Share

8.Gundah

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 05:22:27

Bara termenung selama beberapa saat. Hal itu tentu saja memancing kecurigaan Lu Xie bahwa pemuda itu menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kau tak mau berterus terang...? Aku pikir kau membohongiku waktu kita berada di Tanah Larangan Gurun Sha..." kata Lu Xie membuat Bara semakin bingung dan kelabakan.

"Aku...Aku...Aaaaakhhh! Aku bingung harus berkata apa padamu!" kata Bara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lu Xie tersenyum dari balik cadar nya.

"Aku tahu, banyak rahasia yang kau sembunyikan...Aku sadar, aku tak mungkin menghentikan kegilaanmu. Tapi satu kata dariku untukmu...Aku adalah wanita yang tak ingin menjadi selir di hatimu. Dan kurasa, kau sudah melakukan itu padaku sejak kau menyatakan cintamu padaku waktu itu..." kata Lu Xie membuat Bara tertegun dan terdiam terpaku.

"Apakah kau menolak cintaku...?" tanya pemuda itu dengan perasaan gelisah tak karuan.

Lu Xie tak menjawab. Dia menatap kearah langit. Lalu terdengar suaranya mendesah masygul.

"Entahlah...Dikatakan aku menolak, tapi dala hatiku yang paling dalam ada wajahmu...Tapi, di sisi lain hatiku merasa sakit melihat wanita-wanitamu yang tentu saja sudah lebih dulu mendapatkan belahan hatimu. Entah masih ada yang tersisa untuk diriku atau tidak...Yang jelas, aku merasa seperti mendapatkan ampas yang tidak berguna jika aku bersama denganmu..." kata Lu Xie dengan suara tenang namun terasa begitu dalam terdengar di telinga Bara Sena.

Pemuda itu hanya bisa terdiam sambil menatap Lu Xie yang ternyata tengah meneteskan air mata.

"Apakah aku menyakiti perasaannya...? Apa yang harus aku lakukan?" batin Bara benar-benar bingung dengan keadaan yang tengah dia hadapi. Baru kali ini dia menghadapi wanita yang menangis karena dirinya. Dan lebih buruknya, wanita itu adalah orang yang dia sukai sejak pertama bertemu.

"Apa yang kau tangisi...?" tanya Bara yang sudah tak tahu lagi apa yang akan dia katakan.

Lu Xie mengedipkan matanya beberapa kali lalu mengusap nya dengan kedua tangannya. Wanita itu tak menjawab pertanyaan Bara sama sekali. Dia bangkit berdiri lalu bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

"Lu Xie...!"

Putri Jaka Geni itu menoleh sedikit ke belakang. Dia tersenyum dari balik cadar nya.

"Aku akan pergi, aku harap kita tak bertemu di Turnamen nanti. Karena kalau kita bertemu, aku tak akan segan-segan melawanmu. Sampai jumpa..." ucap Lu Xie lalu dia pun melompat ke langit dan terbang pergi meninggalkan Bara Sena yang terdiam terpaku di tempatnya.

Entah kenapa dia merasakan sakit yang begitu menyiksa dan belum pernah dia rasakan sebelumnya. Pemuda itu menekan dada sebelah kanannya sambil menunduk. Tinju kirinya mengepal kuat.

"Kenapa hatiku terasa sangat sakit...? Apa ini sebenarnya...?" batin pemuda itu.

Perasaan sakit hatinya tersebut ternyata memengaruhi Dunia Penyimpanan miliknya. Tempat yang tadinya cerah dan sejuk, tiba-tiba saja berubah menjadi gelap oleh awan hitam yang menutupi langit senja di Dunia Penyimpanan Semua penghuni di sana menatap kearah langit yang mendadak berubah warna tersebut. Hawa hangat pun berubah menjadi dingin luar biasa.

"Apa yang terjadi...? Setahuku tempat ini terhubung dengan alam jiwa Bara Sena. Apakah sesuatu sedang terjadi padanya?" batin Kahiyang Dewi yang saat itu tengah duduk di atas dahan pohon kesukaannya.

Rui Yun yang berada di dekat pantai juga merasakan hal yang sama. Dia merasa aneh denag langit yang tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Perasaannya mulai tidak tenang karena dia takut terjadi sesuatu pada Bara Sena.

