Bencana besar terlihat di Mata Kebenaran Batara Geni. Sehingga dia pun mulai mencari Pilar Penjaga Dunia dengan cara menggelar Turnamen Besar yang melibatkan para dewa termasuk anak-anaknya sendiri. Salah satu tujuan utama pagelaran turnamen tersebut adalah untuk membangkitkan kekuatan dahsyat yang tertidur di dalam tubuh salah satu anaknya. (Buku ini adalah lanjutan dari kisah Legenda Dewa Cahaya. Agar terhubung dengan kisah ini, silahkan baca dulu Legenda Dewa Cahaya.)
Lihat lebih banyakBatara Geni terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapan dari kedua istrinya. Dia berjalan sambil mengelus-elus dagunya yang hanya ditumbuhi beberapa helai rambut. Sukma Geni yang sejak awal diam karena kedua ibunya tengah berbicara pun akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya."Memangnya apa yang ingin ayah lakukan pada orang tua Bara dan Gandi?" tanyanya."Sukma, sejak lahir Gandi belum pernah melihat sosok kedua orang tuanya. Karena sekarang dia bisa mencapai tahap seperti sekarang ini dan dia juga menantu dari Batara Geni, itu sebabnya ayahmu ingin memberinya hadiah dengan mempertemukan Gandi dan kedua orang tuanya. Tapi mungkin Gandi tak bisa bertemu dengan ayahnya, karena aku tak bisa menemukan jiwanya di Dunia Kematian. Dan tidak ada catatan mengenai dirinya sama sekali." kata Dewi Iyana ibunya.Sukma Geni mengangguk-anggukkan kepalanya."Jadi begitu ya...Kalau dengan Bara Sena?" tanya Sukma Geni lagi."Dia pun sama. Sejak lahir dia tak pernah melihat ibunya. Batara Ge
Sementara itu, di Kerajaan Probo Lintang...Batara Geni menatap putrinya Sukma Geni yang terlihat gelisah. Wanita cantik itu nampak mondar mandir di depan ayahnya yang duduk di singgasananya."Kau tak perlu mencemaskan mereka. Mungkin saja saat ini mereka tengah berlibur sambil menyusun rencana untuk mengalahkan dirimu," kata Batara Geni.Sukma Geni pun menghentikan langkahnya dan kembali menghadap sang ayah. Wajahnya masih terlihat gelisah dan tidak suka dengan ucapan ayahnya tersebut."Tapi kenapa mereka tidak mengabari lebih dulu kemana mereka akan pergi? Bukankah pertarungan terakhir akan diadakan sebentar lagi?" tanyanya kemudian. Batara Geni tersenyum kecil."Aku sudah memberi waktu untuk mereka. Pertarungan terakhir bisa kembali diadakan setelah mereka pulang. Kau tahu sendiri keadaan Bara Sena bukan? Melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, sudah pasti Gandi tidak akan tinggal diam. Karena bagaimana pun, Bara adalah rekannya saat bertarung melawanmu nanti." kata Batara Geni.
