Bara Sena benar-benar dibuat terkejut dengan pengakuan dari dua anak Dewi Utari mengenai kemampuan ras Kristal Jiwa yang mampu melihat dirinya meskipun dia sudah menggunakan Jurus Hantu Menari. Dan baru kali itu Bara Sena tahu ada ras lain selain manusia, Dewa dan Iblis atau siluman."Kau belum pernah tahu tentang Ras Kristal Jiwa?" tanya gadis cantik itu.Bara menggelengkan kepalanya karena dia memang belum pernah tahu sama sekali mengenai ras tersebut. "Aku baru tahu ada ras Kristal Jiwa. Apakah kalian ini sebangsa dedemit atau manusia?" tanya Bara."Kami bukan sebangsa lelembut atau siluman. Kami mirip manusia namun darah kami berbeda dan tentu saja kami lebih kuat dari manusia sejak kami dilahirkan. Ada dua suku di Ras kami, yaitu Suku Biru dan Suku Merah. Mereka yang terlahir dengan Kristal Merah disebut sebagai Suku Merah dan mereka yang didahinya memiliki Kristal Biru disebut sebagai suku Biru. Kakak ku Umbara dan aku lahir dengan suku yang berbeda meski kami ini satu ibu." ka
Dewi Utari tak bisa berkata apa-apa mendapat pertanyaan dari Bara Sena. Sedari awal dia memang tak pernah menyangka anak-anak Jaka Geni yang berasal dari istri Ras manusia mampu bersaing dengan anak-anak Jaka yang berasal dari para dewa. siluman dan ras Kristal Jiwa seperti dirinya.Disaat mereka tengah saling diam karena tak ada topik yang bisa dibicarakan, datang dari kejauhan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. Pucuk dicintai ulam pun tiba. Orang yang tengah dia dan keluarga Dewi Utari bicarakan ternyata datang. Mereka adalah Song Yue dan kedua saudaranya Hua Tian Geni dan Sua Ning Geni beserta dengan ibunya Dewi Song Hua."Kau sudah berada disini anak muda," kata Dewi Song Hua sambil tersenyum. Bara mendatangi wanita tersebut lalu memberinya hormat karena biar bagaimana pun wanita itu adalah salah satu calon mertuanya. Song Yue berusaha untuk tetap tenang setelah bertemu dengan Bara Sena. Namun tetap saja, dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Dan semua it
Dewi Utari. Umbara Wisnu dan Suci Geni benar-benar dibuat terkejut dengan kecepatan Bara Sena menghindari serangan cepat putri Batara Geni dengan Dewi Utari tersebut."Bagaimana kau bisa bergerak secepat itu!?" seru Suci tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.Bara tersenyum tipis."Kau pikir aku lebih lambat darimu? Kau belum tahu siapa aku, gadis kecil..." ucap Bara sambil mengerahkan kekuatan angin di kedua kakinya dan bersiap untuk melesat. namun rupanya Suci lebih dulu menyerangnya karena rasa penasaran pada pemuda tersebut. Dia ingin tahu apakah tadi hanya kebetulan atau memang pria itu sangat cepat sampai bisa menghindari serangannya.Wuut!Tubuh Suci bagaikan sekelebatan bayangan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka yang ingin melihat kecepatan gadis itu harus menggunakan kekuatan mata agar mampu mengikuti gerakan cepatnya. Orang-orang yang sebelumnya lalu lalang berjalan menikmati indahnya kota Probo Lintang berdamai-ramai menonton pertarungan Bara Sen
Bara Sena menatap tajam kearah Suci yang baru saja mendarat di lantai setelah sebelumnya dia melayang di udara untuk menghindari gelombang api yang tiba-tiba saja muncul dari dalam tubuh Pendekar Golok Iblis tersebut."Jadi kamu ini seorang iblis!?" seru Suci merasa kecewa karena ternyata pemuda tampan yang sempat membuat hatinya tertarik adalah seorang Iblis. Gadis itu belum begitu tahu mengenai jati diri sang Pendekar yang sudah melanglang Buana di Tanah Zhuo Guo."Kau hampir saja mencelakai ku dengan serangan aneh. Tentu saja aku tak mau tinggal diam..." sahut Bara dengan suara berat.Umbara yang sejak tadi mengamati dan kaget melihat wujud Iblis Bara Sena akhirnya dia pun ikut campur karena merasa Iblis itu sangat berbahaya. Dan tidak hanya Bara, beberapa pendekar yang ada disana juga mengepung pemuda tersebut."Iblis ini harus kita tangkap dan diadili!" teriak beberapa orang.Bara tersenyum sinis."Kalian ini memiliki mental setipis daun yang hanya berani saat bersama dengan daun
DUAAAARRR!Ledakan keras terdengar saat petir merah menyambar tubuh Bara Sena yang masih dalam wujud Iblis Neraka. Meski sudah menahan serangan petir itu menggunakan kekuatan perisai cahaya dan tangan Neraka miliknya, tubuh Bara Sena masih terdorong surut ke belakang hingga beberapa langkah. Pemuda itu terkejut merasakan dahsyatnya kekuatan petir merah milik Bayu Jaga Geni. Begitu juga dengan semua orang yang melihat petir merah tersebut. Karena mereka semua tahu, Bayu tidak memiliki kekuatan petir merah. Dia hanya memiliki petir putih yang tingkatannya berada di bawah merah, ungu, kuning, hitam dan biru. Lebih terkejut lagi Bayu Jaga Geni yang melihat Bara Sena nampak baik-baik saja setelah menahan petir merah yang dia keluarkan dari ujung jarinya."Dia bisa menahannya dengan mudah? Layak disebut Pemburu Dewa sejati seperti yang ayah katakan..." batin Bayu Jaga Geni sambil terus mengawasi Bara Sena yang masih menatap tajam kearahnya."Benar, aku adalah Bayu Jaga Geni. Raja di Keraj
Dewi Suci Geni masih saja ternganga tak percaya dengan apa yang dia lihat dalam cincin ruang pemberian dari Bara Sena. Hal itu jelas membuat ibunya sang Dewi Utari dan kakaknya Umbara menjadi penasaran dengan apa yang Suci lihat didalam cincin tersebut."Kenapa kau diam saja Suci!? Apa yang ada di dalam cincin itu?" tanya Dewi Utari."Suci! Kau tidak sedang berpikir aneh bukan!? Apa yang ada didalam cincin itu!?" Umbara ikut menimpali.Suci yang mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kakak dan ibunya menutup kembali cincin yang ada di jarinya. Dia pun menoleh kearah kakak dan ibunya. Senyum lebar dan bahagia terlihat jelas dari raut wajahnya."Ada banyak harta di dalam cincin ini ibu...Aku jadi penasaran, kenapa Bara Sena memberikan ini semua kepada kita..." ucap gadis itu sambil tersenyum. "Harta...? Itu artinyha kerugian di tempat ini bisa kita tutupi?" tanya Dewi Utari merasa lega. Awalnya dia ingin meminta tolong kepada suaminya, Batara Geni untuk membayar kerugian yang terjadi di
Bara termenung selama beberapa saat. Hal itu tentu saja memancing kecurigaan Lu Xie bahwa pemuda itu menyembunyikan sesuatu darinya."Kau tak mau berterus terang...? Aku pikir kau membohongiku waktu kita berada di Tanah Larangan Gurun Sha..." kata Lu Xie membuat Bara semakin bingung dan kelabakan."Aku...Aku...Aaaaakhhh! Aku bingung harus berkata apa padamu!" kata Bara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Lu Xie tersenyum dari balik cadar nya."Aku tahu, banyak rahasia yang kau sembunyikan...Aku sadar, aku tak mungkin menghentikan kegilaanmu. Tapi satu kata dariku untukmu...Aku adalah wanita yang tak ingin menjadi selir di hatimu. Dan kurasa, kau sudah melakukan itu padaku sejak kau menyatakan cintamu padaku waktu itu..." kata Lu Xie membuat Bara tertegun dan terdiam terpaku."Apakah kau menolak cintaku...?" tanya pemuda itu dengan perasaan gelisah tak karuan.Lu Xie tak menjawab. Dia menatap kearah langit. Lalu terdengar suaranya mendesah masygul."Entahlah...Dikatakan aku me
Dewi Es Lian Xie hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah. Entah kenapa dia merasa senang sekaligus malu-malu mendengar pujian dari pemuda yang ada di hadapannya."Kau pandai memuji. Tidak heran jika banyak wanita jatuh hati padamu," kata Dewi Es lalu dia melayang turun dan duduk disebelah Bara Sena.Pemuda itu terdiam lalu dia menunduk dan kemudian menatap kearah lain dengan mata yang sedikit menunjukkan semburat luka."Tidak semua wanita akan merasa senang dengan pujian. Bahkan aku gagal mendapatkan hati seseorang yang menawan hatiku. Siapa sangka, aku akan merasakan yang namanya sakit hati...Kecewa..." kata Bara sambil tersenyum kecut."Karena cinta ditolak?" sahut Lian Xie sambil menutup mulut menahan tawa."Cih! Kau tak tahu apa-apa tentang cinta. Meski usiamu sudah tua, kau masih sangat awam dalam dunia percintaan. Coba saja kau mengalami apa yang aku rasakan..." kata Bara sedikit kesal dia ditetawakan oleh wanita itu."Jangan salah sangka kau anak muda. Aku pernah mengalami
Gandi terkejut saat melihat Pedang Guntur Saketi memberikan reaksi padanya. Seolah-olah senjata tersebut sangat senang telah kembali bertemu tuannya. Pemuda itu pun mencabut Pedang itu dari dalam tanah. Seketika kekuatan petir menyeruak dari dalam Pedang dan menyambar kearah langit."Apakah kau merindukanku?" ucap Gandi sambil memainkan pedangnya dengan gerakan-gerakan kecil. Pertarungan besar itu akhirnya berakhir setelah pasukan Bayantaka yang masih tersisa kurang lebih dua ratus ribu itu mundur. Setelah kabar kematian Bayantaka dan Ansika serta dua sayap Bayantaka yang tak lain adalah Ragil dan Swirta tewas dalam peperangan tersebut tersiar oleh Bara, mereka pun mundur secara teratur dan dipimpin oleh prajurit muda yang menurut kabar adalah calon penerus Bayantaka.Setelah ratusan ribu prajurit itu mundur, Bara pun menyeringai senang. Dia keluarkan Kotak Penangkar Jiwa yang dia dapatkan dari Guo Jiu. Lalu pemuda itu pun mengarahkan benda tersebut ke bawah sana dimana puluhan atau
Gandi dan Bara sama-sama tercekat melihat apa yang dilakukan oleh Bayantaka. Dalam keadaan tubuh setengah hancur setelah terkena serangan kuat dari Raja Naga Air itu dia masih bisa berdiri dan bahkan berusaha menyerap puluhan ribu jiwa dari pasukan manusia iblis yang telah mati."Tak bisa dibiarkan dia menyerap jiwa-jiwa itu lagi! Kita harus segera membunuhnya!" teriak Bara lalu dia pun mengerahkan gerbang merah miliknya untuk berpindah tempat. Gandi pun melakukan hal yang sama. Kedua portal merah dan biru itu muncul di belakang Bayantaka. Sekejap kemudian pedang milik Gandi bergerak cepat menusuk ke arah punggung dan Golok Iblis milik Bara menebas pinggul manusia iblis tersebut.Duaaarrr!!!Belum sempat dua senjata dewa itu menyentuh tubuh Bayantaka, tiba-tiba ledakan besar terjadi dari dalam tubuh makhluk yang dalam keadaan penuh luka tersebut. Bara dan Gandi pun sama-sama tertahan oleh aura ledakan yang sangat kuat. "Apa yang terjadi!?" seru Gandi sambil bertahan dari aura ledakan
Dara segera meluncur kearah Gandi yang sudah siap dengan Pukulan Sakti nya. Wanita cantik tersebut melayang di samping sang Raja Naga Air. Dia menatap kearah bola kekuatan yang ada di telapak tangan Gandi."Kekuatan apa yang kau kerahkan suamiku?" tanyanya penasaran."Ini adalah Pukulan Sakti yang belum ada namanya. Tapi biarlah seperti ini..." ucap Gandi."Kakang juga memiliki kekuatan api...? Aku baru menyadarinya. Kakang benar-benar hebat!" kata Dara sambil menatap takjub. Dipuji oleh wanita cantik tersebut membuat Gandi merasa sedikit tersipu."Kekuatan api ini kebetulan saja aku memilikinya. Tapi sejujurnya, aku tak suka menggunakan kemampuan orang lain seperti yang dilakukan oleh dia," kata Gandi sambil melempar pandangan matanya kearah Bara yang tengah sibuk menahan Tameng Raja bersama dua leluhur kuno."Jadi api didalam tubuhmu adalah kekuatan orang lain...Pantas saja seorang Naga Air bisa memilikinya. Apa kakang tidak sadar, dua kekuatan itu bisa menimbulkan bencana?" tanya D
Pedang Pembuka Kehidupan yang dilempar ke udara seketika berubah wujud menjadi sosok wanita cantik yang tak lain adalah Dara Purbavati. Wanita tersebut langsung melesat kearah Bayantaka yang tengah melesat kearah Gandi."Langkahi dulu mayatku!" teriaknya sambil mendorong tangannya ke depan.Selarik sinar biru menderu kearah Bayantaka yang terkejut dengan kemunculan dan serangan mendadak dari Dara Purbavati.Wusss!Manusia iblis itu tak cukup cepat menangkis serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Dara. Sehingga sinar biru pun melabrak tubuhnya dengan telak.Blaaarrr!!!Ledakan keras terjadi. Tubuh Bayantaka pun terdorong ke bawah kembali hingga terhempas dengan tanah dengan keras.Duumm!Tanah hancur berantakan setelah tubuh Bayantaka menghujam. Dara Purbavati tak membiarkan pria itu bangkit berdiri. Dengan kecepatannya yang luar biasa dia menukik bagai elang yang siap menyambar mangsanya. Kaki kanannya menghujam kearah dada Bayantaka yang baru saja terhempas. Namun kali ini, manusia
Gandi terpental mundur hingga beberapa tombak setelah menahan tendangan kaki kanan Bayantaka menggunakan lengan kirinya. Tendangan yang begitu kuat itu membuat tubuh Raja Naga Air terdorong bahkan terpental. Beruntung dia masih sigap menjaga keseimbangan sehingga tubuhnya pun tidak sampai jatuh ke tanah."Bayantaka ini menjadi sangat kuat dibanding sebelumnya!" batin Gandi sambil mencari cara untuk menyerang manusia iblis tersebut. Dia masih sempat melirik kearah Bara yang tengah menahan Tameng Raja agar tidak menyatu dengan tubuh Bayantaka. Menghadapi pria itu saja sudah cukup merepotkan apalagi jika sampai Tameng tersebut menyatu dengan tubuhnya. Itu sudah pasti akan menjadi lebih merepotkan lagi.Bayantaka meluncur dengan cepat kearah Gandi yang sempat lengah karena memikirkan tameng Raja dan juga kekuatan makhluk itu. Sehingga dirinya menjadi terlihat kaget saat tahu-tahu Bayantaka sudah ada di depan mata dan mengayunkan Pedang Guntur Saketi kearah lehernya.Trang!Meski terkejut
Bayantaka bangkit berdiri setelah tubuhnya menghujam tanah dengan keras. Meski tidak terluka parah karena serangan Golok Iblis milik Bara, namun dia merasakan sakit yang cukup menyiksa pada bagian punggungnya. Dengan sedikit terhuyung dia melangkah keluar dari lubang yang tercipta akibat ledakan. Di sekitar lubang tersebut, terlihat mayat pasukannya yang berserakan karena tewas tertimpa tubuhnya."Hantaman senjata itu sangat mengerikan... Aku hampir saja mati karenanya..." batin Bayantaka sambil menengadah dan menatap kearah Bara serta Gandi Wiratama. Dua pemuda itu nampak bersiap untuk menyerang. Bayantaka segera mengangkat pedang Cahaya di tangan kanannya lalu dia hujamkan ke tanah."Bangkit lah kekuatan Cahaya!" ucapnya sambil mengerahkan kekuatan jiwa miliknya.Pedang itu pun mengeluarkan cahaya yang terang benderang. Lalu tanah di sekitarnya mulai retak. Nampak cahaya yang keluar dari dalam retakan tanah tersebut. Retakan itu pun menjalar hingga ratusan tombak dan membelah menja
Pedang Es raksasa meluncur kearah ribuan pasukan Bayantaka. Mereka berusaha menahan serangan mengerikan dari Dewi Es Lian Xie menggunakan Formasi pelindung yang dibentuk secara serentak. Namun pedang Es itu tidak bisa dianggap remeh karena Dewi Es lah yang mengerahkannya. Kekuatan es miliknya telah mencapai tingkat Abadi yang dimana itu adalah tingkat puncak dari elemen es. Dentuman yang sangat keras tercipta saat pedang denga lebar lebih dari sepuluh tombak dan panjang mencapai seratus tombak tersebut menghujam kearah formasi pertahanan para pasukan Bayantaka.Duuummm!Ribuan pasukan itu berteriak keras saat pedang raksasa itu menghantam. Semuanya tertekan hingga jatuh berlutut dan muntah darah. Melihat pedang Es raksasa miliknya ditahan, Lian Xie tidak diam saja. Kedua matanya menyala biru terang lalu tangannya bergerak merapal jurus. Dan dari arah langit merebak hawa dingin yang luar biasa. Lalu muncul godam raksasa yang bergerak menghantam Hulu pedang es raksasa miliknya.Duuum!
Bayantaka berteriak keras. Bola cahaya raksasa yang ada di langit sana tiba-tiba saja mengeluarkan sinar terang yang meluncur kearah pria tersebut. Wussss!Sinar tersebut menyambar tubuh Bayantaka yang membuatnya melayang di udara saat menerima kekuatan dari puluhan ribu jiwa pasukan miliknya. Bara dan Gandi terkejut melihat bola cahaya raksasa itu memberikan kekuatan kepada Bayantaka. Dengan cepat Bara segera melesat lalu melancarkan serangan. Namun tiba-tiba muncul sepasang tangan raksasa dari dalam bola cahaya yang menahan serangan Bara Sena.Dum!Serangan berupa pukulan tenaga dalam itu tertahan oleh sepasang tangan raksasa tersebut. Bara mendengus keras. Dia pun melesat dengan cepat kearah Bayantaka dan berniat untuk menggagalkan penggabungan kekuatan dari jiwa-jiwa manusia iblis dengan bawahan Ratu Mayadwipa tersebut. Namun sepasang tangan raksasa kembali bergerak dan menghalau dirinya.Kali ini Bara mengeluarkan Golok Iblis dan langsung membabat putus tangan tersebut. Gandi ya
DUAAARRRRR!!!Ledakan yang maha dahsyat tercipta setelah bola cahaya tersebut menghantam perisai raksasa yang melindungi para prajurit Bayantaka. Sinar terang menyilaukan mata membuat para prajurit itu berteriak kesakitan karena mata mereka terasa terbakar dan menjadi buta untuk sementara waktu. Perisai yang melindungi mereka pun hancur karena ledakan tersebut. Bayantaka sendiri membuang muka dan menutup mata saat bola cahaya milik Bara Sena meledak. Saat dia menatap kembali kearah para prajuritnya, dia terkejut karena ribuan prajuritnya tewas oleh ledakan tersebut."Dia juga seorang Dewa...Celaka...!" seru Bayantaka dengan wajah yang pucat.Bara masih melayang di udara dengan sepasang sayap cahaya miliknya yang bergerak seperti sayap rajawali raksasa. Kedua matanya menyala kuning terang menatap tajam kearah Bayantaka."Jadi kau adalah pemimpin mereka ya? baguslah...Kau adalah makanan pembuka!" ucap Bara lalu tubuhnya melesat dengan cepat kearah Bayantaka bagaikan elang yang menukik