Bara termenung selama beberapa saat. Hal itu tentu saja memancing kecurigaan Lu Xie bahwa pemuda itu menyembunyikan sesuatu darinya."Kau tak mau berterus terang...? Aku pikir kau membohongiku waktu kita berada di Tanah Larangan Gurun Sha..." kata Lu Xie membuat Bara semakin bingung dan kelabakan."Aku...Aku...Aaaaakhhh! Aku bingung harus berkata apa padamu!" kata Bara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Lu Xie tersenyum dari balik cadar nya."Aku tahu, banyak rahasia yang kau sembunyikan...Aku sadar, aku tak mungkin menghentikan kegilaanmu. Tapi satu kata dariku untukmu...Aku adalah wanita yang tak ingin menjadi selir di hatimu. Dan kurasa, kau sudah melakukan itu padaku sejak kau menyatakan cintamu padaku waktu itu..." kata Lu Xie membuat Bara tertegun dan terdiam terpaku."Apakah kau menolak cintaku...?" tanya pemuda itu dengan perasaan gelisah tak karuan.Lu Xie tak menjawab. Dia menatap kearah langit. Lalu terdengar suaranya mendesah masygul."Entahlah...Dikatakan aku me
Dewi Es Lian Xie hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah. Entah kenapa dia merasa senang sekaligus malu-malu mendengar pujian dari pemuda yang ada di hadapannya."Kau pandai memuji. Tidak heran jika banyak wanita jatuh hati padamu," kata Dewi Es lalu dia melayang turun dan duduk disebelah Bara Sena.Pemuda itu terdiam lalu dia menunduk dan kemudian menatap kearah lain dengan mata yang sedikit menunjukkan semburat luka."Tidak semua wanita akan merasa senang dengan pujian. Bahkan aku gagal mendapatkan hati seseorang yang menawan hatiku. Siapa sangka, aku akan merasakan yang namanya sakit hati...Kecewa..." kata Bara sambil tersenyum kecut."Karena cinta ditolak?" sahut Lian Xie sambil menutup mulut menahan tawa."Cih! Kau tak tahu apa-apa tentang cinta. Meski usiamu sudah tua, kau masih sangat awam dalam dunia percintaan. Coba saja kau mengalami apa yang aku rasakan..." kata Bara sedikit kesal dia ditetawakan oleh wanita itu."Jangan salah sangka kau anak muda. Aku pernah mengalami
Bara Sena menatap wajah Lian Xie yang memerah setelah mengatakan sesuatu yang terasa aneh bagi pemuda tersebut."Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Bara sambil terus menatap wanita tersebut hingga membuatnya salah tingkah. Namun Lian Xie mencoba untuk tetap tenang dan menutupi perasaan malunya dengan melotot kearah Bara Sena."Aku sudah katakan dan aku tak mau mengulangnya lagi! Tapi jangan salah paham, aku melakukan ini bukan kemauanku sendiri. Tapi ini untuk kepentingan orang banyak. Para pengikutmu juga akan merasakan tenang saat dunia Penyimpanan kembali seperti semula." kata Dewi Es itu akhirnya menemukan cara untuk beralasan kenapa dia mengatakan hal aneh itu kepada Bara Sena yang tentu saja akan menjadikan kesalahpahaman.Kedua alis Bara Sena terangkat."Ooohh...Begitu...Hmmm, aku pikir kau akan menghianati cinta Cakara...Hahahaha!" kata Bara sambil tertawa dan kemudian merebahkan diri di atas genting. Lian Xie membuang muka kearah lain agar pemuda itu tidak tahu raut wajah
Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut."Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serang
Bara Sena melayang turun di depan istana yang sudah dipenuhi banyak orang untuk menyambut kedatangan Jaka Geni yang turun dari langit bersama rombongan lain yang menggunakan kereta kuda terbang. Para Dewa yang ikut dalam rombongan Jaka Geni adalah Dewa Wisnu dan Dewa Angin Pawana yang masing-masing membawa anak untuk mengikuti turnamen yang diadakan di Probo Lintang tersebut.Bayu Jaga Geni dan semua pejabat istana langsung berlutut di hadapan Jaka Geni memberikan hormat kepada Mahadewa tersebut. Beberapa istri Jaka Geni yang ikut bersamanya adalah Dewi Narashima bersama anak-anaknya. Ada juga Dewi Gangga yang juga bersama anak-anaknya. Lalu ada Dewi Iswara Aninda putri dari Dewa Siwa yang juga datang bersama anak-anaknya.Suasana di depan istana itu terlihat meriah dan ramai oleh banyaknya orang yang ingin melihat sosok-sosok Dewa Dewi dari kahyanga. Kecantikan istri-istri Jaka Geni dan juga anak-anaknya membuat banyak pria hanya bisa ternganga dan berkhayal. Bara Sena sendiri yang j
Bara Sena menatap sosok wanita berparas sangat cantik yang tak lain adalah Sukma Geni. Anak pertama Batara Geni dengan Dewi Kematian Iyana Tunggadewi. Setelah sang ibu menjabat sebagai Dewi yang bertugas di dunia kematian, Sukma Geni menggantikan posisi ibunya di Kerajaan Jagat Lelembut sebagai Ratu hingga saat ini. Kecantikan wanita itu tersohor di seluruh dunia bawah dan bahkan di dunia manusia sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menaklukan hati putri Jaka Geni tersebut. Hal itu dikarenakan syarat bagi siapa pun yang menginginkan dirinya adalah memberikan Api Abadi kepadanya sebagai mahar perkawinan. Mendengar nama Api tersebut saja sudah membuat semua orang berpikir seribu kali bagaimana cara mendapatkan api yang hanya ada di Neraka dan miliki satu-satunya Dewa yang paling di takuti di 3 dunia. Yaitu Dewa Yama sang pemilik Neraka Abadi yang penuh dengan kesengsaraan.Manusia jelas tidak mungkin, karena Iblis,siluman, dedemit dan bahkan Dewa saja tidak pernah terbayangkan s
Beberapa hari sebelum Bima berada di Kerajaan Probo Lintang, dia baru saja melakukan perjalanan di Hutan Awan Hitam. Sebuah tempat yang tidak asing bagi dirinya meski ratusan tahun telah berlalu. Jung Seo dan Antasena yang menemani pria dengan tubuh Dewa Bumi itu mendapatkan banyak cerita dari Bima tentang masa lalunya di Pulau Angin tersebut. Antasena sangat senang mendengar kisah perjalanan cinta sang kakek hingga dia meminta Bima untuk menggendongnya."Jadi, di tempat ini kakek bertemu dengan nenek Azalea?" tanya Anatasena."Benar, di Hutan ini, kakek melakukan perjalanan menuju ke Makam Iblis Tanduk Api bersama Arimbi hingga akhirnya kakek malah bertemu dengan Ratu Azalea nenekmu," kata Bima."Arimbi...? Apakah dia wanita yang pernah menjadi kekasih kakek?" tanya Antasena dengan mata sedikit membesar."Hm.." Bima menganggukkan kepalanya."Di Pulau ini masih ada beberapa keluarga Iblis meski tidak begitu kuat. Salah satunya adalah ras yang sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja,
