bekerja di sofa. Suara ponsel gadis itu berbunyi dan Leona menerimanya. Haidar bisa mendengar gadis itu berbicara dengan bahasa Italia yang diperkirakan berhubungan dengan pekerjaannya disana. Haidar sesekali melirik ke arah Leona yang sibuk dengan pekerjaannya. Pangeran tampan itu memang serius dengan keputusannya menikahi Leona karena dia butuh dukungan dari para pemimpin negara Timur Tengah untuk menolak pembangunan penyimpanan nuklir di wilayahnya. Haidar bisa saja menolak tapi dia juga tidak mau mengambil resiko dengan adanya kemungkinan perang dengan Iran. Jika dia menikah dengan Leona, paling tidak negaranya aman apalagi Paman Leona adalah raja Belgia dan sepupunya pangeran Inggris serta pangeran Arab Saudi. Ini memang pernikahan politik tapi Haidar harus melakukannya demi perdamaian di Timur Tengah. Cukup sudah permasalahan perang yang merugikan banyak orang serta menghilangkan banyak nyawa, ekonomi hancur dan keburukan lainnya. Susah payah leluhurnya membuat damai dengan tidak menyenggol siapapun dan ini yang sedang dia lakukan. Ayahnya, semenjak Fatimah meninggal, menjadi pribadi yang tertutup dan sulit mengambil keputusan. "Haidar..." panggil Leona. "Hhhmm..." "Aku tidak mau pesta mewah." Haidar menatap wajah Leona. "Apa maksudmu?" "Pesta pernikahan sederhana..." "Tidak!" potong Haidar. "Kamu harus tahu, kita akan menikah secara mewah untuk memperlihatkan kepada semua negara. Paham?" Leona memajukan bibirnya. "Padahal tidak perlu mewah karena semua orang tahu kamu menikah denganku." Haidar tertegun. Gadis ini anak orang kaya, bahkan termasuk keluarga Sultan tapi dia minta pernikahan sederhana? Ya ampun!Leona akhirnya tidak diijinkan pulang ke hotelnya setelah menandatangani kontrak pernikahan dengan Haidar. Calon suaminya meminta dirinya untuk tinggal karena dia akan menjalani serangkaian acara dan tradisi pernikahan khas Yordania. Sehari setelah penandatanganan kontrak pernikahan itu, Leona dikejutkan dengan kedatang kedua orangtuanya bersama dengan adiknya, Lev. Untuk pertama kalinya, Ukail pun bertemu dengan calon besannya. Suasana yang kaku itu pun pada awalnya menjadi mencair setelah para ayah bisa memahami keinginan anak mereka masing-masing. Lennah pun ikut sibuk dalam acara pernikahan yang agak berbeda dibandingkan dengan di Italia dan berkat bantuan Isme, pengawal yang dipilih Haidar untuk mengawal istrinya nanti, Lennah bisa mengikuti acara sesuai adat istiadat Yordania. Berita pernikahan Pangeran Haidar Abdullah dan Leona Accardi pun tiba di semua pemimpin negara Timur Tengah yang merupakan bagian dari keluarga Leona. Acara pernikahan pun dihelat sangat mewah karen
Leona seperti mengalami mimpi dengan begitu cepatnya mereka melakukan pernikahan yang cukup mewah di Amman Yordania. Para anggota keluarganya yang bisa hadir, tampak bingung melihat pasangan yang tidak saling kenal tapi bisa menikah secara kilat. Para Emir dari Timur Tengah yang merupakan para Oom dan sepupu Leona merasa curiga dengan adanya pernikahan mendadak seperti ini. Leona mengatakan bahwa ini murni pernikahan karena cinta bukan proses ekspres seperti sepupunya, Daisy Mancini. Terlepas para keluarga Timur Tengah tahu bahwa ada konflik Yordania dengan Iran, mereka memilih diam karena Leona sepertinya jatuh cinta dengan Haidar. Gadis itu tidak lepas memandang Haidar penuh cinta hingga para keluarga memilih menunggu kelanjutan pernikahan mendadak ini. ___ Sebulan sudah Leona menikah dengan Haidar dan tetap saja gadis itu menolak tidur bersama dengan suaminya. Mereka tidur terpisah dengan kamar bersebrangan dan Leona merasa bosan karena suaminya seolah tidak memberikan ke