Bara Sena dan Gandi Wiratama yang mendengar cerita dari Rawis nampak saling berpandangan seolah sama-sama memiliki ide yang datang begitu saja. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Bara melalui telepati."Kau sendiri tengah memikirkan apa?" Gandi bertanya balik."Sepertinya kita satu pemikiran. Aku akan memanfaatkan ketidakadilan yang Ras Binatang Iblis ini rasakan untuk menyerang kekuasaan Mayadwipa." kata Bara. Gandi tersenyum dan mengacungkan jempol tanda setuju.Rawis masih menunduk setelah menceritakan semua hal yang dia ketahui mengenai Ratu Iblis Mayadwipa. Bara mengulurkan tangannya di depan wajah pria cebol tersebut. Hal itu tentu saja membuat Rawis terkejut dan menatap kearang sang pemuda."Apa maksudnya Tuan?" tanyanya. Bara tersenyum."Aku akan membantumu dan juga mereka semua yang berasal dari Ras Binatang Iblis untuk mendapatkan kembali kebebasannya. Sudah waktunya kalian terbebas dari belenggu yang Mayadwipa lakukan selama ribuan tahun. Dengan bantuan dari kami, kalian bisa
Bara Sena menatap Rawis selama beberapa saat lalu diapun mengangguk. Gandi yang semula berada jauh disana tiba-tiba sudah ada di sebelah Pendekar Golok Iblis membuat Rawis sempat ketakutan. Namun karena Gandi tersenyum dan seolah mempersilahkan dia untuk bercerita, pria cebol itu pun mulai bercerita."Pada jaman dulu, tepatnya aku kurang tahu. Mungkin ada belasan ribu tahun yang lalu...Keadaan di dunia ini masih sangat tenang. Didunia ini hidup berbagai ras...termasuk ras binatang Iblis seperti diriku. Selain kami, ada pula manusia Iblis di dunia ini. Kami tak pernah saling bersinggungan satu sama lain. Hingga dia datang..." kata Rawis sambil menunduk."Dia datang dalam keadaan terluka di tubuhnya. Sepertinya ada sekelompok orang kuat yang memburu dirinya. Wanita itu masuk ke dunia ini dan meminta pertolongan kepada kami. Awalnya kami para Binatang Iblis dan Manusia Iblis enggan untuk membantunya karena kami tidak tahu siapa dia dan berasal dar ras apa dia itu. Kesan pertama yang kami
Tubuh pria cebol tanpa pakaian itu menabrak pohon dengan keras setelah ditendang oleh Bara Sena. Gandi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala."Kau melampiaskan amarahmu pada makhluk yang tidak berdaya seperti itu...Apa kau masih waras?" Bara mendengus kesal. Dia mendatangi pria cebol yang merintih kesakitan. Tubuhnya penuh dengan luka lebam akibat pukulan dari Gandi dan sekarang bertambah lagi karena tendangan dari Bara Sena."Hei, bangunlah! Ada yang ingin aku tanyakan padamu," kata Bara sambil berjongkok di depan pria cebol tersebut.Pria cebol itu membuka matanya secara perlahan. Begitu dia melihat Bara Sena yang tengah berjongkok di depannya, sontak saja pria itu beringsut ketakutan dengan wajah pucat pasi."Siapa kau!? Jangan mendekat!" teriaknya sambil beringsut kearah akar pohon besar yang sebelumnya bagaikan benteng Kerajaan di mata Bara dan Gandi. Kini akar tersebut tak ubahnya akar pohon seperti biasanya. Tak ada yang istimewa."Tak perlu takut. Aku bukan dia yan
Akhirnya setelah Iblis Neraka Sasaka turun tangan, Mantra Belenggu Langit yang terpasang di portal Gaib Tanah Kutukan itu berhasil di hancurkan menggunakan Mantra Penghancur Ruang yang Iblis tersebut kerahkan. Bara pun menjadi penasaran akan mantra yang begitu hebat dari sang Iblis."Mantra Penghancur Ruang ini, apakah memiliki hubungan dengan Mentra Belenggu Langit yang ada di portal itu Sasaka?" tanya Bara."Mantra seperti itu memang memiliki keterkaitan satu sama lain karena bersumber dari orang yang sama. Tapi, setahuku, didunia ini hanya ada beberapa Iblis yang bisa menguasai mantra-mantra tersebut. Salah satunya adalah aku..." kata Sasaka sambil terlihat tengah mengingat-ingat sesuatu.Bara yang hendak kembali bertanya mengurungkan niatnya setelah menyadari tubuhnya secara perlahan mulai tumbuh menjadi lebih besar. Pun begitu dengan sosok mungil dari Iblis Sasaka yang juga ikut tumbuh menjadi lebih besar. Dan akhirnya tubuh keduanya sudah kembali seperti semula. Saat itulah, Bar
