Beranda / Fantasi / Geger Kahyangan / 11.Rombongan Dari Langit

Share

11.Rombongan Dari Langit

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-13 10:50:14

Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut.

"Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.

Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serangan beruntun dari Bara Sena tanpa henti menghujam tubuh wanita tersebut. Keduanya sama-sama kejang bagai seekor ayam yang baru disembelih. Keringat membasahi tubuh keduanya yang tidak mengenakan pakaian apa pun.

Bara terkapar di samping Chang Mei dengan napas terengah. Wanita itu menatap kesamping nya sambil tersenyum dan dadanya terlihat turun naik.

"Kakak selalu luar biasa..." kata Chang Mei sambil memiringkan tubuhnya dan kemudian memeluk Bara Sena yang tidur tengkurap.

"Kau juga, selalu memuaskan aku..." ucap Bara sambil tersenyum.

Tiba-tiba Chang Mei bangkit berdiri dengan wajah sedikit pucat. Hal itu tentu saja mengejutkan Bara Sena yang tengah bersantai setelah lelah menanjaki puncak kenikmatan.

"Ada apa Chang Mei?" tanya pemuda tersebut.

"Ada kakakku datang kesini! Cepat kenakan pakaianmu!" kata Chang Mei sambil segera mengenakan pakaiannya. Bara Sena denga cepat kembali mengenakan pakaian miliknya.

"Ada apa kakakmu kemari?" tanya Bara lagi.

"Entahlah, tapi yang jelas jika dia mencariku pastinya ada hal penting. Dia pasti kebingungan mencari penginapan ini..." kata Chang Mei yang sudah rapi dengan pakaian serba biru. Bara pun sudah selesai mengenakan pakaiannya yang lebih ringkas dibanding pakaian Chang Mei.

Tok-tok-tok!

Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Dengan sedikit terburu-buru Bara berjalan mendekat pintu lalu menbukanya. Nampak sosok Chang Hao, kakak dari Chang Mei yang berdiri dengan mata menatap tajam kearah Bara Sena.

"Dimana adikku?" tanya Chang Hao dengan dingin. Bara tidak menyukai tatapan pria muda itu. Tatapan yang sama dengan anak-anak Jaka Geni lainnya. Tatapan merendahkan!

"Ada apa?" tanya Bara yang merasa ingin mencari masalah denga pria tersebut karena kesal dengan tatapan Chang Hao.

"Sebaiknya kau tidak mencari masalah dengan diriku. Atau kau akan menyesal...!" kata Chang Hao mengancam.

"Apa kau berpikir aku ini ketakutan setelah kau berkata seperti itu? Apa kau tidak pernah mengenal siapa Pemburu Dewa di Langit selatan? Hei...! Aku masih menjabat nama itu hingga sekarang...Jadi kau lah yang seharusnya berhati-hati." kata Bara membalas ancaman Chang Hao dengan nada tak kalah menyebalkan.

Chang Hao yang hampir terpancing amarahnya hanya menghembuskan napasnya keras-keras. Dia sadar, bertarung di luar arena hanya akan merugikan dia. Chang Mei yang tak ingin ada kericuhan di tempat itu segera muncul dari balik punggung Bara Sena.

"Ada apa kakak?" tanyanya setelah dia bertemu muka dengan sang kakak.

"Ibu memanggilmu. Hari ini, akan ada banyak tamu dari tiga langit. Sehingga kita harus menyambut mereka semua. Para Dewa dan Dewi sudah mendekati Probo Lintang termasuk ayah kita..." kata Chang Hao mengatakan niatnya datang ke penginapan tersebut.

"Oh...? Mereka datang juga akhirnya. Kakak Bara, maafkan aku. Sepertinya aku harus segera pergi sebelum terlambat." kata Chang Mei.

Bara menganggukkan kepalanya dan membiarkan kekasihnya itu pergi bersama Chang Hao. Setelah cukup jauh dari penginapan itu, anak sulung Chang Yun tersebut menanyakan sesuatu kepada Chang Mei.

"Apa yang kau lakukan di penginapan itu dengan dia?"

"Itu bukan urusanmu. Sebaiknya kau tak perlu ikut campur urusan orang lain," sahut Chang Mei ketus. Dia merasa kebahagiaannya yang baru dia nikmati hilang dalam sekejap setelah kemunculan Chang Hao. Dia menganggap kakaknya itu sebagai pengganggu.

"Aku bukan orang lain! Mei adikku! Aku ini kakakmu!" kata Chang Hao dengan nada sedikit tinggi.

"Cukup! Hentikan ucapanmu sebelum aku benar-benar marah..." kata Chang Mei sambil menghentikan langkahnya.

Chang Hao terdiam mendengar apa yang adiknya katakan. Dia sama sekali tak menyangka adiknya akan menjadi seperti itu setelah bergaul dengan Bara Sena. Tinjunya terkepal kuat.

"Semua ini karena ulahnya...Aku tak akan membiarkanmu bocah..." batin Chang Hao dengan perasaan kesal.

"Baiklah, aku tak akan banyak bertanya lagi," kata Chang Hao akhirnya mengalah. Dia tahu betul, Chang Mei adiknya itu sudah jauh berbeda dengan adik yang selama ini dia lindungi. Chang Mei sudah berada di Ranah Alam Dewa mendahului Chang Hao yang baru saja memasuki Ranah Alam Dewa beberapa waktu yang lalu.

t

Bara Sena keluar dari rumah penginapan tersebut. Dia melayang terbang ke langit dan dengan cepat menemukan keberadaan Lian Xie yang masih duduk melamun di atas atap menara kota.

"Apa yang dia lakukan disana?" batin Bara lalu segera menemui wanita tersebut. Namun belum sampai dia di menara kota, tiba-tiba saja dari arah langit Kerajaan Probo Lintang muncul lingkaran hitam yang sangat besar. Lalu dari dalam lingkaran itu muncul puluhan sosok yang terasa asing bagi Bara Sena. Namun ada satu sosok yang sangat dia kenal. Sosok itu adalah Batara Geni alias Jaka Geni yang turun bersama rombongan entah darimana.

"Aura mereka semuanya sangat mengerikan..." batin Bara sambil terus menatap sosok-sosok asing bagi pemuda tersebut. Jutaan orang di dalam Kerajaan Probo Lintang menyambut kedatangan para Dewa tersebut dengan berbaris di sepanjang jalan.

"Selamat datang Batara Geni..." ucap semua orang yang tidak lain adalah rakyat Probo Lintang. Bara benar-benar dibuat terpukau dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Paman Jaka Geni benar-benar luar biasa...Orang-orang ini menyembahnya dan menyambut kedatangannya dengan serempak tanpa ada yang mengendalikannya...Aku ingin menjadi seperti dia..." batin Bara sambil terus menatap kearah langit.

Setelah beberapa saat, Bara segera sadar bahwa sebelumnya dia ingin menemui Lian Xie. Namun saat dia menatap kearah menara, wanita itu sudah tidak ada ditempatnya. Bara celingukan kesana kemari. Karena tak tahu dimana wanita itu berada, pemuda tersebut segera terbang menuju ke Istana Probo Lintang dimana Batar Geni bersama rombongan para dewa dari Kahyangan mendarat.

"Aku penasaran, siapa saja yang datang kemari!" batin pemuda itu. Setelah Bara pergi, Lian Xie muncul dari balik menara. Rupanya dia bersembunyi dibalik menara agar Bara tidak bisa melihat keberadaannya.

"Kenapa aku jadi merasa malu bertemu dengan dia...? Seolah-olah aku ini memiliki salah padanya...Hm, para Dewa itu...Aku merasakan kekuatan mengerikan dari pria berpakaian serba putih dan tanpa mengenakan alas kaki. Siapa dia...?" batin Lian Xie yang belum pernah bertemu atau mengenal Jaka Geni sama sekali.