Leona segera mengejar Haidar yang langsung main pergi meninggalkan dirinya membuat gadis itu kesal karena suaminya main kabur saja. "Haidar! Haidar! Tunggu!" panggil Leona sambil berlari mengejar tubuh tinggi itu dengan bhist hitamnya yang berkibar. Leona tidak menyangka saat tiba-tiba Haidar berbalik hingga dirinya menabrak tubuh suaminya. Haidar pun reflek memeluk tubuh gadis itu. "Astaghfirullah... Aduh hidung aku..." Leona mengelus hidungnya yang menubruk dada bidang Haidar yang keras. "Duh, pesek aku! Berdarah nggak?" "Sedikit..." jawab Haidar datar. "Eeeehhh! Kamu tanggung jawab!" tuding Leona sambil menunjuk-nunjuk dada Haidar. "Kok keras banget sih? Yakin kamu tidak pakai baju zir..." Haidar mencium bibir Leona lagi membuat gadis itu terbelalak dan tiba-tiba tubuhnya merasa melayang saat Haidar menggendongnya dengan gaya bridal tanpa melepaskan ciumannya. Leona merangkul leher Haidar karena dirinya merasa terpengaruh dengan ciuman panas suaminya. Leona tahu
Leona menatap mata emas Haidar dengan perasaan antara marah, kesal, gemas tapi juga penasaran alasan di balik keinginan suaminya ingin bercinta dengannya. Bohong kalau Leona tidak merasa tersinggung jika hanya dijadikan pelampiasan secara biologis tapi di sisi lain, dia istri sah Haidar dan suaminya berhak meminta. "Apakah ... Tidak bisa kita bernegosiasi?" tanya Leona. "Mau bernegosiasi bagaimana Leona?" "Bisakah... Kamu menjadi pria yang menyebalkan, dingin, arogan... Bukan yang ..." Leona menggerakkan tangannya ke wajah Haidar."Yang sok lembut demi bisa bercinta denganku?" Mata emas Haidar menatap geli ke omongan istrinya. "Kamu istriku, Leona." "Yang diatas kertas kontrak... Dan ada klausul, tidak tidur bersama..." potong Leona. "Definisi aku, tidur bersama itu kita tidur semalaman dengan berpelukan... Harusnya kamu menuliskan tidak ada hubungan seks disana... Jadi tidak termasuk pelanggaran kontrak kan?" Leona menganga. "Nggak gitu juga bambaaannnggg! Itu sudah
Haidar terbangun menjelang tengah malam karena merasa mendengar suara getar ponselnya diatas nakas. Pria itu menoleh dan melihat Leona masih terlelap dengan nyenyaknya usai bercinta panas tadi sebelum tidur. Haidar mencium kening istrinya lalu mengambil ponselnya dan turun dari tempat tidur, mengacuhkan tubuh polosnya dan menerima panggilannya. "Ya Gaston?" sapa Haidar sambil berdiri di depan jendela kamarnya. "Maaf mengganggu tidur anda, tuanku, tapi ini penting," jawab Gaston. "Sheikh Pahlevi mulai melakukan black campaign ke PBB yang mengatakan bahwa anda memiliki penyimpan persenjataan nuklir di Aqaba..." Haidar mengusap wajahnya kasar. Aqaba adalah tempat yang berbatasan dengan Israel dan sekarang sudah diambil oleh Palestina. Sangat tidak mungkin daerah sana yang dipakai untuk para pengungsi digunakan untuk militernya menyimpan senjata nuklir. "Lalu apalagi?" "Jika di PBB soal nuklir, di pertemuan negara liga Arab, anda melakukan pernikahan politik..." "Siapa jug
Pagi ini Haidar memimpin pertemuan internal bersama dengan ayahnya, Ukail, para menteri dan gubernur Aqaba yang datang setelah mendapatkan inspeksi mendadak dari PBB. Haidar paling tidak suka dengan cara belakang tanpa ada aturan main masuk ke negaranya. Haidar juga memanggil perwakilan PBB yang datang seenaknya. Haidar dikenal sebagai Pangeran Yordania yang dingin, kaku dan tegas bahkan dia bisa kejam dengan orang-orang yang tidak menghargai kedaulatan kerajaannya. Semenjak Ukail kehilangan istrinya dan mengalami patah hati berkepanjangan, Haidar lah yang mengambil alih kepemimpinan meskipun lebih banyak di belakang layar karena Ukail belum secara resmi menyerahkan kekuasaannya. Sekarang Ukail secara nyata memberikan semua tongkat komando ke putra tunggalnya usai menikah dengan Leona Accardi. Memang salah satu syarat dari Ukail, Haidar mendapatkan kekuasaan jika dia sudah menikah. Haidar memang belum secara resmi diangkat sebagai raja Yordania tapi Ukail sudah mulai di belakang l
Ukail melihat wajah datar putra dan menantunya yang sedikit terlambat makan siang, membuat pria paruh baya itu tersenyum tipis. Ukail tahu pasangan pengantin baru itu masih menikmati masa-masa berduaan saling memadu kasih. Aku juga pernah di fase itu - batin Ukail. "Abi, maaf aku dan Haidar agak terlambat datang makan siang," ucap Leona sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, Abi paham kok," jawab Ukail. "Tahu lah kalian masih pengantin baru." Pipi Leona merona saat mendengar ucapan ayah mertuanya sementara Haidar memilih tidak berekspresi apapun. "Sayang, tolong aku diambilkan ayam Tikka Masala nya," pinta Haidar lembut. "Oke, Haidar." Leona berdiri dan mengambil mangkuk berisikan ayam Tikka Masala yang merupakan masakan khas India yang penuh rempah-rempah.Ayam tikka masala adalah hidangan potongan ayam bakar yang dibumbui (ayam tikka) dalam saus kari berbumbu. Saus biasanya berwarna krem dan oranye. Ada banyak klaim ke tempat asalnya seperti anak benua India dan Inggris. Ini
"Kenapa Sheikh Pahlevi macam mengobral putrinya ya? Kemana-mana lho termasuk sepupu aku?" gumam Leona sambil berpelukan dengan Haidar menjelang mereka tidur malam. "Demi ambisi, sayang..." "Kamu juga berambisi." Leona menatap wajah tampan suaminya. "Tapi aku tidak tahu kalau kamu itu dari keluarga Pratomo. Saat itu aku hanya berpikir, wajahmu cantik dan polos saja jadi aku seret lah.." jawab Haidar sambil mengelus pipi Leona. "Cantik dan polos? Really?" "Lha kan memang iya." Leona tersenyum smirk. "Kamu belum tahu saja, suamiku. Kamu belum tahu saja..." Haidar menatap bingung ke istrinya. Belum tahu apa? Keesokan paginya, semua orang bersiap menyambut kedatangan Emir Melvin Khalid Becker dan Haidar berinisiatif menjemput sendiri iparnya di bandara sementara Leona tetap tinggal di istana. Pesawat kerajaan Qatar pun tiba di bandara internasional Amman dan Melvin tersenyum manis saat melihat Haidar yang datang sendiri. Pria itu pun turun dari tangga pesawat namun setelahnya
Ariel mengerjap-ngerjapkan matanya saat mendengar ucapan pria bertopeng itu. Okelah kalau dia macam Mamoru Chiba pahlawan bertopeng punyanya Usagi Tsukino nya Sailor Moon, masih dimaafkan meskipun Ariel lebih suka Sailor Mars. Tapi ini? Yang benar saja bambaaannnggg! "Siapa kamu beraninya main lamar tuan putri!" hardik Mirna yang langsung berdiri di depan Ariel. "Namaku Drago Assegaf, akulah pelukis wajah princess Ariel," jawab pria itu sambil membungkuk hormat. Ariel tidak mau membuat drama dan ramai di media, akhirnya memutuskan untuk meminta tempat khusus dimana dia bisa berbicara secara pribadi dengan pria yang mengaku namanya Drago Assegaf. Direktur museum pun memberikan tempatnya sementara sekretaris istana dan para asisten Ariel sibuk membuat agar tidak ada berita ini bocor keluar karena sudah pasti Raja Haidar akan mengamuk. Sekarang, Ariel berhadapan dengan pria itu dengan dikawal Mirna. Bagaimana pun, tugas Mirna untuk menjaga tuan putrinya karena jika lecet s
Tidak terasa si kembar singa itu sudah berusia setahun dan tumbuh kembangnya semakin maju serta terlihat smartnya. Arbad dan Ariel yang dikenal double A itu sudah bisa baca dan hapal abjad baik latin maupun arab. Leona lah yang mengajari dari usia enam bulan dengan mendongeng sebelum tidur baik dengan buku berbahasa Arab maupun bahasa inggris. Arbad lebih cepat menghapalkan aksara Arab dibandingkan Ariel yang lebih hapal abjad latin. Mereka sama-sama hapal angka dari satu hingga sepuluh dalam dua huruf. Haidar tidak menyangka jika Leona sangat keibuan dan sangat old fashion dalam mengajarkan anak-anak mereka. Disaat double A berusia satu tahun setengah, Leona hamil lagi dan ini diluar rencananya. Dia dan Haidar terlalu semangat dalam urusan diatas kasur hingga Leona lupa minum pil KB. Tentu saja Haidar senang karena Leona hamil lagi, meskipun istrinya tidak terlalu bersemangat karena merasa bersalah membuat si kembar harus terbagi dengan kehamilannya. "Kamu hamil lagi itu nama
