Beranda / Rumah Tangga / AKU ISTRIMU MAS! / Nenek Bergaun Pengantin

Share

Nenek Bergaun Pengantin

Penulis: Vinassa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 15:24:03

____

Mereka terus saja berpandangan. Hingga dua mangkuk mie tersaji di atas meja yang baru di antarkan oleh lelaki bertubuh tambun. 

"Silahkan, dek, nek," ucapnya sembari menaruh mangkuk di atas meja yang membuyarkan lamunan mereka. 

"Iya, mas," balas cowok itu.

"Oh yah ... Nenek dari mana? Atau mau ke mana? Kalau mau, biar saya antarkan?" tawar cowok itu lagi 

"Nenek gak usah takut, aku gak gigit kok," ungkapnya lagi sembari terkekeh. Namun, wanita itu diam saja seakan tak ada yang lucu. Membuat cowok itu kini merasa canggung. 

Lalu, tiba-tiba saja wanita paruh baya itu memberikan selembar kertas.

"Nenek, mau pergi ke sini? Nanti saya antarkan. Sekarang kita makan dulu yah," tawarnya lagi. Karena jujur saja ia sudah lapar. Cacing-cacing di perutnya seakan sedang melakukan pargoy dan berdemo sedari tadi, di tambah keadaan yang masih hujan membuat ia seakan mati kutu karena kelaparan. 

Sesudah makan, cowok muda itu pun mengantarkan nenek yang baru di temuinya ke alamat yang ia berikan. Sebenarnya ia malas apalagi keadaan sudah malam dan jarak yang jauh. Namun, karena merasa iba ia pun rela mengantarkannya. 

Merekapun sampai di depan rumah yang cukup mewah. Ia pun mulai pamit pada nenek yang ada di hadapannya.

"Terimakasih," ucapan itu kini terlontar dari mulut nenek itu. Ia tak menyangka karena sedari tadi wanita paruh baya itu hanya terdiam.

Ia hanya mengangguk dan mulai pergi.

šŸ„€

Alat testpack terus saja diputar pada jari-jemari wanita berjilbab biru itu. Berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar mandi, seakan langkahnya mulai gontai.

Kakinya terasa sempoyongan seperti akan patah! ia pun duduk di meja makan yang ada di dapur. Mukanya sangat putus asa. Nampaknya, beban dan masalah berat sedang menimpanya.

Dia terus saja melihat alat itu. Harapannya akan muncul dua garis merah. Tapi ... sayang! Nasibnya kurang beruntung.

"Lebih baik, kamu ceraikan saja, Risa. Atau menikah lagi!" teriakan Ibu mertua membuat kucing-kucing seakan pergi berlari. Bahkan jantungnya akan loncat.

"Tidak, Bu! Mana bisa David meninggalkan dia," ucap pria bertubuh ramping. Seakan mengelak ucapan Ibunya. Ratih.

"Mau sampai kapan, Ibu tak bisa menggendong cucu? Dan mau sampai kapan kamu tak memiliki keturunan! Hah." Bu Ratih terus saja mengeluarkan uneg-unegnya, seakan tak peduli pada wanita yang baru saja keluar dari toilet dan menyerahkan hasil dari alat yang tak memuaskan.

"Tetap, Bu. David tak akan menceraikan Risa," jawab lelaki itu mantap.

Sedangkan Wanita dua puluh enam itu hanya berdiri dan diam mematung. Memang sakit perkataan Ibu mertuanya itu. Semua wanita yang menikah sudah pasti ingin memiliki buah hati. Hanya saja takdir tak sedang baik padanya.

Hanya makian yang terus saja terdengar setiap hari. Mungkin hanya air mata yang bisa membalut luka di dalam hatinya. Hanya saja dia tak pernah menghitung sudah berapa ribu butiran bening itu keluar dari sarangnya.

Kali ini dia tak bisa membendung luapan air bening dari netranya. Ruangan ini seakan banjir.

"Nangis, nangis saja terus. Kamu itu memang tak bisa diandalkan!" Tangan Bu Ratih mencakar di udara, seperti hatinya sedang menggremet.

Nampaknya, ia sendiri mulai kesal pada Risa yang selalu menangis jika ada masalah. Lalu ... ia pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ris, omongan Ibu jangan di simpan ke hati yah?" ucap Mas David mencoba merengkuh bahu Istrinya itu.

"Tidak, Mas! Aku tak ambil hati tetapi perkataan Ibu benar, bagaimana jika kamu menikah lagi?" Mendengar rintihan Istrinya, seakan puntung rokok telah menyambar isi kepala lelaki jangkung itu.

"Kamu, bicara apa? Sudah pasti semua masalah ini milik kita bersama. Kita pasti bisa lewati ini semua! Lagi pula Dokter juga belum memastikan siapa yang tidak subur diantara kita berdua!" David melepaskan rangkulan dari Isterinya.

"Tapi ... Mas---"

"-- Sudah, aku pamit dulu kerja." Tanpa memperdulikan omongan Istrinya yang terisak dan bercucuran air mata. David melangkah pergi. Tanpa ada ciuman di kening seperti biasanya.

Mungkin saja ia merasa kesal mendengar ucapan tentang poligami. David pikir semua masalah tak akan ada ujungnya jika menyangkut-pautkan dengan beristri lebih dari satu.

Ia yakin semuanya akan berjalan dengan baik. Toh ... takdir sudah ada yang mengatur. Hanya saja kita harus pandai-pandai berperan.

**

Sepeninggalan David. Risa terus saja menangis dan melangkah mondar-mandir. Menatap alat yang baru di antar oleh kurir itu. Sengaja Ibu membelinya lewat online.

Kini omongan Ibu terus saja berkecamuk di benak Risa. Dirinya hanya bisa menangkupkan kedua tangan di atas meja, sebagai penyangga wajah yang sudah dilumuri oleh polesan air mata.

'Tok ... tok'

Suara ketukan pintu itu membangunkan lamunan Risa. Ia pun menyeka air mata di pipinya. Lalu bergegas menuju pintu ruang tamu.

Saat pintu dibuka. Ia heran mendapati sesosok Nenek-Nenek paruh baya berpakaian pengantin. Berdiri di depan rumah.

"Iyah, waalaikum'salam. Ibu cari siapa yah?" tanya Risa yang baru membuka pintu dengan lebar.

"Risa, ini aku! Liyana." Risa nampak masih bingung atas jawaban Ibu tua itu.

"Liyana?" 

"Liyana, temanmu di kampung!" Wanita itu memegang kedua tangan Risa.

"Tapi ... temanku masih--" Risa heran karena temannya di kampung dulu masih muda. Hanya beda setahun dengannya.

"--percayalah, Ris. Aku liyana sarah!" Melihat ucapannya yang bersungguh-sungguh hati Risa mulai Iba.

"Apa buktinya, jika Nenek adalah liyana?" Risa menjulurkan tangan merasa ingin ada bukti.

Kemudian Nenek tua itu merogoh sesuatu dalam sakunya.

"Ini, alamat yang kamu berikan padaku waktu itu? Katamu jika aku ada di Jakarta bisa mampir ke rumahmu." Melihat selembar kertas yang dilihatkan padanya membuat Risa mulai percaya.

"Aku selalu menyimpan secarik kertas ini dan membawa kemanapun jika pergi. Karena kupikir akan sangat membutuhkannya jika ingin bertemu denganmu." 

Kini Risa mulai terdiam. Tak lupa sesekali mengangguk menanggapi perkataan wanita berambut putih yang tergulung itu.

Pelukan tiba-tiba tertangkup dari tangan Nenek itu. Liyana.

"Percaya, Ris. Aku Liyana!" Melihat nenek tua itu menangis sesenggukan, ia pun merasa Iba dan membalas pelukan.

"Harus kemana lagi. Aku pulang? hanya padamu. Ris," rintihnya.

"Baiklah, sekarang kamu ceritakan di dalam. Kenapa bisa kamu menjadi nenek-nenek seperti ini dan wajahmu berkeriput?" Risa pun mempersilahkan Liyana masuk ke dalam. Saat sebelumnya melepaskan pelukan.

Liyana akhirnya menuruti perkataan Risa. Mereka pun mulai masuk ke dalam Rumah. Nampaknya, kerinduan dari dua sahabat sejoli ini sangat dalam. Entah, ingin curhat masing-masing ataupun memang sudah lebih dua tahun tak bertemu.

Sebenarnya Risa masih agak sedikit tidak percaya. Namun, ia pikir tak ada salahnya untuk menerima nenek itu masuk ke dalam rumahnya dan menganggap bahwa ia juga tamu.

Bab terkait

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Malam Pertama Yang Tak Tersentuh

    ____"Apa, kamu mau menikah dengan Tuan Bara?" Rusman sontak berdiri dari kursi yang terbuat dari bambu berwarna coklat."I ... iya, Pak," ucap Lily sembari menunduk.Sedangkan Fatimah hanya bisa menenangkan suaminya. Ikut berdiri lalu menyuruh lagi duduk."Tapi ... Ly, kamu itu harus sadar diri, strata kita berbeda dengan Tuan Bara. Dia itu ningrat turunan darah biru." Rusman meneguk secangkir kopi yang diberikan oleh Fatimah."Lily cinta pak sama Mas Bara." Entah, kenapa mendengar ucapan anaknya hati Rusman semakin kalut. Dia cukup sadar diri bahwa orang terpandang seperti keluarga Danendra akan malu berbesan dengan keluarganya. "Cinta, omong kosong!" Rusmana berdecih.Semilir angin yang begitu sejuk. Entah, kenapa sekarang rasanya tak ada. Hawa seakan panas. Hati Lily seakan menjerit sakit. Ia tak pernah mendengar Bapak marah, biasanya Bapak selalu menuruti kemauannya. Entah, kenapa kali ini berbeda.Suasana sekarang menjadi hening, tak ada percakapan diantara mereka. Kemudian sos

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Mencari Liyana

    Bara benar-benar sangat kesal bagaimana wanita ini bisa tahu bahwa dia ada di sini.Sebenarnya, Bara sengaja keluar dari rumah untuk pergi ke kantor. Tapi, entah kenapa keadaan yang tengah menimpanya membuat ia stress dan melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membawanya ke tempat ini. Tempat di mana ia dan Lily bertemu. Selama ini Bara di kenal dengan sosok cowok cool dan tak banyak bicara. Orang-orang juga senggan terhadapnya. Tapi, tiba-tiba saja ia bertemu dengan wanita random seperti Lily. Walaupun kata orang gadis itu lugu dan polos. Justru itulah yang membuat ia berbeda dengan wanita lain."Maaf, Tuan. Saya tak sengaja," ucap seseorang yang baru menyenggol tubuhnya secara tiba-tiba, hingga ia masuk ke dalam lumpur. Karena jalanan di kebun teh ini sangat becek sehabis hujan tadi malam. Tak lupa, keranjang bambu berisikan daun-daun teh tiba-tiba terbang lalu jatuh, tepat pada kepalanya masuk ke dalam keranjang teh itu." Aduh, apa ini! Bisa lihat-lihat gak sih!" te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Kembali Lagi

    Bara terus saja mencari di mana sosok nenek-nenek yang ia lihat di kamarnya itu. Namun, sudah beberapa kilo meter ia tempuh, gunung yang ia daki bahkan lautan yah ia sebrangi tak kunjung ia temui.Mulai dari jalanan sekitar rumahnya, di bawah kerikil dan batu. Bahkan atas pohon juga ia naiki. Yang ada hanya wanita berdaster putih dengan rambut yang acak-acakan dan terjulur panjang, yang menutupi wajahnya tengah duduk di sana. Sembari tertawa cekikikan lalu menangis.Merasa lelah, Bara pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.Saat, ia baru saja masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Tiba-tiba suara bell berbunyi bersamaan dengan ketukan pintu dari luar.Bara pun kembali memutar badannya untuk membuka pintu dan menghampiri siapa orang yang malam-malam begini berkunjung ke rumahnya. Apa jangan-jangan wanita di atas pohon tadi? Seketika bulu kuduknya merinding."Assalamu'alaikum," ucap suara dari luar sana. Pertanda mungkin itu bukan makhluk jadi-jadian.Bara pun dengan cepat membuka pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Tinggal Seatap

    "Apa ada yang sakit?" tanya Abara kini sembari melihat ke arah Nenek tua itu, yang sudah ia baringkan di atas kasurnya."Tentu saja, sepertinya pinggangku ini terkilir," ucapan wanita paruh baya itu membuat Bara geleng-geleng kepala. Dimana-mana harusnya kaki yang terkilir ini malah pinggang"Boleh minta bantuan lagi?" ucap lagi nenek itu"Apa?" "Bolehkah jika kau membantu untuk mengoleskan balsem ke pinggangku?" pintanya. Sontak membuat Bara bergidik ngeri."Saya gak jago ngurut dan cukup gak suka sama aroma balsem," terang Bara kini menolak membuat Nenek itu agak sedikit kecewa"Bara, ayolah. Aku kan istrimu, tak seharus-""Stop! Jangan mengaku anda istri saya," potong Bara kini. Akhirnya, ia buru-buru mengambil balsem di nakas dekat kasur. Ia pikir mungkin itu milik nenek itu.Dari pada lama-lama berdebat kusir, mending ia cepat-cepat mengabulkan permintaan nenek di hadapannya ini."Sebelah mana yang sakit?" tanyanya dengan acuh."Sebelah sini," balas nenek sembari membuka sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Pencarian Asisten Rumah Tangga

    Abara berjalan menuju kamar mandi sambil tetap membayangkan wajah sang nenek yang mengaku sebagai istrinya. Ia merasa kesal dan ingin segera mencari solusi.Setelah mandi, Abara sarapan dan memutuskan untuk berangkat ke kantor. Di dalam mobil, dia memikirkan rencana untuk mencari pembantu rumah tangga."Ini adalah solusi terbaik," katanya pada dirinya sendiri. "Dengan begitu, aku bisa menghindari nenek itu."*Sesampainya di kantor, Abara langsung menemui sekretarisnya, Lestari.ā€œLestari, aku butuh bantuanmu,ā€ kata Abara. "Saya ingin mencari pembantu rumah tangga. Bisakah Anda membantu saya mencarikannya?"Lestari mengangguk. ā€œTentu saja, Tuan. Saya akan mencari beberapa kandidat yang cocok.ā€Setelah menerima perintah,Lestaripun segera memberitahu beberapa rekannya dan membuat loker di media sosial untuk mencari asisten Bara. Dan tak butuh waktu lama, banyak orang yang menghubungi dan melamar melalui chat pada nomor yang ia lampirkan.Ketika dirasa sudah menemukan beberapa yang tepat,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Cemburu

    Nenek tua itu mengetuk pintu kamar Abara dengan keras. "Abara, jangan tidur dengan orang lain! Aku adalah istrimu!"Abara merasa kesal. "Nenek, berhenti! Aku sudah bilang kamu tidak bisa mengontrol hidupku."Bayu berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya. "Nenek, saya hanya membantu Pak Abara. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Nenek itu memandang Bayu dengan dendam. "Kamu pikir kamu bisa menggantikan aku? Aku tidak akan membiarkannya!"Bayu tetap tenang. "Nenek, saya hanya membantu Pak Abara. Saya tidak memiliki niat lain."Abara mencoba menenangkan. "Nenek, jangan salah paham. Bayu hanya asisten saya."Wanita paruh baya itu tidak percaya. "Aku tidak percaya! Aku melihat cara Bayu memandangmu. Aku tahu dia menyukaimu!"Bayu terkejut. "Saya? Menyukai Pak Abara? Tidak mungkin!"Abara merasa tidak nyaman dengan tuduhan wanita tua itu. "Nenek, berhenti! Kamu salah paham. Bayu hanya membantu saya."Nenek semakin marah. "Aku tidak salah paham! Aku lihat cara kamu memandangn

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Canggung

    Abara keluar dari kamar mandi dan melihat wajah Bayu merah padam. "Bayu, apa salahnya? Kamu terlihat tidak enak badan," tanya Abara dengan khawatir.Bayu berusaha menyembunyikan perasaannya. "Tidak apa-apa, Pak Abara. Aku hanya... kepanasan saja."Abara mendekati Bayu dan bertanya, "Kamu yakin tidak ada yang lain?""Tidak, pak."Abara semakin mendekat ke arah Bayu, matanya menatap dalam. "Bayu, aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu. Ceritakanlah."Bayu tergagap, berusaha menyembunyikan sesuatu di dalam dirinya. "T-tidak ada apa-apa, Pak Abara."Abara memegang bahu Bayu. "Bayu, aku percaya kamu. Ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi."Abara menatap mata Bayu dengan lembut, mencari kejujuran di balik pandangan Bayu. Bayu merasa terjebak, tidak bisa menghindari tatapan Abara.Jantung Bayu seakan berdegup kencang, merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Dia tidak bisa menyangkal lagi sesuatu yang ingin ia katakan pada Abara.Seorang wanita paruh baya itu datang secara tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Tentang Bayu

    Setelah berbicara dengan wanita tua yang mengaku istri tuannya itu. Bayu masuk ke dalam bathroom yang terdapat di dalam kamar Abara untuk membersihkan diri.Dia melepaskan semua pakaian yang menempel pada tubuhnya tak lupa aksesoris, Kacamata, Topi, janggut dan kumis palsunya. lalu Ia menginjakkan kakinya memasuki bak berisi air itu dan merendamkan diri di bathtub. Perlahan mulai memasuki ke dalam air yang mengenai kulitnya.Ia mencoba mengingat kejadian beberapa waktu sebelumnya, saat ia berlari mencoba melewati hutan. kulitnya bahkan tergores oleh duri dan ranting pohon. Baju yang ia pakai menjadi compang-camping. Ia tak memakai alas kaki, Kakinya menginjak ke tanah dan terasa sangat becek karena habis hujan. Tak ada jalan hanya kegelapan dan pohon-pohon di kiri dan kanan. Ia hampir menyerah, jantungnya berdegup sangat kencang tak lupa nafasnya memburu dan tak beraturan. Semua orang berpakaian hitam dan bertubuh besar mengejarnya dari belakang.Bahkan ia sendiri sudah tak tahu baga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Rumit

    Bayu dengan cepat meminta Bara untuk pulang, meninggalkan Sapphire yang masih berdiri di tempat. Bara masih terlihat terkejut dan sebenarnya penasaran setelah mendengar kabar tentang Liyana dari Sapphire."Aku tidak bisa percaya ini," kata Bara, dengan suara yang keras. "Aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Liyana."Bayu memandang Bara dengan ekspresi yang khawatir. "Kita harus berhati-hati, Bara. Kita tidak tahu apa yang kita hadapi, apalagi terhadap wanita ini," kata Bayu, dengan suara yang berbisik.Bara mengangguk pelan, tapi masih terlihat terobsesi dengan apa yang dikatakan oleh Sapphire terhadap Liyana. Bayu tahu bahwa dia harus menjaga Bara agar tidak melakukan sesuatu yang berbahaya.Sebelum mereka pulang, Sapphire memanggil Bara dan Bayu untuk berhenti sejenak. "Tunggu, Bara," kata Sapphire, dengan suara yang serius. "Aku ingin membantu kamu menemukan Liyana, Tapi, kamu malah begini," terang lagi Sapphire "Jangan sok peduli Sapphire, kamu aja tidak tahu bagaiman

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā TAK DIKENAL

    Bara mengangguk setuju dengan Bayu. "Aku setuju, kita harus menemukan Liyana secepat mungkin," kata Bara, dengan suara yang serius. "Tapi kita harus berhati-hati, karena kita tidak tahu apa yang kita hadapi."Bayu memandang Bara dengan rasa tekad. "Aku tidak peduli apa yang kita hadapi, aku hanya ingin menemukan Liyana dan membawanya pulang," kata Bayu, dengan suara yang kuat dan tekad.Bara memandang Bayu dengan rasa hormat. "Aku tahu kamu bisa melakukannya, Bayu," kata Bara, dengan suara yang lembut. "Kita akan bekerja sama untuk menemukan Liyana dan membawanya pulang."Tiba-tiba, telepon Bara berdering. Bara memandang layar telepon dan melihat bahwa panggilan tersebut dari Sapphire, seorang yang sudah ada lama di hidup Bara. Bara memandang Bayu dan mengangguk sebelum menjawab panggilan tersebut." Halo, Sapphire. Apa yang terjadi?" tanya Bara, dengan suara yang ramah, namun sebenarnya jengkel.Sapphire terdengar sedikit tergesa-gesa di ujung telepon. "Bara, aku ingin bertemu dengan

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Kerjasama

    Keesokan harinya, Bayu terbangun dengan masih sedikit sakit dan bingung. Dia tidak ingat apa yang terjadi malam sebelumnya, tapi dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia mencoba untuk mengingat, tapi ingatannya masih kabur.Bayu berusaha untuk duduk dan melihat sekitarnya. Dia berada di kamar tidur, dan Bara sedang duduk di samping tempat tidurnya, memandanginya dengan rasa khawatir."Bayu, kamu baik-baik saja?" tanya Bara, dengan suara yang lembut dan khawatir.Bayu menggelengkan kepala, masih mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. "Apa yang terjadi malam kemarin?" tanya Bayu, dengan suara yang lemah dan bingung.Bara memandang Bayu dengan rasa khawatir. "Kamu pulang dalam keadaan mabuk malam kemarin," kata Bara, dengan suara yang lembut dan khawatir. "Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi Nenek Liyana ada di sini dan dia sangat khawatir tentang kamu."Bayu memandang Bara dengan rasa bingung. "Nenek Liyana? Apa yang dia katakan?" tanya Bayu, dengan suara yang masih lema

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Rasa Penasaran

    Bayu (Liyana) memutuskan untuk setuju dengan keinginan Sapphire. "Baik, saya akan mendekatkan kamu kembali dengan Bara," kata Bayu (Liyana), dengan suara yang lembut dan tidak nyaman. Sapphire tersenyum dan memandang Bayu (Liyana) dengan rasa puas. "Bagus, Liyana," kata Sapphire, dengan nada yang sedikit sinis. "Saya akan memberikan kamu instruksi tentang apa yang harus kamu lakukan." Bayu (Liyana) merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini, tapi dia tidak memiliki pilihan lain. Dia harus melakukan apa yang Sapphire inginkan jika dia ingin selamat. Sapphire memberikan Bayu (Liyana) instruksi tentang apa yang harus dia lakukan untuk mendekatkan dirinya kembali dengan Bara. Bayu (Liyana) mendengarkan dengan saksama dan berusaha untuk mengingat semua instruksi yang diberikan. Setelah Sapphire selesai memberikan instruksi, dia memandang Bayu (Liyana) dengan rasa puas. "Baik, Liyana," kata Sapphire, dengan nada yang sedikit sinis. "Sekarang, pergi dan lakukan apa yang saya inginkan

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Rencana Besar

    Bayu (Liyana) membuka mata dan terbangun dari tidurnya di sofa, ia masih sedikit bingung, ternyata mereka ketiduran di sini. Ia juga merasa sedikit lelah dari menonton TV semalam. Dia melihat Abara masih memeluknya dengan erat, seperti tidak mau melepaskannya. Bayu (Liyana) merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini, karena dia masih menyamar sebagai Bayu, asisten Abara.Dia berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Abara, tapi Abara seakan tidak mau melepaskannya. Bayu (Liyana) harus berhati-hati agar tidak terbongkar identitasnya yang sebenarnya. Dia tidak ingin Abara mengetahui bahwa dia adalah Liyana, istri Abara yang hilang."Abara, saya harus bangun," kata Bayu (Liyana), dengan suara yang berat, berusaha untuk tidak terdengar seperti Liyana.Abara membuka matanya dan memandang Bayu (Liyana) dengan agak sedikit kaget. "Maaf, Bayu," kata Abara, dengan suara yang masih serak. "Saya tidak sadar bahwa saya memeluk kamu."Bayu (Liyana) tersenyum dan memandang Abara dengan rasa m

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Tekad

    Setelah mereka berdua selesai tertawa dan bercanda, Abara dan Bayu (Liyana) memutuskan untuk menonton TV bersama. Mereka berdua duduk di sofa, dengan jarak yang tidak terlalu jauh.Abara memilih saluran TV yang menayangkan acara bola, dan mereka berdua menontonnya dengan tegang, tertawa dan bercanda. Malam itu, suasana di rumah Abara menjadi lebih tenang. Abara duduk di ruang tamu, menonton TV sambil minum teh. Bayu (Liyana) duduk di sebelahnya, sembari membaca buku.Nenek Liyana sudah tidur, dan rumah menjadi lebih sunyi. Abara merasa bahwa suasana malam itu sangat nyaman, dan dia merasa bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama Bayu (Liyana).Saat Abara menonton TV, dia tidak bisa tidak memperhatikan Bayu (Liyana) yang duduk di sebelahnya. Dia melihat bahwa Bayu (Liyana) sangat fokus membaca buku, dan dia merasa kagum dengan ketekunan Bayu (Liyana).Abara merasa bahwa dia ingin mengobrol dengan Bayu (Liyana), tapi dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia hanya duduk di s

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Penasaran

    Setelah Abara selesai berganti pakaian, dia berjalan untuk keluar dari kamar dan menemui Bayu (Liyana) yang masih berdiri di dekat pintu kamar."Baik, saya sudah siap," kata Abara, dengan suara yang santai.Bayu (Liyana) tersenyum dan mengangguk. "Baik, Pak Abara. Saya akan mengantar Anda ke ruang makan untuk makan malam."Abara mengangguk dan berjalan bersama Bayu (Liyana) ke ruang makan. Saat mereka berjalan, Abara tidak bisa tidak memandang Bayu (Liyana) dengan mata yang sedikit lebih tajam. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda tentang Bayu (Liyana) hari ini, tapi dia tidak tahu apa itu.Saat mereka tiba di ruang makan, Abara melihat bahwa nenek Liyana sudah menunggu mereka di sana. Dia tersenyum dan mengucapkan selamat malam kepada Abara dan Bayu (Liyana)."Selamat malam, Mas Suami," kata nenek Liyana, dengan suara yang hangat. "Saya harap kamu sudah siap untuk makan malam."Abara mengangguk dan duduk di kursi tengah utama yang disediakan untuknya. Bayu (Liyana) juga duduk di

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Sang Penggoda

    Abara merasa tidak nyaman dengan kehadiran Sapphire yang begitu dekat. Dia mencoba untuk menjaga jarak, tapi Sapphire terus berjalan mendekatinya."Apa yang kamu inginkan, Sapphire?" tanya Abara lagi, dengan suara yang sedikit lebih keras.Sapphire tersenyum dan berhenti di depan Abara. "Saya ingin tahu mengapa kamu menolak saya dulu," kata Sapphire, dengan mata yang berkilau. "Apa yang salah dengan saya?"Abara merasa terjebak. Dia tidak ingin membicarakan tentang masa lalunya dengan Sapphire, tapi dia juga tidak ingin membuat Sapphire marah."Saya... saya tidak tahu apa yang harus saya katakan," kata Abara, dengan suara yang sedikit ragu-ragu.Sapphire tersenyum lagi dan bergerak lebih dekat ke Abara. "Tidak apa-apa, Abara," kata Sapphire, dengan suara yang sedikit berbisik. "Saya sudah tahu apa yang terjadi. Dan saya sudah siap untuk memulai lagi."Abara merasa tidak nyaman dengan kehadiran Sapphire yang begitu dekat. Dia mencoba untuk menjauhkan diri, tapi Sapphire terus bergerak

  • AKU ISTRIMU MAS! Ā Ā Ā Sesuatu yang Penting

    Di dalam mobil, Abara dan Bayu berbicara tentang rencana hari ini. Abara memiliki pertemuan dengan beberapa klien penting, dan Bayu harus membantunya untuk mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan.Saat mereka berbicara, Bayu tidak bisa tidak memikirkan tentang wanita yang datang ke rumah semalam. Dia masih penasaran tentang siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan Abara."Pak Abara, saya ingin bertanya sesuatu," kata Bayu, dengan suara yang hati-hati.Abara memandang Bayu dengan mata yang penasaran. "Apa itu, Bayu?"Bayu berhenti sejenak sebelum bertanya. "Maaf Pak, kalo boleh tahu siapa wanita yang datang ke rumah semalam?"Abara memandang Bayu dengan mata yang tegas, dan Bayu bisa melihat bahwa Abara tidak ingin membicarakan hal itu lagi. "Saya sudah bilang, Bayu. Saya tidak ingin membicarakan hal itu sekarang."Bayu memandang Abara dengan mata yang penasaran, tapi dia tidak mau memaksa Abara untuk membicarakan hal itu lagi. Dia memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status