TERNYATA AKU YANG KEDUA

TERNYATA AKU YANG KEDUA

By:  Gavriel  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
40Chapters
872views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Leona selalu berfikir jika dirinya wanita yang sangat beruntung.. Mendapatkan suami yang sangat penyayang dan lemah lembut, meski hingga dua tahun usia pernikahannya sang Suami masih enggan untuk memiliki seorang anak, Meski begitu Leona tidak pernah curiga, dia selalu memahami setiap alasan yang Suaminya buat... Hingga menginjak dua tahun usia Pernikahannya, sang suami membawa seorang wanita masuk kedalam rumah mereka sebagai saudara, perlahan kebenaran mulai terkuak.. Jika ternyata wanita yang ia anggap saudara itu adalah istri pertama suaminya.. Bagaimana Leona menyikapi kenyataan yang baru ia dapati itu, akankah dirinya tetap bertahan, atau perlahan membalaskan dendam dari rasa sakitnya karena telah di bohongi oleh sang suami dan keluargnya..

View More
TERNYATA AKU YANG KEDUA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
40 Chapters

1

“Udah dua tahun menikah, masa belum punya anak juga?” Leona langsung terdiam mendengar ujaran salah satu temannya. Dia selalu merasa tidak nyaman jika teman-temannya mulai membicarakan soal anak. “Masa kamu kalah sama Nina sih? Dia baru nikah bulan lalu, sekarang udah hamil loh.” “Bener. Bahkan Alia udah hamil anak ketiga. Kamu kapan, Leona?” Leona menelan ludah. Ia menggigit bagian dalam pipinya sembari berpikir bagaimana cara keluar dari pembicaraan yang tak ia sukai ini. “Aku—” “Denis kurang memuaskan di ranjang ya? Atau jangan-jangan, kamu mandul?”Deg! Jantung Leona seolah mencelus mendengar pertanyaan yang lebih seperti tuduhan itu. “Mending kamu sama Denis periksa ke dokter aja deh, Na.” “Iya, betul. Soalnya kalau sama-sama subur, harusnya cepat dapat momongan.” Telinga Leona seakan berdenging mendengar suara teman-temannya yang semakin lama semakin tumpang tindih. Memberinya saran agar cepat mendapatkan anak. Tapi, bagaimana bisa hamil jika suaminya sendiri tak meng
Read more

2

Leona termenung, merasa begitu hampa setelah suaminya pergi. Andai saja dia sudah memiliki anak, mungkin hidupnya tidak akan sesepi ini. Masih ada yang menemani dan menghiburnya meski Denis tidak ada."Non, sarapan," ucap Tuti, salah satu ART yang sudah bekerja di rumah Leona sedari ia duduk di bangku SMP, sedangkan yang lainnya baru dua tahun bekerja di rumah itu.Denting sendok beradu dengan piringlah yang selalu menemani sarapan maupun makan siang dan malam Leona. Hampir satu tahun terakhir ini dia merasakan kesepian, sebab Denis lebih sering melakukan perjalanan bisnis."Kenapa Non Leon nggak ikut Tuan?" Tuti menatap iba anak majikannya. "Takut ganggu Mas Denis, Mbok," jawab Leona lesu. Ia memang sangat ingin ikut, tapi Denis selalu melarangnya.Tuti tampak mengernyit. Leona mengerti. Pasti wanita paruh baya itu merasa aneh, sebab biasanya suami akan tenang jika ada istri di sampingnya. Tapi Denis tidak pernah mau membawanya dalam perjalanan bisnis, entah kenapa."Nyah, kamarnya
Read more

3

Leona meninggalkan kediaman mertuanya dengan perasaan kecewa. Ia memutuskan mampir ke kafe untuk membunuh waktu. Usai memesan beberapa menu, Leona mengeluarkan ponselnya, tanpa sengaja kartu nama terjatuh ke lantai. Leona mengambilnya, sejenak ia menimbang-nimbang untuk menyimpan nomor ponsel laki-laki itu."Simpen aja kali ya, barangkali butuh?" gumannya bimbang. "Tapi kalau mas Denis tahu gimana? Dia kan pencemburu akut."Leona hanya memutar-mutar kartu nama itu, hingga akhirnya dia memutuskan menyimpan nomor itu dengan nama perempuan.Leona membuka kolom obrolannya dengan adik iparnya. [Dini, kalian lagi pergi ya? Tadi mbak ke rumah, tapi kalian nggak ada.]Sayang sekali pesan yang Leona kirimkan pada Dini hanya mendapat centang satu. "Mereka kemana sih? Tumben nggak ajak aku kalau ada acara keluarga?" gerutu Leona.Kelopak mata Leona menyipit mendapati panggilan masuk dari Tari sahabatnya, tanpa menunggu lama wanita itu segera menjawabnya. "Halo Tar, tumben kamu hubungin aku?
Read more

4

Pagi esok harinya, Leona bangun dengan semangat yang membara, sebab sore nanti Denis akan kembali dari Malang. Selama beberapa hari ini juga Leona berusaha membuang jauh pikiran-pikiran jelek yang sempat mengganggunya.Dengan sigap Leona membersihkan diri. Semalam ia sudah meminta Tuti mengajarinya memasak. Denis sangat suka pindang baung segar, niat hati ia akan membuatnya sendiri untuk menyenangkan suaminya.Suara derap langkah menuruni anak tangga mencuri perhatian Tomy serta Sulis yang tengah berbincang-bincang di ruang tengah, mereka memperhatikan Leona yang pagi ini terlihat sumringah."Pagi Nyah," sapa keduanya.Leona mengangguk, wanita itu tersenyum dan menghampiri Tuti di dapur."Pagi non, sudah cantik saja," puji Tuti."Mbok bisa aja, sudah siap semua bahan-bahannya mbok?" Pandangan Leona menilik kesana kemari, ia memperhatikan segala macam bahan masakan yang ada diatas meja dapur."Sudah, pagi-pagi sekali mbok ke pasar untuk mencari ikan Baung," ujar Tuti seraya mengangkat
Read more

5

Suara sendok saling beradu di tengah makan siang yang canggung. "Tante Leona, Mayra mau ikan lagi dong." Gadis kecil itu mengalihkan perhatian semua orang. Bagaimana tidak, ada Saras di sebelahnya, namun ia menyerukan nama Leona."Ehh, kan ada Mama disini, Mayra nggak boleh gitu, itu namanya nggak sopan," ucap Denis.Biasanya Mayra akan sungkan jika melihat orang baru, namun sedari tadi Denis melihat jika anak-anaknya sama sekali tidak takut pada Leona.Saras tampak menggeram, kesal melihat sikap Denis yang membela Leona. "Maaf ya Leona, keberadaan anak-anakku jadi mengganggu kalian," ucap Saras dengan tatapan tertuju pada Denis, wanita itu seakan memberi sindiran.Sementara Denis yang menyadari itu hanya bisa menghela napas."Nggak apa-apa mbak, lagian hal wajar, mungkin karena Mayra lihat ikannya ada di depan aku," sahut Leona dengan senyum manisnya."Aku jadi nggak enak ngerepotin kalian seperti ini, Miko dan Mayra memang sangat dimanja oleh Papanya, jadi kadang mereka belum bis
Read more

6

Saras berdiri di depan pintu kamar Leona dengan perasaan cemas, sementara kedua anaknya yang sudah sangat mengantuk di biarkan merengek. Wanita itu menggigiti kuku jarinya, bayangannya Leona dan Denis melakukan adegan ranjang memenuhi kepalanya. "Mama, kami mengantuk," rengek Miko, terbiasa tidur siang di tambah lagi baru melakukan perjalanan membuat keduanya mengantuk.Sebuah ide melintas di kepalanya. "Tunggu Miko,” kata Saras. “Minta Om Denis menemani Miko tidur, merengek atau menangis tidak papa, yang penting buat Om Denis bersama Miko dan Mayra ya," hasut Saras pada kedua anaknya.Ceklek…Tidak lama pintu kamar itu terbuka, Denis menampakan dirinya, rambut acak-acakan dengan kemeja yang tak terkancing sudah membuktikan jika keduanya tengah melakukan apa yang Sarah pikir."Saras, ada apa?" Denis menatap wanita itu, terlihat ada Miko dan Mayra memegangi kaki ibu mereka dengan deraian air mata.Tidak lama Leona ikut menyusul, wanita itu menyembulkan kepalanya di samping Denis. "Mb
Read more

7

Denis membuka pintu kamarnya dengan perlahan, aroma parfum yang sangat ia kenali menyeruak di indera penciumannya, begitu wangi sekali. Pandangan pria itu tertuju pada sosok cantik yang mengenakan gaun tipis berwarna pink, begitu kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Sejenak ia terdiam, mengamati dari ujung kaki hingga ujung rambut, nampak Leona melempar senyum manis kearahnya. Wanita itu berjalan menghampiri Denis yang masih termangu di ambang pintu."Mas, mereka udah tidur?" tanya Leona memastikan. Wanita cantik itu menggenggam lengan Denis, menuntun nya masuk lantas mengunci pintu kamar."Kenapa siang-siang pake baju gini?" tanya Denis bingung sendiri, mungkin jika dia dan Saras belum berbagi peluh, Denis akan langsung menerkam tubuh Leona, mengungkungnya diatas ranjang, bermandi keringat hingga mereka lelah. Tapi saat ini Denis bahkan tak lagi memiliki tenaga, dia sudah sangat lelah, apa lagi baru melakukan perjalanan jauh."Kamu nggak suka?" tanya Leona dengan raut s
Read more

8

Matahari menyelinap masuk lewat celah tirai, menyilaukan mata wanita cantik yang masih terpejam. la meraba sisi ranjang, mencari sosok gagah yang bisa dipeluknya, namun sayang tidak ada siapapun disana. Seketika Leona langsung terjaga, wanita itu terduduk diatas ranjang, menatap sekeliling mencari keberadaan suaminya."Mas," panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur.Tidak mendapati jawaban dari Denis. Leona pun bangkit, ia membuka pintu toilet, namun tetap saja tidak ada Denis disana. "Kemana sih mas Denis?" tanya Leona heran. la membuka tirai gorden, seraya membuka pintu balkon, membiarkan udara segar masuk kedalam kamarnya. Samar-samar rungunya mendengar suara canda gurau dari arah bawah. Leona mendekati balkon, ia menilik ke arah kolam, nampak suaminya sedang berenang bersama Miko dan Mayra, ada pula Saras yang turut menyeburkan diri, padahal cuaca masih sangat pagi.Semula Leona tampak biasa saja, namun saat ia melihat Saras berenang mendekati suaminya ia mulai heran. En
Read more

9

"Aku berangkat ya." Denis mendekati Leona mengulurkan tangannya kehadapan istri mudanya itu. Sementara Saras hanya bisa menyaksikan, tak bisa ia melakukan hal yang sama, ternyata setiap hari Denis dan Leona akan bersikap manis seperti ini. Membayangkan saja sudah membuatnya muak."Iya, hati-hati ya mas," ucap Leona dengan senyum manisnya."Ras, Miko, Mayra, Om pergi dulu ya," seru Denis pada istri tua dan kedua anaknya."Iya Om," sahut mereka.Denis melempar senyuman pada Leona seraya mengusap pucuk kepalanya, dan setelah itu ia pergi menghampiri Tomy yang sudah menunggu.Tidak seperti biasanya, setiap akan pergi ke kantor Denis pasti akan mencium keningnya. Namun pagi ini suaminya berlalu begitu saja, padahal Leona sudah menunggu ciuman hangat sang suami."Pasti mas Denis malu," batin Leona. Wanita itu berlalu masuk, kembali mendekati Saras dan kedua anaknya yang masih duduk di meja makan."Mbak Saras nggak mau jalan-jalan?" tawar Leona.Saras yang tengah menyuapkan nasi ke mulut Ma
Read more

10

Jam makan siang Denis menemui salah satu perwakilan Perusahaan Dirgantara. Pria itu melenggang masuk kedalam resaturant dimana dia akan menemui seseorang. Di dampingi oleh Leo, pandangan pria itu mengedar kesana kemari mencari meja yang sudah dipesan. Seseorang yang ditunggu belum menampakan diri. "Itu kursinya pak," ucap Leo menunjuk salah satu meja kosong yang sudah ia pesan. "Mereka belum datang?" tanya Denis. "Belum, tidak apa-apa kita menunggu, lagi pula ini kesempatan emas Pak, bapak sudah menunggu selama dua tahun untuk bisa meyakinkan Dirgantara," sahut Leo. Denis mengangguk, benar apa yang Leo katakan, kesempatan ini tidak boleh ia sia-siakan. Jika sudah mendapat kerja sama dengan prusahaan itu, maka Denis bisa mengeksekusi tujuannya. Jarum jam ter
Read more
DMCA.com Protection Status