Bara Sena membuka kedua matanya setelah beberapa saat dia memejamkan mata. Bukan tanpa tujuan dia melakukan hal itu. Selama beberapa saat pemuda itu mencoba menghubungi Iblis Neraka Sasaka namun dia tak juga menemukan Iblis tersebut meski dia sudah mencarinya di alam jiwa. Setelah cukup lama, barulah dia bertemu dengan sang Iblis yang kala itu tengah mengurung diri di dalam cangkang api."Ada apa kau kesini?" tanya Sasaka yang merasa terusik dengan kehadiran Bara Sena. Padahal itu adalah alam jiwa milik pemuda tersebut. Seolah-olah tempat itu adalah rumah Iblis itu sendiri sehingga Bara pun dianggap sebagai orang asing."Aku perlu bantuanmu. Kali ini saja," kata Bara."Huh, berapa kali aku sudah membantumu. Kapan kau bisa berdiri sendiri jika terus mengandalkan orang lain," kata Iblis Sasaka membuat Bara merasa kesal."Aku tidak mengandalkan bantuan orang lain. Kali ini aku meminta bantuanmu karena kau adalah satu-satunya Iblis Kuno yang tent
Ular raksasa itu melesat kearah Bara Sena yang baru saja bangkit berdiri. Pemuda itu pun segera menghindari serangan cepat dari ular tersebut sehingga sang ular menabrak akar pohon dengan keras.Brak!Setelah menghindari serangan ular tersebut, Bara mengerahkan kekuatan api neraka miliknya. Bola api besar menghantam tubuh ular tersebut. Gandi yang baru saja selamat dari semburan racun ikut membantu Pendekar Golok Iblis tersebut dengan kekuatan air miliknya. Ular tersebut menjerit keras setelah terkena bola api milik Bara Sena. Tubuhnya terbakar hebat. Disusul serangan air dari Gandi yang mengurung kepalanya sehingga membuatnya tidak bisa bernapas. Ular raksasa itu pun meronta kesana kemari dengan liar. Bara berusaha menghindari setiap gerakan ular yang tidak beraturan tersebut. Gandi tetap mempertahankan kekuatan air yang membelenggu kepala sang ular. Dengan begitu ular tersebut semakin dibuat tak berdaya. Namun kekuatan dari ular itu mema
Bara Sena bersembunyi di balik akar pohon yang tingginya saja bisa mencapai sepuluh tombak. Sangat mirip dengan sebuah benteng. Suasana di sekitarnya terasa lembab dan berlumut. Bara duduk di atas lumut hijau tersebut. Terasa duduk di atas tikar lembut raksasa."Ini benar-benar aneh. Semuanya menjadi raksasa, atau tubuhku yang menjadi sangat kecil?" batin Bara mulai berpikir kenapa dirinya memiliki tubuh sekecil itu. Saat tengah berpikir itu, dia teringat dengan Gandi dan yang lainnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mengeluarkan Gandi dari dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Saat Gandi muncul, tubuh Raja Naga Air itu sama besarnya dengan dirinya. Gandi sempat celingukan menatap kesana kemari dengan wajah sedikit bingung. Bara menepuk bahunya."Hei, bukannya sudah aku katakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan tetua Ragrasha, semua yang ada di dalam Tanah Kutukan ini berukuran raksasa. Lihat saja akar pohon setinggi 10 tombak ini. Bahkan lebih tinggi dibanding benteng Probo Lintang
Probo Lintang, Kerajaan yang ada didalam sebuah danau di tengah pulau jawa itu tercipta sebelum terjadinya perang besar di Kahyangan Selatan. Kerajaan itu sebelumnya dipimpin oleh seorang wanita bernama Rara Ayu Bumi, yang kemudian diberikan kepada suaminya, Jaka Geni. Dalam kepemimpinan Jaka Geni, Kerajaan kecil yang sebelumnya adalah wilayah kekuasaan Banyu Emas akhirnya berkembang menjadi Kerajaan besar dan tangguh. Bahkan Kerajaan itu adalah satu-satunya yang selamat dari Kutukan Para Dewa yang merasa kesal karena manusia tak lagi memuja mereka dan memilih untuk memuja Jaka Geni yang menjadi Maharaja Manusia kala itu.Amarah para Dewa menimbulkan bencana di semua kawasan yang ada di tanah jawa dengan hujan yang tak pernah berhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya semua kawasan terpendam oleh banjir dan banyak manusia serta binatang ternak yang tewas karena ulah para Dewa yang tidak terima dengan tingkah manusia. Jaka Geni yang saat itu menjadi Maharaja manusia mewakili amarah manu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen