Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 10.Kedatangan Tak Terduga

Share

10.Kedatangan Tak Terduga

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-10-11 05:23:20

Bara Sena menatap wajah Lian Xie yang memerah setelah mengatakan sesuatu yang terasa aneh bagi pemuda tersebut.

"Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Bara sambil terus menatap wanita tersebut hingga membuatnya salah tingkah. Namun Lian Xie mencoba untuk tetap tenang dan menutupi perasaan malunya dengan melotot kearah Bara Sena.

"Aku sudah katakan dan aku tak mau mengulangnya lagi! Tapi jangan salah paham, aku melakukan ini bukan kemauanku sendiri. Tapi ini untuk kepentingan orang banyak. Para pengikutmu juga akan merasakan tenang saat dunia Penyimpanan kembali seperti semula." kata Dewi Es itu akhirnya menemukan cara untuk beralasan kenapa dia mengatakan hal aneh itu kepada Bara Sena yang tentu saja akan menjadikan kesalahpahaman.

Kedua alis Bara Sena terangkat.

"Ooohh...Begitu...Hmmm, aku pikir kau akan menghianati cinta Cakara...Hahahaha!" kata Bara sambil tertawa dan kemudian merebahkan diri di atas genting. Lian Xie membuang muka kearah lain agar pemuda itu tidak tahu raut wajahnya yang saat ini tengah menunjukkan perasaan gelisah.

"Cakara...Apakah masih lama untukmu bisa bertemu denganku lagi...? Aku takut, semakin lama aku bersama bocah ini, aku justru semakin merasa jauh darimu..." batin Lian xie.

Meski di dalam Kerajaan Probo Lintang tidak ada matahari, waktu dalam danau hampir sama dengan yang ada di luar Kerajaan tersebut. Saat malam, Kerajaan itu pun akan menjadi gelap dan banyak obor yang terpajang di jalan dan rumah-rumah.

Tak terasa, Bara dan Lian Xie berada di atas genting sudah cukup lama. Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam penginapan dan Lian Xie juga ikut menemaninya. Wanita cantik itu duduk di kursi kayu sedangkan Bara merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang juga terbuat dari kayu. Hanya saja ada kasur kapuk yang empuk menjadi alasnya.

"Apa kau akan duduk disana terus? Atau kau juga ingin berada di kasur ini?" tanya Bara yang sudah bersiap untuk tidur. Sudah sangat lama dia belum tidur sama sekali.

"Kau pikir aku akan menurutimu? Aku tahu apa yang ada di dalam kepalamu." kata Lian Xie membuat Bara tertawa kecil.

"Kalau begitu, aku akan tidur lebih dulu. Jika kau mengantuk, kau boleh tidur disini," kata pemuda itu lalu menggeser tubuhnya sehingga ada sedikit tempat di ranjang tersebut untuk Lian Xie. Namun wanita itu mala memalingkan mukanya dengan wajah memerah dan jengah. Pemuda itu pun akhirnya memejamkan kedua matanya. Dia ingin melupakan semua yang terjadi hari itu terutama hal yang membuat hatinya terasa begitu sakit.

"Terimakasih Lian Xie..." kata Bara lirih lalu tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus dari mulutnya. Lian Xie kembali menoleh kearah Bara Sena. Dia menatap lekat-lekat wajah pemuda tersebut. Entah kenapa ada debaran aneh dari dalam tubuhnya yang membuat dia merasa betah berlama-lama menatap wajah sang pemuda yang tengah tertidur.

"Bagaimana bisa perasaan ini malah hadir untuk dirinya? Apakah karena terlalu lama aku menyendiri sehingga aku sudah tak lagi merasakan kasih sayang Cakara...? Perasaanku padanya semakin lama semakin dingin seperti air embun 10.000 tahun...Dan sekarang malah mekar saat melihat wajah orang yang tidak jauh berbeda dengan buaya darat...Ada apa dengan dirimu Lian Xie...?" batin Dewi Es tersebut sambil terus menatap wajah Bara Sena.~

Keesokan harinya Bara terbangun dari tidurnya. Saat dia hendak bergerak, dia merasakan adanya sesuatu yang menekan punggungnya. Karena dia tidur menghadap ke dinding kayu, dia tidak tahu apa yang ada di belakangnya. Namun saat dia bergerak, dia menyentuh satu tangan halus tengah mendekap pinggangnya.

"Tidak mungkin...Apakah...?" batin pemuda itu lalu dia meraih tangan halus dan lembut tersebut dan mengusapnya. Dia yakin sekali itu adalah tangan wanita. Dia pun merasa sedikit bingung apa yang harus dia lakukan. Tepat di belakangnya ada seseorang yang tengah memeluk dirinya. Dan yang membuat Bara merasa blingsatan adalah sesuatu yang menekan punggungnya itu. Terasa kenyal dan lembut yang tentu saja membuat dia berpikir liar.

"Sial...Dua benda itu menekan punggungku...Siapa wanita ini? Tidak mungkin dia Lian Xie bukan?" batin Bara menebak-nebak. Dengan perlahan Bara menyingkirkan tangan tersebut dari tubuhnya. Dia ingin memutar badan untuk memastikan siapa adanya wanita yang tengah memeluk nya itu. Setelah berhasil, dia pun terkejut melihat sosok yang ada di hadapannya. Dia sama sekali bukan Lian Xie. Namun tentu saja Bara juga mengenali sosok tersebut.

"Chang Mei...?" lirih pemuda itu tak percaya salah satu kekasihnya dari putri Jaka Geni ada di sana saat ini. Bara sama sekali tak menduga dan mencoba menebak sejak kapan wanita cantik putri pasangan Jaka Geni dan Chang Yun itu ada didalam kamarnya. Sementara itu, di kursi kayu yang sebelumnya menjadi tempat Dewi Es duduk, tak ada orang sama sekali.

"Kemana wanita itu?' batin Bara.

"Kau sudah bangun kakak..." terdengar suara Chang Mei membuat Bara tersenyum lalu dia membelai wajah mulus wanita tersebut.

"Sejak kapan kau disini?" tanya Bara.

"Sejak semalam. Aku mencarimu setelah tiba di Kerajaan ini. Dan berdasarkan kabar yang aku dengar, kau tinggal di luar istana. Aku tak menyangka kau malah tinggal diluar istana padahal kau adalah salah satu peserta yang akan mengikuti acara turnamen ini..." kata Chang Mei sambil menatap mata Bara.

"Aku lebih suka disini daripada di dalam tempat megah itu. Tempat ini mengingatkan aku pada saat kita berduaan dulu di penginapan. Sayang sekali waktu itu kita diganggu banyak kecoa," kata Bara.

Chang Mei tersenyum.

"Apakah saat ini kita terganggu? Sepertinya ada kesempatan yang tak boleh kita lewatkan bukan?" tanya Chang Mei membuat Bara tak mau menunda lagi hasrat yang telah cukup lama terpendam didadanya.

Mereka pun saling bergumul di atas ranjang. Bagaikan sepasang merpati yang melepas rindu, keduanya pun saling mencumbu dengan hangat dan penuh kemesraan. Disaat yang sama, Lian Xie baru saja pulang kembali setelah dia berkeliling kota. Dia terkejut saat dari balik jendela melihat Bara dan Chang Mei yang tengah bercumbu diatas ranjang. Sebagian pakaian wanita itu sudah terbuka sehingga kedua buah dadanya yang ranum itu terlihat jelas.

Dengan sedikit kasar, nampak terliha Bara Sena yang meremas kedua bukit itu hingga kulit putih Chang Mei memerah. Lian Xie menggigit bibirnya sendiri melihat adegan panas tersebut di depan mata kepalanya sendiri. Bukannya merasa risih atau muak, wanita itu justru menikmati apa yang dia lihat didepan sana. Hal itu terjadi lantaran dia tak pernah merasakan apa yang tengah terjadi di atas ranjang kayu itu.