Langkah Bima Sena terhenti di depan sebuah jembatan yang sangat tidak asing bagi dirinya. Itu adalah jembatan yang pernah menguji kekuatannya untuk melewati jembatan tersebut. Sekarang jembatan itu nampak biasa saja dan hancur di beberapa bagian.Mereka pun melewati jembatan tersebut tanpa ada gangguan apa pun. Namun setelah mereka sampai di seberang, tiba-tiba saja terdengar satu suara mendesis yang cukup keras. Saat Jung Seo dan Bima menoleh ke belakang, nampak terlihat sosok ular yang sangat besar berdiri didepan mereka dari dalam jurang yang dalamnya mencapai puluhan tombak. Jelas ular itu sangat panjang sampai bisa berdiri di atas mereka dengan tatapan mata merah menyala."Aura ular ini sangat luar biasa...Mungkin dia setara dengan binatang Iblis Tingkat Alam Cakrawala..." kata Bima Sena. Tangannya bergerak kearah depan. Dari dalam tubuhnya keluar aura hijau yang kemudian membentuk tangan raksasa. Aura berwujud telapak tangan itu menderu kearah ular besar tersebut dan langsung me
Kabar penghiataan Ki Jogo Segoro pun merebak begitu cepatnya di Kerajaan Naga Air hingga seluruh lapisan masyarakat Naga tahu. Mereka tak ada yang menyangka sama sekali, Naga yang paling dituakan selain para sesepuh istana itu justru memiliki niat yang begitu kejam. Banyak hal yang membuat Gandi segera mengadakan pertemuan besar di istana.Semua anggota keluarga dari Ki Jogo Segoro ditangkap. Mereka adalah sembilan anaknya yang memiliki jabatan cukup tinggi di pasukan Kerajaan. Tak hanya mereka, para sesepuh yang dekat dengan Ki Jogo Segoro pun ikut terkena getahnya. Semua ditangkap untuk diperiksa apakah mereka ikut dalam rencana besar pria tersebut dalam upaya menguasai Kerajaan Naga Air.Akhirnya masalah itu pun selesai dalam satu hari saja karena kemampuan Gandi yang diluar nalar para naga. Bagaimana tidak, Raja Naga itu mengerahkan ribuan makhluk tiruan seperti dirinya yang bergerak cepat menyusuri Kerajaan dan membantu para pengawal menangkap keluarga Jogo Segoro. Sempat ada per
Gandi tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Iblis Yaksa. Dari penjelasan itu, Gandi pun teringat apa yang pernah di ceritakan oleh gurunya mengenai Iblis Seribu Tangan alias Iblis Yaksa tersebut. Semuanya terhubung dengan lebih jelas. Namun setelah mendengar kenyataan bahwa Yaksa yang memusnahkan seluruh penduduk desa membuat Raja Naga Air itu merasa marah."Jadi memang benar, kau yang membunuh ibuku...?" tanya Gandi dengan mata menyala biru."Hei! Itu sudah masa lalu...! Bukankah kau sudah melihat nasibku sekarang ini? Penyebab semua itu adalah Bajingan yang berniat memusnahkan kerajaan ini!" kata Yaksa yang merasa takut melihat tatapan mata Gandi kepadanya."Tapi kau menatapku dengan tatapan yang membuatku muak! Meski kau hanyalah kepala tanpa badan, aku sangat ingin menjadikanmu bubuk tulang dan aku sebarkan di atas desa dimana ibuku mati untuk menenangkan arwahnya!" kata Gandi membuat Yaksa ketakutan."Mataku...Mataku memang seperti ini! Aku bahkan sudah lupa cara berkedip!"
Ki Jogo Segoro meraung kesakitan setelah Belati Kuno itu menembus tubuhnya. Gandi menggelengkan kepalanya melihat Bara yang begitu gegabah menusuk pria tersebut."Bara, aku tahu kau sangat marah karena hal ini. Tapi biarkan Kerajaanku yang menyelesaikan ini mengingat dia akan memberontak dan membunuh semua Naga di Kerajaan ini. Jika kau membunuhnya, kami tidak bisa tahu alasan dia ingin melakukan itu," kata Gandi.Bara tersenyum sinis. Dia menyalurkan kekuatannya ke dalam tubuh Ki Jogo Segoro agar pria itu tetap sadar dan bertahan dari rasa sakit yang dideritanya. Meski selamat dari kematian, Ki Jogo Segoro justru merasa dirinya berada di depan Neraka tanpa batas dan memilih untuk mati saat itu juga."Aku tahu itu, makanya aku tidak menusuk di bagian fitalnya. Anggap saja tadi adalah hukuman untuknya yang masih berani menatap kekasihku! Jika itu terulang lagi, tak peduli dia anak buahmu, aku akan tetap membunuhnya." kata Bara."Tenanglah, aku akan mengurus bagianku dulu. Karena ini me
Manguntur mendarat di dekat altar dimana terlihat seorang gadis kecil yang tengah duduk bersila di atas lingkaran altar. Gadis kecil yang tak lain adalah Meili Tian Zi itu membuka kedua matanya yang tadi terpejam. Nampak sinar biru aneh keluar dari bola mata gadis kecil berusia sekitar 7 tahun tersebut. Padahal usia aslinya baru satu tahun. Karena dia hidup di dalam Pagoda dewa, dia tumbuh lebih cepat dari yang seharusnya."Guru Kahiyang, jadi dia yang membuat keributan di atas langit sana?" tanya gadis kecil itu. Kahiyang Dewi mengelus kepala Meili sambil mengangguk. Lalu dia menoleh kearah Manguntur yang ada di belakangnya."Kau seharusnya minta maaf padanya karena sudah mengganggu semedinya," kata Kahiyang Dewi dengan nada dingin."Aku...? Minta maaf pada anak kecil ini?" tanya Manguntur sambil menatap Meili Tian Zi. Gadis itu membalas dengan tatapan sengit. Kahiyang Dewi tersenyum sinis."Jika aku menjadi dirimu, aku akan langsung melakukannya...Sebelum dia marah," kata wanita itu
Bara menoleh ke arah Manguntur yang terbang di atas tanah dengan sayap besarnya hingga membuat semua yang di bawahnya beterbangan. Termasuk dedaunan kering dan tulang belulang yang ada disana."Hei! Bisa tenang tidak? Kau membuat kekasihku ketakutan!" hardik Bara kesal karena dia pun merasa risih dengan angin yang menerpa wajahnya. Dedaunan dan beberapa tulang belulang bahkan hampir menimpa kepalanya.Manguntur menjadi berkeringat dingin karena hampir membuat kesalahan di hari pertamanya menjadi pengikut Dewa Cahaya tersebut."Ma-maafkan aku Tuan Muda...Aku hampir lupa diri karena sudah sekian lamanya aku tidak bebas mengepakkan sayap seperti ini...!" kata Manguntur setelah mendarat dengan tenang di atas tanah. Bara menghela napas lalu dia mengarahkan telapak tangan kanannya kearah makhluk tersebut."Kalau begitu, kau masuk dulu ke dalam dunia milikku. Terbang lah sesuka hatimu disana. Tapi ingat, jangan mengacaukan orang-orang yang ada di dalam Dunia sana. Atau kau akan menjadi makan
Setelah berusaha cukup lama, akhirnya Bara menemukan celah di tubuh Manguntur. Yakni di bagian bawah Sirip yang ada di samping wajahnya. Celah kecil tersebut merupakan tempat masuknya Belati Kuno. Bara segera mengarahkan rantai ungu miliknya untuk masuk ke dalam sana.Setelah rantai ungu masuk ke dalam tubuh Manguntur, terkejutlah pemuda itu melihat dua Belati yang menyala tepat di dekat jantung berukuran besar. Belati itu terus berputar mengelilingi jantung tersebut dan mengeluarkan aura kebiruan."Akhirnya segel itu aku temukan! Sekarang waktunya untuk melepaskan Manguntur dari segel ini..." batin Bara lalu dia mengarahkan rantai ungu miliknya menuju ke salah satu Belati yang tengah berputar. Dengan cepat rantai tersebut langsung menyambar salah satu Belati dan menariknya keluar dari area jantung tersebut. Saat itulah, terjadi letupan kecil disana yang membuat Bara terkejut. Dengan cepat dia gunakan rantai ungu miliknya untuk menyambar satu Belati lagi kemudian membawanya keluar da
Tanda Budak adalah tanda yang diciptakan menggunakan kekuatan jiwa dan mantra penyegel. Saat seseorang yang sudah mendapat tanda budak menunjukkan sifat jahat kepada sang 'tuan', maka mantra Penyegel itu akan menyala dan membuat budak tersebut harus merasakan penderitaan yang luar biasa. Mirip dengan segel darah yang Bara terapkan pada tubuh Raja Arpa yang saat ini menjadi wadah Iblis Guo Jiu.Tanda Budak yang Iblis Sasaka tanamkan pada tubuh Manguntur jauh lebih kuat dibanding segel darah milik Bara Sena. Itu sebabnya Manguntur harus merasakan kesakitan yang luar biasa saat Tanda Budak tersebut masuk ke dalam tubuhnya. Saking sakitnya, sampai teriakan Manguntur yang semula tinggi tidak ada suaranya sama sekali. Tubuhnya tegang dan kaku dengan kepala yang mendongak ke atas dengan mulut ternganga dan mata terbuka lebar. Iblis Sasaka tersenyum puas lalu dia pun melepaskan jari telunjuknya dari kening Manguntur. "Selesai sudah. Hm...Ternyata tanda budak yang pernah aku tanamkan padanya
Sosok Manguntur yang telah terluka parah akibat hantaman bola api neraka milik Iblis Sasaka akhirnya bersujud di depan sang Iblis sambil meringis kesakitan. Meski dia hanya tubuh roh, tetap saja dia akan merasakan sakit karena saat ini tubuhnya dalam bentuk yang padat. Mengubah roh yang tak terlihat menjadi padat adalah hal yang sulit sehingga membutuhkan kekuatan yang tidak sedikit."Coba kau ingat sejak awal. Kau tidak akan mengalami hal seperti ini," kata Iblis Sasaka sambil menyeringai. Manguntur hanya bisa diam dan bersujud menyembunyikan matanya dari tatapan mata Iblis tersebut."Maafkan aku Tuan Sasaka...Aku sama sekali tak menduga kalau anda akan muncul di tempat ini. Kalau boleh aku tahu, siapa anak muda yang menjadi wadahmu saat ini..." kata Manguntur dengan suara lirih karena dia masih merasakan kesakitan dan panas yang menyengat. Kulitnya hangus terbakar hingga membuat aroma gosong yang tidak nyaman di hidung Lian Xie."Wadahku ini bukan sembarang wadah. Dia adalah seorang
Gelombang kekuatan yang terpancar dari tubuh Manguntur membuat Bara terdorong ke belakang secara perlahan meski dia sudah bertahan menggunakan Perisai cahaya dan Golok Iblis yang dia tancapkan ke tanah."Gawat! Dia bukan makhluk biasa! Bagaimana bisa di Kerajaan Naga Air ini ada makhluk sekuat ini!?" seru Bara."Dia adalah Sirip Kehancuran...Kekuatannya memang sangat mengerikan. Kau harus berhati-hati dengan racun yang ada pada tangannya..." kata Lian Xie dengan suara lirih. Namun wajahnya yang semula pucat kini sudah nampak membaik setelah dia menelan pil hijau dari Bara."Sirip Kehancuran!? Lalu apa hubungannya dengan Kerajan ini!?" tanya Bara sambil terus bertahan karena gelombang kekuatan dari tubuh Manguntur semakin menggila."Jogo Segoro berniat untuk menguasai Kerajaan ini dan membunuh semuanya...Kau harus menangkapnya...Jika tidak, kerajaan Naga Air dalam bahaya..." kata Lian Xie lalu dia menceritakan apa yang dia dengar dari Manguntur beberapa saat yang lalu secara singkat. M