Share

2.Suci & Umbara

Bara Sena benar-benar dibuat terkejut dengan pengakuan dari dua anak Dewi Utari mengenai kemampuan ras Kristal Jiwa yang mampu melihat dirinya meskipun dia sudah menggunakan Jurus Hantu Menari. Dan baru kali itu Bara Sena tahu ada ras lain selain manusia, Dewa dan Iblis atau siluman.

"Kau belum pernah tahu tentang Ras Kristal Jiwa?" tanya gadis cantik itu.

Bara menggelengkan kepalanya karena dia memang belum pernah tahu sama sekali mengenai ras tersebut.

"Aku baru tahu ada ras Kristal Jiwa. Apakah kalian ini sebangsa dedemit atau manusia?" tanya Bara.

"Kami bukan sebangsa lelembut atau siluman. Kami mirip manusia namun darah kami berbeda dan tentu saja kami lebih kuat dari manusia sejak kami dilahirkan. Ada dua suku di Ras kami, yaitu Suku Biru dan Suku Merah. Mereka yang terlahir dengan Kristal Merah disebut sebagai Suku Merah dan mereka yang didahinya memiliki Kristal Biru disebut sebagai suku Biru. Kakak ku Umbara dan aku lahir dengan suku yang berbeda meski kami ini satu ibu." kata gadis itu.

"Lalu, apa perbedaannya antara merah dan biru?" tanya Bara.

"Kristal Merah memiliki kemampuan bertarung yang baik dan ahli dalam pertarungan jarak dekat. Tapi dia memiliki kekurangan dalam hal kecepatan dan serangan jarak jauh yang dimiliki oleh kristal biru. Aku ini lebih cepat dari kakakku dalam hal gerakan. Dan selain cepat, aku juga bisa menggunakan kecepatan itu untuk dijadikan daya dorong pukulan serta pertarungan jarak dekat yang berbahaya." kata gadis cantik itu dengan ceria dan menambah kecantika yang dia miliki.

Bara sempat ternganga mendengar penjelasan dari gadis tersebut.

"Luar biasa..." batin Bara tak menyangka sama sekali akan melihat hal baru didepan matanya.

"Oh ya, namaku Dewi Suci Geni dan dia adalah kakakku, Umbara Wisnu Geni. Kami berdua adalah anak dari ibu Dewi Utari dan Batara Geni," kata gadis yang mengaku sebagai Dewi Suci Geni.

"Oh..Iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Bara Sena, Putra Patih Bima Sena..." kata Bara sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Suci dan Umbara saling tatap mata. Dewi Utari yang semula diam saja mendengarkan Suci berceloteh, akhirnya ikut angkatg bicara setelah mendengar bahwa Bara adalah anak dari Patih Bima Sena.

"Kau anak Bima Sena...?" tanyanya masih dengan suara yang meragukan. Namu tetap saja terdengar anggun di telinga Pendekar Golok Iblis.

"Sialan...! Paman Jaka Geni memiliki selera yang diluar perkiraanku!" batin Bara merasa sulit untuk menyaingi pencapaian Jaka Geni dalam hal istri.

"Benar...Aku adalah anak Bima Sena, Patih Kerajaan Probo Lintang di masa lalu sebelum ayahku tewas terbunuh di tanganku sendiri," kata Bara Sena membuat Suci dan Umbara kembali saling pandang. Meski mereka tak pernah tahu siapa sebenarnya Bara Sena, namun di Perpustakaan besar yang ada di Padepokan Langit ada satu beberapa kitab yang membahas tentang kematian sang Mahapatih di Langit Ketiga Kahyangan selatan.

Dewi Utari pun benar-benar terkejut mendengar jawaban dari Bara yang terlihat bersunngguh-sungguh dalam menjawab pertanyaan darinya.

"Kau...Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Dewi Utari dengan wajah sedikit berubah.

"Aku memenuhi undangan dari paman Jaka Geni untuk hadir di acara turnamen ini sebagai orang luar. Karena di Turnamen kali ini, akan menjadi ajang untuk mencari wakil di Turnamen Dewa yang sebentar lagi akan di adakan di Olimpus kahyangan Barat..." kata Bara Sena.

"Jadi kau juga akan mengikuti turnamen ini? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Umbara yang sejak tadi hanya diam saja namun dia mengamati Bara Sena dengan seksama.

"Kau tidak salah dengar," kata Bara membuat Umbara tersenyum simpul.

"Kau masih berada di Ranah Alam Cakrawala. Apa yang membuat kau penuh percaya diri mengikuti turnamen ini?" tanya Umbara dengan nada yang cukup memancing kekebalan Bara Sena. Namun dia berusaha untuk tidak terpancing dan memilih tersenyum.

"Umbara, cukup!" kata Dewi Utari yang sudah tahu arah dan tujuan anaknya bertanya seperti itu pada anak Bima Sena tersebut.

Umbara terdiam dan hanya sunggingkan senyum kearah Bara Sena.

"Aku akan tunjukkan padamu, siapa aku dan perbedaan antara Alam Cakrawala dan Alam Dewa. Bagiku, hampir tidak ada perbedaan sama sekali..." kata Bara yang pada akhirnya tidak mau diam saja mendapat perlakuan tak mengenakan dari kakak Suci Geni tersebut.

"Jangan pedulikan dia Nak Bara, aku ingin bertanya satu hal padamu. Aku dengar kau tewas setelah bertarung melawan Ganesha. Tapi, bagaimana kau bisa kembali hidup?" tanya Dewi Utari.

"Ganesha yang menghidupkan kembali diriku. Paman Jaka Geni lah yang merencanakan kebangkitan diriku dengan tujuan untuk membantu Kekaisara Zhou dari permasalahannya melawan Iblis." kata Bara.

"Lalu, bagaimana keadaan disana saat ini?" tanya Suci yang juga penasaran dengan pemuda tersebut. Umbara semakin menunjukkan ketidaksenangannya terhadap Bara Sena melihat Suci yang begitu ceria saat bertanya pada pemuda tersebut.

"Keadaan disana sudah baik-baik saja. Zhou Yin memutuskan untuk memberikan tahta kaisarnya kepada adiknya, Zhou Lin. Saat perang besar terjadi, aku bertarung bersama Zhou Lin dan beberapa saudaramu dari Zhuo Guo." kata Bara membuat kedua mata Suci yang indah itu membesar.

"Kau bertarung bersama saudara-saudaraku!? Siapa saja mereka...!?" seru Suci begitu penasaran dengan apa yang baru saja Bara katakan padanya. Bara tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya.

"Kalian pasti mengenal mereka...Ada Chang Mei, Chang Hao, Song Hua dan juga ayahmu, paman Jaka Geni juga ikut dalam peperangan itu meskipun dia hanya mengirim boneka petir miliknya." kata Bara membuat Suci ternganga.

"Lu Xie...Song Yue...Dan Chang Mei...kau bertemu dengan mereka semua termasuk Zhou Yin...Apakah mereka sudah mencapai Ranah Alam Dewa seperti aku dan Umbara?" tanya Suci.

Bara mengangguk.

"Mereka semua hebat-hebat. Kau belum tentu bisa menang melawannya. Apalagi Zhou Yin, dia sudah memiliki kekuatan yang setingkat dengan ibunya Dewi Zhou." kata Bara membuat Dewi Utari dan Suci sama-sama saling pandang.

"Bukankah itu mustahil Nak Bara? bagaimana bisa dia melejit begitu cepat ke Ranah Alam Dewa padahal beberapa waktu yang lalu mereka masih berada di Ranah Alam Mendalam karena terhambat oleh sesuatu. Hanya adalah waktu satu tahun apakah mungkin bagi mereka untuk mencapai Ranah Alam Dewa?" kata Dewi Utari tak percaya sama sekali.

Bara hanya tertawa kecil dan tidak mungkin dia memberitahu kebenaran serta alasan para kekasihnya itu bisa menembus Ranah Alam Dewa seperti mereka.

"Aku juga tidak tahu mengenai hal itu. Yang jelas, mereka semua adalah wanita-wanita hebat yang ikut berperang membasmi jutaan Iblis yang waktu itu menyerang secara serempak Kekaisaran Zhou." kata Bara.

"Lu Xie dan Song Yue adalah gadis-gadis yang sulit di mengerti karena sikap dingin mereka. Aku mengetahui betul, Lu Xie adalah salah satu anak Kakang Jaka Geni yang paling lemah selain Song Yue dan Chang Mei. Seharusnya Song Yue mampu naik ke atas dengan cepat kalau saja dia tidak menjauhi ayahnya sendiri. Tapi dia memilih untuk mengasingkan diri sehingga perkembangannya terhambat. Chang Mei meskipun cukup hebat untuk dirinya yang dilahirkan dari rahim ibunya yang seorang manusia, dia tidak begitu peduli acata turnamen dan pertarungan lainnya kecuali terhadap tanaman-tanaman obat serta minum teh..." kata Dewi Utari.

"Kau betul bibi, mereka memang seperti itu. Tapi mereka bisa mencapai Ranah Alam Dewa, apakah kau bisa menebak apa yang mereka lakukan sehingga mampu melesat dengan cepat menyusul anak-anak paman Jaka yang lainnya?" tanya Bara Sena.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status