Bencana besar terlihat di Mata Kebenaran Batara Geni. Sehingga dia pun mulai mencari Pilar Penjaga Dunia dengan cara menggelar Turnamen Besar yang melibatkan para dewa termasuk anak-anaknya sendiri. Salah satu tujuan utama pagelaran turnamen tersebut adalah untuk membangkitkan kekuatan dahsyat yang tertidur di dalam tubuh salah satu anaknya. (Buku ini adalah lanjutan dari kisah Legenda Dewa Cahaya. Agar terhubung dengan kisah ini, silahkan baca dulu Legenda Dewa Cahaya.)
View MoreGedebuk Gedebuk gedebuk! Terdengar suara keras dari arah depan sana. Bara dan Pragasena cukup tegang menanti siapa yang akan datang dengan suara yang heboh seperti itu. Mirip suara langkah kaki kuda, namun itu lebih berat.Setelah menanti cukup lama, akhirnya muncul beberapa sosok binatang berukuran raksasa yang berlari dengan cepat kearah gerbang kayu. Di atas binatang aneh mirip kadal itu duduk empat orang berkulit merah dan berambut putih. Telinga mereka lancip dan hidungnya sedikit panjang. "Makhluk apa itu?" batin Bara yang masih bersembunyi di dekat gerbang kayu."Cepat masuk dan bawa hasil buruan! Kita akan berpesta hahaha!" teriak pria berjenggot panjang yang Bara duga adalah pemimpin kelompok tersebut. Ada tiga kadal raksasa yang membawa beberapa orang berkulit merah. Kadal tersebut berlari tak kalah cepat dari kuda. Saat sampai di depan gerbang, kadal yang berada di barisan paling depan berhenti seketika lalu menoleh kearah Bara Sena.Hal itu tentu saja membuat pemuda ter
Gandi menatap sosok roh tersebut dengan mata memicing."Kau memberitahu hal sebanyak ini tidak mungkin secara cuma-cuma bukan?" tanya pemuda itu.Shupala tersenyum."Tentu saja. Tidak ada hal yang cuma-cuma di dunia ini. Sebagai ganti dari berita yang aku sampaikan, aku ingin meminta sesuatu darimu. Anggap saja ini adalah permohonan dariku," kata Shupala."Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Gandi."Mudah saja jika kau mau. Aku hanya ingin kau menyelamatkan kami para manusia iblis dan Binatang Iblis dari cengkraman Mayadwipa. Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi aku melihat tekat di hatimu itu bahkan mengalahkan benteng baja sekalipun. Tak ada yang bisa kami lakukan kecuali menuruti kemauan Mayadwipa. Sebenarnya kami pun tak ingin menjadi budak..." kata Shupala dengan suara yang serak. Gandi terdiam namun masih menatap sosok yang hampir tembus pandang tersebut."Jika permintaan hanya itu, tanpa kau minta aku pun akan membunuh wanita itu dengan tanganku karena kemauanku sendiri. Karen
Tubuh Bara Sena menyala merah setelah Iblis Sasaka memutuskan untuk membantunya dalam menghancurkan segel Tiga lapis yang mengurung Kuil Kuno tersebut. Aura di tubuhnya membuat udara di sekitar seketika memanas. Pragasena yang semula berada di dekat Bara pun segera menyingkir setelah dia merasa tak tahan dengan hawa panas menyengat tersebut."Dia tengah menggunakan kekuatan iblis!?" batin Pragasena setelah dia merasa cukup jauh dari tempat Bara berada.Tubuh Pendekar Golok Iblis itu perlahan berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Yakni sosok Iblis Neraka Sasaka. "Hmh! Menggunakan Belenggu Sutra agar aku tak bisa menembusnya? Siapa lagi kalau bukan wanita bejat itu yang melakukannya. Hahaha!" ucap Sasaka lalu dia pun menempelkan telapak tangannya pada pusat segel yang ada di pintu masuk kuil. Nampak mulut iblis tersebut komat-kamit membaca mantra. Wsss!Gelombang merah muncul dari dalam telapak tangan sang Iblis yang kemudian menyebar ke seluruh segel yang mengurung bangunan dengan
Tiga elemen yang berbeda bersatu menjadi satu kekuatan di tangan Gandi Wiratama. Hal tersebut menciptakan fenomena alam yang luar biasa. Langit menjadi gelap. Udara mendadak terasa panas mendidih. Dan angin bertiup sangat kencang, Tak hanya itu, dari langit sesekali muncul sambaran kilat.Keringat membasahi tubuh Raja Naga Air tersebut setelah dia berhasil menyatukan tiga kekuatan menjadi satu. Terciptalah satu kekuatan dengan bentuk yang aneh. Bentuknya bulat namun terlihat banyak kekuatan petir yang membuatnya seperti rambut. Di dalam bola kekuatan itu, terlihat dua warna berbeda yang berputar cepat. "Aku tak bisa menahan kekuatan ini lebih lama lagi. Sekarang waktunya menghancurkan lawan!" batin Gandi lalu dia pun mengangkat kedua tangannya dan kemudian mengayunkan nya ke bawah. Pukulan Tiga Penghancur Langit miliknya pun menderu dengan cepat kearah bawah sana dimana tubuh Shupala masih terbenam di dalam tanah.Air yang masih terbelah seketika merebak seperti terkena dorongan angi
Wuut!Tubuh Gandi menukik dengan sangat cepat hingga tak terlihat oleh mata orang biasa. Shupala kertakkan rahang lalu dia pun mengangkat kedua tangannya ke atas. Air yang ada di bawah kakinya meluncur kearah Gandi dalam wujud dua ekor naga. Namun sepertinya itu tidak membuat Gandi surut atau berhenti melakukan serangan. Dia terus meluncur dan menabrak sepasang naga yang tercipta dari air tersebut.Drsss!Dua Naga yang tercipta dari air hancur seketika setelah tubuh Gandi menerjang. Shupala pun terkejut dibuatnya dan mau tak mau dia harus berhadapan langsung dengan Gandi dalam pertarungan jarak dekat. Dia pun mengerahkan seluruh kekuatannya pada tinju kanan hingga membuat lengannya menjadi besar."Hiaaaaaat!" teriaknya keras sebelum tinjunya saling beradu dengan tinju sang Raja Naga Air.Dub!BLAAARRRRRR!!!Ledakan sangat keras terjadi setelah tinju keduanya saling beradu. Tubuh Shupala terhempas ke air dengan deras hingga ke dasar dan menciptakan dentuman. Gandi menatap apa yang terj
Gandi menatap kearah Barat dimana dia merasakan adanya aura kuat melesat ke tempat dia berada. Nampak cahaya biru yang kecil dari jarak ribuan tombak. Pemuda itu mengalihkan pandangan ke bawah dimana hutan kering itu sudah tak lagi terlihat."Mayat-mayat itu sudah tak berkutik dibawah tekanan air milikku. Aku penasaran siapa yang akan datang menemuiku dengan kekuatan yang berasal dari Naga Air." batin Gandi.Lautan yang Gandi ciptakan hingga menciptakan danau besar di area Kuil itu bergelombang saat satu sosok datang dengan kecepaatan tinggi dan tahu-tahu berdiri sepuluh langkah di depan Gandi. Sosok yang membuat Raja Naga Air itu terkejut."Siapa kau?" tanya Gandi yang tak berhenti menatap sosok di depannya. Sosok yang memiliki tubuh dengan sisik biru dan sepasang Tanduk yang juga berwarna biru. Sosok itu menyeringai menunjukkan gigi-giginya yang tajam. Lidahnya menjulur panjang mengerikan. Meski wujudnya menjadi seram dan aneh di mata Gandi, Raja Naga Air itu tidak asing dengan waja
Setelah melewati Jurang Kesedihan, akhirnya mereka tiba di sebuah Lembah yang besar. Pragasena menunjuk kearah depan."Di Lembah itu ada satu Kuil Kuno yang didirikan oleh Mayadwipa. Kuil tersebut memiliki formasi yang sulit untuk di tembus." ucap Pragasena. Bara segera mengeluarkan peta yang dimilikinya dan mencocokkan dengan tempat tersebut."Benar, ini adalah tempat yang aku cari." ujar pemuda itu sambil menunjuk ke arah gambar bunga merah yang terkurung oleh lingkaran hitam. Dan sekelilingnya ada mantra aneh yang tak dia mengerti."Mantra itu, adalah segel yang ditanam oleh Mayadwipa agar tidak ada orang yang bisa memasuki kuil. Selain itu, sesuatu yang ada di dalam sana juga tidak bisa keluar dengan mudah." kata Pragasena,"Masalah segel itu, aku harus melihatnya secara langsung karena mungkin saja aku bisa menghancurkan segel tersebut. Jika benar di dalam kuil itu ada Bunga Neraka, ini akan menjadi bantuan yang tidak kecil untuk kita dalam melawan Ratu Mayadwipa ke depannya." ka
Bara dan Gandi melanjutkan perjalanan mereka menuju ke tempat yang sesuai dengan peta. Berkat Pragasena, mereka bisa menghindari beberapa rintangan tanpa harus mengeluarkan tenaga. Setelah cukup lama berjalan, tiga orang itu berhenti di sebuah tebing curam yang sangat dalam. Mereka tak tahu seberapa dalam jurang tersebut karena di bawah sana nampak diselimuti kabut tebal."Tempat ini dinamakan Jurang Kesedihan." kata Pragasena setelah mereka duduk untuk melepas lelah ditepi jurang tersebut. Mereka sengaja tidak terbang karena untuk menghindari pasukan Mayadwipa yang kini telah mengerahkan pasukan besar-besaran di sekitar reruntuhan kuno. Dengan kekuatan Bara dan Gandi saat ini, Pragasena yakin mereka tidak akan bisa menang melawan pasukan Mayadwipa yang di pimpin oleh Bunisrawa. Sehingga mereka pun sepakat untuk berjalan kaki atau napak tilas bagi Pragasena. Karena saat dia melangkah di setiap tempat, dia teringat semua kenangan masa lalu saat berjalan kaki di jalan terjal menuju ke
Ratu Mayadwipa mengertakkan rahang nya karena murka setelah Shupala kembali dalam wujud burung gagak. Meski manusia iblis itu bisa merubah kembali wujudnya menjadi manusia, kemampuannya sudah sangat menurun dibanding sebelumnya yang berada di Ranah Alam Dewa. Sekarang dia seperti halnya manusia biasa yang berada di Ranah Pembentukan Tulang."Kau benar-benar tidak berguna! Kau bilang akan memata-matai mereka. Tapi kau malah pulang dalam keadaan mengenaskan seperti ini!" hardik Ratu Mayadwipa.Shupala hanya bisa berlutut dengan wajah tertunduk. Pragawana dan Bunisrawa menatap rekannya tersebut dengan senyum tipis. Menjadi penjaga Ratu adalah sebuah kehormatan bagi setiap manusia dan binatang iblis. Dan di antara empat penjaga itu ada persaingan yang tidak terlihat. Mereka berusaha menjadi yang terbaik demi kepentingan masing-masing. Semakin baik di mata Ratu Mayadwipa, itu akan semakin menguntungkan mereka. Entah dari segi posisi maupun pandangan dari Ratu terhadap mereka.Di mata Ratu
Probo Lintang, Kerajaan yang ada didalam sebuah danau di tengah pulau jawa itu tercipta sebelum terjadinya perang besar di Kahyangan Selatan. Kerajaan itu sebelumnya dipimpin oleh seorang wanita bernama Rara Ayu Bumi, yang kemudian diberikan kepada suaminya, Jaka Geni. Dalam kepemimpinan Jaka Geni, Kerajaan kecil yang sebelumnya adalah wilayah kekuasaan Banyu Emas akhirnya berkembang menjadi Kerajaan besar dan tangguh. Bahkan Kerajaan itu adalah satu-satunya yang selamat dari Kutukan Para Dewa yang merasa kesal karena manusia tak lagi memuja mereka dan memilih untuk memuja Jaka Geni yang menjadi Maharaja Manusia kala itu.Amarah para Dewa menimbulkan bencana di semua kawasan yang ada di tanah jawa dengan hujan yang tak pernah berhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya semua kawasan terpendam oleh banjir dan banyak manusia serta binatang ternak yang tewas karena ulah para Dewa yang tidak terima dengan tingkah manusia. Jaka Geni yang saat itu menjadi Maharaja manusia mewakili amarah manu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments