Abara Danendra kaget saat mendapati sosok nenek-nenek di kamar pengantinnya. Dia mengaku Liyana. Istrii yang baru dinikahinya tadi pagi. Tetapi, Bara tak percaya pada pengakuan wanita tua itu. Liyana Sarah sang gadis merupakan kembang Desa yang sangat cantik. Cinta pandangan pertama membuat Bara jatuh hati saat melihat Lily di kebun teh milik orang tuanya. Lantas kemana Lily? Kejadian itu sangat membuat Bara frustasi! karena banyak sekali hal dan suatu rahasia yang aneh di hidupnya semenjak menikah dengan Liyana atau yang sering ia sapa Lily itu. Banyak yang tak suka dengan pernikahan dia dengan kembang desa itu. Membuat hidupnya di hantui oleh orang-orang yang ingin mencelakai Lily dan membuat jalan ceritanya semakin rumit. Dia pun tak kenal lelah untuk mencari keberadaan Liyana istrinya. Tanpa ia sadari bahwa orang yang sangat ia cintai sangat dekat di sisinya. Padahal, istrinya selalu menemani dia. Namun, Bara tak pantang menyerah. Ia rela menghabiskan seluruh hartanya bahkan hidupnya sekalipun untuk menemukan Sang Istri. Karena Bara yakin bahwa nenek tua itu bukanlah istrinya.
View MoreBayu tersenyum dan memandang ke arah Ryven. "Hai, Ryven," kata Bayu dengan nada yang lembut.Ryven tersenyum dan memandang ke arah Bayu. "Hai, Bayu. Aku senang bisa bertemu dengan kamu lagi," kata Ryven dengan nada yang santai.Bayu memandang ke arah Ryven dan merasa sedikit bersemangat. Dia tidak bisa tidak memikirkan tentang betapa senangnya dia bisa bertemu dengan Ryven lagi."Aku juga senang bisa bertemu dengan kamu lagi, Ryven," kata Bayu dengan nada yang lembut.Ryven tersenyum dan memandang ke arah Bayu. "Aku ingin berbicara dengan kamu tentang sesuatu, Bayu. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Bara," kata Ryven dengan nada yang serius.Bayu memandang ke arah Ryven dan merasa sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Ryven akan bertanya tentang hal itu.Ryven memandang ke arah Bayu dengan mata yang sedikit tajam. "Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Bara, Bayu. Apakah kamu sudah mulai merasa nyaman dengan peranmu sebagai "Bayu"?"
Bayu (Liyana) merasa sedikit terharu dengan kata-kata Bara. Dia tidak menyangka bahwa Bara akan begitu peduli dengan dirinya."Aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, Bara," kata Bayu (Liyana) dengan nada yang sedikit ragu.Bara tersenyum dan memandang Bayu (Liyana) dengan mata yang sedikit hangat. "Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa, Bayu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untuk kamu," kata Bara dengan nada yang santai.Bayu (Liyana) merasa sedikit lega dengan kata-kata Bara. Dia merasa bahwa dia tidak sendirian dan bahwa Bara akan selalu ada di sampingnya.Tapi, Bayu (Liyana) juga merasa sedikit khawatir. Dia tidak ingin Bara terlibat dalam konflik dengan Sapphire, dan dia tidak ingin Bara mengetahui tentang ancaman Sapphire terhadapnya."Aku... aku harus pergi sekarang, Bara," kata Bayu (Liyana) dengan nada yang sedikit ragu.Bara memandang Bayu (Liyana) dengan mata yang sedikit penasaran. "Apa yang terjadi, Bayu? Kamu tidak ingin berbicara denganku lagi?"
Baru hanya bisa pura-pura tersenyum. Padahal saat di bar tadi, Sapphire tiba-tiba berbicara dengan nada yang sedikit keras. "Kamu juga tahu, Bayu, aku sudah tahu siapa kamu sebenarnya," kata Sapphire dengan mata yang sedikit mencorong.Bayu memandang Sapphire dengan mata yang sedikit terkejut. "Apa yang kamu maksud, Sapphire?" tanya Bayu dengan nada yang santai, tapi sedikit ragu.Sapphire tersenyum dengan nada yang sedikit menakutkan. "Apa kamu lupa? Aku tahu kamu adalah Liyana, Bayu. Aku tahu kamu telah menyamar sebagai Bayu untuk mengawasi aku dan Bara," kata Sapphire dengan nada yang sedikit keras.Bayu memandang Sapphire dengan mata yang sedikit tajam. Dia tidak menyangka bahwa Sapphire yang sudah tahu akan tentang identitasnya yang sebenarnya. Menggunakan itu sebagai ancaman bagi dirinya.Sapphire melanjutkan, "Aku ingin memberitahu kamu, Liyana, bahwa aku tidak ingin kamu ikut campur dalam hidupku dan Bara. Jika kamu tidak mau aku ikut campur dalam hidupmu, maka kamu harus dia
Bayu mencoba untuk mengendalikan perasaannya dan memutuskan untuk bergabung dengan tamu-tamu lain yang sedang menari. Dia berharap bahwa dengan bergabung dengan kerumunan, dia bisa melupakan perasaan cemburunya.Namun, saat dia menari, matanya selalu kembali ke Bara dan Sapphire yang masih dansa bersama. Bayu bisa melihat bahwa Bara terlihat tidak nyaman, tapi Sapphire tampaknya sangat menikmati momen itu.Bayu merasa sedikit lega melihat bahwa Bara tidak terlalu menikmati dansa itu, tapi dia masih merasa cemburu karena Sapphire terlihat sangat dekat dengan Bara.Saat lagu dansa berakhir, Bara dan Sapphire berpisah dan Sapphire memandang Bayu dengan senyum yang seakan mengejek. "Hai, Bayu! Kamu tidak ingin dansa bersama aku?" tanya Sapphire dengan nada yang sedikit menggoda.Bayu merasa sedikit terkejut dengan pertanyaan Sapphire, tapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Aku... aku tidak tahu, Sapphire. Aku tidak terlalu pandai menari," jawab Bayu dengan nada yang sedikit ragu.Sapphire
Bara memandang Bayu dengan kebingungan dan penasaran. "Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," kata Bara dengan suara yang sedikit ragu.Bayu memandang Bara dengan mata yang penuh ketenangan. "Aku akan selalu ada di sampingmu, Bara. Apa pun yang terjadi, aku akan membantumu," kata Bayu dengan suara yang lembut.Bara tersenyum dan memandang Bayu dengan mata yang penuh rasa harapan. "Terima kasih, Bayu. Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai asisten sekaligus teman," kata Bara dengan suara yang lembut.Tiba-tiba, telepon di meja kerja Bara berdering lagi. Bara mengangkat telepon dan menjawab. "Halo?""Aku sudah mengirimkan alamat dan waktu pertemuan ke kamu melalui SMS. Tolong jangan lupa untuk datang," suara di seberang telepon mengatakan sebelum menutup telepon.Bara memandang Bayu dengan kebingungan dan penasaran. "Aku harus pergi ke pertemuan itu," kata Bara dengan suara yang sedikit ragu.Bayu memandang Bara dengan rasa cemas. "Aku akan pergi bersamamu, Bara. Aku tidak ingi
Bara memutuskan untuk tidak membangunkan Bayu, dan dia membiarkan Bayu terus tidur. Dia sendiri berusaha untuk mengingat kembali apa yang terjadi waktu semalam, dan dia berharap bahwa dia bisa mengingat sesuatu yang penting.Sementara itu, Bayu masih tertidur, tidak sadar bahwa Bara sudah terbangun dan memandangnya dengan lembut. Bayu masih memeluk Bara dengan lembut, dan dia masih memiliki senyum lembut di wajahnya.Bara memandang Bayu dengan lebih teliti, dan dia merasa bahwa dia merasa pernah bertemu Bayu sebelumnya dengan waktu yang cukup lama. Dia ingin mengingat, namun entah bagaimana ia bisa lupa. Tetapi dia ingin membuat Bayu merasa aman tanpa tersakiti. Bara tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, tapi dia tahu bahwa dia merasa memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Bayu.Tanpa mempedulikan lagi, Bara memutuskan untuk bangun dari tempat tidur dan melakukan beberapa kegiatan untuk membuat dirinya menjadi lebih nyaman. Dia berjalan ke dapur untuk membuat sarapan, dan dia j
Bayu merasa bahagia dan sedih pada saat yang sama. Dia bahagia karena Bara akhirnya mengenali dirinya dan mengungkapkan perasaannya walaupun dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar. Tapi dia juga sedih karena dia tahu bahwa dia harus menyembunyikan identitasnya sebagai Liyana untuk melindungi Bara dari bahaya.Bara terus menatap Bayu dengan mata yang lembut dan penuh harapan. "Liyana, aku rindu kamu," kata Bara lagi dengan suara yang lembut.Bayu tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia merasa bahwa dia harus memberitahu Bara tentang identitasnya yang sebenarnya. Tapi dia juga tahu bahwa dia harus berhati-hati agar tidak membahayakan Bara."Aku... aku juga rindu kamu, Bara," kata Bayu dengan suara yang lembut dan tidak pasti.Bara menatap Bayu dengan mata yang lembut dan penuh harapan. "Liyana, apa yang terjadi dengan kamu?" tanya Bara dengan suara yang lembut.Bayu merasa sedih dan khawatir. Dia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Bara karena dia terlalu takut untuk sekarang. Dia
Ketika Bayu dan Nenek Liyana sedang berbicara di ruang tengah, terlihat lelaki tampan itu baru pulang dan Bara langsung memasuki kamar, dia langsung menuju ke tempat tidur dan melemparkan dirinya ke atas kasur. Nenek Liyana mengikutinya dan masuk ke dalam kamar, namun Bara memohon untuk kali ini dia ingin tidur sendiri. Nenek Liyana menyetujui dan membiarkan Bara sendirian. Sekarang nenek Liyana mencoba agar menjadi sosok yang lemah lembut serta penurut dan tidak tantrum lagi agar Bara semakin percaya bahwa dia adalah Liyana istrinya. Ia pun membuatkan Bara sendirian untuk menenangkan diri.Namun, ketika Bayu masuk ke dalam kamar untuk mengambil pakaiannya, dia melihat Bara sedang tertidur dan mengigau. Bara menyebut nama Liyana dan rindu padanya. Bayu melihat itu merasa sedih dan khawatir. Dia mendekati Bara dan merasakan suhu tubuhnya. Ternyata Bara demam dan sedang sakit."Aku akan mengompresmu, Bara," kata Bayu pelan-pelan.Bayu mengambil handuk kecil dan merendamnya dalam air din
Setelah mereka berempat berbicara dan berbagi perasaan, mereka memutuskan untuk melanjutkan hari mereka dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Bayu menyarankan mereka untuk pergi ke taman dan menikmati udara segar.Sapphire, yang sebelumnya terlihat sedih, sekarang tersenyum dan setuju dengan saran Bayu. "Ya, aku ingin pergi ke taman!" kata Sapphire dengan nada yang ceria.Bara dan Nenek Liyana juga setuju dan mereka berempat berangkat ke taman. Di taman, mereka berjalan-jalan, menikmati udara segar, dan berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan.Saat mereka berjalan, Bara tiba-tiba berhenti dan memandang Sapphire dengan mata yang serius. "Sapphire, aku ingin bertanya sesuatu kepada kamu," kata Bara dengan nada yang serius.Sapphire memandang Bara dengan mata yang penasaran. "Apa itu, Bara?" tanya Sapphire dengan nada yang santai.Bara mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Sapphire, apakah kamu mau menjadi teman baikku?" tanya Bara dengan nada yang serius.Sapphire me
______"Siapa, kau!" Bara kaget saat mendapati seorang Nenek-nenek tengah berada di kamarnya terduduk di kursi rias. Menatap cermin."Aa ... aku ... Istrimu, Mas." Wanita yang tampak delapan puluh tahunan itu berbalik dari cermin.Sontak wajah Bara berkerut. Heran."Kau, bukan Istriku!" Bara mendekati wanita itu dari ambang pintu kamar yang baru dibukanya."Mas ... Aku Lily istrimu," ucap wanita itu parau sembari menitikkan air mata."Kau bukan Liyana!" Kini Bara semakin marah. Lantas saja ia merasa risih pada sosok wanita asing itu.Apalagi Wanita paruh baya yang mengaku sebagai Istrinya. Jelas beda! wanita yang baru di ijab olehnya tadi pagi sangat cantik dan masih muda."Aku Liyana, Mas!" Dia masih bersih kukuh. Mengaku bahwa dirinya Liyana."Tidak, kau bukan istriku!" teriak Bara kali ini sembari menggelengkan kepalanya. Wanita paruh baya itu hanya bisa menangis. Dan terus berucap bahwa dia adalah istrinya.Namun, Bara terus menolak. Merasa tidak terima."Jangan bercanda! Di mana...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments