Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 11.Rombongan Dari Langit

Share

11.Rombongan Dari Langit

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-10-13 10:50:14

Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut.

"Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.

Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serangan beruntun dari Bara Sena tanpa henti menghujam tubuh wanita tersebut. Keduanya sama-sama kejang bagai seekor ayam yang baru disembelih. Keringat membasahi tubuh keduanya yang tidak mengenakan pakaian apa pun.

Bara terkapar di samping Chang Mei dengan napas terengah. Wanita itu menatap kesamping nya sambil tersenyum dan dadanya terlihat turun naik.

"Kakak selalu luar biasa..." kata Chang Mei sambil memiringkan tubuhnya dan kemudian memeluk Bara Sena yang tidur tengkurap.

"Kau juga, selalu memuaskan aku..." ucap Bara sambil tersenyum.

Tiba-tiba Chang Mei bangkit berdiri dengan wajah sedikit pucat. Hal itu tentu saja mengejutkan Bara Sena yang tengah bersantai setelah lelah menanjaki puncak kenikmatan.

"Ada apa Chang Mei?" tanya pemuda tersebut.

"Ada kakakku datang kesini! Cepat kenakan pakaianmu!" kata Chang Mei sambil segera mengenakan pakaiannya. Bara Sena denga cepat kembali mengenakan pakaian miliknya.

"Ada apa kakakmu kemari?" tanya Bara lagi.

"Entahlah, tapi yang jelas jika dia mencariku pastinya ada hal penting. Dia pasti kebingungan mencari penginapan ini..." kata Chang Mei yang sudah rapi dengan pakaian serba biru. Bara pun sudah selesai mengenakan pakaiannya yang lebih ringkas dibanding pakaian Chang Mei.

Tok-tok-tok!

Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Dengan sedikit terburu-buru Bara berjalan mendekat pintu lalu menbukanya. Nampak sosok Chang Hao, kakak dari Chang Mei yang berdiri dengan mata menatap tajam kearah Bara Sena.

"Dimana adikku?" tanya Chang Hao dengan dingin. Bara tidak menyukai tatapan pria muda itu. Tatapan yang sama dengan anak-anak Jaka Geni lainnya. Tatapan merendahkan!

"Ada apa?" tanya Bara yang merasa ingin mencari masalah denga pria tersebut karena kesal dengan tatapan Chang Hao.

"Sebaiknya kau tidak mencari masalah dengan diriku. Atau kau akan menyesal...!" kata Chang Hao mengancam.

"Apa kau berpikir aku ini ketakutan setelah kau berkata seperti itu? Apa kau tidak pernah mengenal siapa Pemburu Dewa di Langit selatan? Hei...! Aku masih menjabat nama itu hingga sekarang...Jadi kau lah yang seharusnya berhati-hati." kata Bara membalas ancaman Chang Hao dengan nada tak kalah menyebalkan.

Chang Hao yang hampir terpancing amarahnya hanya menghembuskan napasnya keras-keras. Dia sadar, bertarung di luar arena hanya akan merugikan dia. Chang Mei yang tak ingin ada kericuhan di tempat itu segera muncul dari balik punggung Bara Sena.

"Ada apa kakak?" tanyanya setelah dia bertemu muka dengan sang kakak.

"Ibu memanggilmu. Hari ini, akan ada banyak tamu dari tiga langit. Sehingga kita harus menyambut mereka semua. Para Dewa dan Dewi sudah mendekati Probo Lintang termasuk ayah kita..." kata Chang Hao mengatakan niatnya datang ke penginapan tersebut.

"Oh...? Mereka datang juga akhirnya. Kakak Bara, maafkan aku. Sepertinya aku harus segera pergi sebelum terlambat." kata Chang Mei.

Bara menganggukkan kepalanya dan membiarkan kekasihnya itu pergi bersama Chang Hao. Setelah cukup jauh dari penginapan itu, anak sulung Chang Yun tersebut menanyakan sesuatu kepada Chang Mei.

"Apa yang kau lakukan di penginapan itu dengan dia?"

