Home / Rumah Tangga / AKU ISTRIMU MAS! / Sebelum terlambat

Share

Sebelum terlambat

Author: Vinassa
last update Last Updated: 2025-04-19 20:18:28

---

Sore menjelang malam, ruang makan utama Vila Danendra

Bayu datang membawa nampan berisi teh dan kudapan. Ia sudah membulatkan tekad—malam ini, ia ingin bicara pada Bara. Setidaknya, ia akan minta waktu untuk menjelaskan... meskipun belum semuanya. Tapi sejak tadi, Bara tak tampak di kamarnya.

Saat Bayu menuruni tangga dan berbelok ke ruang makan, ia melihat Bara duduk sendiri. Wajahnya dingin, tatapannya kosong menatap cangkir yang bahkan belum disentuh.

Bayu melangkah mendekat, mencoba bersikap seperti biasa.

“Pak, saya buatkan teh. Katanya Bapak belum makan sejak siang.”

Bara hanya mengangguk singkat. Tak melihat ke arah Bayu. Tak menjawab dengan kata.

Bayu mengerutkan dahi. Ia meletakkan nampan di meja dan duduk perlahan di seberang Bara.

“Bapak... marah sama saya?”

Diam. Suara detik jam terdengar lebih keras dari biasanya.

“Kalau saya ada salah, tolong bilang. Jangan diam begini, Pak. Saya jadi bingung...” ucap Bayu, pelan namun jelas.

Baru kali ini, Bara mengangkat kepala. Ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • AKU ISTRIMU MAS!    Dilema

    --- Keesokan Paginya – Di Rumah Perkebunan Bayu baru saja turun dari kamar, matanya sayu karena tak tidur semalaman. Kepalanya penuh tanda tanya. Setelah kejadian semalam di bangunan kosong, ia merasa ada yang mengikutinya... tapi tak ada siapa pun saat ia menoleh. Namun yang membuatnya lebih bingung lagi adalah... Bara. Sejak pagi, pria itu berubah dingin. Tidak menyapa. Tidak menatap. Bahkan saat mereka duduk di meja makan, suasana seolah membeku. Bayu duduk perlahan, lalu memberanikan diri membuka percakapan. "Pak, tadi pagi saya sudah rapikan berkas-berkas yang Bapak minta kemarin..." Bara tidak menjawab. Ia hanya menyesap kopinya, tanpa menoleh. Tatapannya lurus ke luar jendela. Bayu menggigit bibir. Jantungnya berdetak cepat. Ada sesuatu yang aneh. Biasanya, sesibuk apa pun, Bara akan setidaknya menanggapi... walau dengan nada tegas. "Pak?" panggil Bayu lagi, lebih pelan. Masih tak ada respons. Akhirnya Bara bangkit dari duduknya, mengambil jaket yang disamp

    Last Updated : 2025-04-21
  • AKU ISTRIMU MAS!    Kehilangan Arah

    Kamar Bayu – Malam HariBayu bangkit dari duduknya begitu melihat Bara berdiri di ambang pintu. Namun, tatapan Bara yang dingin dan penuh tekanan membuat langkahnya tertahan. Tidak ada senyum. Tidak ada basa-basi. Hanya tatapan penuh kecurigaan dan luka.Bara masuk tanpa permisi, menutup pintu perlahan di belakangnya.“Kamu kenal Ryven?” suaranya datar, tapi tajam.Bayu terdiam sejenak. “Saya... iya.”“Sejak kapan kamu kenal dia?”“Sudah lama, Pak. Tapi bukan berarti saya ada hubungan khusus dengan dia—”“Jangan bohong.” Bara memotong cepat, matanya memicing. “Aku lihat kamu berbicara dengannya di taman. Aku lihat kamu... membuka wig itu.”Bayu membeku. Tubuhnya terasa dingin.“Aku lihat kamu, Bayu—atau siapa pun kamu sebenarnya. Dan yang paling membuatku muak…” Bara menunduk sebentar, menarik napas panjang seolah menahan letupan amarah. “Kau… adalah Liyana.”Sunyi.Dada Bayu bergemuruh. Matanya berkaca-kaca. Ia ingin sekali menjelaskan segalanya, tapi kata-kata tak keluar.“Selama in

    Last Updated : 2025-04-22
  • AKU ISTRIMU MAS!    Rumit

    Malam Hari – Ruang Tengah Rumah DanendraLangkah Bayu—atau Liyana—bergetar pelan saat menuruni tangga. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia sudah bersiap. Sudah menyusun kata-kata di kepala, berkali-kali. Malam ini, ia ingin mengakhiri semua kebohongan dan mengatakan yang sebenarnya pada Bara.Namun, ketika ia sampai di ruang tengah... Bara tak ada di sana. Yang ada hanya keheningan. Bahkan aroma kopi kesukaan Bara pun tak tercium. Aneh. Biasanya pria itu akan duduk membaca atau diam menatap api perapian.“Pak Bara?” panggilnya pelan.Tak ada jawaban.Dengan hati-hati, Bayu melangkah ke arah kamar Bara. Pintu sedikit terbuka. Ia mendorongnya perlahan dan menemukan Bara sedang duduk sendiri di ranjang, memunggunginya.“Pak...”Bara tidak menoleh. Bahunya tegang. Sunyi.Bayu menegakkan tubuh, mencoba tetap tenang. “Saya ingin bicara sesuatu... penting.”Bara masih diam. Hanya suara angin malam dari jendela yang terbuka sedikit mengisi keheningan.Bayu melangkah maju. “Saya... saya tahu se

    Last Updated : 2025-04-24
  • AKU ISTRIMU MAS!    Malam Pertama Yang Aneh

    ______"Siapa, kau!" Bara kaget saat mendapati seorang Nenek-nenek tengah berada di kamarnya terduduk di kursi rias. Menatap cermin."Aa ... aku ... Istrimu, Mas." Wanita yang tampak delapan puluh tahunan itu berbalik dari cermin.Sontak wajah Bara berkerut. Heran."Kau, bukan Istriku!" Bara mendekati wanita itu dari ambang pintu kamar yang baru dibukanya."Mas ... Aku Lily istrimu," ucap wanita itu parau sembari menitikkan air mata."Kau bukan Liyana!" Kini Bara semakin marah. Lantas saja ia merasa risih pada sosok wanita asing itu.Apalagi Wanita paruh baya yang mengaku sebagai Istrinya. Jelas beda! wanita yang baru di ijab olehnya tadi pagi sangat cantik dan masih muda."Aku Liyana, Mas!" Dia masih bersih kukuh. Mengaku bahwa dirinya Liyana."Tidak, kau bukan istriku!" teriak Bara kali ini sembari menggelengkan kepalanya. Wanita paruh baya itu hanya bisa menangis. Dan terus berucap bahwa dia adalah istrinya.Namun, Bara terus menolak. Merasa tidak terima."Jangan bercanda! Di mana

    Last Updated : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS!    Nenek Bergaun Pengantin

    ____Mereka terus saja berpandangan. Hingga dua mangkuk mie tersaji di atas meja yang baru di antarkan oleh lelaki bertubuh tambun. "Silahkan, dek, nek," ucapnya sembari menaruh mangkuk di atas meja yang membuyarkan lamunan mereka. "Iya, mas," balas cowok itu."Oh yah ... Nenek dari mana? Atau mau ke mana? Kalau mau, biar saya antarkan?" tawar cowok itu lagi "Nenek gak usah takut, aku gak gigit kok," ungkapnya lagi sembari terkekeh. Namun, wanita itu diam saja seakan tak ada yang lucu. Membuat cowok itu kini merasa canggung. Lalu, tiba-tiba saja wanita paruh baya itu memberikan selembar kertas."Nenek, mau pergi ke sini? Nanti saya antarkan. Sekarang kita makan dulu yah," tawarnya lagi. Karena jujur saja ia sudah lapar. Cacing-cacing di perutnya seakan sedang melakukan pargoy dan berdemo sedari tadi, di tambah keadaan yang masih hujan membuat ia seakan mati kutu karena kelaparan. Sesudah makan, cowok muda itu pun mengantarkan nenek yang baru di temuinya ke alamat yang ia berikan.

    Last Updated : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS!    Malam Pertama Yang Tak Tersentuh

    ____"Apa, kamu mau menikah dengan Tuan Bara?" Rusman sontak berdiri dari kursi yang terbuat dari bambu berwarna coklat."I ... iya, Pak," ucap Lily sembari menunduk.Sedangkan Fatimah hanya bisa menenangkan suaminya. Ikut berdiri lalu menyuruh lagi duduk."Tapi ... Ly, kamu itu harus sadar diri, strata kita berbeda dengan Tuan Bara. Dia itu ningrat turunan darah biru." Rusman meneguk secangkir kopi yang diberikan oleh Fatimah."Lily cinta pak sama Mas Bara." Entah, kenapa mendengar ucapan anaknya hati Rusman semakin kalut. Dia cukup sadar diri bahwa orang terpandang seperti keluarga Danendra akan malu berbesan dengan keluarganya. "Cinta, omong kosong!" Rusmana berdecih.Semilir angin yang begitu sejuk. Entah, kenapa sekarang rasanya tak ada. Hawa seakan panas. Hati Lily seakan menjerit sakit. Ia tak pernah mendengar Bapak marah, biasanya Bapak selalu menuruti kemauannya. Entah, kenapa kali ini berbeda.Suasana sekarang menjadi hening, tak ada percakapan diantara mereka. Kemudian sos

    Last Updated : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS!    Mencari Liyana

    Bara benar-benar sangat kesal bagaimana wanita ini bisa tahu bahwa dia ada di sini.Sebenarnya, Bara sengaja keluar dari rumah untuk pergi ke kantor. Tapi, entah kenapa keadaan yang tengah menimpanya membuat ia stress dan melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membawanya ke tempat ini. Tempat di mana ia dan Lily bertemu. Selama ini Bara di kenal dengan sosok cowok cool dan tak banyak bicara. Orang-orang juga senggan terhadapnya. Tapi, tiba-tiba saja ia bertemu dengan wanita random seperti Lily. Walaupun kata orang gadis itu lugu dan polos. Justru itulah yang membuat ia berbeda dengan wanita lain."Maaf, Tuan. Saya tak sengaja," ucap seseorang yang baru menyenggol tubuhnya secara tiba-tiba, hingga ia masuk ke dalam lumpur. Karena jalanan di kebun teh ini sangat becek sehabis hujan tadi malam. Tak lupa, keranjang bambu berisikan daun-daun teh tiba-tiba terbang lalu jatuh, tepat pada kepalanya masuk ke dalam keranjang teh itu." Aduh, apa ini! Bisa lihat-lihat gak sih!" te

    Last Updated : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS!    Kembali Lagi

    Bara terus saja mencari di mana sosok nenek-nenek yang ia lihat di kamarnya itu. Namun, sudah beberapa kilo meter ia tempuh, gunung yang ia daki bahkan lautan yah ia sebrangi tak kunjung ia temui.Mulai dari jalanan sekitar rumahnya, di bawah kerikil dan batu. Bahkan atas pohon juga ia naiki. Yang ada hanya wanita berdaster putih dengan rambut yang acak-acakan dan terjulur panjang, yang menutupi wajahnya tengah duduk di sana. Sembari tertawa cekikikan lalu menangis.Merasa lelah, Bara pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.Saat, ia baru saja masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Tiba-tiba suara bell berbunyi bersamaan dengan ketukan pintu dari luar.Bara pun kembali memutar badannya untuk membuka pintu dan menghampiri siapa orang yang malam-malam begini berkunjung ke rumahnya. Apa jangan-jangan wanita di atas pohon tadi? Seketika bulu kuduknya merinding."Assalamu'alaikum," ucap suara dari luar sana. Pertanda mungkin itu bukan makhluk jadi-jadian.Bara pun dengan cepat membuka pi

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • AKU ISTRIMU MAS!    Rumit

    Malam Hari – Ruang Tengah Rumah DanendraLangkah Bayu—atau Liyana—bergetar pelan saat menuruni tangga. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia sudah bersiap. Sudah menyusun kata-kata di kepala, berkali-kali. Malam ini, ia ingin mengakhiri semua kebohongan dan mengatakan yang sebenarnya pada Bara.Namun, ketika ia sampai di ruang tengah... Bara tak ada di sana. Yang ada hanya keheningan. Bahkan aroma kopi kesukaan Bara pun tak tercium. Aneh. Biasanya pria itu akan duduk membaca atau diam menatap api perapian.“Pak Bara?” panggilnya pelan.Tak ada jawaban.Dengan hati-hati, Bayu melangkah ke arah kamar Bara. Pintu sedikit terbuka. Ia mendorongnya perlahan dan menemukan Bara sedang duduk sendiri di ranjang, memunggunginya.“Pak...”Bara tidak menoleh. Bahunya tegang. Sunyi.Bayu menegakkan tubuh, mencoba tetap tenang. “Saya ingin bicara sesuatu... penting.”Bara masih diam. Hanya suara angin malam dari jendela yang terbuka sedikit mengisi keheningan.Bayu melangkah maju. “Saya... saya tahu se

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kehilangan Arah

    Kamar Bayu – Malam HariBayu bangkit dari duduknya begitu melihat Bara berdiri di ambang pintu. Namun, tatapan Bara yang dingin dan penuh tekanan membuat langkahnya tertahan. Tidak ada senyum. Tidak ada basa-basi. Hanya tatapan penuh kecurigaan dan luka.Bara masuk tanpa permisi, menutup pintu perlahan di belakangnya.“Kamu kenal Ryven?” suaranya datar, tapi tajam.Bayu terdiam sejenak. “Saya... iya.”“Sejak kapan kamu kenal dia?”“Sudah lama, Pak. Tapi bukan berarti saya ada hubungan khusus dengan dia—”“Jangan bohong.” Bara memotong cepat, matanya memicing. “Aku lihat kamu berbicara dengannya di taman. Aku lihat kamu... membuka wig itu.”Bayu membeku. Tubuhnya terasa dingin.“Aku lihat kamu, Bayu—atau siapa pun kamu sebenarnya. Dan yang paling membuatku muak…” Bara menunduk sebentar, menarik napas panjang seolah menahan letupan amarah. “Kau… adalah Liyana.”Sunyi.Dada Bayu bergemuruh. Matanya berkaca-kaca. Ia ingin sekali menjelaskan segalanya, tapi kata-kata tak keluar.“Selama in

  • AKU ISTRIMU MAS!    Dilema

    --- Keesokan Paginya – Di Rumah Perkebunan Bayu baru saja turun dari kamar, matanya sayu karena tak tidur semalaman. Kepalanya penuh tanda tanya. Setelah kejadian semalam di bangunan kosong, ia merasa ada yang mengikutinya... tapi tak ada siapa pun saat ia menoleh. Namun yang membuatnya lebih bingung lagi adalah... Bara. Sejak pagi, pria itu berubah dingin. Tidak menyapa. Tidak menatap. Bahkan saat mereka duduk di meja makan, suasana seolah membeku. Bayu duduk perlahan, lalu memberanikan diri membuka percakapan. "Pak, tadi pagi saya sudah rapikan berkas-berkas yang Bapak minta kemarin..." Bara tidak menjawab. Ia hanya menyesap kopinya, tanpa menoleh. Tatapannya lurus ke luar jendela. Bayu menggigit bibir. Jantungnya berdetak cepat. Ada sesuatu yang aneh. Biasanya, sesibuk apa pun, Bara akan setidaknya menanggapi... walau dengan nada tegas. "Pak?" panggil Bayu lagi, lebih pelan. Masih tak ada respons. Akhirnya Bara bangkit dari duduknya, mengambil jaket yang disamp

  • AKU ISTRIMU MAS!    Sebelum terlambat

    ---Sore menjelang malam, ruang makan utama Vila DanendraBayu datang membawa nampan berisi teh dan kudapan. Ia sudah membulatkan tekad—malam ini, ia ingin bicara pada Bara. Setidaknya, ia akan minta waktu untuk menjelaskan... meskipun belum semuanya. Tapi sejak tadi, Bara tak tampak di kamarnya.Saat Bayu menuruni tangga dan berbelok ke ruang makan, ia melihat Bara duduk sendiri. Wajahnya dingin, tatapannya kosong menatap cangkir yang bahkan belum disentuh.Bayu melangkah mendekat, mencoba bersikap seperti biasa.“Pak, saya buatkan teh. Katanya Bapak belum makan sejak siang.”Bara hanya mengangguk singkat. Tak melihat ke arah Bayu. Tak menjawab dengan kata.Bayu mengerutkan dahi. Ia meletakkan nampan di meja dan duduk perlahan di seberang Bara.“Bapak... marah sama saya?”Diam. Suara detik jam terdengar lebih keras dari biasanya.“Kalau saya ada salah, tolong bilang. Jangan diam begini, Pak. Saya jadi bingung...” ucap Bayu, pelan namun jelas.Baru kali ini, Bara mengangkat kepala. Ta

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kenyataan Yang Pahit

    ---Di Ruang Pribadi Gustur DanendraLampu gantung bergoyang pelan di langit-langit. Di balik kaca jendela besar, kabut mulai turun menyelimuti malam. Gustur duduk di kursinya yang empuk, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja kayu dengan irama sabar yang mengancam. Di depannya, Sapphire berdiri dengan angkuh, kedua tangan bersedekap."Jadi, apa rencanamu berikutnya?" tanya Sapphire tanpa basa-basi.Gustur menatapnya, lalu tersenyum tipis. "Bara sedang goyah. Hatinya rapuh. Kita hanya perlu sedikit dorongan terakhir supaya dia benar-benar melupakan Liyana."Sapphire menyipitkan mata. "Kau yakin? Dia bahkan belum melirikku. Dan sekarang ada nenek-nenekan itu yang sok mendekat. Menyebalkan."Gustur terkekeh pelan. “Justru itu bagus. Biarkan Sri Satmika membuat Bayu sibuk. Biarkan dia terganggu dan kehilangan fokus. Kita manfaatkan celah itu.”Sapphire masih tampak ragu. “Kau bilang kau bisa atur semuanya. Tapi sejauh ini, Bara justru makin dekat sama asistennya itu. Aku tahu dia bukan orang

  • AKU ISTRIMU MAS!    Logika dan Kekuasaan

    ---Malam Hari – Ruang Makan Utama Keluarga DanendraSuasana makan malam itu terasa mencekam, meski tak ada satupun suara keras terdengar. Yang ada hanyalah dentingan sendok dan garpu, sesekali batuk kecil, dan… sindiran-sindiran halus yang menusuk lebih tajam dari belati.Sri Satmika duduk dengan anggun di ujung meja, mengenakan kebaya hitam berbordir emas. Tatapannya tajam seperti biasa, kali ini mengarah ke perempuan muda yang duduk tak jauh darinya—Sapphire.“Kamu pakai lipstik warna itu lagi?” Sri Satmika membuka suara, nadanya tenang, tapi menyimpan serangan. “Ah, sepertinya itu warna yang dulu pernah dipakai ibumu saat datang melamar cucu saya, ya? Sayang, ditolak.”Sapphire menegang, namun berusaha tersenyum. “Warna ini cocok untuk acara formal, Nek.”“Kalau sekadar cocok, banyak hal juga terlihat cocok. Tapi tidak semuanya bisa diterima,” balas Sri Satmika tanpa menoleh.Bayu yang duduk tak jauh dari Bara nyaris tersedak sup-nya. Ia memalingkan wajah, menyembunyikan senyum ke

  • AKU ISTRIMU MAS!    Waktu Bisa berubah

    ---Bayu berdiri di balik dinding lorong, diam-diam memperhatikan percakapan antara Sapphire dan Sri Satmika. Wajahnya kaku, namun matanya menyorot tajam. Sudah beberapa hari ini ia merasa ada yang tidak beres. Terlalu banyak hal yang saling bertabrakan, dan ia tak bisa mengabaikan firasat buruk yang terus bergetar dalam dadanya.Dari tempatnya berdiri, ia bisa mendengar nenek Sri Satmika mengejek Sapphire dengan nada tinggi namun seolah bersahabat.“Tumben kamu datang lagi, Nak Sapphire. Masih belum menyerah juga setelah lamaran keluargamu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Danendra?” ucap Sri Satmika sembari tersenyum tipis.Sapphire yang biasanya tenang, tampak menahan emosi. Ia membalas dengan suara lembut tapi tak kalah tajam, “Saya tidak pernah menyerah, Nek. Orangtuaku datang dengan niat baik, hanya saja waktu itu Bara belum siap. Tapi semua bisa berubah.”“Heh. Waktu bisa berubah, tapi cinta? Tidak selalu,” balas Sri Satmika. “Kau pikir dengan sering datang dan membawa makana

  • AKU ISTRIMU MAS!    Permainan Baru Dimulai

    ---Siang yang Tenang Tapi TegangMatahari siang menyinari halaman rumah perkebunan dengan damai, tapi suasana di dalam rumah jauh dari ketenangan.Di ruang tengah, Sri Satmika sedang duduk di kursi rotan sambil merajut, pandangannya sesekali menatap tangga menuju lantai atas. Bayu, yang baru saja membersihkan taman belakang, masuk membawa nampan teh. Ia hendak meletakkannya di meja saat suara langkah heels terdengar menuruni tangga.Sapphire muncul, anggun seperti biasa, mengenakan gaun putih sederhana namun elegan. Senyum kecil terpahat di wajahnya saat ia melihat Bayu dan Nenek Sri Satmika.“Wah, wangi tehnya sampai ke atas. Terima kasih, Bayu,” ucap Sapphire sambil mengambil cangkir.Bayu mengangguk sopan. “Sama-sama, Nona.”Namun, dari sudut mata, ia menangkap perubahan halus pada raut wajah Sri Satmika. Rajutannya terhenti. Tatapannya dingin, menusuk ke arah Sapphire seperti ingin menyingkirkan bayangan itu dari rumah ini.Sapphire tampaknya tak menyadari atau pura-pura tidak me

  • AKU ISTRIMU MAS!    Panggung Pertarungan Diam

    Di Sebuah Ruang Rahasia, Belakang Rumah Lama – Malam HariGustur duduk di kursi rotan tua, menyalakan cerutu sambil menatap layar monitor yang menampilkan rekaman tersembunyi dari rumah perkebunan. Di salah satu layar kecil, terlihat Bayu sedang bergerak mencurigakan di gudang. Di layar lain, Bara sedang duduk sendirian di kamar, tampak murung dan termenung.“Dia masih belum juga menyerah,” gumam Gustur, menepuk-nepuk debu dari lutut celananya.Laksmi masuk membawa map berisi laporan kegiatan Bayu beberapa hari terakhir. Ia meletakkannya di atas meja dengan angkuh.“Kau yakin dia masih percaya Bayu?” tanya Laksmi, melipat tangan di dada.Gustur menyeringai. “Bara itu lelaki yang mudah terombang-ambing perasaan. Apalagi kalau sudah bicara soal cinta. Kita hanya perlu mengalihkan hatinya—supaya tidak lagi mencari Liyana.”Laksmi menarik napas panjang. “Dengan Sapphire?”“Ya,” Gustur bangkit dan berjalan ke arah rak tua berisi botol-botol minuman keras. Ia menuang satu gelas kecil, menye

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status