Bab terkait

  • Geger Kahyangan   12.Kedatangan Para Dewa

    Bara Sena melayang turun di depan istana yang sudah dipenuhi banyak orang untuk menyambut kedatangan Jaka Geni yang turun dari langit bersama rombongan lain yang menggunakan kereta kuda terbang. Para Dewa yang ikut dalam rombongan Jaka Geni adalah Dewa Wisnu dan Dewa Angin Pawana yang masing-masing membawa anak untuk mengikuti turnamen yang diadakan di Probo Lintang tersebut.Bayu Jaga Geni dan semua pejabat istana langsung berlutut di hadapan Jaka Geni memberikan hormat kepada Mahadewa tersebut. Beberapa istri Jaka Geni yang ikut bersamanya adalah Dewi Narashima bersama anak-anaknya. Ada juga Dewi Gangga yang juga bersama anak-anaknya. Lalu ada Dewi Iswara Aninda putri dari Dewa Siwa yang juga datang bersama anak-anaknya.Suasana di depan istana itu terlihat meriah dan ramai oleh banyaknya orang yang ingin melihat sosok-sosok Dewa Dewi dari kahyanga. Kecantikan istri-istri Jaka Geni dan juga anak-anaknya membuat banyak pria hanya bisa ternganga dan berkhayal. Bara Sena sendiri yang j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   13.Salah Tingkah

    Bara Sena menatap sosok wanita berparas sangat cantik yang tak lain adalah Sukma Geni. Anak pertama Batara Geni dengan Dewi Kematian Iyana Tunggadewi. Setelah sang ibu menjabat sebagai Dewi yang bertugas di dunia kematian, Sukma Geni menggantikan posisi ibunya di Kerajaan Jagat Lelembut sebagai Ratu hingga saat ini. Kecantikan wanita itu tersohor di seluruh dunia bawah dan bahkan di dunia manusia sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menaklukan hati putri Jaka Geni tersebut. Hal itu dikarenakan syarat bagi siapa pun yang menginginkan dirinya adalah memberikan Api Abadi kepadanya sebagai mahar perkawinan. Mendengar nama Api tersebut saja sudah membuat semua orang berpikir seribu kali bagaimana cara mendapatkan api yang hanya ada di Neraka dan miliki satu-satunya Dewa yang paling di takuti di 3 dunia. Yaitu Dewa Yama sang pemilik Neraka Abadi yang penuh dengan kesengsaraan.Manusia jelas tidak mungkin, karena Iblis,siluman, dedemit dan bahkan Dewa saja tidak pernah terbayangkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   14.Pulau Angin

    Beberapa hari sebelum Bima berada di Kerajaan Probo Lintang, dia baru saja melakukan perjalanan di Hutan Awan Hitam. Sebuah tempat yang tidak asing bagi dirinya meski ratusan tahun telah berlalu. Jung Seo dan Antasena yang menemani pria dengan tubuh Dewa Bumi itu mendapatkan banyak cerita dari Bima tentang masa lalunya di Pulau Angin tersebut. Antasena sangat senang mendengar kisah perjalanan cinta sang kakek hingga dia meminta Bima untuk menggendongnya."Jadi, di tempat ini kakek bertemu dengan nenek Azalea?" tanya Anatasena."Benar, di Hutan ini, kakek melakukan perjalanan menuju ke Makam Iblis Tanduk Api bersama Arimbi hingga akhirnya kakek malah bertemu dengan Ratu Azalea nenekmu," kata Bima."Arimbi...? Apakah dia wanita yang pernah menjadi kekasih kakek?" tanya Antasena dengan mata sedikit membesar."Hm.." Bima menganggukkan kepalanya."Di Pulau ini masih ada beberapa keluarga Iblis meski tidak begitu kuat. Salah satunya adalah ras yang sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   15.Sharma

    Langkah Bima Sena terhenti di depan sebuah jembatan yang sangat tidak asing bagi dirinya. Itu adalah jembatan yang pernah menguji kekuatannya untuk melewati jembatan tersebut. Sekarang jembatan itu nampak biasa saja dan hancur di beberapa bagian.Mereka pun melewati jembatan tersebut tanpa ada gangguan apa pun. Namun setelah mereka sampai di seberang, tiba-tiba saja terdengar satu suara mendesis yang cukup keras. Saat Jung Seo dan Bima menoleh ke belakang, nampak terlihat sosok ular yang sangat besar berdiri didepan mereka dari dalam jurang yang dalamnya mencapai puluhan tombak. Jelas ular itu sangat panjang sampai bisa berdiri di atas mereka dengan tatapan mata merah menyala."Aura ular ini sangat luar biasa...Mungkin dia setara dengan binatang Iblis Tingkat Alam Cakrawala..." kata Bima Sena. Tangannya bergerak kearah depan. Dari dalam tubuhnya keluar aura hijau yang kemudian membentuk tangan raksasa. Aura berwujud telapak tangan itu menderu kearah ular besar tersebut dan langsung me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   16.Dewi Arimbi

    Bima, Antasena dan Jung Seo terkejut mendengar Sharma yang menyebut nama Dewi Arimbi sambil berlutut di hadapan wanita tersebut. Entah mengapa tiba-tiba kedua mata Bima berkaca-kaca."Siapa yang kau bawa ini Sharma?" tanya sosok wanita berpakaian putih yang dipanggil Dewi Arimbi oleh Sharma sang Siluman Ular.Sharma mengangkat wajahnya lalu dia menunduk kembali."Mereka adalah orang penting untuk anda Dewi...Yang bertubuh besar dan gelap adalah Tuan Bima Sena dengan raga milik orang lain..." Dewi Arimbi nampak terkejut namun dia menahan diri dan menunggu pengikutnya itu melanjutkan ucapannya."Bocah yang digendong olehnya adalah cucu Tuan Bima...Lalu pria itu adalah kawan dari Tuan Bima. Hamba tidak mengetahuinya namun aura jiwanya menunjukan kalau dia itu seorang Dewa..." kata Sharma membuat Dewi Arimbi hampir mundur dua langkah jika dia tak segera menguasai perasaannya. Bima yang sedari tadi menatap kearah Dewi Arimbi langsung mengambil tindakan lebih lebih dulu. Dia melangkah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   17.Bertemu Dewi Lanjar

    Ular Raksasa jelmaan dari Sharma mendarat di halaman depan sebuah istana yang berdiri megah dengan benteng setinggi 20 tombak dan dijaga ketat oleh ratusan prajurit bertelinga runcing. Mereka semua adalah makhluk dari bangsa peri. Dewi Arimbi turun dari atas kepala ular raksasa itu disusul Bima Sena dan yang lainnya.Ratusan prajurit berpakaian dan bersenjata lengkap menyambut kedatangan Dewi Arimbi dengan berbaris di sepanjang jalan menuju pintu masuk istana. Bima cukup merasa kagum dengan sambutan yang ditunjukkan para prajurit Kerajaan Peri tersebut. Meski Dewi Arimbi berasal dari dunia manusia yang kini menjelma menjadi seorang Dewa, mereka tetap menghormati pemimpin mereka dengan sungguh-sungguh.Hanya saja, beberapa mata tertangkap oleh Bima menatap kearahnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Bima sadar, tubuhnya terlalu mencolok saat ini. Dia sedikit menyesal memiliki tubuh Dewa Bumi tersebut setelah bertemu dengan Dewi Arimbi, cinta lamanya."Kalau tubuhku terus sebesar ini, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   18.Masa Depan

    Meja itu berbentuk bundar dan berukuran sedang untuk digunakan sebagai tempat minum teh sambil berbincang. Dengan cahaya lampu dari beberapa ekor kunang raksasa yang ditampung di dalam botol kaca besar, tempat itu menjadi terang benderang meski malam sudah datang.Bima dan Dewi Arimbi nampak duduk saling berhadapan. Dewi Arimbi duduk di kursi kayu sedangkan Bima duduk bersila di lantai kayu. Karena tubuhnya yang tinggi besar, meski dia duduk tetap saja dia lebih tinggi dari Dewi Arimbi yang duduk diatas kursi.Setelah kepulangan Dewi Lanjar dan anak-anaknya, Dewi Arimbi meminta Bima untuk menemui nya secara pribadi di ruangan khusus yang dia sediakan di dalam ruangan istirahatnya. Awalnya Bima menduga yang tidak-tidak dan merasa canggung jika sampai apa yang dia pikirkan menjadi nyata. Dia mengukur-ukur benda miliknya yang di perkirakan sebesar paha pria dewasa. "Tentu tidak akan muat..." batin Bima dengan pikiran kotornya yang mulai merasuk di kepalanya. Hal itu juga terpikirkan ole

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   19.Takdir Bima & Arimbi

    Bima Sena tertegun mendengar apa yang Dewi Arimbi katakan. Dia baru saja mengetahui dua takdir yang akan dia alami di masa depan."Aku akan mati dan tak bisa bereinkarnasi. Tapi Azalea akan hidup...Apakah aku dan dia saling bertukar nyawa?" gumam pria itu sambil mengusap dagu."Bukan bertukar nyawa. Itu murni takdir yang tidak bisa dihindari. Karena waktu pastinya aku sama sekali tidak tahu. Kau akan mati dimana pun aku tidak tahu. Tapi mengenai kebangkitan Ratu Azalea, aku tahu siapa yang membangkitkan dia...Dan itu tidak bisa aku beritahukan padamu," kata Dewi Arimbi."Lalau, bagaimana dengan hubungan kita? Kau dan aku terpisah bukan karena kita yang mau...Apakah tidak ada kelanjutan atau keputusan dari hubungan kita di masa lalu?" tanya Bima.Dewi Arimbi tersenyum."Maaf kakang, kau dan aku tidak ditakdirkan saling memiliki...Tapi, kita bisa melawan takdir...Dengan melakukan pengorbanan darah..." kata Dewi Arimbi."Pengorbanan darah...? Apa itu?" tanya Bima."Kita berdua akan mengu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   365.Kabar Mengejutkan!

    Gandi menganggukkan kepala dan tersenyum melihat wajah Ki Jogo Segoro yang terlihat pucat."Tapi Yang Mulia, bukankah dia adalah tamu anda? Ditambah, dia buka seorang Iblis bukan?" tanya pria tua tersebut."Kau akan tahu saat Formasi itu dinyalakan. Aku akan mengawasi untuk berjaga-jaga seandainya dia mengamuk," kata Gandi membuat Ki Jogo Segoro penasaran."Memangnya dia sekuat apa sampai Yang Mulia sendiri yang akan mengawasi? Apakah kemampuan para guru di Padepokan ini tidak meyakinkan menurut Yang Mulia?" tanya Ki Jogo sedikit tidak enak karena merasa Rajanya telah meremehkan kemampuannya dan juga para guru di Padepokan Naga tersebut meski mereka rata-rata masih berada di Ranah Alam Cakrawala."Bukannya aku tak percaya kepada kalian. Asal kalian tahu, pria ini hampir saja mengalahkanku dengan telak saat Turnamen Probo Lintang berlangsung." kata Gandi lagi-lagi membuat Ki Jogo Segoro terkejut setengah mati. Dia pun tak berani mengajukan pertanyaan lagi setelah tahu bahwa pria yang a

  • Geger Kahyangan   364.Tangga Penguji Jiwa

    Begitu kaki Bara memasuki gapura tersebut, dia merasakan tekanan yang kuat dari arah depan. Pemuda itu tersenyum merasakan hembusan angin yang kuat dari arah bukit yang berada di atasnya tersebut."Kita berada di jalan yang benar," kata Bara sambil melangkah terus ke depan dengan perlahan."Kekuatan ini masih kecil untuk kita hadapi. Tapi mungkin cukup menghibur untukmu." kata Lian Xie yang melangkah di belakang Bara. Pemuda itu menyeringai kecil."Mungkin yang dimaksud sambutan oleh belut biru itu. Tak masalah jika dia ingin menghiburku, tapi dia seharusnya tahu dampak yang akan ditimbulkan jika ingin menghibur diriku," kata Bara sambil terus melangkahkan kakinya di atas tangga tak terlihat. Hembusan angin tersebut semakin kuat saat Bara dan yang lain semakin naik ke atas hingga membuat langkah pemuda itu semakin perlahan. "Ini baru setengah jalan, tapi hembusan itu sudah membuat langkah kakiku menjadi pelan...Sepertinya ini benar-benar bisa menghiburku..." ucap Bara sambil terseny

  • Geger Kahyangan   363.Catatan Dari Neraka

    Gandi yang mendengar suara tersebut tertegun dibuatnya. "Tombak Banyu Biru...Itu adalah pusaka kuno dari Naga Air yang sudah lama menjadi cerita legenda. Sampai sekarang aku sendiri tidak tahu sama sekali bentuknya seperti apa." batin Gandi sambil menatap raut wajah Bara yang nampak terbelakak setelah membaca catatan kuno berasal dari neraka tersebut."Luar biasa...! Jadi, Yama memiliki beberapa benda Surgawi...Dan salah satunya ada di tanganku Hahaha! Aku penasaran bagaimana raut wajahnya setelah tahu bahwa benda itu ada di tanganku," ucap Bara sambil menyeringai."Tapi sebaiknya kau juga berhati-hati. Bukan tidak mungkin Dewa Yama akan mengirim pembunuh untuk memburumu setelah keberadaan Kotak ini diketahui olehnya. Selama ini benda itu tersembunyi sehingga luput dari pandangan matanya. Tapi, kau baru saja menggunakannya hingga membuat fenomena alam yang cukup menghebohkan. Dia pasti merasakan keberadaan harta miliknya yang telah lama hilang," kata Gandi memperingatkan.Bara tersen

  • Geger Kahyangan   362.Jejak Jiwa Misterius

    Bara terkagum-kagum pada tubuhnya sendiri yang mengalami perubahan begitu banyak. Bahkan dia sangat pangling dengan tampangnya sendiri yang kini menjadi lebih tampan dan bersinar. Saat dia menatap wajahnya, ada perasaan yang tak asing seolah dia pernah melihat wajah tersebut namun entah dimana."Apakah ini dampak dari kekuatan sejati yang sangat murni hingga semua kotoran jiwa milikku terhapuskan? Kalau benar begitu, bukankah ini sangat luar biasa?" batin Bara lalu dia pun tersenyum saat mengingat bagaimana tiga wanita yang ada di luar kamar itu terpana melihat perubahan pada dirinya.Pemuda itu pun melangkah keluar dari dalam kamar sambil tersenyum senang. "Ternyata kalian terkejut karena perubahan pada diriku...? Tapi aku tetaplah Bara yang sama," kata Bara sambil mendekati tiga wanita cantik tersebut."Jujur saja aku memang terkejut dengan penampilan kakak yang berubah hingga membuatku hampir tak mengenalimu...Tapi kakak memang terlihat sangat tampan saat ini dan aura Dewa milik k

  • Geger Kahyangan   361.Naik Ranah

    Cahaya emas itu terus menghantam perisai raksasa yang melindungi Kerajaan Naga Air. Semua Naga penghuni Kerajaan tersebut dibuat gempar tak terkecuali Gandi dan para tetua di Kuil Naga Air. Setelah upacara penobatan Sekar Asih selesai, pemuda itu pun terbang di susul Sekar yang juga sudah bisa terbang setelah dirinya menjadi makhluk ras Naga Air. Kekuatan gadis itu meningkat hingga ke Ranah Puncak Alam Mendalam dan tak lama lagi akan segera menerobos ke Ranah selanjutnya.Gandi dan Sekar berhenti di atas rumah tempat Bara tinggal. Mereka berdua menatap cahaya terang yang muncul dari dalam rumah tersebut dan melesat ke atas hingga ribuan tombak. Cahaya itu menekan perisai air yang diciptakan oleh para tetua Kuil sejak lama bahkan sebelum Gandi datang ke Kerajaan tersebut."Dia menerobos ke Ranah Alam Cakrawala...Bagaimana dia bisa menerobos secepat itu? Bahkan kita belum masuk ke Tanah Kutukan untuk mencari buruan..." batin Gandi sambil terus menatap kearah cahaya emas yang ada di depa

  • Geger Kahyangan   360.Gempar!

    Dari dalam kotak itu keluar aura putih kebiruan yang juga diselingi warna lain seperti merah, hijau dan keunguan. Bara bisa mencium aroma yang menurutnya begitu enak dari dalam kotak kayu tersebut."Aroma harum ini...Kekuatan Sejati yang begitu murni...Aku benar-benar beruntung meskipun aku turun ke Ranah Alam Mendalam, dengan 100.000 kekuata sejati yang murni ini, aku bisa membentuk akar kekuatan di dalam tubuhku lebih baik dari sebelumnya. Dengan begitu, kemampuanku akan melebihi apa yang terbayangkan...Kehilangan Pedang Naga Iblis dan Tameng Naga tidak masalah bagiku. Karena keuntunganku lebih besar dari semua itu hahaha!" ucap Bara begitu senang mendapatkan sesuatu yang sebenarnya mustahil untuk dia dapatkan.Bara menghirup kekuatan sejati dari dalam kotak kayu tersebut masuk ke dalam mulutnya. Dia tak perlu menggunakan Rantai Ungu Pengikat Jiwa miliknya karena jiwa-jiwa di dalam kotak kayu telah dimurnikan sedemikian rupa sehingga dengan mudah bisa diserap tanpa ada perlawanan.B