"Itu bukan urusanmu. Sebaiknya kau tak perlu ikut campur urusan orang lain," sahut Chang Mei ketus. Dia merasa kebahagiaannya yang baru dia nikmati hilang dalam sekejap setelah kemunculan Chang Hao. Dia menganggap kakaknya itu sebagai pengganggu.

"Aku bukan orang lain! Mei adikku! Aku ini kakakmu!" kata Chang Hao dengan nada sedikit tinggi.

"Cukup! Hentikan ucapanmu sebelum aku benar-benar marah..." kata Chang Mei sambil menghentikan langkahnya.

Chang Hao terdiam mendengar apa yang adiknya katakan. Dia sama sekali tak menyangka adiknya akan menjadi seperti itu setelah bergaul dengan Bara Sena. Tinjunya terkepal kuat.

"Semua ini karena ulahnya...Aku tak akan membiarkanmu bocah..." batin Chang Hao dengan perasaan kesal.

"Baiklah, aku tak akan banyak bertanya lagi," kata Chang Hao akhirnya mengalah. Dia tahu betul, Chang Mei adiknya itu sudah jauh berbeda dengan adik yang selama ini dia lindungi. Chang Mei sudah berada di Ranah Alam Dewa mendahului Chang Hao yang baru saja memasuki Ranah Alam Dewa beberapa waktu yang lalu.

t

Bara Sena keluar dari rumah penginapan tersebut. Dia melayang terbang ke langit dan dengan cepat menemukan keberadaan Lian Xie yang masih duduk melamun di atas atap menara kota.

"Apa yang dia lakukan disana?" batin Bara lalu segera menemui wanita tersebut. Namun belum sampai dia di menara kota, tiba-tiba saja dari arah langit Kerajaan Probo Lintang muncul lingkaran hitam yang sangat besar. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul puluhan sosok yang terasa asing bagi Bara Sena. Namun ada satu sosok yang sangat dia kenal. Sosok itu adalah Batara Geni alias Jaka Geni yang turun bersama rombongan entah darimana.

"Aura mereka semuanya sangat mengerikan..." batin Bara sambil terus menatap sosok-sosok asing bagi pemuda tersebut. Jutaan orang di dalam Kerajaan Probo Lintang menyambut kedatangan para Dewa tersebut dengan berbaris di sepanjang jalan.

"Selamat datang Batara Geni..." ucap semua orang yang tidak lain adalah rakyat Probo Lintang. Bara benar-benar dibuat terpukau dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Paman Jaka Geni benar-benar luar biasa...Orang-orang ini menyembahnya dan menyambut kedatangannya dengan serempak tanpa ada yang mengendalikannya...Aku ingin menjadi seperti dia..." batin Bara sambil terus menatap kearah langit.

Setelah beberapa saat, Bara segera sadar bahwa sebelumnya dia ingin menemui Lian Xie. Namun saat dia menatap kearah menara, wanita itu sudah tidak ada ditempatnya. Bara celingukan kesana kemari. Karena tak tahu dimana wanita itu berada, pemuda tersebut segera terbang menuju ke Istana Probo Lintang dimana Batar Geni bersama rombongan para dewa dari Kahyangan mendarat.

"Aku penasaran, siapa saja yang datang kemari!" batin pemuda itu. Setelah Bara pergi, Lian Xie muncul dari balik menara. Rupanya dia bersembunyi dibalik menara agar Bara tidak bisa melihat keberadaannya.

"Kenapa aku jadi merasa malu bertemu dengan dia...? Seolah-olah aku ini memiliki salah padanya...Hm, para Dewa itu...Aku merasakan kekuatan mengerikan dari pria berpakaian serba putih dan tanpa mengenakan alas kaki. Siapa dia...?" batin Lian Xie yang belum pernah bertemu atau mengenal Jaka Geni sama sekali.

Related chapters

  • Geger Kahyangan   12.Kedatangan Para Dewa

    Bara Sena melayang turun di depan istana yang sudah dipenuhi banyak orang untuk menyambut kedatangan Jaka Geni yang turun dari langit bersama rombongan lain yang menggunakan kereta kuda terbang. Para Dewa yang ikut dalam rombongan Jaka Geni adalah Dewa Wisnu dan Dewa Angin Pawana yang masing-masing membawa anak untuk mengikuti turnamen yang diadakan di Probo Lintang tersebut.Bayu Jaga Geni dan semua pejabat istana langsung berlutut di hadapan Jaka Geni memberikan hormat kepada Mahadewa tersebut. Beberapa istri Jaka Geni yang ikut bersamanya adalah Dewi Narashima bersama anak-anaknya. Ada juga Dewi Gangga yang juga bersama anak-anaknya. Lalu ada Dewi Iswara Aninda putri dari Dewa Siwa yang juga datang bersama anak-anaknya.Suasana di depan istana itu terlihat meriah dan ramai oleh banyaknya orang yang ingin melihat sosok-sosok Dewa Dewi dari kahyanga. Kecantikan istri-istri Jaka Geni dan juga anak-anaknya membuat banyak pria hanya bisa ternganga dan berkhayal. Bara Sena sendiri yang j

    Last Updated : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   13.Salah Tingkah

    Bara Sena menatap sosok wanita berparas sangat cantik yang tak lain adalah Sukma Geni. Anak pertama Batara Geni dengan Dewi Kematian Iyana Tunggadewi. Setelah sang ibu menjabat sebagai Dewi yang bertugas di dunia kematian, Sukma Geni menggantikan posisi ibunya di Kerajaan Jagat Lelembut sebagai Ratu hingga saat ini. Kecantikan wanita itu tersohor di seluruh dunia bawah dan bahkan di dunia manusia sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menaklukan hati putri Jaka Geni tersebut. Hal itu dikarenakan syarat bagi siapa pun yang menginginkan dirinya adalah memberikan Api Abadi kepadanya sebagai mahar perkawinan. Mendengar nama Api tersebut saja sudah membuat semua orang berpikir seribu kali bagaimana cara mendapatkan api yang hanya ada di Neraka dan miliki satu-satunya Dewa yang paling di takuti di 3 dunia. Yaitu Dewa Yama sang pemilik Neraka Abadi yang penuh dengan kesengsaraan.Manusia jelas tidak mungkin, karena Iblis,siluman, dedemit dan bahkan Dewa saja tidak pernah terbayangkan s

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   14.Pulau Angin

    Beberapa hari sebelum Bima berada di Kerajaan Probo Lintang, dia baru saja melakukan perjalanan di Hutan Awan Hitam. Sebuah tempat yang tidak asing bagi dirinya meski ratusan tahun telah berlalu. Jung Seo dan Antasena yang menemani pria dengan tubuh Dewa Bumi itu mendapatkan banyak cerita dari Bima tentang masa lalunya di Pulau Angin tersebut. Antasena sangat senang mendengar kisah perjalanan cinta sang kakek hingga dia meminta Bima untuk menggendongnya."Jadi, di tempat ini kakek bertemu dengan nenek Azalea?" tanya Anatasena."Benar, di Hutan ini, kakek melakukan perjalanan menuju ke Makam Iblis Tanduk Api bersama Arimbi hingga akhirnya kakek malah bertemu dengan Ratu Azalea nenekmu," kata Bima."Arimbi...? Apakah dia wanita yang pernah menjadi kekasih kakek?" tanya Antasena dengan mata sedikit membesar."Hm.." Bima menganggukkan kepalanya."Di Pulau ini masih ada beberapa keluarga Iblis meski tidak begitu kuat. Salah satunya adalah ras yang sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja,

