Beranda / Fantasi / Geger Kahyangan / 2.Suci & Umbara

Share

2.Suci & Umbara

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 08:53:21

Bara Sena benar-benar dibuat terkejut dengan pengakuan dari dua anak Dewi Utari mengenai kemampuan ras Kristal Jiwa yang mampu melihat dirinya meskipun dia sudah menggunakan Jurus Hantu Menari. Dan baru kali itu Bara Sena tahu ada ras lain selain manusia, Dewa dan Iblis atau siluman.

"Kau belum pernah tahu tentang Ras Kristal Jiwa?" tanya gadis cantik itu.

Bara menggelengkan kepalanya karena dia memang belum pernah tahu sama sekali mengenai ras tersebut.

"Aku baru tahu ada ras Kristal Jiwa. Apakah kalian ini sebangsa dedemit atau manusia?" tanya Bara.

"Kami bukan sebangsa lelembut atau siluman. Kami mirip manusia namun darah kami berbeda dan tentu saja kami lebih kuat dari manusia sejak kami dilahirkan. Ada dua suku di Ras kami, yaitu Suku Biru dan Suku Merah. Mereka yang terlahir dengan Kristal Merah disebut sebagai Suku Merah dan mereka yang didahinya memiliki Kristal Biru disebut sebagai suku Biru. Kakak ku Umbara dan aku lahir dengan suku yang berbeda meski kami ini satu ibu." kata gadis itu.

"Lalu, apa perbedaannya antara merah dan biru?" tanya Bara.

"Kristal Merah memiliki kemampuan bertarung yang baik dan ahli dalam pertarungan jarak dekat. Tapi dia memiliki kekurangan dalam hal kecepatan dan serangan jarak jauh yang dimiliki oleh kristal biru. Aku ini lebih cepat dari kakakku dalam hal gerakan. Dan selain cepat, aku juga bisa menggunakan kecepatan itu untuk dijadikan daya dorong pukulan serta pertarungan jarak dekat yang berbahaya." kata gadis cantik itu dengan ceria dan menambah kecantika yang dia miliki.

Bara sempat ternganga mendengar penjelasan dari gadis tersebut.

"Luar biasa..." batin Bara tak menyangka sama sekali akan melihat hal baru didepan matanya.

"Oh ya, namaku Dewi Suci Geni dan dia adalah kakakku, Umbara Wisnu Geni. Kami berdua adalah anak dari ibu Dewi Utari dan Batara Geni," kata gadis yang mengaku sebagai Dewi Suci Geni.

"Oh..Iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Bara Sena, Putra Patih Bima Sena..." kata Bara sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Suci dan Umbara saling tatap mata. Dewi Utari yang semula diam saja mendengarkan Suci berceloteh, akhirnya ikut angkatg bicara setelah mendengar bahwa Bara adalah anak dari Patih Bima Sena.

"Kau anak Bima Sena...?" tanyanya masih dengan suara yang meragukan. Namu tetap saja terdengar anggun di telinga Pendekar Golok Iblis.

"Sialan...! Paman Jaka Geni memiliki selera yang diluar perkiraanku!" batin Bara merasa sulit untuk menyaingi pencapaian Jaka Geni dalam hal istri.

"Benar...Aku adalah anak Bima Sena, Patih Kerajaan Probo Lintang di masa lalu sebelum ayahku tewas terbunuh di tanganku sendiri," kata Bara Sena membuat Suci dan Umbara kembali saling pandang. Meski mereka tak pernah tahu siapa sebenarnya Bara Sena, namun di Perpustakaan besar yang ada di Padepokan Langit ada satu beberapa kitab yang membahas tentang kematian sang Mahapatih di Langit Ketiga Kahyangan selatan.

Dewi Utari pun benar-benar terkejut mendengar jawaban dari Bara yang terlihat bersunngguh-sungguh dalam menjawab pertanyaan darinya.

"Kau...Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Dewi Utari dengan wajah sedikit berubah.

"Aku memenuhi undangan dari paman Jaka Geni untuk hadir di acara turnamen ini sebagai orang luar. Karena di Turnamen kali ini, akan menjadi ajang untuk mencari wakil di Turnamen Dewa yang sebentar lagi akan di adakan di Olimpus kahyangan Barat..." kata Bara Sena.

"Jadi kau juga akan mengikuti turnamen ini? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Umbara yang sejak tadi hanya diam saja namun dia mengamati Bara Sena dengan seksama.

"Kau tidak salah dengar," kata Bara membuat Umbara tersenyum simpul.

"Kau masih berada di Ranah Alam Cakrawala. Apa yang membuat kau penuh percaya diri mengikuti turnamen ini?" tanya Umbara dengan nada yang cukup memancing kekebalan Bara Sena. Namun dia berusaha untuk tidak terpancing dan memilih tersenyum.

"Umbara, cukup!" kata Dewi Utari yang sudah tahu arah dan tujuan anaknya bertanya seperti itu pada anak Bima Sena tersebut.

Umbara terdiam dan hanya sunggingkan senyum kearah Bara Sena.

"Aku akan tunjukkan padamu, siapa aku dan perbedaan antara Alam Cakrawala dan Alam Dewa. Bagiku, hampir tidak ada perbedaan sama sekali..." kata Bara yang pada akhirnya tidak mau diam saja mendapat perlakuan tak mengenakan dari kakak Suci Geni tersebut.

"Jangan pedulikan dia Nak Bara, aku ingin bertanya satu hal padamu. Aku dengar kau tewas setelah bertarung melawan Ganesha. Tapi, bagaimana kau bisa kembali hidup?" tanya Dewi Utari.

"Ganesha yang menghidupkan kembali diriku. Paman Jaka Geni lah yang merencanakan kebangkitan diriku dengan tujuan untuk membantu Kekaisara Zhou dari permasalahannya melawan Iblis." kata Bara.

"Lalu, bagaimana keadaan disana saat ini?" tanya Suci yang juga penasaran dengan pemuda tersebut. Umbara semakin menunjukkan ketidaksenangannya terhadap Bara Sena melihat Suci yang begitu ceria saat bertanya pada pemuda tersebut.

"Keadaan disana sudah baik-baik saja. Zhou Yin memutuskan untuk memberikan tahta kaisarnya kepada adiknya, Zhou Lin. Saat perang besar terjadi, aku bertarung bersama Zhou Lin dan beberapa saudaramu dari Zhuo Guo." kata Bara membuat kedua mata Suci yang indah itu membesar.

"Kau bertarung bersama saudara-saudaraku!? Siapa saja mereka...!?" seru Suci begitu penasaran dengan apa yang baru saja Bara katakan padanya. Bara tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya.

"Kalian pasti mengenal mereka...Ada Chang Mei, Chang Hao, Song Hua dan juga ayahmu, paman Jaka Geni juga ikut dalam peperangan itu meskipun dia hanya mengirim boneka petir miliknya." kata Bara membuat Suci ternganga.

"Lu Xie...Song Yue...Dan Chang Mei...kau bertemu dengan mereka semua termasuk Zhou Yin...Apakah mereka sudah mencapai Ranah Alam Dewa seperti aku dan Umbara?" tanya Suci.

Bara mengangguk.

"Mereka semua hebat-hebat. Kau belum tentu bisa menang melawannya. Apalagi Zhou Yin, dia sudah memiliki kekuatan yang setingkat dengan ibunya Dewi Zhou." kata Bara membuat Dewi Utari dan Suci sama-sama saling pandang.

"Bukankah itu mustahil Nak Bara? bagaimana bisa dia melejit begitu cepat ke Ranah Alam Dewa padahal beberapa waktu yang lalu mereka masih berada di Ranah Alam Mendalam karena terhambat oleh sesuatu. Hanya adalah waktu satu tahun apakah mungkin bagi mereka untuk mencapai Ranah Alam Dewa?" kata Dewi Utari tak percaya sama sekali.

Bara hanya tertawa kecil dan tidak mungkin dia memberitahu kebenaran serta alasan para kekasihnya itu bisa menembus Ranah Alam Dewa seperti mereka.

"Aku juga tidak tahu mengenai hal itu. Yang jelas, mereka semua adalah wanita-wanita hebat yang ikut berperang membasmi jutaan Iblis yang waktu itu menyerang secara serempak Kekaisaran Zhou." kata Bara.

"Lu Xie dan Song Yue adalah gadis-gadis yang sulit di mengerti karena sikap dingin mereka. Aku mengetahui betul, Lu Xie adalah salah satu anak Kakang Jaka Geni yang paling lemah selain Song Yue dan Chang Mei. Seharusnya Song Yue mampu naik ke atas dengan cepat kalau saja dia tidak menjauhi ayahnya sendiri. Tapi dia memilih untuk mengasingkan diri sehingga perkembangannya terhambat. Chang Mei meskipun cukup hebat untuk dirinya yang dilahirkan dari rahim ibunya yang seorang manusia, dia tidak begitu peduli acata turnamen dan pertarungan lainnya kecuali terhadap tanaman-tanaman obat serta minum teh..." kata Dewi Utari.

"Kau betul bibi, mereka memang seperti itu. Tapi mereka bisa mencapai Ranah Alam Dewa, apakah kau bisa menebak apa yang mereka lakukan sehingga mampu melesat dengan cepat menyusul anak-anak paman Jaka yang lainnya?" tanya Bara Sena.

Bab terkait

  • Geger Kahyangan   3.Terkejut

    Dewi Utari tak bisa berkata apa-apa mendapat pertanyaan dari Bara Sena. Sedari awal dia memang tak pernah menyangka anak-anak Jaka Geni yang berasal dari istri Ras manusia mampu bersaing dengan anak-anak Jaka yang berasal dari para dewa. siluman dan ras Kristal Jiwa seperti dirinya.Disaat mereka tengah saling diam karena tak ada topik yang bisa dibicarakan, datang dari kejauhan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. Pucuk dicintai ulam pun tiba. Orang yang tengah dia dan keluarga Dewi Utari bicarakan ternyata datang. Mereka adalah Song Yue dan kedua saudaranya Hua Tian Geni dan Sua Ning Geni beserta dengan ibunya Dewi Song Hua."Kau sudah berada disini anak muda," kata Dewi Song Hua sambil tersenyum. Bara mendatangi wanita tersebut lalu memberinya hormat karena biar bagaimana pun wanita itu adalah salah satu calon mertuanya. Song Yue berusaha untuk tetap tenang setelah bertemu dengan Bara Sena. Namun tetap saja, dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Dan semua it

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Geger Kahyangan   4.Uji Kemampuan

    Dewi Utari. Umbara Wisnu dan Suci Geni benar-benar dibuat terkejut dengan kecepatan Bara Sena menghindari serangan cepat putri Batara Geni dengan Dewi Utari tersebut."Bagaimana kau bisa bergerak secepat itu!?" seru Suci tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.Bara tersenyum tipis."Kau pikir aku lebih lambat darimu? Kau belum tahu siapa aku, gadis kecil..." ucap Bara sambil mengerahkan kekuatan angin di kedua kakinya dan bersiap untuk melesat. namun rupanya Suci lebih dulu menyerangnya karena rasa penasaran pada pemuda tersebut. Dia ingin tahu apakah tadi hanya kebetulan atau memang pria itu sangat cepat sampai bisa menghindari serangannya.Wuut!Tubuh Suci bagaikan sekelebatan bayangan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka yang ingin melihat kecepatan gadis itu harus menggunakan kekuatan mata agar mampu mengikuti gerakan cepatnya. Orang-orang yang sebelumnya lalu lalang berjalan menikmati indahnya kota Probo Lintang berdamai-ramai menonton pertarungan Bara Sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Geger Kahyangan   5.Kegaduhan Di Kota

    Bara Sena menatap tajam kearah Suci yang baru saja mendarat di lantai setelah sebelumnya dia melayang di udara untuk menghindari gelombang api yang tiba-tiba saja muncul dari dalam tubuh Pendekar Golok Iblis tersebut."Jadi kamu ini seorang iblis!?" seru Suci merasa kecewa karena ternyata pemuda tampan yang sempat membuat hatinya tertarik adalah seorang Iblis. Gadis itu belum begitu tahu mengenai jati diri sang Pendekar yang sudah melanglang Buana di Tanah Zhuo Guo."Kau hampir saja mencelakai ku dengan serangan aneh. Tentu saja aku tak mau tinggal diam..." sahut Bara dengan suara berat.Umbara yang sejak tadi mengamati dan kaget melihat wujud Iblis Bara Sena akhirnya dia pun ikut campur karena merasa Iblis itu sangat berbahaya. Dan tidak hanya Bara, beberapa pendekar yang ada disana juga mengepung pemuda tersebut."Iblis ini harus kita tangkap dan diadili!" teriak beberapa orang.Bara tersenyum sinis."Kalian ini memiliki mental setipis daun yang hanya berani saat bersama dengan daun

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Geger Kahyangan   6.Raja Bayu Jaga Geni

    DUAAAARRR!Ledakan keras terdengar saat petir merah menyambar tubuh Bara Sena yang masih dalam wujud Iblis Neraka. Meski sudah menahan serangan petir itu menggunakan kekuatan perisai cahaya dan tangan Neraka miliknya, tubuh Bara Sena masih terdorong surut ke belakang hingga beberapa langkah. Pemuda itu terkejut merasakan dahsyatnya kekuatan petir merah milik Bayu Jaga Geni. Begitu juga dengan semua orang yang melihat petir merah tersebut. Karena mereka semua tahu, Bayu tidak memiliki kekuatan petir merah. Dia hanya memiliki petir putih yang tingkatannya berada di bawah merah, ungu, kuning, hitam dan biru. Lebih terkejut lagi Bayu Jaga Geni yang melihat Bara Sena nampak baik-baik saja setelah menahan petir merah yang dia keluarkan dari ujung jarinya."Dia bisa menahannya dengan mudah? Layak disebut Pemburu Dewa sejati seperti yang ayah katakan..." batin Bayu Jaga Geni sambil terus mengawasi Bara Sena yang masih menatap tajam kearahnya."Benar, aku adalah Bayu Jaga Geni. Raja di Keraj

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Geger Kahyangan   7.Kasmaran

    Dewi Suci Geni masih saja ternganga tak percaya dengan apa yang dia lihat dalam cincin ruang pemberian dari Bara Sena. Hal itu jelas membuat ibunya sang Dewi Utari dan kakaknya Umbara menjadi penasaran dengan apa yang Suci lihat didalam cincin tersebut."Kenapa kau diam saja Suci!? Apa yang ada di dalam cincin itu?" tanya Dewi Utari."Suci! Kau tidak sedang berpikir aneh bukan!? Apa yang ada didalam cincin itu!?" Umbara ikut menimpali.Suci yang mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kakak dan ibunya menutup kembali cincin yang ada di jarinya. Dia pun menoleh kearah kakak dan ibunya. Senyum lebar dan bahagia terlihat jelas dari raut wajahnya."Ada banyak harta di dalam cincin ini ibu...Aku jadi penasaran, kenapa Bara Sena memberikan ini semua kepada kita..." ucap gadis itu sambil tersenyum. "Harta...? Itu artinyha kerugian di tempat ini bisa kita tutupi?" tanya Dewi Utari merasa lega. Awalnya dia ingin meminta tolong kepada suaminya, Batara Geni untuk membayar kerugian yang terjadi di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Geger Kahyangan   8.Gundah

    Bara termenung selama beberapa saat. Hal itu tentu saja memancing kecurigaan Lu Xie bahwa pemuda itu menyembunyikan sesuatu darinya."Kau tak mau berterus terang...? Aku pikir kau membohongiku waktu kita berada di Tanah Larangan Gurun Sha..." kata Lu Xie membuat Bara semakin bingung dan kelabakan."Aku...Aku...Aaaaakhhh! Aku bingung harus berkata apa padamu!" kata Bara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Lu Xie tersenyum dari balik cadar nya."Aku tahu, banyak rahasia yang kau sembunyikan...Aku sadar, aku tak mungkin menghentikan kegilaanmu. Tapi satu kata dariku untukmu...Aku adalah wanita yang tak ingin menjadi selir di hatimu. Dan kurasa, kau sudah melakukan itu padaku sejak kau menyatakan cintamu padaku waktu itu..." kata Lu Xie membuat Bara tertegun dan terdiam terpaku."Apakah kau menolak cintaku...?" tanya pemuda itu dengan perasaan gelisah tak karuan.Lu Xie tak menjawab. Dia menatap kearah langit. Lalu terdengar suaranya mendesah masygul."Entahlah...Dikatakan aku me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Kahyangan   9.Lian Xie

    Dewi Es Lian Xie hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah. Entah kenapa dia merasa senang sekaligus malu-malu mendengar pujian dari pemuda yang ada di hadapannya."Kau pandai memuji. Tidak heran jika banyak wanita jatuh hati padamu," kata Dewi Es lalu dia melayang turun dan duduk disebelah Bara Sena.Pemuda itu terdiam lalu dia menunduk dan kemudian menatap kearah lain dengan mata yang sedikit menunjukkan semburat luka."Tidak semua wanita akan merasa senang dengan pujian. Bahkan aku gagal mendapatkan hati seseorang yang menawan hatiku. Siapa sangka, aku akan merasakan yang namanya sakit hati...Kecewa..." kata Bara sambil tersenyum kecut."Karena cinta ditolak?" sahut Lian Xie sambil menutup mulut menahan tawa."Cih! Kau tak tahu apa-apa tentang cinta. Meski usiamu sudah tua, kau masih sangat awam dalam dunia percintaan. Coba saja kau mengalami apa yang aku rasakan..." kata Bara sedikit kesal dia ditetawakan oleh wanita itu."Jangan salah sangka kau anak muda. Aku pernah mengalami

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Kahyangan   10.Kedatangan Tak Terduga

    Bara Sena menatap wajah Lian Xie yang memerah setelah mengatakan sesuatu yang terasa aneh bagi pemuda tersebut."Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Bara sambil terus menatap wanita tersebut hingga membuatnya salah tingkah. Namun Lian Xie mencoba untuk tetap tenang dan menutupi perasaan malunya dengan melotot kearah Bara Sena."Aku sudah katakan dan aku tak mau mengulangnya lagi! Tapi jangan salah paham, aku melakukan ini bukan kemauanku sendiri. Tapi ini untuk kepentingan orang banyak. Para pengikutmu juga akan merasakan tenang saat dunia Penyimpanan kembali seperti semula." kata Dewi Es itu akhirnya menemukan cara untuk beralasan kenapa dia mengatakan hal aneh itu kepada Bara Sena yang tentu saja akan menjadikan kesalahpahaman.Kedua alis Bara Sena terangkat."Ooohh...Begitu...Hmmm, aku pikir kau akan menghianati cinta Cakara...Hahahaha!" kata Bara sambil tertawa dan kemudian merebahkan diri di atas genting. Lian Xie membuang muka kearah lain agar pemuda itu tidak tahu raut wajah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   319.Kekuatan Mata Dewa Iblis

    Mata kanan Bara menyala kuning terang disertai aura gelap pertanda dia siap untuk melepaskan pukulan Mata Dewa Iblis yang hanya bisa digunakan sekali dalam satu purnama. Dan belum satu purnama, Bara telah menggunakan untuk yang kedua kalinya. Jelas dampak yang akan dia terima cukup merugikan. Namun pemuda itu sudah menyadari hal tersebut dan tetap ingin menggunakan serangan yang sudah dia rencanakan sejak awal seandainya dirinya kesulitan menembus pertahanan sisik naga milik Gandi.Dengan Mata Dewa Iblis, pertahanan kuat Gandi tentu saja tak akan bisa menahannya. Serangan yang menyerupai Pukulan Sinar Pemusnah Kegelapan milik Bara itu memiliki konsentrasi yang terpusat sehingga bisa menembus apa pun yang diterjangnya. Berbeda dengan Pukulan Sakti yang menyebar dan berbentuk gumpalan. "Sekarang!" seru Bara lalu dia pun melepas Pukulan Mata Dewa Iblis. Sinar kuning terang yang diselimuti aura hitam menderu keluar dari mata kanan Bara Sena. Tak ada suara yang heboh saat sinar tersebut m

  • Geger Kahyangan   318.Siasat Bara

    Wussss!Kekuatan cahaya milik Bara menyambar ganas kearah Gandi yang masih belum pulih dari lukanya akibat hantaman Golok Iblis. Melihat serangan cahaya yang begitu kuat, Gandi segera mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menghalau cahaya tersebut.Blaaar!Kekuatan air yang membentuk tameng hancur. Kekuatan cahaya milik Bara pun berpendar di udara. Saat itu, sang Dewa Cahaya sudah muncul tepat dihadapan Gandi dan langsung mengayunkan Golok Iblis miliknya kearah leher pemuda itu. Gandi berteriak keras sambil mengangkat Pedangnya.Trang!Dentrangan keras diiringi gelombang cahaya dan petir tercipta. Tubuh Gandi terdorong jauh ke belakang. Bara yang merasa berada diatas angin segera merangsek ke depan untuk melancarkan kembali serangan ganasnya. Kesal karena dijadikan bulan-bulanan, Gandi tak tanggung-tanggung lagi mengerahkan kekuatan yang dia miliki. Tangan kirinya bergerak ke arah Dewa Cahaya tersebut lalu dari dalam telapak tangan

  • Geger Kahyangan   317.Golok Iblis vs Pedang Guntur Saketi(2)

    Duuum!Dentuman dahsyat menggema saat petir dan gelombang kuning menghantam daratan es di bawah sana hingga hancur. Tubuh Bara dan Gandi saling terpental ke belakang setelah mereka mengadu senjata dewa yang ada di tangan keduanya."Setiap serangan Golok Iblis memiliki berat yang tidak main-main. Bahkan aku harus mengerahkan kekuatan yang besar untuk bisa menahannya. Apakah betul kata legenda bahwa Golok itu memiliki berat yang tak bisa di angkat oleh sembarang orang?" batin Gandi.Bara Sena melesat dengan cepat sambil menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar sinar kuning berbentuk sabit yang menderu kearah Gandi. Raja Naga Air pun tak tinggal diam. Dia segera mengayunkan pedang Guntur Saketi miliknya hingga menciptakan satu sinar putih kebiruan yang kemudian bergerak membelah dari atas ke bawah.Dua kekuatan pun saling beradu hingga terjadilah ledakan yang begitu besar. Tubuh Bara tersentak ke belakang. Pun begitu dengan tubuh

  • Geger Kahyangan   316.Golok Iblis vs Padang Guntur Saketi

    Empat tubuh Gandi terus menggempur dengan serangan tinju yang mengandung kekuatan petir Langit. Ditambah dari atas Pedang Guntur Saketi yang terus memberikan tekanan luar biasa. Alhasil Bara Sena pun harus memikirkan cara untuk keluar dari kepungan tersebut. Keadaannya sudah memburuk karena tekanan yang begitu kuat hingga dirinya mulai terluka dalam."Harus segera keluar dari keadaan ini...Aku akan mengalami kerugian besar jika terus bertahan..." batin Bara.Kekuatan angin tak mampu membuat empat Gandi dan Pedang Guntur Saketi mundur, Bara pun segera menggunakan wujud aslinya sendiri. Yakni wujud Dewa Cahaya. Dalam wujud ini kekuatan yang dia miliki akan lebih terkendali dan meningkat beberapa kali lipat. Ditambah kekuatan cahaya miliknya sangat membantunya keluar dari masalah yang tengah dia hadapi saat ini.Gandi terkejut saat sinar yang begitu terang mendadak muncul dari tubuh Bara Sena. Cahaya yang menyilaukan mata itu dalam sesaat mampu membuat buta mata Gandi dan tiga tubuh tiru

  • Geger Kahyangan   315.Tubuh Air

    Gandi terus bertahan sekuat tenaga dari hantaman tanpa henti jurus aneh yang Bara Sena kerahkan. Salah satu jurus hebat milik Dewa Angin Hong Li yang pernah mengalahkan para dewa dari kahyangan lain. Para penonton yang melihat itu hampir tak berkedip karena saking tak percayanya jurus itu bisa menekan Raja Naga Air yang memiliki pertahanan hebat. Dalam keadaan tertekan begitu rupa, Gandi tak menyerah. Darah mulai keluar dari sela bibirnya pertanda dia sudah mulai terluka oleh serangan tersebut. Namun dari sorot matanya, tak terbersit sedikit pun rasa takut akan kekalahan yang mungkin saja akan dia terima."Serangan seperti ini tak akan cukup menghentikan diriku! Heeaaaa!!!!" teriak Gandi mengerahkan seluruh kekuatan miliknya untuk membalas tekanan yang datang dari dalam lingkaran hitam di bawah kakinya.Gelombang biru merebak dari dalam tubuhnya disertai suara gemuruh ombak samudra. Badai Petir tertahan oleh kekuatan air milik Gandi yang tiba-tiba saja merebak begitu kuat. Tekad yang

  • Geger Kahyangan   314.Jurus Kuasa Badai Petir

    Gandi menatap kearah Bara yang sepertinya tengah mempersiapkan sesuatu. Luka pada bahu kanan Pendekar Golok Iblis itu perlahan mulai sembuh dengan sendirinya. Tiba-tiba saja, tubuh Bara yang semula berwujud Iblis Es seketika berubah menjadi sosok lain yang cukup mengejutkan beberapa orang yang belum pernah melihat Bara menggunakan wujud Dewa Angin.Mereka yang terkejut adalah para Dewa dari Kahyangan Utara, yakni Pangeran Langit dan juga Dewa Perang Luo Bao. "Hong Li...? Dia memiliki kekuatan sejati Hong Li...Darimana dia mendapatkan itu? Jika Keluarga Hong tahu ini, pasti akan terjadi keributan besar...Ada makhluk dengan kekuatan campuran memiliki kekuatan jiwa milik Dewa Angin Terkuat di masa lalu...Bara Sena..." batin Pangeran Langit dengan mata yang menatap penuh rasa penasaran. Batara Geni tersenyum mendengar suara hati dari putra Mahadewa Kahyangan Utara tersebut. Seandainya Bara masih berada di Ranah dibawah Ranah Alam Dewa, mungkin Batara Geni akan bertindak melindungi sang

  • Geger Kahyangan   313.Kekuatan Petir Langit

    Bara Sena menatap tajam kearah laut yang ada dibawah sana dimana Gandi Wiratama berada. Sementara, jurus Hujan Es Abadi miliknya masih menghujani lautan tersebut hingga membeku. Lautan yang luas itu secara perlahan berubah menjadi daratan es yang sangat dingin. Kekuatan Bara benar-benar memukau semua orang yang melihatnya. Termasuk sang Dewi Es sendiri."Kemampuan es miliknya telah meningkat sangat pesat dibanding saat pertama bertemu di pulau es. Dia selalu mengejutkan diriku..." batin wanita cantik itu."Kemampuanya hampir setara denganmu, Lian Xie..." kata Kahiyang Dewi yang ada di sebelahnya. Lian Xie menoleh lalu tersenyum."Masih ada dua tingkat yang harus dia lalui. Bagaimana bisa kau mengatakan kemampuannya hampir sama denganku? Beda satu tingkat saja sudah sangat jauh untuk dibandingkan." kata Lian Xie. Kahiyang Dewi tersenyum kecil."Dia belum mengerahkan kekuatan es secara penuh. Apa kau tahu, sudah ada di tingkat apa kekuatan es miliknya?" tanya Kahiyang Dewi."Sejauh yang

  • Geger Kahyangan   312.Siapa Yang Menang?

    Setelah tenaga kembali pulih, Bara dan Gandi bersiap untuk kembali melakukan pertarungan. Hal yang ditunggu-tunggu oleh para penonton sejak tadi. Kini keduanya saling berhadapan di atas bongkahan es yang mengapung di atas lautan. "Dia lebih unggul secara medan pertarungan. Air ini bisa dia jadikan senjata untuk menyerangku. Tapi, aku punya cara untuk mengatasi masalah ini. Sepertinya masing-masing memiliki kelemahan," kata Bara dalam hatinya.Gandi langsung mengerahkan Seribu Sisik Naga miliknya. Aura biru pekat menyeruak dari dalam tubuhnya. Bara yang melihat keadaan di sekitarnya jelas tidak mungkin menggunakan kekuatan api karena pasti sulit untuk mengimbangi kekuatan air milik Gandi. Dia pun sudah tahu apa yang harus dia lakukan untuk berhadapan dengan kekuatan air mutlak mengingat tak ada lagi daratan yang bisa membantunya.Tubuh Gandi melesat kearah Bara dengan cepat. Karena jarak yang dekat, kurang dari satu kedipan mata, Raja Naga Air itu pun sudah berada di depan Bara dan la

  • Geger Kahyangan   311.Lapar(2)

    Krauk! Nyam...Bara dan Gandi sama-sama menikmati banteng bakar yang sudah matang dan mengeluarkan aroma harum semerbak menggugah selera. Semua orang melotot kearah mereka berdua yang seharusnya bertarung malah makan besar bersama sambil berbincang."Apakah ini tidak masalah?" tanya Anoman yang belum kembali lagi ke dalam arena pertarungan tersebut kepada Batara Geni."Biarkan saja apa yang ingin mereka lakukan. Naluri lapar adalah hal yang wajar mengingat mereka masih memiliki darah manusia. Apa kau pikir anak Zeus yang separuh manusia tidak memiliki rasa lapar? Bahkan diriku yang seorang Mahadewa, masih merasakan hal tersebut meski tak serta merta aku menurutinya. Sebagai dewa, kelaparan tak akan membuatnya mati. Namun lain halnya jika kita baru saja mengeluarkan kekuatan yang begitu besar. Rasa lapar itu adalah pertanda tubuh mulai melemah karena kekurangan kekuatan. Anoman, apakah kau tak pernah merasa lapar sama sekali?" kata Batara Geni. Anoman menggelengkan kepala. Batara Geni

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status