"Semoga dia baik-baik saja..." batin wanita itu sambil menyandarkan kepalanya di pilar kayu penyangga depan rumahnya.

Arkadewi dan Arundaya pun merasakan hal yang tak jauh berbeda. Mereka berdua hanya bisa menatap kearah langit yang gelap dengan perasaan gelisah. Dewi Saci yang saat itu duduk di dalam goa mampu merasakan apa yang tengah terjadi pada Bara Sena. Dia mendesah kecil.

"Kisah cinta tak semuanya berjalan dengan mulus...Kau memiliki banyak cinta, tapi masih terluka karena satu cinta. Apakah wanita itu begitu istimewa di matamu?" gumam Dewi Saci sambil memejamkan mata dan melanjutkan pertapaannya.

Dewi Biru Xue Ruo pun merasakan kegelisahan yang cukup kuat saat melihat langit menjadi hitam. Meili Tianzhi yang tengah asyik bermain dengan seekor Kera mungil menghampiri ibunya yang tengah menatap langit.

"Ada apa ibu?" tanya gadis kecil yang baru berusia beberapa bulan tersebut. Namun karena dia sempat berada di dalam Pagoda Dewa, tubuhnya menjadi lebih besar dengan cepat dari yang seharusnya.

"Sepertinya sesuatu sedang terjadi pada ayahmu diluar sana..." jawab Xue Ruo sambil terus menatap kearah langit.

Bara Sena masih menunduk sambil menekan dadanya yang terasa sakit. Rasa kesal dan marah membuatnya hampir lupa diri. Dia hampir kehilangan kesadarannya sendiri jika sesuatu yang tiba-tiba muncul tidak menyadarkan dirinya.

Bletaaak!

Bara terkejut saat sesuatu mengenai kepalanya dengan cukup keras. Saat dia menoleh dan mau melabrak, dia tertegun melihat wanita cantik yang melayang di dekatnya sambil berkacak pinggang.

"Kau sudah sadar!?" hardik wanita cantik dengan pakaian sedikit terbuka tersebut.

"Kau...Bagaimana kau bisa keluar Dewi Es!?" tanya Bara dengan mata melotot kearah sosok yang tidak lain adalah Dewi Es Lian Xie. Orang yang baru saja menjitak kepalanya untuk menyadarkan sang pemuda.

"Bocah laknat! Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan hah!? Kau hampir membunuh semua orang yang ada di Dunia Penyimpanan mu! Apa yang tengah kau lakukan hah!?" teriak Dewi Es membuat Bara terbelalak dan kaget setengah mati.

"Benarkah...!? Apa yang terjadi padaku...? Apa yang terjadi di dalam Dunia Penyimpanan sampai kau keluar dari dalam sana hanya menggunakan pakaian dalam!?" tanya Bara masih dengan mata melotot kearah Dewi Es.

Mendengar hal itu, Lian Xie segera menatap kearah tubuhnya sendiri. Dia terkejut melihat tubunay yang memang hanya menggunakan kain tipis tembus pandang untuk menutupi sebagian tubuhnya yang molek dan indah. Tapi sebagai yang lain terumbar dan bisa dilihat dari arah mana pun oleh Bara Sena yang sejak tadi melotot tak berkedip.

"Tutyup matamu bodoh! Kau ingin aku mencongkel kedua matamu itu!?" teriak Lian Xie sambil berusaha menutupi tubuhnya.

Bara Sena tersenyum sambil memalingkan wajahnya kearah lain.

"Meski kau berkata seperti itu, aku sudah melihat semuanya dengan jelas..." kata Bara membuat Lian Xie kesal.

"Aku ingin sekali membunuhmu! Kau memanfaatkan keadaan tadi bukan!?" kata Lian Xie sambil mengeluarkan pakaian serba putih dari dalam cincin ruang miliknya. Wanita itu langsung mengenakan pakaiannya tersebut dengan cepat.

"Kau sudah boleh menghadap kesini," kata Lian Xie.

Bara kembali menoleh kearah wanita cantik tersebut. Dia sempat terpana selama beberapa saat melihat kecantikan Dewi Es tersebut.

"Kau...Kau sangat berbeda Dewi Es...! Apakah Cakara pernah melihat kau memakai pakaian seanggun ini!?" tanya Bara sejenak melupakan kejadian yang baru saja menimpanya. Rasa sakit hati dan kecewa yang sempat meluluhlantakkan hatinya menghilang dalam sekejap setelah kedatangan Dewi Es Lian Xie.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Geger Kahyangan   9.Lian Xie

    Dewi Es Lian Xie hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah. Entah kenapa dia merasa senang sekaligus malu-malu mendengar pujian dari pemuda yang ada di hadapannya."Kau pandai memuji. Tidak heran jika banyak wanita jatuh hati padamu," kata Dewi Es lalu dia melayang turun dan duduk disebelah Bara Sena.Pemuda itu terdiam lalu dia menunduk dan kemudian menatap kearah lain dengan mata yang sedikit menunjukkan semburat luka."Tidak semua wanita akan merasa senang dengan pujian. Bahkan aku gagal mendapatkan hati seseorang yang menawan hatiku. Siapa sangka, aku akan merasakan yang namanya sakit hati...Kecewa..." kata Bara sambil tersenyum kecut."Karena cinta ditolak?" sahut Lian Xie sambil menutup mulut menahan tawa."Cih! Kau tak tahu apa-apa tentang cinta. Meski usiamu sudah tua, kau masih sangat awam dalam dunia percintaan. Coba saja kau mengalami apa yang aku rasakan..." kata Bara sedikit kesal dia ditetawakan oleh wanita itu."Jangan salah sangka kau anak muda. Aku pernah mengalami

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Kahyangan   10.Kedatangan Tak Terduga

    Bara Sena menatap wajah Lian Xie yang memerah setelah mengatakan sesuatu yang terasa aneh bagi pemuda tersebut."Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Bara sambil terus menatap wanita tersebut hingga membuatnya salah tingkah. Namun Lian Xie mencoba untuk tetap tenang dan menutupi perasaan malunya dengan melotot kearah Bara Sena."Aku sudah katakan dan aku tak mau mengulangnya lagi! Tapi jangan salah paham, aku melakukan ini bukan kemauanku sendiri. Tapi ini untuk kepentingan orang banyak. Para pengikutmu juga akan merasakan tenang saat dunia Penyimpanan kembali seperti semula." kata Dewi Es itu akhirnya menemukan cara untuk beralasan kenapa dia mengatakan hal aneh itu kepada Bara Sena yang tentu saja akan menjadikan kesalahpahaman.Kedua alis Bara Sena terangkat."Ooohh...Begitu...Hmmm, aku pikir kau akan menghianati cinta Cakara...Hahahaha!" kata Bara sambil tertawa dan kemudian merebahkan diri di atas genting. Lian Xie membuang muka kearah lain agar pemuda itu tidak tahu raut wajah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Kahyangan   11.Rombongan Dari Langit

    Lian Xie yang merasa aneh dengan tubuhnya segera pergi setelah beberapa saat lamanya menyaksikan sepasang kekasih yang tengah asyik bercinta. Wanita itu melayang terbang menuju kearah sebuah menara yang tinggi di Kota Probo Lintang. Dia mendarat di atas atap menara setinggi hampir 100 tombak tersebut. Menara itu bukanlah satu-satunya bangunan tertinggi di Kota Probo Lintang. Di Istana Kerajaan sendiri ada 12 menara yang tingginya mencapai 500 tombak dengan aura petir menyelimuti ujung dari 12 menara tersebut."Apa yang tengah mereka lakukan di pagi hari seperti ini? Aku tak menyangka kekasihnya akan datang dan melakukan itu dengan bocah laknat itu...Tapi, bukankah seharusnya aku tidak masalah dia mau melakukan apa pun dengan wanita? Kenapa hatiku merasa tidak terima...? Ada apa sebenarnya dengan diriku...?" batin Lian Xie sambil menatap kearah langit dan menghela napas.Sementara itu, Bara Sena dan Chang Mei yang tengah asyik bercinta akhirnya mencapai puncak kenikmatan setelah serang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   12.Kedatangan Para Dewa

    Bara Sena melayang turun di depan istana yang sudah dipenuhi banyak orang untuk menyambut kedatangan Jaka Geni yang turun dari langit bersama rombongan lain yang menggunakan kereta kuda terbang. Para Dewa yang ikut dalam rombongan Jaka Geni adalah Dewa Wisnu dan Dewa Angin Pawana yang masing-masing membawa anak untuk mengikuti turnamen yang diadakan di Probo Lintang tersebut.Bayu Jaga Geni dan semua pejabat istana langsung berlutut di hadapan Jaka Geni memberikan hormat kepada Mahadewa tersebut. Beberapa istri Jaka Geni yang ikut bersamanya adalah Dewi Narashima bersama anak-anaknya. Ada juga Dewi Gangga yang juga bersama anak-anaknya. Lalu ada Dewi Iswara Aninda putri dari Dewa Siwa yang juga datang bersama anak-anaknya.Suasana di depan istana itu terlihat meriah dan ramai oleh banyaknya orang yang ingin melihat sosok-sosok Dewa Dewi dari kahyanga. Kecantikan istri-istri Jaka Geni dan juga anak-anaknya membuat banyak pria hanya bisa ternganga dan berkhayal. Bara Sena sendiri yang j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Geger Kahyangan   13.Salah Tingkah

    Bara Sena menatap sosok wanita berparas sangat cantik yang tak lain adalah Sukma Geni. Anak pertama Batara Geni dengan Dewi Kematian Iyana Tunggadewi. Setelah sang ibu menjabat sebagai Dewi yang bertugas di dunia kematian, Sukma Geni menggantikan posisi ibunya di Kerajaan Jagat Lelembut sebagai Ratu hingga saat ini. Kecantikan wanita itu tersohor di seluruh dunia bawah dan bahkan di dunia manusia sekalipun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menaklukan hati putri Jaka Geni tersebut. Hal itu dikarenakan syarat bagi siapa pun yang menginginkan dirinya adalah memberikan Api Abadi kepadanya sebagai mahar perkawinan. Mendengar nama Api tersebut saja sudah membuat semua orang berpikir seribu kali bagaimana cara mendapatkan api yang hanya ada di Neraka dan miliki satu-satunya Dewa yang paling di takuti di 3 dunia. Yaitu Dewa Yama sang pemilik Neraka Abadi yang penuh dengan kesengsaraan.Manusia jelas tidak mungkin, karena Iblis,siluman, dedemit dan bahkan Dewa saja tidak pernah terbayangkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   14.Pulau Angin

    Beberapa hari sebelum Bima berada di Kerajaan Probo Lintang, dia baru saja melakukan perjalanan di Hutan Awan Hitam. Sebuah tempat yang tidak asing bagi dirinya meski ratusan tahun telah berlalu. Jung Seo dan Antasena yang menemani pria dengan tubuh Dewa Bumi itu mendapatkan banyak cerita dari Bima tentang masa lalunya di Pulau Angin tersebut. Antasena sangat senang mendengar kisah perjalanan cinta sang kakek hingga dia meminta Bima untuk menggendongnya."Jadi, di tempat ini kakek bertemu dengan nenek Azalea?" tanya Anatasena."Benar, di Hutan ini, kakek melakukan perjalanan menuju ke Makam Iblis Tanduk Api bersama Arimbi hingga akhirnya kakek malah bertemu dengan Ratu Azalea nenekmu," kata Bima."Arimbi...? Apakah dia wanita yang pernah menjadi kekasih kakek?" tanya Antasena dengan mata sedikit membesar."Hm.." Bima menganggukkan kepalanya."Di Pulau ini masih ada beberapa keluarga Iblis meski tidak begitu kuat. Salah satunya adalah ras yang sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   15.Sharma

    Langkah Bima Sena terhenti di depan sebuah jembatan yang sangat tidak asing bagi dirinya. Itu adalah jembatan yang pernah menguji kekuatannya untuk melewati jembatan tersebut. Sekarang jembatan itu nampak biasa saja dan hancur di beberapa bagian.Mereka pun melewati jembatan tersebut tanpa ada gangguan apa pun. Namun setelah mereka sampai di seberang, tiba-tiba saja terdengar satu suara mendesis yang cukup keras. Saat Jung Seo dan Bima menoleh ke belakang, nampak terlihat sosok ular yang sangat besar berdiri didepan mereka dari dalam jurang yang dalamnya mencapai puluhan tombak. Jelas ular itu sangat panjang sampai bisa berdiri di atas mereka dengan tatapan mata merah menyala."Aura ular ini sangat luar biasa...Mungkin dia setara dengan binatang Iblis Tingkat Alam Cakrawala..." kata Bima Sena. Tangannya bergerak kearah depan. Dari dalam tubuhnya keluar aura hijau yang kemudian membentuk tangan raksasa. Aura berwujud telapak tangan itu menderu kearah ular besar tersebut dan langsung me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Geger Kahyangan   16.Dewi Arimbi