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   15.Sharma

    Langkah Bima Sena terhenti di depan sebuah jembatan yang sangat tidak asing bagi dirinya. Itu adalah jembatan yang pernah menguji kekuatannya untuk melewati jembatan tersebut. Sekarang jembatan itu nampak biasa saja dan hancur di beberapa bagian.Mereka pun melewati jembatan tersebut tanpa ada gangguan apa pun. Namun setelah mereka sampai di seberang, tiba-tiba saja terdengar satu suara mendesis yang cukup keras. Saat Jung Seo dan Bima menoleh ke belakang, nampak terlihat sosok ular yang sangat besar berdiri didepan mereka dari dalam jurang yang dalamnya mencapai puluhan tombak. Jelas ular itu sangat panjang sampai bisa berdiri di atas mereka dengan tatapan mata merah menyala."Aura ular ini sangat luar biasa...Mungkin dia setara dengan binatang Iblis Tingkat Alam Cakrawala..." kata Bima Sena. Tangannya bergerak kearah depan. Dari dalam tubuhnya keluar aura hijau yang kemudian membentuk tangan raksasa. Aura berwujud telapak tangan itu menderu kearah ular besar tersebut dan langsung me

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   16.Dewi Arimbi

    Bima, Antasena dan Jung Seo terkejut mendengar Sharma yang menyebut nama Dewi Arimbi sambil berlutut di hadapan wanita tersebut. Entah mengapa tiba-tiba kedua mata Bima berkaca-kaca."Siapa yang kau bawa ini Sharma?" tanya sosok wanita berpakaian putih yang dipanggil Dewi Arimbi oleh Sharma sang Siluman Ular.Sharma mengangkat wajahnya lalu dia menunduk kembali."Mereka adalah orang penting untuk anda Dewi...Yang bertubuh besar dan gelap adalah Tuan Bima Sena dengan raga milik orang lain..." Dewi Arimbi nampak terkejut namun dia menahan diri dan menunggu pengikutnya itu melanjutkan ucapannya."Bocah yang digendong olehnya adalah cucu Tuan Bima...Lalu pria itu adalah kawan dari Tuan Bima. Hamba tidak mengetahuinya namun aura jiwanya menunjukan kalau dia itu seorang Dewa..." kata Sharma membuat Dewi Arimbi hampir mundur dua langkah jika dia tak segera menguasai perasaannya. Bima yang sedari tadi menatap kearah Dewi Arimbi langsung mengambil tindakan lebih lebih dulu. Dia melangkah men

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   17.Bertemu Dewi Lanjar

    Ular Raksasa jelmaan dari Sharma mendarat di halaman depan sebuah istana yang berdiri megah dengan benteng setinggi 20 tombak dan dijaga ketat oleh ratusan prajurit bertelinga runcing. Mereka semua adalah makhluk dari bangsa peri. Dewi Arimbi turun dari atas kepala ular raksasa itu disusul Bima Sena dan yang lainnya.Ratusan prajurit berpakaian dan bersenjata lengkap menyambut kedatangan Dewi Arimbi dengan berbaris di sepanjang jalan menuju pintu masuk istana. Bima cukup merasa kagum dengan sambutan yang ditunjukkan para prajurit Kerajaan Peri tersebut. Meski Dewi Arimbi berasal dari dunia manusia yang kini menjelma menjadi seorang Dewa, mereka tetap menghormati pemimpin mereka dengan sungguh-sungguh.Hanya saja, beberapa mata tertangkap oleh Bima menatap kearahnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Bima sadar, tubuhnya terlalu mencolok saat ini. Dia sedikit menyesal memiliki tubuh Dewa Bumi tersebut setelah bertemu dengan Dewi Arimbi, cinta lamanya."Kalau tubuhku terus sebesar ini, t

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   18.Masa Depan

    Meja itu berbentuk bundar dan berukuran sedang untuk digunakan sebagai tempat minum teh sambil berbincang. Dengan cahaya lampu dari beberapa ekor kunang raksasa yang ditampung di dalam botol kaca besar, tempat itu menjadi terang benderang meski malam sudah datang.Bima dan Dewi Arimbi nampak duduk saling berhadapan. Dewi Arimbi duduk di kursi kayu sedangkan Bima duduk bersila di lantai kayu. Karena tubuhnya yang tinggi besar, meski dia duduk tetap saja dia lebih tinggi dari Dewi Arimbi yang duduk diatas kursi.Setelah kepulangan Dewi Lanjar dan anak-anaknya, Dewi Arimbi meminta Bima untuk menemui nya secara pribadi di ruangan khusus yang dia sediakan di dalam ruangan istirahatnya. Awalnya Bima menduga yang tidak-tidak dan merasa canggung jika sampai apa yang dia pikirkan menjadi nyata. Dia mengukur-ukur benda miliknya yang di perkirakan sebesar paha pria dewasa. "Tentu tidak akan muat..." batin Bima dengan pikiran kotornya yang mulai merasuk di kepalanya. Hal itu juga terpikirkan ole

    Last Updated : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   19.Takdir Bima & Arimbi

    Bima Sena tertegun mendengar apa yang Dewi Arimbi katakan. Dia baru saja mengetahui dua takdir yang akan dia alami di masa depan."Aku akan mati dan tak bisa bereinkarnasi. Tapi Azalea akan hidup...Apakah aku dan dia saling bertukar nyawa?" gumam pria itu sambil mengusap dagu."Bukan bertukar nyawa. Itu murni takdir yang tidak bisa dihindari. Karena waktu pastinya aku sama sekali tidak tahu. Kau akan mati dimana pun aku tidak tahu. Tapi mengenai kebangkitan Ratu Azalea, aku tahu siapa yang membangkitkan dia...Dan itu tidak bisa aku beritahukan padamu," kata Dewi Arimbi."Lalau, bagaimana dengan hubungan kita? Kau dan aku terpisah bukan karena kita yang mau...Apakah tidak ada kelanjutan atau keputusan dari hubungan kita di masa lalu?" tanya Bima.Dewi Arimbi tersenyum."Maaf kakang, kau dan aku tidak ditakdirkan saling memiliki...Tapi, kita bisa melawan takdir...Dengan melakukan pengorbanan darah..." kata Dewi Arimbi."Pengorbanan darah...? Apa itu?" tanya Bima."Kita berdua akan mengu

    Last Updated : 2024-10-14

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   236.Pertemuan Di Balai Besar(3)

    Di dalam ruangan yang luas itu, tak ada satu orang pun yang bersuara setelah melihat apa yang dilihat oleh Batara Geni di masa depan. Semua sama sekali tak pernah menyangka, bahwa dunia yang tengah mereka pijak itu akan hancur di masa yang akan datang tanpa ada satu pun Dewa yang bisa menahannya."Jadi selama ini kau melihat semua itu sendiri...Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan takut itu menghantui dirimu setiap hari menantuku...Tapi....Bagaimana bisa Dewa Antaga melakukan itu...?" kata Luo Bao.Jaka Geni memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan keras."Aku sendiri kurang tahu, alasan dia melakukan hal ini. Padahal dia sendiri tidak akan mendapat untung apa pun. Apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk menunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalian tak pernah lihat. Meski ini melanggar hukum langit dan bumi, aku tak peduli. Aku tak ingin kita hancur lebur hingga tak tersisa. Setidaknya kita sudah menyiapkan sesuatu sebelum perang ben

  • Geger Kahyangan   235.Pertemuan Di Balai Besar (2)

    Gandi dan Bara yang tengah asyik melihat tarian para penari bertopeng dikejutkan dengan kedatangan rombongan wanita dari keluarga Geni. Mereka tak lain adalah Nawang Geni, Maya Geni, Zhou Yin, Sukma Geni, Xia Nian, Song Yue Geni, dan lain-lain. "Kenapa kalian datang ke tempat ini bagaikan laron? Apa yang membuat kalian kesini?" tanya Bara. Gandi sesekali hanya lirik-lirik denga Nawang Geni. Maya Geni yang memang sudah tahu apa yang terjadi antara suaminya dan kakak kandungnya tersenyum lalu mendekati pemuda tersebut."Kenapa kau malu-malu seperti itu? Dia memang sudah menjadi jodohmu. Aku tidak akan mempermasalahkannya," kata Maya Geni. Gandi menatap wanita yang tengah hamil anaknya tersebut. Dia tersenyum lalu mengusap pipi wanita cantik tersebut. Kemudian dia juga mengusap perut Maya Geni yang sedikit besar. "Dimana Rara Sinta?" tanya Gandi."Dia bersama Rara Andini di kediamanku. Tenang saja, ada banyak teman di sana jadi tak perlu khawatir," kata Nawang Geni menyahut. Gandi meng

