Tawanan Tuan Mafia

Tawanan Tuan Mafia

last updateLast Updated : 2025-01-20
By:   Noona R  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
51Chapters
54views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Si bartender cantik Arabella, harus merelakan masa-masa menyenangkan dalam hidupnya ketika seseorang yang tiba-tiba datang mengacaukan bar tempat dirinya bekerja. Berakhir menjadi sebuah jaminan, dirinya terpaksa ikut dengan seorang pria yang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Seorang pria bermata tajam dengan seringai yang mematikan, Stevano. Dan secara tidak langsung, Bella harus ikut terjerat ke dalam kehidupan hitam pria tersebut.

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Kekacauan di Bar

Dum ... Dum ... Dum ...Suara dentuman musik keras yang dihasilkan oleh salah satu bar ternama di Los Angeles itu menyapa seluruh telinga orang yang mampir ke sana. Mengguncang orang-orang untuk menari bersama tanpa mengenal siapa pasangannya.Eflic. Adalah bar terbesar di Los Angeles. Mempunyai sekitar lima puluh bartender, baik pria ataupun wanita. Setiap hari, bar itu selalu ramai oleh pengunjung. Baik untuk melepaskan penat karena bekerja seharian atau mencari pasangan guna menuntaskan hasrat terpendamnya."Hai cantik, aku butuh alkohol untuk melupakan masalahku hari ini."Wanita yang berada di dekat pelanggan pria itu menoleh, kemudian tersenyum."Bagaimana dengan segelas cocktail? Aku punya resep baru hari ini."Wanita cantik berambut panjang sepunggung itu membalas. Dan pria tadi mengangguk sebagai balasan."Terserah," jawab pria itu.Eflic melarang para pelanggan di sana untuk menggoda bartender yang sedang bekerja. Mereka tidak ingin ada rasa tidak nyaman akibat pengunjung ...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
51 Chapters
1. Kekacauan di Bar
Dum ... Dum ... Dum ...Suara dentuman musik keras yang dihasilkan oleh salah satu bar ternama di Los Angeles itu menyapa seluruh telinga orang yang mampir ke sana. Mengguncang orang-orang untuk menari bersama tanpa mengenal siapa pasangannya.Eflic. Adalah bar terbesar di Los Angeles. Mempunyai sekitar lima puluh bartender, baik pria ataupun wanita. Setiap hari, bar itu selalu ramai oleh pengunjung. Baik untuk melepaskan penat karena bekerja seharian atau mencari pasangan guna menuntaskan hasrat terpendamnya."Hai cantik, aku butuh alkohol untuk melupakan masalahku hari ini."Wanita yang berada di dekat pelanggan pria itu menoleh, kemudian tersenyum."Bagaimana dengan segelas cocktail? Aku punya resep baru hari ini."Wanita cantik berambut panjang sepunggung itu membalas. Dan pria tadi mengangguk sebagai balasan."Terserah," jawab pria itu.Eflic melarang para pelanggan di sana untuk menggoda bartender yang sedang bekerja. Mereka tidak ingin ada rasa tidak nyaman akibat pengunjung
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
2. Tamu Istimewa
"Mau ke mana?"Bella menatap pria yang berdiri di hadapannya dengan tatapan datar. Bella yakin orang ini adalah salah satu dari mereka. Atau mungkin pemimpin mereka?"Dimana Bos mu?" tanya pria itu."Dia ada di atas," ucap Bella sembari melirik lantai kedua dari bar ini.Tidak ada waktu lagi untuk Bella. Dia harus segera membawa Sean ke rumah sakit. Tapi, pria yang berdiri di depannya seperti sedang menghalanginya, tidak ingin Bella keluar."Permisi, Tuan." Bella berusaha sopan pada pria yang menurutnya tampan itu. Tidak. Dia memang tampan, sangat.Pria itu menyeringai, menatap penampilan Bella khas bartender di bar ini."Tidak," jawab pria itu.Sontak, Bella melebarkan matanya kala pria tampan yang tak ia ketahui namanya itu semakin mendekat padanya."Antarkan aku kepada Bos mu," pinta pria itu."Kau tidak lihat aku sangat terburu-buru sekarang?" bentak Bella pada pria itu. Masa bodoh jika pria itu akan tersinggung atau tidak. Prioritas utamanya saat ini adalah menyelamatkan Sean.Pr
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
3. Sebuah Tawaran
Bella melebarkan mata saat pria itu menempelkan bibirnya dengan tiba-tiba. Menciumnya cepat sebelum melirik pada Austin yang juga kaget melihat kejadian di depan matanya.Oh, tidak! Bella akan mendapat masalah yang besar jika masih berada di sini.Ketika sadar dengan apa yang baru saja terjadi, Bella mendorong pria itu sekuat tenaga. Namun, pria itu hanya mendecih saat merasakan dorongan Bella yang tidak jauh dari seekor kucing. Lemah.'Astaga, ciuman pertamaku direbut paksa oleh pria gila ini,' ucap Bella dalam hati."Aku akan membawa dia ikut bersamaku."Manik hitamnya menatap Austin yang bergetar di tempat duduknya."Ja ... jangan, Tuan."Austin tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi itu pasti bukan hal yang baik.Sedangkan Bella masih berdiri. Tangannya digenggam erat oleh lelaki yang seenaknya mencuri ciuman pertamanya tadi."Lepaskan aku!" teriak Bella, dan pria itu hanya menyeringai menatap Bella yang berusaha melepaskan tangan dari genggamannya. Itu tidak mudah k
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
4. Nuansa Baru
Bella tidak mengerti kemana dia akan dibawa pergi. Stevano hanya diam saat melajukan mobil, tidak bersuara barang sedikit saja untuk memecah keheningan yang melanda. Dan Bella tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya pada pria itu."Kita akan ke mana?" tanya Bella. Matanya melirik sekilas pada pria itu."Kau akan tahu nanti," balas pria itu singkat. Matanya lurus menatap jalanan kota Los Angeles yang mulai padat di malam hari.Sekitar satu jam berlalu, mobil yang mereka tumpangi melambat, kemudian berhenti tepat pada mansion besar yang berdiri di depan mata.Gelap.Itu adalah kalimat pertama yang Bella ucapkan dalam hati. Meski terlihat megah dari luar, mansion itu mempunyai aura hitam tersendiri. Seperti pria di sampingnya itu.Stevano menatap Bella yang tidak bergerak dan malah tercenung oleh bangunan besar yang merupakan mansionnya."Turun," ucap pria itu.Dan Bella turun mengikuti Stevano. Ia mengekor pada pria itu seperti anak kucing pada induknya.Pria itu membuka pelan p
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
5. Memohon
Bella menguap sebentar. Merasa setengah jiwanya masih tertinggal dalam mimpi. Gadis itu menggerutu pada sosok Stevano yang hilang di balik pintu. Pria itu mengganggu sekali, padahal Bella masih ingin bergelung membagi kehangatan dengan kasur. Tidak ada yang dapat Bella lakukan selain menuruti sang tuan rumah. Dia hanyalah seekor kucing kecil yang beruntung dipungut oleh Stevano. Tidak ada alasan bagi Bella untuk membantah pada pria yang sudah memberinya kenyamanan tidur dalam kamar yang besar, mewah, juga indah.Bella menyibak selimut lembut yang menemaninya tidur. Lalu melipat selimut itu agar terlihat rapi sebelum turun dari ranjang. Dan masuk ke kamar mandi untuk melaksanakan rutinitasnya setiap hari.Bella sungguh terkesiap dengan kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Dia kira kamar mandi ini kecil, karena memang begitu jika dilihat dari luar. Ternyata tidak, ini terlalu luas jika hanya digunakan untuk seorang diri.Terdapat shower berbahan bagus di kamar mandi itu. Tidak l
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
6. Tertangkap Basah
"Ijinkan aku keluar Stev. Aku tidak akan kabur."Pria itu mendesis pelan mendengar apa yang baru saja Bella ucapkan. Dia tidak bisa cepat percaya pada gadis itu. Di mata Stev, Bella hanyalah kucing kecil pemberontak yang ingin melepaskan diri."Tidak," ucap pria itu sekali lagi. Bella tidak dapat berkata-kata lagi. Bibirnya kelu dan terkunci rapat. Dia hanya dapat menatap Stev dengan pandangan penuh permohonan."Aku mohon Stev. Kau dapat membunuhku jika aku kabur." Bella meringis, tidak begitu yakin dengan apa yang baru saja diucapkannya.Stev tersenyum miring. "Jadi, aku harus susah payah mencari dirimu dulu sebelum aku membunuhmu? Kau mau mati? Aku akan mengabulkannya sekarang." Pria kejam itu menyeringai senang saat tubuh Bella tiba-tiba bergetar. Bella takut dengan ancaman pria itu tentu saja."Kucing kecil yang malang. Kau seharusnya menuruti perintah majikanmu jika ingin terus hidup," ucap Stev. Dia melirik pada dress yang Bella kenakan. Bella terlihat lebih cantik dengan dr
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more
7. Tugas Baru
Stev terkekeh pelan melihat isi dari galeri ponsel milik Bella yang penuh dengan foto gadis itu. Terdapat beberapa teman-temannya yang juga ikut terpotret di sana. Dan Stev juga dapat melihat lelaki berambut hitam yang masuk rumah sakit karena anak buahnya semalam.Sean.Entah mengapa Stev tidak suka melihat wajah Sean yang terlihat sedikit tampan itu. Ia mendengkus, lalu memutar bola matanya bosan dan menggeser pada foto berikutnya. Terdapat satu album di sana. Bella menamainya album kenangan. Dan Stev yang tidak dapat menahan rasa penasarannya lantas membuka album tersebut.Di dalamnya, terdapat potret wanita muda yang berumur sekitar dua puluh tahunan mengenakan dress putih di dasar pantai. Wanita itu tersenyum pada kamera yang sedang mengabadikan gambar untuknya. Salah satu tangannya menggenggam pergelangan tangan anak kecil yang Stev tebak tak lebih dari sepuluh tahun.Anak kecil itu tak lain adalah Bella. Stev dapat melihat banyak kesamaan antara Bella dengan anak kecil yang be
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
8. Menjadi Tawanan
"Kau yakin?" Stev memastikan.Bella menatap pria itu dengan tenang. "Ya, aku tidak akan berani melarikan diri darimu," ucap wanita itu.Stev dapat melihat kesungguhan di mata Bella. Gadis itu tidak sedang berbohong saat ini. Dan pada akhirnya, Stev memberi ijin pada gadis itu. "Baiklah, tapi kau tidak boleh pulang lebih dari jam satu. Jika kau melanggar itu, kau akan tahu apa akibatnya," ucap Stev penuh penekanan.Bella mengangguk cepat. Gadis itu terlihat sangat senang saat Stev memberi ijin padanya untuk bertemu dengan Sean. Wanita itu kemudian berbalik. Ingin segera mandi dan berganti baju. Namun, langkahnya terhenti saat dia mengingat sesuatu. Ia kembali membalikkan badan. Menghadap pada Stev yang kini menatap Bella dengan salah satu alis yang terangkat naik."Kenapa?" tanya pria itu heran. "Aku harus ke rumah sakit yang mana? Kau tidak memberi tahu aku di mana rumah sakit tempat Sean dirawat." "Golden Suite." Stev menjawab singkat."Terima kasih, Tampan," ucapnya sembari ter
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
9. Perkataan Stev yang Menyakitkan
"Kau pulang tepat waktu rupanya, gadis pintar," ucap Stev saat melihat Bella baru saja selesai menutup pintu mansion.Pria itu menggenggam gelas berisi vodka. Menggoyang-goyangkan isi yang berada dalam gelas itu sebentar sebelum meminumnya. Namun, tiba-tiba saja Bella berdecak kesal. "Dasar! Anjing gilamu itu benar-benar menyebalkan. Aku dikejar oleh mereka saat masuk gerbang tadi, untung saja aku bisa melarikan diri." Wanita itu tampak bersungut sebal. Yang membuat Stev menaikkan salah satu alisnya ke atas.Bella kemudian berjalan ke arah Stev. Dan duduk di sofa sebelah pria itu. Lantas mencopot jaket milik Stev yang ia gunakan untuk menutupi tubuh seksinya. "Ini, aku kembalikan." Ia menyodorkan jaket itu pada Stev yang kini memandangnya aneh. "Kau tidak ingin berterima kasih padaku?" "Aku sebenarnya tidak ingin memakainya." Bella memalingkan wajah dari Stev dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau mulai berani, ya? Apa perlu aku memberimu hukuman agar kau menjadi penu
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
10. Ellen
Sebuah suara yang terdengar membuat mereka berdua mengalihkan pandangan pada pintu. Dan melihat seorang wanita berperawakan tinggi berjalan masuk dengan pakaian sama dengan mereka. "Apa aku terlambat?" tanya wanita itu sembari melepas topi yang ia pakai. Matanya menerawang masuk pada kedua pria itu yang juga menatapnya. "Tidak, Ellen. Kau tepat waktu seperti biasa." Lucy mengangkat jempol dan memberikannya pada Ellen. Wanita itu tersenyum, sorot mata cantiknya terlihat mematikan. Gesekan sepatu boot hitam wanita itu terdengar jelas saat beradu dengan lantai di mansion Stev. "Halo, Stev. Lama tidak bertemu, aku merindukanmu." Ellen mendekat pada Stev. Memeluk lengan pria itu dengan erat seakan tidak mau melepaskannya barang sedetik saja. Terlalu banyak hal yang dia lakukan akhir-akhir ini sehingga tidak dapat bertemu dengan Stev. Membuat rindunya pada pria itu tak tertahankan."Halo, Ellen." Stev mengecup sebelah pipi Ellen dengan cepat. Membuat hati wanita itu melambung tinggi hin
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status