Kehadiran pangeran dan putri cilik di istana, membuat semua pelayan dan pengawal istana ikut heboh. Jika satu menangis, dan lainnya menangis, semua penghuni istana sudah panik. Kehadiran penerus keluarga Abdullah itu membuat semua orang merasa senang tapi juga ikutan rempong. Jangan ditanya bagaimana Isme berusaha tidak banyak tangan yang ikut campur ke pangeran dan putri cilik itu. Isme memang dipilih sebagai pengawal Arbad dan Ariel karena Haidar sangat over protective pada kedua anaknya. "Sudah, cukup Isme, bibi Hikmah, bibi Hasya dan bibi Tamarine yang mengurus pangeran dan putri!" putus Leona setelah banyak pelayan yang ingin ikut. Leona tahu mereka semua ingin ikut mengasuh tapi dia juga harus realistis karena anak-anaknya akan tetap dibawah pengawasan dirinya sementara pelayan hanya membantu. Malam ini, Ariel sedang rewel karena selesai vaksin BCG sementara Arbad lebih tenang dibandingkan adiknya. Note : Imunisasi bayi adalah proses pemberian vaksin untuk membentuk ke
Leona masih sibuk menata kamar bayi dengan nuansa biru dan pink sesuai dengan jenis bayinya. Calon umi itu dibantu oleh para pelayan dan desainer interior, menghias kamar bayi begitu cantik dengan banyak binatang lucu-lucu hingga planet dan bintang-bintang. Leona memang sudah masuk HPL karena jadwalnya sekitar seminggu lagi dia akan melahirkan. Para rakyat Yordania tampak antusias menantikan kelahiran pangeran dan putri kembar dari calon raja Haidar Abdullah. Ukail Abdullah, selaku raja sekarang, sudah memberikan pengumuman akan segera turun tahta dan akan memberikan upacara naik tahta ke Haidar tiga bilang setelah si kembar lahir. Para rakyat malah membuat polling nama si kembar, membuat Haidar dan Leona tersenyum saat melihat hasil polling di televisi maupun media sosial. Leona sangat bersyukur para rakyat Yordania hingga detik ini masih mencintai dirinya meskipun dia bukan bangsa asli Yordania. Terlepas dari Leona adalah sepupu Emir Timur Tengah, tapi mereka sangat mencintai
Leona manyun di depan iMac di kamarnya yang memang dibuatkan meja kerja baik buat dirinya ataupun Haidar. Pasangan itu memang tidak ada rahasia di PC nya tapi baik Haidar dan Leona menerapkan rasa percaya pada pasangan masing-masing. Haidar tidak pernah membuka folder pekerjaan Leona begitu juga dengan istrinya. Haidar yang baru saja menyelesaikan pekerjaan di ruang kerjanya, merasa bingung dengan wajah manyun istrinya di depan iMac. "Soal pekerjaan?" tanya Haidar yang bingung kenapa istrinya tampak gusar. "Bukan," jawab Leona. "Lalu apa?" Haidar menghampiri Leona yang belum tidur menjelang jam sebelas malam. Tadi memang suaminya pamit untuk menyelesaikan pekerjaan di ruang kerjanya yang berhubungan dengan negara di Eropa dan Amerika Serikat. Haidar baru bisa menghubungi mereka semua karena perbedaan waktu. "Bingung nama anak-anak kita," jawab Leona yang sekarang masuk usia kandungannya delapan bulan. "Apa saja sih?" Haidar mengambil kursi dan duduk di sebelah istrinya