    Bima, Antasena dan Jung Seo terkejut mendengar Sharma yang menyebut nama Dewi Arimbi sambil berlutut di hadapan wanita tersebut. Entah mengapa tiba-tiba kedua mata Bima berkaca-kaca."Siapa yang kau bawa ini Sharma?" tanya sosok wanita berpakaian putih yang dipanggil Dewi Arimbi oleh Sharma sang Siluman Ular.Sharma mengangkat wajahnya lalu dia menunduk kembali."Mereka adalah orang penting untuk anda Dewi...Yang bertubuh besar dan gelap adalah Tuan Bima Sena dengan raga milik orang lain..." Dewi Arimbi nampak terkejut namun dia menahan diri dan menunggu pengikutnya itu melanjutkan ucapannya."Bocah yang digendong olehnya adalah cucu Tuan Bima...Lalu pria itu adalah kawan dari Tuan Bima. Hamba tidak mengetahuinya namun aura jiwanya menunjukan kalau dia itu seorang Dewa..." kata Sharma membuat Dewi Arimbi hampir mundur dua langkah jika dia tak segera menguasai perasaannya. Bima yang sedari tadi menatap kearah Dewi Arimbi langsung mengambil tindakan lebih lebih dulu. Dia melangkah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   440.Lian Xie & Lu Xie

    Dewi Es Lian Xie mendengus geram melihat apa yang tengah dilakukan oleh para prajurit bawahan Raja Agra. Lu Xie yang juga melihat hal itu tak tinggal diam. Dia berniat untuk membantu wanita tersebut menggunakan kemampuan petir merah miliknya."Jangan membantuku Lu Xie! Biarkan aku yang menangani para serangga ini. Kau tetap ditempat dan menjaga mereka berdua. Aku yakin, musuh mengincar Gandi dan Bara yang membawa pusaka dari Bayantaka dan reruntuhan Kuno." kata Lian Xie.Lu Xie mengangguk dan tetap berada di tempatnya sambil menatap kearah langit dimana puluhan lingkaran portal muncul dan mengeluarkan Pedang Es raksasa."Wanita ini, dia memiliki banyak kekuatan yang tak terbayangkan olehku..." batin Lu Xie.Para Raja yang lain yang juga melihat lingkaran biru tersebut segera saling berhubungan melalui telepati jarak jauh. "Apa yang terjadi di wilayah Agra?" tanya Raja Ungrama."Ada Dewa dengan kekuatan es yang menjadikan kami sasaran Pedang Es raksasa miliknya. Saat ini kami akan ber

  • Geger Kahyangan   439.Para Raja

    Belasan ribu tahun yang lalu, seorang wanita dari ras Iblis bernama Mayadwipa atau yang disebut sebagai Tujuh Iblis Kehancuran datang ke tanah kutukan yang ada di dalam wilayah Kerajaan Naga Air dan menaklukkan Kerajaan manusia iblis serta binatang Iblis di sana. Para Raja Manusia Iblis yang menyerah pun menjadi bawahan sang Wanita Iblis yang memang memiliki kekuatan sangat mengerikan. Tidak ada satu pun Raja Kerajaan dari ras manusia iblis maupun ras bintang Iblis yang mampu melawan Ratu Mayadwipa sehingga mereka pun dipaksa untuk tunduk kepada wanita Iblis tersebut.Para Raja tidak menyadari, bahwa waktu itu Mayadwipa datang dalam keadaan tengah terluka setelah pertarungannya melawan Sasaka. Kedatangannya telah mengubah pandangan dua ras tersebut terhadap Pencipta mereka, yakni Empu Jagat Martapura yang kala itu sudah melemah setelah menciptakan Tombak Banyu Biru dan senjata terakhir sebagai kuncinya, yakni Pedang Pembuka Kehidupan.Setelah Empu Jagat meninggal, Mayadwipa pun menjad

  • Geger Kahyangan   438.Iblis Mata Perak

    Bara dan Gandi sama-sama duduk bersila untuk memulihkan diri setelah pertarungan besar yang mereka lakukan sementara para pengikut mereka berjaga di berbagai titik di atas puncak gunung. Kedua pemuda itu duduk di tengah lahar yang mendidih dimana tepat di bagian tengah nya ada sebongkah batu raksasa yang mereka gunakan untuk duduk.Pragasena, Dara Purbavati bersama dua Naga Penjaga Banyu Segara dan Sri Wedari ikut menjaga di atas puncak gunung di sisi sebelah timur. Iblis Mata Perak Du Khan melayang di udara sendiri sambil sedekap tangan dan kedua mata yang tertutup. Sementara, Dewi Es Lian Xie berada di sebelah barat bersama Lu Xie nampak berjaga-jaga sambil mengawasi sekitar.Hu Shi Yun dan Rui Yun berdiri di sisi sebelah selatan. Sedangkan Xue Ruo berada di sisi utara bersama Du Khan namun dia duduk bersila di bawah sementara Iblis Mata Perak itu melayang di udara."Apa kau merasakannya Nona Xue?" tanya Du Khan melalui telepati."Apa yang kau rasakan? Aku tak merasakan apa pun," ta

  • Geger Kahyangan   437.Kemenangan

    Gandi terkejut saat melihat Pedang Guntur Saketi memberikan reaksi padanya. Seolah-olah senjata tersebut sangat senang telah kembali bertemu tuannya. Pemuda itu pun mencabut Pedang itu dari dalam tanah. Seketika kekuatan petir menyeruak dari dalam Pedang dan menyambar kearah langit."Apakah kau merindukanku?" ucap Gandi sambil memainkan pedangnya dengan gerakan-gerakan kecil. Pertarungan besar itu akhirnya berakhir setelah pasukan Bayantaka yang masih tersisa kurang lebih dua ratus ribu itu mundur. Setelah kabar kematian Bayantaka dan Ansika serta dua sayap Bayantaka yang tak lain adalah Ragil dan Swirta tewas dalam peperangan tersebut tersiar oleh Bara, mereka pun mundur secara teratur dan dipimpin oleh prajurit muda yang menurut kabar adalah calon penerus Bayantaka.Setelah ratusan ribu prajurit itu mundur, Bara pun menyeringai senang. Dia keluarkan Kotak Penangkar Jiwa yang dia dapatkan dari Guo Jiu. Lalu pemuda itu pun mengarahkan benda tersebut ke bawah sana dimana puluhan atau

  • Geger Kahyangan   436.Serangan Gabungan!

    Gandi dan Bara sama-sama tercekat melihat apa yang dilakukan oleh Bayantaka. Dalam keadaan tubuh setengah hancur setelah terkena serangan kuat dari Raja Naga Air itu dia masih bisa berdiri dan bahkan berusaha menyerap puluhan ribu jiwa dari pasukan manusia iblis yang telah mati."Tak bisa dibiarkan dia menyerap jiwa-jiwa itu lagi! Kita harus segera membunuhnya!" teriak Bara lalu dia pun mengerahkan gerbang merah miliknya untuk berpindah tempat. Gandi pun melakukan hal yang sama. Kedua portal merah dan biru itu muncul di belakang Bayantaka. Sekejap kemudian pedang milik Gandi bergerak cepat menusuk ke arah punggung dan Golok Iblis milik Bara menebas pinggul manusia iblis tersebut.Duaaarrr!!!Belum sempat dua senjata dewa itu menyentuh tubuh Bayantaka, tiba-tiba ledakan besar terjadi dari dalam tubuh makhluk yang dalam keadaan penuh luka tersebut. Bara dan Gandi pun sama-sama tertahan oleh aura ledakan yang sangat kuat. "Apa yang terjadi!?" seru Gandi sambil bertahan dari aura ledakan

  • Geger Kahyangan   435.Pukulan Kuat

    Dara segera meluncur kearah Gandi yang sudah siap dengan Pukulan Sakti nya. Wanita cantik tersebut melayang di samping sang Raja Naga Air. Dia menatap kearah bola kekuatan yang ada di telapak tangan Gandi."Kekuatan apa yang kau kerahkan suamiku?" tanyanya penasaran."Ini adalah Pukulan Sakti yang belum ada namanya. Tapi biarlah seperti ini..." ucap Gandi."Kakang juga memiliki kekuatan api...? Aku baru menyadarinya. Kakang benar-benar hebat!" kata Dara sambil menatap takjub. Dipuji oleh wanita cantik tersebut membuat Gandi merasa sedikit tersipu."Kekuatan api ini kebetulan saja aku memilikinya. Tapi sejujurnya, aku tak suka menggunakan kemampuan orang lain seperti yang dilakukan oleh dia," kata Gandi sambil melempar pandangan matanya kearah Bara yang tengah sibuk menahan Tameng Raja bersama dua leluhur kuno."Jadi api didalam tubuhmu adalah kekuatan orang lain...Pantas saja seorang Naga Air bisa memilikinya. Apa kakang tidak sadar, dua kekuatan itu bisa menimbulkan bencana?" tanya D

  • Geger Kahyangan   434.Suryo

    Pedang Pembuka Kehidupan yang dilempar ke udara seketika berubah wujud menjadi sosok wanita cantik yang tak lain adalah Dara Purbavati. Wanita tersebut langsung melesat kearah Bayantaka yang tengah melesat kearah Gandi."Langkahi dulu mayatku!" teriaknya sambil mendorong tangannya ke depan.Selarik sinar biru menderu kearah Bayantaka yang terkejut dengan kemunculan dan serangan mendadak dari Dara Purbavati.Wusss!Manusia iblis itu tak cukup cepat menangkis serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Dara. Sehingga sinar biru pun melabrak tubuhnya dengan telak.Blaaarrr!!!Ledakan keras terjadi. Tubuh Bayantaka pun terdorong ke bawah kembali hingga terhempas dengan tanah dengan keras.Duumm!Tanah hancur berantakan setelah tubuh Bayantaka menghujam. Dara Purbavati tak membiarkan pria itu bangkit berdiri. Dengan kecepatannya yang luar biasa dia menukik bagai elang yang siap menyambar mangsanya. Kaki kanannya menghujam kearah dada Bayantaka yang baru saja terhempas. Namun kali ini, manusia

  • Geger Kahyangan   433.Mencari Kelemahan

    Gandi terpental mundur hingga beberapa tombak setelah menahan tendangan kaki kanan Bayantaka menggunakan lengan kirinya. Tendangan yang begitu kuat itu membuat tubuh Raja Naga Air terdorong bahkan terpental. Beruntung dia masih sigap menjaga keseimbangan sehingga tubuhnya pun tidak sampai jatuh ke tanah."Bayantaka ini menjadi sangat kuat dibanding sebelumnya!" batin Gandi sambil mencari cara untuk menyerang manusia iblis tersebut. Dia masih sempat melirik kearah Bara yang tengah menahan Tameng Raja agar tidak menyatu dengan tubuh Bayantaka. Menghadapi pria itu saja sudah cukup merepotkan apalagi jika sampai Tameng tersebut menyatu dengan tubuhnya. Itu sudah pasti akan menjadi lebih merepotkan lagi.Bayantaka meluncur dengan cepat kearah Gandi yang sempat lengah karena memikirkan tameng Raja dan juga kekuatan makhluk itu. Sehingga dirinya menjadi terlihat kaget saat tahu-tahu Bayantaka sudah ada di depan mata dan mengayunkan Pedang Guntur Saketi kearah lehernya.Trang!Meski terkejut

  • Geger Kahyangan   432.Rahasia Tameng Raja

    Bayantaka bangkit berdiri setelah tubuhnya menghujam tanah dengan keras. Meski tidak terluka parah karena serangan Golok Iblis milik Bara, namun dia merasakan sakit yang cukup menyiksa pada bagian punggungnya. Dengan sedikit terhuyung dia melangkah keluar dari lubang yang tercipta akibat ledakan. Di sekitar lubang tersebut, terlihat mayat pasukannya yang berserakan karena tewas tertimpa tubuhnya."Hantaman senjata itu sangat mengerikan... Aku hampir saja mati karenanya..." batin Bayantaka sambil menengadah dan menatap kearah Bara serta Gandi Wiratama. Dua pemuda itu nampak bersiap untuk menyerang. Bayantaka segera mengangkat pedang Cahaya di tangan kanannya lalu dia hujamkan ke tanah."Bangkit lah kekuatan Cahaya!" ucapnya sambil mengerahkan kekuatan jiwa miliknya.Pedang itu pun mengeluarkan cahaya yang terang benderang. Lalu tanah di sekitarnya mulai retak. Nampak cahaya yang keluar dari dalam retakan tanah tersebut. Retakan itu pun menjalar hingga ratusan tombak dan membelah menja

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status