"Apa yang tengah mereka lakukan..? Apakah mereka sedang memadu kasih seperti yang pernah Song Hua katakan padaku? Astaganaga...! Kenapa aku benar-benar tidak tahu tentang hal semacam ini di usiaku yang sudah sangat tua?" batin Lian Xie dengan mata masih tertuju kearah ranjang .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Geger Kahyangan   11.Rombongan Dari Langit

    Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut."Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serang

    Last Updated : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   12.Kedatangan Para Dewa

    Bara Sena melayang turun di depan istana yang sudah dipenuhi banyak orang untuk menyambut kedatangan Jaka Geni yang turun dari langit bersama rombongan lain yang menggunakan kereta kuda terbang. Para Dewa yang ikut dalam rombongan Jaka Geni adalah Dewa Wisnu dan Dewa Angin Pawana yang masing-masing membawa anak untuk mengikuti turnamen yang diadakan di Probo Lintang tersebut.Bayu Jaga Geni dan semua pejabat istana langsung berlutut di hadapan Jaka Geni memberikan hormat kepada Mahadewa tersebut. Beberapa istri Jaka Geni yang ikut bersamanya adalah Dewi Narashima bersama anak-anaknya. Ada juga Dewi Gangga yang juga bersama anak-anaknya. Lalu ada Dewi Iswara Aninda putri dari Dewa Siwa yang juga datang bersama anak-anaknya.Suasana di depan istana itu terlihat meriah dan ramai oleh banyaknya orang yang ingin melihat sosok-sosok Dewa Dewi dari kahyanga. Kecantikan istri-istri Jaka Geni dan juga anak-anaknya membuat banyak pria hanya bisa ternganga dan berkhayal. Bara Sena sendiri yang j

    Last Updated : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   13.Salah Tingkah

    Bara Sena menatap sosok wanita berparas sangat cantik yang tak lain adalah Sukma Geni. Anak pertama Batara Geni dengan Dewi Kematian Iyana Tunggadewi. Setelah sang ibu menjabat sebagai Dewi yang bertugas di dunia kematian, Sukma Geni menggantikan posisi ibunya di Kerajaan Jagat Lelembut sebagai Ratu hingga saat ini. Kecantikan wanita itu tersohor di seluruh dunia bawah dan bahkan di dunia manusia sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menaklukan hati putri Jaka Geni tersebut. Hal itu dikarenakan syarat bagi siapa pun yang menginginkan dirinya adalah memberikan Api Abadi kepadanya sebagai mahar perkawinan. Mendengar nama Api tersebut saja sudah membuat semua orang berpikir seribu kali bagaimana cara mendapatkan api yang hanya ada di Neraka dan miliki satu-satunya Dewa yang paling di takuti di 3 dunia. Yaitu Dewa Yama sang pemilik Neraka Abadi yang penuh dengan kesengsaraan.Manusia jelas tidak mungkin, karena Iblis,siluman, dedemit dan bahkan Dewa saja tidak pernah terbayangkan s

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   14.Pulau Angin

    Beberapa hari sebelum Bima berada di Kerajaan Probo Lintang, dia baru saja melakukan perjalanan di Hutan Awan Hitam. Sebuah tempat yang tidak asing bagi dirinya meski ratusan tahun telah berlalu. Jung Seo dan Antasena yang menemani pria dengan tubuh Dewa Bumi itu mendapatkan banyak cerita dari Bima tentang masa lalunya di Pulau Angin tersebut. Antasena sangat senang mendengar kisah perjalanan cinta sang kakek hingga dia meminta Bima untuk menggendongnya."Jadi, di tempat ini kakek bertemu dengan nenek Azalea?" tanya Anatasena."Benar, di Hutan ini, kakek melakukan perjalanan menuju ke Makam Iblis Tanduk Api bersama Arimbi hingga akhirnya kakek malah bertemu dengan Ratu Azalea nenekmu," kata Bima."Arimbi...? Apakah dia wanita yang pernah menjadi kekasih kakek?" tanya Antasena dengan mata sedikit membesar."Hm.." Bima menganggukkan kepalanya."Di Pulau ini masih ada beberapa keluarga Iblis meski tidak begitu kuat. Salah satunya adalah ras yang sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja,

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   15.Sharma

    Langkah Bima Sena terhenti di depan sebuah jembatan yang sangat tidak asing bagi dirinya. Itu adalah jembatan yang pernah menguji kekuatannya untuk melewati jembatan tersebut. Sekarang jembatan itu nampak biasa saja dan hancur di beberapa bagian.Mereka pun melewati jembatan tersebut tanpa ada gangguan apa pun. Namun setelah mereka sampai di seberang, tiba-tiba saja terdengar satu suara mendesis yang cukup keras. Saat Jung Seo dan Bima menoleh ke belakang, nampak terlihat sosok ular yang sangat besar berdiri didepan mereka dari dalam jurang yang dalamnya mencapai puluhan tombak. Jelas ular itu sangat panjang sampai bisa berdiri di atas mereka dengan tatapan mata merah menyala."Aura ular ini sangat luar biasa...Mungkin dia setara dengan binatang Iblis Tingkat Alam Cakrawala..." kata Bima Sena. Tangannya bergerak kearah depan. Dari dalam tubuhnya keluar aura hijau yang kemudian membentuk tangan raksasa. Aura berwujud telapak tangan itu menderu kearah ular besar tersebut dan langsung me

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   16.Dewi Arimbi

    Bima, Antasena dan Jung Seo terkejut mendengar Sharma yang menyebut nama Dewi Arimbi sambil berlutut di hadapan wanita tersebut. Entah mengapa tiba-tiba kedua mata Bima berkaca-kaca."Siapa yang kau bawa ini Sharma?" tanya sosok wanita berpakaian putih yang dipanggil Dewi Arimbi oleh Sharma sang Siluman Ular.Sharma mengangkat wajahnya lalu dia menunduk kembali."Mereka adalah orang penting untuk anda Dewi...Yang bertubuh besar dan gelap adalah Tuan Bima Sena dengan raga milik orang lain..." Dewi Arimbi nampak terkejut namun dia menahan diri dan menunggu pengikutnya itu melanjutkan ucapannya."Bocah yang digendong olehnya adalah cucu Tuan Bima...Lalu pria itu adalah kawan dari Tuan Bima. Hamba tidak mengetahuinya namun aura jiwanya menunjukan kalau dia itu seorang Dewa..." kata Sharma membuat Dewi Arimbi hampir mundur dua langkah jika dia tak segera menguasai perasaannya. Bima yang sedari tadi menatap kearah Dewi Arimbi langsung mengambil tindakan lebih lebih dulu. Dia melangkah men

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   17.Bertemu Dewi Lanjar

    Ular Raksasa jelmaan dari Sharma mendarat di halaman depan sebuah istana yang berdiri megah dengan benteng setinggi 20 tombak dan dijaga ketat oleh ratusan prajurit bertelinga runcing. Mereka semua adalah makhluk dari bangsa peri. Dewi Arimbi turun dari atas kepala ular raksasa itu disusul Bima Sena dan yang lainnya.Ratusan prajurit berpakaian dan bersenjata lengkap menyambut kedatangan Dewi Arimbi dengan berbaris di sepanjang jalan menuju pintu masuk istana. Bima cukup merasa kagum dengan sambutan yang ditunjukkan para prajurit Kerajaan Peri tersebut. Meski Dewi Arimbi berasal dari dunia manusia yang kini menjelma menjadi seorang Dewa, mereka tetap menghormati pemimpin mereka dengan sungguh-sungguh.Hanya saja, beberapa mata tertangkap oleh Bima menatap kearahnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Bima sadar, tubuhnya terlalu mencolok saat ini. Dia sedikit menyesal memiliki tubuh Dewa Bumi tersebut setelah bertemu dengan Dewi Arimbi, cinta lamanya."Kalau tubuhku terus sebesar ini, t