  • Geger Kahyangan   234.Pertemuan Di Balai Besar

    Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge

  • Geger Kahyangan   233.Alasan

    BLAAAARRRR!Di dalam bola air yang mengurung Kaisar Giok Merah terjadi ledakan petir yang sangat kuat namun tak membuat bola air itu pecah sama sekali. Kekuatan pengendalian petir milik Gandi benar-benar luar biasa hingga mampu mempertahankan bola air yang dia gunakan sebagai perantara untuk menyalurkan kekuatan petir miliknya. Dengan air yang membungkus tubuh Kaisar itu, membuat petir lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pertahanannya.Tentu saja itu menjadi bencana bagi Raja di lantai 60 tersebut karena dia harus tewas di tangan Raja Naga Air yang saat ini juga memiliki kekuatan Dewa Naga Petir yang setara dengan petir para putra Batara Geni.Saat bola air itu pecah dan berjatuhan bagai hujan ke tanah, sosok Kaisar Giok Merah pun melayang jatuh dalam keadaan tubuh yang hancur. Hu An muncul setelah Gandi menyelesaikan Ujian yang masih tergolong mudah untuknya."Waktunya naikke tempat yang lebih tinggi dan mengalahkan Raja yang sesungguhnya di ujian ini. Semakin banyak yang aku k

  • Geger Kahyangan   232.Kaisar Giok Merah

    Gandi menatap ke depan dimana tubuh Dewa Naga Petir Trikala yang telah hancur oleh serangannya yang sangat mengerikan. Dia melihat sinar petir yang masih tersisa di atas tanah yang hancur. Di sekitar cahaya kilat itu nampak satu benda berwujud tulang yang telah patah. Gandi segera mendatangi benda tersebut dan mengambilnya. Saat tulang itu berada di tangan sang pemuda, tiba-tiba saja kekuatan petir meledak dan menyelubungi tubuhnya."Ini...Kekuatan Dewa Naga Petir!?" seru Gandi sambil menatap tulang tersebut."Sesuai janjiku bocah! Meski Hong Li mengurung jiwaku dan menjadikan diriku sebagai catur di tempat ini, tapi dia tidak bisa mendapatkan Harta Surgawi milikku yang sudah lama aku simpan! Setelah benda ini menjadi milikmu, kau akan memiliki setengan kekuatan dariku. Bukankah itu hal yang bagus untukmu? Hahahaha! Akhirnya aku menemukan orang yang cocok untuk mendapatkan warisan terakhirku...Kelak jika kau datang ke Kuil Naga Petir, sampaikan salamku kepada keluarga besar Trikala...

  • Geger Kahyangan   231.Sisik Naga

    Gandi menatap tubuh Trikala yang nampak baik-baik saja setelah terkena serangan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Seharusnya pukulan itu mampu menghancurkan tubuh Dewa Naga tersebut. Namun ternyata sang Dewa Naga sudah melapisi tubuhnya dengan kekuatan sisik Naga yang sama dengan miliknya."Jika dia menggunakan sisik naga, ini akan menjadi pertarungan yang cukup seru...Biar bagaimanapun, sisik itu adalah pertahanan paling kuat dibanding baja sekalipun!" batin Gandi.Trikala mengangkat tangan kanannya ke udara. Dari dalam tangan itu meluncur ke langit aura petir putih miliknya membentuk wujud pedang raksasa. Lalu saat dia mengayunkan tangannya, pedang petir raksasa itu pun membelah langit dan meluncur kearah Gandi Wiratama.Wuuung!Suara gemuruh dari Pedang raksasa itu menderu seolah ada badai yang tengah mengamuk. Gandi tak gentar meskipun dia akan menghadapi kekuatan mengerika itu."Kekuatan Dewa ya...Aku juga punya," ucapnya lalu dia menghentakkan kaki kanannya ke tanah. Dari dalam tu

