Rahasia Sang CEO: Istri dalam Bayangan

Rahasia Sang CEO: Istri dalam Bayangan

last updateLast Updated : 2025-01-21
By:   Lann  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
26Chapters
15views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Alya, seorang gadis sederhana dengan masa lalu kelam, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah malam yang penuh misteri. Tiba-tiba, dia terikat dalam sebuah kontrak pernikahan rahasia dengan Adrian Setiawan, seorang CEO dingin dan perfeksionis yang menyimpan luka batin mendalam. Bagi Adrian, Alya hanyalah alat untuk menenangkan keluarganya yang terus menekannya untuk menikah. Namun, semakin dalam ia mengenal Alya, semakin sulit baginya untuk mengabaikan rasa yang mulai tumbuh. Pernikahan yang seharusnya menjadi sandiwara ternyata membawa keduanya ke dalam drama yang penuh konflik, rahasia kelam, dan pengkhianatan. Ketika musuh lama Adrian kembali untuk menghancurkan segalanya, mampukah mereka melindungi satu sama lain?.

View More

Latest chapter

Free Preview

01. Tawaran dari Sang CEO

Alya menatap ponsel di tangannya, pesan dari Adrian terpampang jelas di layar: "Besok, jam tujuh malam, kita bertemu di restoran Veranda. Saya ingin kita membahas perjanjian ini lebih mendalam." Jantung Alya berdebar kencang, tidak mampu mengalihkan pikirannya dari tawaran yang baru saja diterimanya. Tawaran yang menjanjikan uang yang cukup untuk melunasi semua utang keluarganya, namun dengan harga yang sangat tinggi: menjadi tunangan pura-pura seorang CEO terkenal.Sejak pertemuan pertama mereka, Adrian Hilman, CEO muda dari perusahaan teknologi terbesar di Asia, sudah membuat Alya terperangkap dalam dunia yang tak pernah ia kenal. Pria itu bukan hanya karismatik dan tampan, tapi juga memiliki aura dominasi yang tak dapat diabaikan. Kini, ia meminta Alya untuk menjadi bagian dari sandiwaranya."Kenapa harus aku?" gumam Alya pada dirinya sendiri.Ia mencoba mencari alasan untuk menolak, tetapi bayangan wajah ibunya yang lelah dan tumpukan tagihan yang menumpuk di meja makan terus meng...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
26 Chapters
01. Tawaran dari Sang CEO
Alya menatap ponsel di tangannya, pesan dari Adrian terpampang jelas di layar: "Besok, jam tujuh malam, kita bertemu di restoran Veranda. Saya ingin kita membahas perjanjian ini lebih mendalam." Jantung Alya berdebar kencang, tidak mampu mengalihkan pikirannya dari tawaran yang baru saja diterimanya. Tawaran yang menjanjikan uang yang cukup untuk melunasi semua utang keluarganya, namun dengan harga yang sangat tinggi: menjadi tunangan pura-pura seorang CEO terkenal.Sejak pertemuan pertama mereka, Adrian Hilman, CEO muda dari perusahaan teknologi terbesar di Asia, sudah membuat Alya terperangkap dalam dunia yang tak pernah ia kenal. Pria itu bukan hanya karismatik dan tampan, tapi juga memiliki aura dominasi yang tak dapat diabaikan. Kini, ia meminta Alya untuk menjadi bagian dari sandiwaranya."Kenapa harus aku?" gumam Alya pada dirinya sendiri.Ia mencoba mencari alasan untuk menolak, tetapi bayangan wajah ibunya yang lelah dan tumpukan tagihan yang menumpuk di meja makan terus meng
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
02. Tawaran yang Menggoda
Alya menatap cermin di kamar apartemennya, mengenakan blus satin lembut berwarna krem yang dipadukan dengan rok hitam sederhana. Penampilannya tampak berbeda, lebih elegan dari biasanya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Hari ini adalah hari pertama ia akan menjalani peran sebagai tunangan palsu Adrian Hilman.Adrian telah memintanya untuk datang ke kantor pusat perusahaan miliknya, Hilman Tech Corp. Ia ingin memperkenalkan Alya kepada staf-staf utama dan memulai strategi mereka untuk tampil di depan publik. Alya tahu ini bukan hal yang mudah, tetapi ia sudah berkomitmen.Ketika ia tiba di lobi kantor Adrian, pandangannya langsung tertuju pada arsitektur modern dan suasana profesional yang mendominasi tempat itu. Dinding-dinding kaca besar memantulkan cahaya matahari pagi, memberikan kesan megah namun dingin."Selamat pagi, Nona Alya," suara seorang wanita terdengar. Seorang resepsionis dengan senyum ramah menyapanya. "Pak Adrian sedang menunggu Anda di ruangannya
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
03. Dunia Adrian Hilman
Alya melangkah memasuki rumah Adrian dengan perasaan yang campur aduk. Rumah itu lebih mirip istana modern daripada tempat tinggal biasa. Dinding kaca besar memamerkan pemandangan kota, sementara perabotan mahal dan desain minimalis memberikan kesan dingin dan berkelas."Selamat datang," suara Adrian menyambutnya. Pria itu berdiri di tengah ruang tamu, mengenakan pakaian kasual namun tetap terlihat memukau. "Bagaimana menurutmu?"Alya menatap sekeliling dengan canggung. "Rumah ini... luar biasa."Adrian tersenyum tipis. "Kamu akan terbiasa. Biarkan aku memberimu tur."Mereka berjalan melalui lorong-lorong panjang yang dipenuhi karya seni mahal dan perabotan elegan. Adrian menjelaskan fungsi setiap ruangan dengan nada santai, tetapi Alya merasakan sesuatu yang aneh—seolah-olah rumah ini terlalu sempurna, terlalu teratur, seperti tempat yang dibuat untuk menyembunyikan sesuatu."Ini kamarmu," kata Adrian akhirnya, membuka pintu ke sebuah kamar yang luas. Dindingnya dihiasi dengan warna
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
04. Awal Kehidupan Bersama
Keesokan paginya, Alya terbangun dengan perasaan tidak tenang. Percakapan aneh dengan Adrian semalam masih terngiang di kepalanya. Kata-katanya yang penuh misteri membuat Alya sulit memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik sikap dingin dan terkontrol pria itu. Ketika Alya turun ke lantai bawah, aroma kopi segar dan roti panggang menyambutnya. Dapur yang megah, dengan marmer hitam berkilauan dan peralatan dapur modern, tampak begitu berkelas. Namun, pemandangan yang lebih mengejutkan adalah Adrian yang duduk di meja makan, mengenakan kemeja putih santai dan sedang membaca koran pagi. "Selamat pagi," sapanya tanpa menoleh, seolah sudah tahu Alya berada di sana. "Selamat pagi," jawab Alya pelan, masih merasa canggung dengan situasi ini. Adrian menurunkan korannya dan menatapnya. "Kamu tidur nyenyak?" Alya ragu-ragu sebelum menjawab. "Ya, cukup nyenyak." "Tidak terlihat seperti itu," Adrian mengamati wajah Alya yang tampak sedikit lelah. "Apa kamu masih ragu dengan keputusanmu
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
05. Makan Malam yang Menegangkan
Restoran mewah itu berdiri megah di tengah kota, dikelilingi gedung-gedung pencakar langit yang memancarkan cahaya terang di malam hari. Dari luar, restoran ini tampak seperti istana modern, dengan kaca-kaca besar yang memperlihatkan interior elegan di dalamnya. Adrian menggandeng Alya dengan tenang, membimbingnya melewati pintu besar yang dijaga oleh pelayan berpakaian rapi.“Tenang saja. Mereka tidak akan berbuat apa-apa,” bisik Adrian lembut, seolah membaca kegugupan Alya.Alya mengangguk kecil, tetapi tangannya yang bergetar di lengan Adrian mengungkapkan sebaliknya.Di ruang makan pribadi, beberapa orang dengan penampilan berkelas sudah menunggu. Mereka duduk dengan postur sempurna, mengenakan setelan mahal yang mencerminkan status mereka. Percakapan mereka terhenti saat Adrian dan Alya masuk. Tatapan mereka terfokus pada Alya, menilai dan menimbang, seolah mencoba menyingkap rahasia yang ia sembunyikan.“Selamat malam,” sapa Adrian dengan nada tenang, tapi penuh otoritas.Salah
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
06. Rahasia yang Mulai Terbuka
Alya terbangun di pagi hari dengan perasaan gelisah yang menggantung berat di dadanya. Malam itu ia hampir tidak tidur, pikirannya terus berputar-putar memikirkan pesan-pesan misterius yang diterimanya dan peran Adrian dalam permainan berbahaya ini. Ketika sinar matahari menyusup melalui celah-celah tirai, Alya memutuskan bahwa ia tidak bisa lagi pasif.Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.Saat Alya turun ke ruang makan, Adrian sudah duduk di meja makan, mengenakan jas hitam yang terlihat sempurna melekat di tubuhnya. Ekspresinya serius seperti biasa, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda—seperti bayangan kekhawatiran di matanya.“Selamat pagi,” sapa Adrian tanpa mengangkat wajahnya dari ponsel.“Selamat pagi,” jawab Alya pelan, mencoba menyembunyikan perasaan gugupnya.Mereka makan dalam keheningan, hanya suara sendok dan garpu yang terdengar. Alya sesekali melirik Adrian, mencoba mencari tanda-tanda yang bisa mengungkapkan pikirannya. Namun, seperti biasa, pria itu se
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
07. Rahasia yang Terkubur
Alya terbangun dengan rasa gelisah yang tidak ia pahami. Cahaya pagi menyelinap masuk melalui tirai jendela, tetapi sinar itu tidak membawa ketenangan. Semalam, pikirannya terus dikepung oleh pesan misterius dan perasaan bahwa seseorang mengawasinya. Saat ia bersiap untuk turun ke ruang makan, Adrian sudah tidak ada di kamar. Mungkin ia sudah pergi ke kantor atau sedang mengurus urusan penting lainnya. Alya merasa lega sekaligus kesal. Lega karena ia bisa memiliki waktu sendiri untuk berpikir, tetapi kesal karena Adrian selalu menghilang tanpa penjelasan. Di meja makan, seorang pelayan membawakan sarapan untuknya. “Tuan Adrian meninggalkan pesan untuk Anda, Nyonya,” kata pelayan itu sopan, menyodorkan sebuah amplop kecil. Alya membuka amplop itu dengan cepat. “Alya, aku harus pergi lebih awal untuk pertemuan penting. Tetap di rumah hari ini, dan jangan keluar tanpa pengawalan. Aku akan kembali malam nanti. Adrian.” Pesan itu sederhana, tetapi membuat Alya semakin curiga. Mengapa
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
08. Pesan Misterius
Pagi itu, Alya tidak bisa memejamkan mata lebih lama. Pesan yang ia terima malam sebelumnya terus berputar di pikirannya. Si pengirim pesan, dengan jelas, tahu bahwa Alya tengah terjebak dalam dilema. Dan fakta bahwa pesan itu melarangnya memberi tahu Adrian, membuatnya semakin waspada.Alya duduk di meja makan dengan segelas kopi yang nyaris tidak tersentuh. Adrian, seperti biasa, sudah berangkat pagi-pagi sekali tanpa banyak penjelasan. Hal itu membuatnya sedikit lega, karena ia tidak perlu berbohong tentang rencana yang akan ia lakukan.Namun, sebuah pertanyaan besar terus menghantuinya: Apakah ia bisa mempercayai pengirim pesan itu? Bagaimana jika ini hanya salah satu dari jebakan yang Adrian maksudkan?Menepis keraguan yang terus menggerogoti pikirannya, Alya memutuskan untuk pergi ke kafe Horizon. Ia perlu tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan ia tahu bahwa hanya dengan mencari jawaban sendirilah ia bisa mengatasi perasaan tidak pasti ini.Di Kafe HorizonTepat pukul semb
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
09. Rahasia yang Terungkap
Pukul tiga sore, seperti yang dijanjikan, Adrian tiba di apartemen Alya. Tidak seperti biasanya, ia tidak mengenakan setelan jas formal, melainkan pakaian kasual: kemeja hitam lengan panjang yang digulung hingga siku dan celana chino abu-abu. Namun, wajahnya tetap menunjukkan keseriusan yang sulit disembunyikan.Alya berdiri di ruang tamu, memegang secangkir teh yang sejak tadi tidak disentuh. Ia menunggu dengan penuh kecemasan, memikirkan apa yang akan terjadi setelah pertemuan dengan Dito dan amplop cokelat yang kini tersimpan di dalam laci meja kerjanya.“Maaf jika aku datang tiba-tiba,” ujar Adrian sambil berjalan masuk, menutup pintu di belakangnya. “Ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.”Alya mencoba terlihat tenang meski jantungnya berdetak cepat. “Apa yang ingin kau bicarakan?”Adrian duduk di sofa, mengamati Alya dengan tatapan mendalam. “Alya, aku tahu akhir-akhir ini kau merasa tidak nyaman. Aku bisa melihatnya dari caramu bersikap. Kau selalu tampak gelisah, sep
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
10. Jejak Masa Lalu
Matahari pagi menerobos melalui celah tirai, memberikan cahaya lembut di kamar Alya. Namun, ketenangan pagi itu tidak mampu menghapus kegelisahan yang melanda dirinya. Malam sebelumnya meninggalkan jejak yang begitu kuat di pikirannya—kehadiran Dito, ancamannya, dan sikap Adrian yang semakin misterius. Alya memutuskan bahwa ia tidak bisa hanya diam menunggu jawaban dari Adrian. Jika Adrian tidak bersedia membuka rahasianya, maka ia harus mencari tahu sendiri. Sambil duduk di tepi tempat tidur, Alya memandangi ponselnya. Ia menggulir kontak yang ada, hingga akhirnya berhenti pada nama sahabatnya, Karin. Karin adalah orang yang selalu ia andalkan saat hidupnya berada di titik terendah. "Karin, aku butuh bantuanmu," kata Alya segera setelah panggilan tersambung. "Wow, pagi-pagi sudah serius banget. Ada apa, Alya?" tanya Karin, terdengar sedikit bingung. "Aku butuh informasi tentang seseorang. Aku tidak tahu harus mulai dari mana, tapi aku yakin kamu punya cara." "Informasi te
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status