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   18.Masa Depan

    Meja itu berbentuk bundar dan berukuran sedang untuk digunakan sebagai tempat minum teh sambil berbincang. Dengan cahaya lampu dari beberapa ekor kunang raksasa yang ditampung di dalam botol kaca besar, tempat itu menjadi terang benderang meski malam sudah datang.Bima dan Dewi Arimbi nampak duduk saling berhadapan. Dewi Arimbi duduk di kursi kayu sedangkan Bima duduk bersila di lantai kayu. Karena tubuhnya yang tinggi besar, meski dia duduk tetap saja dia lebih tinggi dari Dewi Arimbi yang duduk diatas kursi.Setelah kepulangan Dewi Lanjar dan anak-anaknya, Dewi Arimbi meminta Bima untuk menemui nya secara pribadi di ruangan khusus yang dia sediakan di dalam ruangan istirahatnya. Awalnya Bima menduga yang tidak-tidak dan merasa canggung jika sampai apa yang dia pikirkan menjadi nyata. Dia mengukur-ukur benda miliknya yang di perkirakan sebesar paha pria dewasa. "Tentu tidak akan muat..." batin Bima dengan pikiran kotornya yang mulai merasuk di kepalanya. Hal itu juga terpikirkan ole

    Last Updated : 2024-10-14

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   443.Binatang Pemburu Jiwa

    Ratusan ribu pasukan air milik Gandi menerjang pasukan Ratu Mayadwipa. Peperangan tak dapat dielakkan lagi. Para dewa yang membantu Bara dan Gandi pun mengamuk begitu sampai di kaki gunung. Karena kaki pasukan sebanyak itu terikat oleh rantai ungu milik Bara, dengan mudah para pasukan air membunuh mereka menggunakan Pedang maupun tombak.Para Raja yang melihat itu nampak geram namun tak bisa berkutik karena rantai ungu yang melilit tubuh mereka. Dalam sekejap mata, ribuan bahkan puluhan ribu prajurit Mayadwipa tewas di tangan pasukan air dan para dewa yang menyerang mereka secara serempak. Mayat berjatuhan dalam keadaan terpenggal kepalanya atau pun terpotong tubuhnya. Banyak pula yang mati karena luka tusuk dan anak panah air yang menancap bagaikan besi.Keadaan yang tak menguntungkan tersebut memaksa para Raja mengeluarkan bekal rahasia yang dibawa dari Kerajaan Mayadwipa."Lepaskan semua peliharaan Ratu! Biarkan mereka mengamuk!" teriak Raja Agra memberi perintah kepada tiga Raja l

  • Geger Kahyangan   442.Siasat

    Xue Ruo berniat untuk menerobos pertahanan lawan yang masih berjarak belasan ribu tombak dari puncak gunung tersebut. Namun dia masih menahan diri melihat Lian Xie memegang pundaknya."Tahan dulu amarahmu. Jika kau kesana sekarang, bisa jadi kau akan masuk ke dalam perangkap orang-orang aneh yang baru saja datang melalui celah ruang." kata Lian Xie mengingatkan.Xue Ruo pun menuruti apa kata Lian Xie. Bagaimana pun juga, dia merasa tidak perlu meluapkan amarah tanpa berpikir panjang. Karena dia pernah mengalami hal yang buruk akibat kecerobohannya tersebut. Wanita itu akhirnya bisa menahan diri dan menunggu saran dari Lian Xie yang dirasa lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.Pasukan Raja Agra bersama para pengawal istana mulai bergerak maju. Lingkaran hitam raksasa pun ikut bergerak kearah gunung mengikuti langkah para prajurit yang berjumlah ratusan ribu. Para Raja yang lain pun ikut bergerak dengan perintah di tangan Raja Agra melalui telepati.Hu Shi Yun menoleh kearah Rui Y

  • Geger Kahyangan   441.Para Pengawal

    Wung!Sepuluh Pedang Es raksasa meluncur dari atas langit menuju ke bawah sana dimana ratusan ribu prajurit manusia iblis terpana dibuatnya. Raja Agra pun terpaku sejenak karena hantaman gelombang petir merah masih belum usai ditambah serangan mematikan sadari atas langit."Kekuatan apa yang sebenarnya kami hadapi? Apakah ini alasan Ratu mengutus setengah prajurit Kerajaan ke tempat ini? Karena lawan memiliki kekuatan yang mengerikan..." batin Raja Agra.Tiba-tiba muncul pecahan ruang di atas ratusan ribu pasukan tersebut. Lalu keluar beberapa sosok dari dalam pecahan ruang tersebut dan langsung mengayunkan senjata mereka kearah langit.Wusss!Tiga sinar putih menderu membentuk sabit raksasa. Lian Xie terkejut merasakan aura kuat dari serangan tiga sosok yang baru saja muncul tersebut. Dan ternyata benar, serangan itu memang sangat kuat. Itu terbukti saat tiga cahaya berbentuk sabit tersebut membabat putus tiga pedang es raksasa milik Dewi Es Lian Xie. Setelah itu terciptalah ledakan

  • Geger Kahyangan   440.Lian Xie & Lu Xie

    Dewi Es Lian Xie mendengus geram melihat apa yang tengah dilakukan oleh para prajurit bawahan Raja Agra. Lu Xie yang juga melihat hal itu tak tinggal diam. Dia berniat untuk membantu wanita tersebut menggunakan kemampuan petir merah miliknya."Jangan membantuku Lu Xie! Biarkan aku yang menangani para serangga ini. Kau tetap ditempat dan menjaga mereka berdua. Aku yakin, musuh mengincar Gandi dan Bara yang membawa pusaka dari Bayantaka dan reruntuhan Kuno." kata Lian Xie.Lu Xie mengangguk dan tetap berada di tempatnya sambil menatap kearah langit dimana puluhan lingkaran portal muncul dan mengeluarkan Pedang Es raksasa."Wanita ini, dia memiliki banyak kekuatan yang tak terbayangkan olehku..." batin Lu Xie.Para Raja yang lain yang juga melihat lingkaran biru tersebut segera saling berhubungan melalui telepati jarak jauh. "Apa yang terjadi di wilayah Agra?" tanya Raja Ungrama."Ada Dewa dengan kekuatan es yang menjadikan kami sasaran Pedang Es raksasa miliknya. Saat ini kami akan ber

  • Geger Kahyangan   439.Para Raja

    Belasan ribu tahun yang lalu, seorang wanita dari ras Iblis bernama Mayadwipa atau yang disebut sebagai Tujuh Iblis Kehancuran datang ke tanah kutukan yang ada di dalam wilayah Kerajaan Naga Air dan menaklukkan Kerajaan manusia iblis serta binatang Iblis di sana. Para Raja Manusia Iblis yang menyerah pun menjadi bawahan sang Wanita Iblis yang memang memiliki kekuatan sangat mengerikan. Tidak ada satu pun Raja Kerajaan dari ras manusia iblis maupun ras bintang Iblis yang mampu melawan Ratu Mayadwipa sehingga mereka pun dipaksa untuk tunduk kepada wanita Iblis tersebut.Para Raja tidak menyadari, bahwa waktu itu Mayadwipa datang dalam keadaan tengah terluka setelah pertarungannya melawan Sasaka. Kedatangannya telah mengubah pandangan dua ras tersebut terhadap Pencipta mereka, yakni Empu Jagat Martapura yang kala itu sudah melemah setelah menciptakan Tombak Banyu Biru dan senjata terakhir sebagai kuncinya, yakni Pedang Pembuka Kehidupan.Setelah Empu Jagat meninggal, Mayadwipa pun menjad

  • Geger Kahyangan   438.Iblis Mata Perak

    Bara dan Gandi sama-sama duduk bersila untuk memulihkan diri setelah pertarungan besar yang mereka lakukan sementara para pengikut mereka berjaga di berbagai titik di atas puncak gunung. Kedua pemuda itu duduk di tengah lahar yang mendidih dimana tepat di bagian tengah nya ada sebongkah batu raksasa yang mereka gunakan untuk duduk.Pragasena, Dara Purbavati bersama dua Naga Penjaga Banyu Segara dan Sri Wedari ikut menjaga di atas puncak gunung di sisi sebelah timur. Iblis Mata Perak Du Khan melayang di udara sendiri sambil sedekap tangan dan kedua mata yang tertutup. Sementara, Dewi Es Lian Xie berada di sebelah barat bersama Lu Xie nampak berjaga-jaga sambil mengawasi sekitar.Hu Shi Yun dan Rui Yun berdiri di sisi sebelah selatan. Sedangkan Xue Ruo berada di sisi utara bersama Du Khan namun dia duduk bersila di bawah sementara Iblis Mata Perak itu melayang di udara."Apa kau merasakannya Nona Xue?" tanya Du Khan melalui telepati."Apa yang kau rasakan? Aku tak merasakan apa pun," ta

  • Geger Kahyangan   437.Kemenangan

    Gandi terkejut saat melihat Pedang Guntur Saketi memberikan reaksi padanya. Seolah-olah senjata tersebut sangat senang telah kembali bertemu tuannya. Pemuda itu pun mencabut Pedang itu dari dalam tanah. Seketika kekuatan petir menyeruak dari dalam Pedang dan menyambar kearah langit."Apakah kau merindukanku?" ucap Gandi sambil memainkan pedangnya dengan gerakan-gerakan kecil. Pertarungan besar itu akhirnya berakhir setelah pasukan Bayantaka yang masih tersisa kurang lebih dua ratus ribu itu mundur. Setelah kabar kematian Bayantaka dan Ansika serta dua sayap Bayantaka yang tak lain adalah Ragil dan Swirta tewas dalam peperangan tersebut tersiar oleh Bara, mereka pun mundur secara teratur dan dipimpin oleh prajurit muda yang menurut kabar adalah calon penerus Bayantaka.Setelah ratusan ribu prajurit itu mundur, Bara pun menyeringai senang. Dia keluarkan Kotak Penangkar Jiwa yang dia dapatkan dari Guo Jiu. Lalu pemuda itu pun mengarahkan benda tersebut ke bawah sana dimana puluhan atau

  • Geger Kahyangan   436.Serangan Gabungan!

    Gandi dan Bara sama-sama tercekat melihat apa yang dilakukan oleh Bayantaka. Dalam keadaan tubuh setengah hancur setelah terkena serangan kuat dari Raja Naga Air itu dia masih bisa berdiri dan bahkan berusaha menyerap puluhan ribu jiwa dari pasukan manusia iblis yang telah mati."Tak bisa dibiarkan dia menyerap jiwa-jiwa itu lagi! Kita harus segera membunuhnya!" teriak Bara lalu dia pun mengerahkan gerbang merah miliknya untuk berpindah tempat. Gandi pun melakukan hal yang sama. Kedua portal merah dan biru itu muncul di belakang Bayantaka. Sekejap kemudian pedang milik Gandi bergerak cepat menusuk ke arah punggung dan Golok Iblis milik Bara menebas pinggul manusia iblis tersebut.Duaaarrr!!!Belum sempat dua senjata dewa itu menyentuh tubuh Bayantaka, tiba-tiba ledakan besar terjadi dari dalam tubuh makhluk yang dalam keadaan penuh luka tersebut. Bara dan Gandi pun sama-sama tertahan oleh aura ledakan yang sangat kuat. "Apa yang terjadi!?" seru Gandi sambil bertahan dari aura ledakan

  • Geger Kahyangan   435.Pukulan Kuat

    Dara segera meluncur kearah Gandi yang sudah siap dengan Pukulan Sakti nya. Wanita cantik tersebut melayang di samping sang Raja Naga Air. Dia menatap kearah bola kekuatan yang ada di telapak tangan Gandi."Kekuatan apa yang kau kerahkan suamiku?" tanyanya penasaran."Ini adalah Pukulan Sakti yang belum ada namanya. Tapi biarlah seperti ini..." ucap Gandi."Kakang juga memiliki kekuatan api...? Aku baru menyadarinya. Kakang benar-benar hebat!" kata Dara sambil menatap takjub. Dipuji oleh wanita cantik tersebut membuat Gandi merasa sedikit tersipu."Kekuatan api ini kebetulan saja aku memilikinya. Tapi sejujurnya, aku tak suka menggunakan kemampuan orang lain seperti yang dilakukan oleh dia," kata Gandi sambil melempar pandangan matanya kearah Bara yang tengah sibuk menahan Tameng Raja bersama dua leluhur kuno."Jadi api didalam tubuhmu adalah kekuatan orang lain...Pantas saja seorang Naga Air bisa memilikinya. Apa kakang tidak sadar, dua kekuatan itu bisa menimbulkan bencana?" tanya D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status