"Jadi anakmu cowok mas Shaqeer?" tanya Leona saat mereka melakukan panggilan video ke Shaqeer dan Renata. "Iya. Alhamdulillah cowok." "Namanya ?" tanya Haidar. "Aku ambil dari opa buyut aku, Elang," senyum Shaqeer. Leona melongo. "Elang? Kamu kasih nama anak kamu Elang? Wah, Opa Elang pasti bangga karena namanya dipakai untuk buyutnya setelah enam generasi." "Sayang, apa artinya Elang?" tanya Haidar. "Artinya Hawk tapi ini versi bahasa Indonesia. Opa buyut Shaqeer dulu adalah mafia Irlandia yang menikah dengan Oma buyutku, Rain Reeves. Perjalanan cinta mereka berdua itu penuh liku dan seperti aku, Oma Rain juga sempat kena tembak dan sama-sama hampir tewas. Mirip kisahnya seperti kita, hanya bedanya, saat itu Oma Rain belum menikah dengan Opa Elang. Mereka malah dilarang bertemu akibat kasus itu dan jadinya backstree," terang Leona. "Lalu? Bagaimana keluarga kalian memberikan restu?" tanya Haidar. "Opa Elang gigih berjuang mendapatkan restu dari Opa Ryu. Alhamdu
Haidar duduk di lantai sambil memeluk tubuh Leona dan mengelus punggungnya. Hatinya seperti disayat sembilu mendengar tangisan istrinya yang terdengar sangat sedih teramat sangat. Jika Leona sudah menangis seperti ini, berarti dia sudah benar-benar hope less. "Sayang, anak-anak baru mau tiga bulan, kenapa kamu galau," bisik Haidar. "Tolong, jangan seperti ini." "Aku takut Haidar. Aku takut tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Apa aku harus hamil terus sampai dapat? Aku tidak sanggup," isak Leona. "Ya ampun Leona ... Jangan seperti itu pemikirannya. Insyaallah kita akan diberikan anak laki-laki. Sudah ya, kamu jangan terlalu memikirkan sampai seperti ini. Ada aku, sayang. Aku akan selalu disamping kamu," ucap Haidar sambil mencium kening Leona yang masih tertutup mukena. "Aku takut ...." bisiknya. "Leona ... kamu kan singa betina ... Kok takut? Semua orang bilang kamu pemberani, bahkan kamu ditembak saja masih sempat meminta aku membalas dendam kamu. Dengar sayang ...." H
Raul menatap tidak kasihan ke menantunya yang sedang manyun akibat diminta Leona untuk membuatkan gimbab. Pangeran mahkota itu menatap sebal ke Leona yang duduk manis di kursi dapur sambil memandang penuh cinta ke suaminya. "Benar-benar deh kamu, sayang. Bisa-bisanya aku disuruh masak!" omel Haidar yang baru masuk dapur di usianya yang hampir masuk 30 tahun ya karena istrinya yang sedang hamil anak kembar mereka. "Ah Daddy, toh tidak setiap hari kan? Dinikmati saja, suamiku," kerling Leona genit membuat Haidar yang sedang menggulung gimbab itu menyipitkan matanya sebal. Kalau saja chef istana tidak membantunya, bukan tidak mungkin Haidar sudah membuat dapur menjadi ajang perang yang tidak ada korban jiwa, paling korban panci, penggorengan dan parahnya adalah kompor yang bisa gosong akibat Haidar tidak bisa mengatur apinya. Haidar menggelengkan kepalanya karena tahu dirinya juga punya andil dengan kehamilan Leona. Anak-anak aku memang hobi ngerjain Abi nya ! "Haidar, haru
Leona mendesah saat suaminya bergerak diatasnya. Semenjak Leona hamil dan dinyatakan memiliki anak kembar di dalam rahimnya, Haidar berubah cara bercintanya. Dia tidak mau bermain keras dan rough seperti biasanya bersama Leona sebelum istrinya hamil. Haidar tidak mau ada sesuatu terjadi pada istrinya dan kedua anaknya. Bukan apa-apa, Haidar tidak mau dirinya menjadi biang kejadian yang tidak diinginkan. "Sayang, keras ... lagi," rengek Leona. "Sayang, kamu sedang hamil si kembar," ucap Haidar sambil terus bergerak maju mundur tapi tidak seperti biasanya. "Aku tidak mau terjadi apapun pada anak kita." "Haidar ... please ..." Haidar tahu hormon kehamilan terkadang membuat wanita memiliki nafsu seksualitas yang lebih tinggi dari biasanya dan dirinya juga tahu untuk tidak egois. Dia tahu Leona sangat panas di tempat tidur seperti halnya dengan dirinya. Mereka bagaikan gulungan api jika bertemu dan Haidar tahu itu. Tapi untuk saat ini. gulungan api harus bersabar dulu. *Apak