  • Geger Kahyangan   359.Kotak Penangkar Jiwa

    Iblis Guo Jiu yang ketakutan karena tahu bagaimana tersiksanya jika sampai Bara menggunakan kemampuan anehnya untuk membuat dia sekarat sepanjang waktu. Dan akhirnya dia mau menyerahkan benda keramat yang dia miliki selama ini kepada Dewa Cahaya yang sudah menjadi tuannya tersebut. Benda berwujud kotak kayu yang memiliki ukiran kuno di bagian tutupnya itu melayang di atas dua telapak tangan Guo Jiu. "Kotak Penangkar Jiwa...? Harta Karun seperti ini, bukankah hanya ada di Alam Neraka milik Dewa Yama?" tanya Bara sambil mengambil kotak tersebut."Aku mendapatkan kotak itu di sebuah tempat yang jauh dari Zhuo Guo. Tepatnya di wilayah kekuasaan kahyangan barat," kata Guo Jiu dengan nada lirih. Dia sungguh bersedih karena harus merelakan kotak kayu yang didalamnya terdapat 100.000 jiwa hasil pembantaian yang dia lakukan dulu. Dan 100.000 jiwa itu tentu saja sudah dimurnikan menjadi kekuatan sejati yang benar-benar murni berkat kemampuan aneh dari Kotak Penangkar Jiwa."Kau memberikan hadi

  • Geger Kahyangan   358.Undangan

    Tubuh Lu Xie terhempas ke lantai batu dengan keras. Bara Sena pun mendarat di dekatnya dan langsung mengulurkan tangannya kearah wanita tersebut sambil tersenyum."Meski aku menang, tetap saja kemenangan ini tidaklah murni. Kau masih belum menggunakan kekuatan sejati. Tapi pertarungan tadi sudah menunjukkan bahwa aku masih bisa secepat dulu." kata Bara."Menggunakan Jurus Hantu Menari tanpa aku sadari, kakang memang hebat. Bukannya aku tidak menggunakan kekuatan sejati, tapi aku belum sempat menggunakannya karena kau sudah mengalahkan diriku lebih dulu. Aku yakin, jika kau menggunakan Pukulan Sakti saat menghantam tubuhku, mungkin saja aku akan terluka parah," kata Lu Xie.Plok! Plok! Plok!Terdengar suara tepuk tangan dari arah depan sana di bawah gapura rumah yang ditinggali oleh Bara dan para pengikutnya. Dewa Cahaya itu menoleh kearah sana dan melihat Gandi bersama Sekar Asih yang berdiri sambil bertepuk tangan."Sepertinya kalian tengah berlatih. Kau berhasil mengalahkan Lu Xie,

  • Geger Kahyangan   357.Berlatih

    Bara duduk bersila di atas ranjang empuknya. Kedua matanya terpejam. Nampak aura keemasan keluar dari dalam tubuhnya pertanda dia tengah melatih tenaga dalamnya. Setelah cukup lama berlatih, akhirnya dia membuka mata."Bagaimana?" tanya seorang wanita cantik sambil menyodorkan nampan berisi secangkir minuman. Bara tersenyum menatap wanita yang tak lain adalah Lu Xie, kekasihnya."Kekuatan ku sudah meningkat dan hampir menembus tingkat 20 Ranah Alam Mendalam. Mungkin setelah aku mendapatkan Inti Jiwa Iblis yang baru, aku bisa naik ke Ranah Cakrawala dengan cepat." kata Bara sambil meraih cangkir biru tersebut. Dia pun langsung menenggak minuman itu tanpa ragu dan mengembalikan ke atas nampan yang masih tersodor di depannya. Lu Xie tersenyum dan melangkah menuju meja untuk meletakkan nampan tersebut lalu kembali ke ranjang dimana Bara berada. Dia duduk di tepian ranjang sambil menatap Bara yang baru saja meminum ramuan Rumput 10.000 Tahun dari ayahnya."Bagaimana? Apakah kau merasakan a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status