Share

3.Terkejut

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-09-28 08:54:37

Dewi Utari tak bisa berkata apa-apa mendapat pertanyaan dari Bara Sena. Sedari awal dia memang tak pernah menyangka anak-anak Jaka Geni yang berasal dari istri Ras manusia mampu bersaing dengan anak-anak Jaka yang berasal dari para dewa. siluman dan ras Kristal Jiwa seperti dirinya.

Disaat mereka tengah saling diam karena tak ada topik yang bisa dibicarakan, datang dari kejauhan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. Pucuk dicintai ulam pun tiba. Orang yang tengah dia dan keluarga Dewi Utari bicarakan ternyata datang. Mereka adalah Song Yue dan kedua saudaranya Hua Tian Geni dan Sua Ning Geni beserta dengan ibunya Dewi Song Hua.

"Kau sudah berada disini anak muda," kata Dewi Song Hua sambil tersenyum. Bara mendatangi wanita tersebut lalu memberinya hormat karena biar bagaimana pun wanita itu adalah salah satu calon mertuanya. Song Yue berusaha untuk tetap tenang setelah bertemu dengan Bara Sena. Namun tetap saja, dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Dan semua itu tak luput dari pandangan mata kedua anak Dewi Utari.

"Apa kabar Song Yue...?" tanya Bara sambil tersenyum. Wanita berjuluk Ratu Es itu membalas senyuman tersebut lalu dia pun menjawab dengan singkat.

"Aku baik-baik saja..." ucapnya sambil mengulum senyum. Suci dan Umbara sama-sama menatap keakraban Bara dengan Song Yue.

"Dari tatapan mereka, apa yang dikatakan Bara Sena ini sepertinya benar adanya. Song Yue yang dingin itu kini telah berubah. Benar-benar berbeda dengan Song Yue yang aku kenal dulu..." batin Dewi Suci Geni merasa sedikit tidak suka dengan kehadiran Song Yue yang ternyata cukup dekat dengan Bara Sena.

Dewi Song Hua menghampiri Dewi Utari lalu keduanya saling berpelukan dan cium pipi.

"Bagaimana Keadaanmu Utari?" tanya Dewi Song Hua.

"Aku seperti yang kau lihat, tanpa kurang suatu apa. Hmm...Anak-anakmu sudah meningkat sangat pesat dibanding saat terakhir bertemu. Rahasia apa yang mereka gunakan untuk menaikkan kekuatan hingga secepat itu?" tanya Dewi Utari.

Dewi Song Hua menoleh kearah Bara Sena yang tengah asyik menggoda Song Yue yang tersipu malu. Kedua kakaknya, Sua Ning dan Hua Tian nampak acuh tidak acuh melihat keakraban adik bungsu mereka dengan Pendekar Golok Iblis.

"Semua karena Putra Bima...Dia yang merubah Song Yue menjadi seperti yang terlihat saat ini..."kata Dewi Song Hua.

"Karena Bara Sena? Apa yang dilakukan olehnya sehingga Song Yue bisa menjadi berlawanan arah dengan sikapnya yang dingin itu?" tanya Dewi Utari penasaran.

"Entahlah. Tapi mereka itu sepasang kekasih," kata Dewi Song Hua dengan tenang. Namun suaranya yang tenang itu membuat Dewi Utari terkejut bukan main. Termasuk Suci dan Umbara yang sama sekali tak menduga akan mendengar kabar itu dari Dewi Song Hua.

"Kau tidak sedang bercanda bukan?"

Dewi Song Hua tersenyum.

"Kenapa aku harus bercanda Utari? Aku bukan orang yang suka bercanda, kau seharusnya tahu itu sejak lama," sahut Dewi Song Hua membuat Dewi Utari terdiam seketika. Selama ini dia memang mengenal Song Hua sebagai wanita dari alam roh yang sangat pendiam. Beberapa kali pernah berselisih dengan Tribuana Mahadewi istri Jaka Geni yang juga berasal dari alam lain. Namun sekarang semua sudah berlalu dan mereka sangat jarang sekali berkumpul kecuali sang Batara memiliki acara dan mengumpulkan semua anggota keluarga Geni.

"Sepertinya aku harus pergi dulu untuk mendaftarkan mereka bertiga. Siapa yang menjadi penanggung jawab di Turnamen kali ini Utari?" tanya Dewi Song Hua yang akhirnya membuka suara lebih dulu setelah Dewi Utari terdiam cukup lama.

"Oh, penanggung jawab kali ini adalah Ratu Laut Utara, Dewi Lanjar." kata Dewi Utari.

"Oh...Dia," Song Hua hanya tersenyum setelahnya lalu dia pun melangkah pergi setelah sebelumnya mengajak ketiga anaknya.

"Aku pergi dulu...Sampai jumpa," kata Song Yue dengan wajah merah. Bara mengangguk sambil melambaikan tangan.

"Tunggu aku," ucap pemuda itu sambil mengedipka salah satu matanya. Song Yue yang sudah terlanjur malu dengan godaan-godaan yang Bara tujukan padanya hanya tersenyum manis sambil berlari kecil menyusul ibu dan kedua saudaranya.

"Kau nampak akrab sekali dengannya adik?" tanya Sua Ning Geni. Wanita dengan wajah cantik dan tubuh indah namun terkesan sedikit garang. Meski tak menutup keanggunannya karena pakaian yang dia kenakan.

"Aku biasa saja kakak," sahut Song Yue acuh tak acuh.

"Kau itu tidak bisa berpikir jernih Song Yue. Apakah kau tidak tahu, dia sudah memiliki kekasih?" tanya Hua Tian yang memiliki dendam pribadi terhadap Bara Sena saat berada di Gurun Sha beberapa waktu yang lalu.

"Apa urusannya dengan dirimu? Ini adalah urusanku sendiri, aku minta jangan ada yang ikut campur." sahut Song Yue ketus. Dia merasa kesal karena kedua saudaranya seolah tak mendukung perasaannya terhadap Bara Sena.

"Sua Ning, Hua Tian...Sebaiknya kau tak mengusik perasaan Song Yue. Dia sedang berbahagia, kalian sadar itu bukan?" tegur Dewi Song Hua melalui telepati yang dia kirimkan kepada dua anaknya. Hua Tian dan Sua Ning sama-sama saling tatap.

"Baik ibu," sahut mereka bersamaan dengan cara yang sama. Yaitu menggunakan telepati.

Akhirnya tak ada lagi suara selain langkah kaki mereka dan suara orang-orang yang lalu lalang di Kota Probo Lintang tersebut. Sementara itu, Bara Sena kembali berbincang dengan Suci dan Dewi Utari. Gadis itu begitu penasaran dengan hubungan Song Yue dan Bara Sena.

"Kau benar-benar mampu menjadikan Song Yue sebagai kekasihmu?" tanya Suci dengan nada sedikit ketus. Bara merasa aneh dengan perubahan nada suara dari gadis tersebut yag terkesan tengah kesal kepadanya. Padahal dia tak salah apa-apa terhadap anak Dewi Utari tersebut.

"Kami memang memiliki hubungan, dan itu tidak terlalu sulit bagiku. Ada apa? Kau sepertinya tidak menyukai hubunganku dengan dia? Apakah kau merasa iri padanya?" tanya Bara langsung tanpa basa basi lagi.

Memerah wajah Suci mendengar godaan tersebut. Menutupi perasaan malunya, dengan nekat dia langsung menyerang Bara untuk memberinya pelajaran. Tangan kanannya bergerak cepat mengarah ke leher pertanda dia ingin menyerang titik lemah sang pemuda. Dewi Utari ingin menghentikan hal itu namun gerakan Suci sangatlah cepat dan tentu saja tidak mudah untuk menghentikannya. Umbara hanya terdiam dan tersenyum berharap Bara akan tergeletak di lantai dalam keadaan leher robek besar.

Tapi tak ada yang tahu, seberapa kuat Bara Sena dan seberapa cepat dia dalam menghindari serangan. Pengalamannya di Zhuo Guo menghadapi banyak lawan tangguh membuat serangan Suci tak ada apa-apanya di depan mata Pendekar Golok Iblis tersebut.

Set!

Tubuh pemuda itu tiba-tiba saja menghilang sehingga tangan Suci hanya menemui tempat kosong. Gadis itu sangat terkejut serangan cepat miliknya dalam jarak tidak lebi dari satu tombak berhasil dihindari oleh Bara Sena dengan mudahnya. Kedua matanya benar-benar terbuka saat ini. Begitu juga Dewi Utari dan Umbara Wisnu yang sama-sama tercengang melihat kecepatan Bara dalam menghindari serangan Dewi Suci Geni yang kecepatannya hampir tak Terkalahkan di Probo Lintang!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   911.Bara vs Ruya

    Bara berkelit ke kanan saat sosok cahaya yang merupakan roh pedang tersebut menerjang.Blaaarr!Tanah terbelah setelah Pedang Pembunuh Iblis di tangan sosok bernama Ruya Mahasura itu menghantam. Bara melompat ke udara kemudian melepaskan Pukulan Menarik Mata Langit miliknya.Hembusan angin kencang disertai kilatan cahaya menderu kearah sosok Ruya Mahastra. Namun sosok itu tak bergeming. Dia mengibaskan tangan kanannya. Lima semburat cahaya emas menderu kearah cahaya terang yang Bara kerahkan. Dan akhirnya kedua pukulan tersebut saling beradu di udara.Duaaarrr!!!Bara tersentak hingga ke belakang. Dia segera mendarat di tanah dan bersiap untuk menyerang. Namun ternyata Ruya Mahastra terus merangsek. Begitu Bara mendarat dia langsung menerjang dengan serangan beruntun. Terjadi jual beli serangan yang menciptakan ledakan ledakan beruntun di tempat tersebut.Setelah ratusan jurus berlalu dan tak kunjung bisa mengalahkan lawan, Ruya Mahastra pun menjadi semakin murka. Dia mengangkat tanga

  • Geger Kahyangan   910.Pedang Pembunuh Iblis

    Anak panah angin itu mendekat dengan cepat kearah Athena yang sudah siap dengan Tameng miliknya. Lalu secara tiba-tiba dan tak terduga, muncul Bara Sena yang langsung menggenggam anak panah tersebut kemudian menjadikan tameng Athena sebagai pijakan kedua kakinya.Tubuh pemuda itu melompat ke atas lalu setelah tubuhnya berputar, dia melemparkan anak panah di tangannya kearah kepala Athena. Dewi Perang itu terkejut dan tak sempat menangkis karena rasa terkejut akan gerakan Bara yang terlampau cepat.Blash!Anak panah angin itu hancur setelah menghantam kepala Athena. Bara terkejut karena serangannya berhasil mengenai sasaran tapi tak melukai lawan sama sekali. Dia pun menjauh dan menggunakan kekuatan mata miliknya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Setelah menyelidikinya, akhirnya Bara tahu kenapa anak panah angin miliknya hancur begitu saja setelah menyentuh kepala Athena. Ternyata di kepala wanita itu ada pelindung kepala yang memancarkan aura sangat kuat."Luar biasa...Kau m

  • Geger Kahyangan   909.Bara vs Athena

    Dewi Athena melesat dengan cepat. Bara menahan serangan kaki wanita cantik tersebut dengan lengannya. Lalu kemudian Dewi Perang itu pun melanjutkan serangan dengan mengayunkan tangannya kearah kepala sang Dewa Cahaya.Tak!Bara menahannya dengan telapak Tangan lalu mencengkram lengan wanita tersebut dengan cepat dan melemparkan tubuhnya ke samping. Tubuh Athena melayang di udara dengan cepat. Sebelum menabrak dinding Aula, kedua kaki Athena bergerak melepaskan serangan jarak jauh berupa bola kekuatan yang menderu ganas kearah Bara lalu kemudian dia menggunakan kedua telapak kakinya untuk menahan tubuhnya agar tidak terbentur dinding batu.Wuss!Bola kekuatan berkecepatan sangat tinggi melesat. Bara merunduk menghindari bola petir berwarna kuning tersebut.Sret!Bola kekuatan pun lewat satu inci di atas kepalanya. Nyaris saja mengenai kepala pemuda itu. Untung dia memiliki kecepatan dan pandangan mata yang tajam sehingga dengan mudah bisa menghindarinya meski hampir terlambat."Seranga

  • Geger Kahyangan   908. Istana Sang Dewi Perang

    Bara Sena menatap wanita yang ada di depannya. Dewi Perang Athena masih duduk sambil menatap kearah api unggun. Pemuda itu tersenyum kecil."Kalau begitu, kapan kita akan bertarung?" tanyanya kemudian."Secepatnya. Karena kau tak memiliki banyak waktu. Dua bulan lagi babak kedua akan dimulai, belum lagi kau akan pergi ke Gerbang Dunia Harta." sahut Athena. "Hm, dimana kita akan bertarung? Bukankah pertarungan antar Dewa akan mencitakan kehebohan? Itu bisa memancing Dewa-Dewa yang lain untuk ikut campur." kata Bara."Ada satu tempat yang tak bisa dikunjungi oleh siapa pun kecuali diriku. Dan disana bisa meredam kekuatan Dewa yang keluar dari tubuh kita. Dengan kata lain, itu adalah tempat terkuat di Olimpus yang tak bisa ditembus oleh siapa pun termasuk Zeus. Jadi, disana sangat aman untuk bertarung kita." kata Athena.Bara terdiam, menimbang perkataan Athena."Tempat yang sulit ditembus...? Apakah dia memiliki niat lain dibalik semua ini...? Sepertinya aku harus menyusun satu rencana

  • Geger Kahyangan   907. Undangan

    Bara membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk di kamarnya sendiri. Ketiga temannya pun nampak lebih memilih untuk beristirahat setelah menjalani pertarungan jiwa yang melelahkan. Sukma Geni yang tinggal terpisah pun sudah masuk ke dalam penginapan lebih awal karena luka yang masih dia derita.Mata Bara terpejam namun dia memasuki Alam Jiwa miliknya. Disana dia melakukan semedi untuk meningkatkan kekuatan. Hingga akhirnya Bara membuka mata karena merasakan adanya aroma harum dari arah jendela kamar."Wewangian ini..." "Tuan Bara, bisakah kita berbicara sebentar? Aku menunggu di tepi laut tak jauh dari tempat tinggalmu. Kau ikuti saja aroma wangi ini," terdengar suara wanita seperti berbisik. Suara yang terdengar merdu."Dengan jarak sejauh ini dia bisa memberikan pesan kepadaku hingga tak ada satu orang pun yang menyadari. Sepertinya dia bukan wanita sembarangan...Siapa Dewi ini sebenarnya? Untuk apa dia mengundang diriku?" batin Bara.Karena rasa penasaran yang tinggi, dia pun

  • Geger Kahyangan   906. Hadiah

    Ledakan yang sangat dahsyat melanda Lubang Neraka. Gelombang mengerikan disusul awan jamur raksasa membubung tinggi ke langit. Bola api raksasa yang ukurannya setara dengan beberapa gunung dijadikan satu itu membuat tempat tersebut ditutupi aura merah dan biru.Gelombang ledakan itu bahkan menyapu ke segala arah hingga jarak ratusan ribu tombak. Badai hitam pun sempat tersingkir oleh ledakan mengerikan tersebut.Para Dewa yang menyaksikan hal itu sampai berdiri karena saking terkejutnya. Mereka seolah-olah bisa merasakan dampak ledakan yang mengerikan dari Pukulan Neraka Es milik Bara Sena."Mustahil...! Pukulan sehebat ini dilakukan oleh Dewa yang masih baru...?" seru salah satu Dewa.Bersama dengan ledakan sebesar itu, tentu saja Dewa Bumi Ruka tidak akan bisa selamat. Tubuhnya langsung musnah seketika itu juga bersama benteng tanah yang ia ciptakan.Dia kembali di atas arena dalam keadaan terluka setelah jiwanya musnah di dalam lubang Neraka. Namun bibirnya sunggingkan senyum bangg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status