  • Geger Kahyangan   230.Melawan Trikala

    Bara Sena menuntun tangan Shi Yun menuju ke peti mati yang tidak jauh darinya. "Tuan Hong Li..." entah kenapa, Kaisar Suci yang saat ini berada di dalam tubuh Shi Yun merasakan kesedihan yang luar biasa saat melihat sosok yang ada di dalam peti mati emas tersebut. Sosok Dewa Angin Hong Li yang pernah menjadi tuanya di masa lalu. Yang merawat dia sejak kecil hingga dewasa dan bahkan yang mempertemukan dia dengan Bara Sena di Makam Batu beberapa waktu yang lalu. Semua ingatan itu berputar di kepala gadis tersebut."Terima saja ingatan dari Shi Yun...Karena semua ingatan itu baik untuk dirimu. Dan tentu saja, kau akan menjadi Dewa tanpa perlu susah payah seperti di Kerajaan Binatang Surgawi. Nanti, ada saatnya kau bertemu langsung dengan Batara Geni dan memohon maaf secara langsung kepadanya. Biar bagaimana pun, keberadanmu disini juga karena restu darinya," kata Bara."Baik tuan..." "Shi Yun, ada orang yang sangat rindu padamu saat ini selain diriku. Mungkin kau akan langsung teringat

  • Geger Kahyangan   229.Ingatan

    Bara Sena terengah-engah setelah dia mengerahkan hampir seluruh kekuatannya untuk membantu menyempurnakan penyatuan jiwa dan raga antara jasad Hu Shi Yun dan jiwa Kaisar Suci. Usahanya yang menguras tenaga akhirnya membuahkan hasil yang manis. Gadis yang pernah mengisi hidupnya itu kembali berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis. Wajah pucat nya telah kembali segar. "Shi Yun..." lirih Bara dengan mata yang berkaca-kaca. Dia sama sekali tak menyangka gadis itu akan kembali bangkit setelah kematiannya hampir setahun yang lalu."Tuan...Tuan Bara..." ucap Shi Yun dengan wajah yang masih terlihat bingung."Shi Yun...saat ini pasti ingatan jiwa Kaisar Suci dan ingatan yang tersisa pada otak Shi Yun tengah saling bertumpuk. Dalam keadaan seperti ini, siapa yang terkuat untuk menjadi pemilik tubuh Shi Yun. Jika sisa ingatan dari kekasihku mampu mengambil alih ingatan Kaisar suci, maka itu akan lebih menguntungkan diriku. Mari kita tunggu..." batin Bara sambil menatap wajah cantik Shi Yu

  • Geger Kahyangan   228.Membangkitkan Shi Yun(2)

    Bara dan Gandi yang tengah berbincang teralihkan perhatian mereka saat terdengar suara dari arah peti mati Hu Shi Yun yang ada di depan sana. Mereka sama-sama melihat tangan putih pucat yang memegang tepian peti. Itu adalah tangan Shi Yun."Dia bangkit...Yang benar saja...Kau membangkitkan orang mati..." ucap Gandi dengan mata yang terbuka lebar-lebar menatap kearah peti tersebut. Entah mengapa dia merasa jantungnya berdetak kencang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena ini baru pertama kalinya dia melihat mayat yang sudah hampir setahun bangkit kembali dari kematiannya.Bara tersenyum kecil."Sepertinya proses penyatuan jiwa dan raga berhasil, sekarang tinggal menyatukan pikiran dan inti Jiwa mereka agar keduanya sama-sama sejalan. Aku akan membantunya agar bisa melewati proses yang cukup sulit ini..." kata Bara."Apa yang akan kau lakukan?" tanya Gandi."Menyempurnakan kebangkitan kekasihku...Gandi, kau bisa bermain dulu di Pagoda Dewa. Jika kau ingin, kau bisa masuk ke

DMCA.com Protection Status