Terjebak Pernikahan Palsu

Terjebak Pernikahan Palsu

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-08
Oleh:  Meriatih FadilahTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
73Bab
16.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Rumah tangga yang seharusnya tentram, damai dan sejuk itu hanya kepalsuan. Semua cinta dan kasih sayang selama 5 tahun usia pernikahanku semua adalah palsu hanya demi sebuah surat wasiat dari ayah mertuaku. Akankah aku bertahan atau menyerah?

Lihat lebih banyak

Bab 1

01. Suami Imamku

 

“Bagaimana dok, apa yang terjadi dengan istri saya, apakah ada yang perlu dikhawatirkan?" tanya suamiku dengan cemas. 

"Sebentar saya lihat dulu hasil laporannya." jawab dokter itu dengan ramah.

Dokter wanita itu membuka lembaran hasil laporan pemeriksaan kesehatanku.

"Maaf Pak, dilihat dari laporannya memang ada masalah dengan rahim istri Bapak ...

"Mandul kan, itu yang dokter mau sampaikan!"

"Maaf Pak, tenang saya jelaskan dulu, silahkan duduk kembali Pak," ucap dokter itu.

"Nggak usah, saya permisi ... ucap suamiku yang nampak sekali diwajahnya terlihat beringas dengan penuh emosi.

"Sudah Mas bilang, nggak usah ke dokter lagi, sudah berapa dokter yang kita datangi semua hasilnya sama, ayo kita pulang aja," ucap suamiku yang masih emosi.

Kami pun pulang dengan perasaan yang kacau, marah dan tentu saja sedih.

Diusia pernikahanku menginjak tahun kelima, aku juga belum diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak.

Padahal semua segala upaya sudah dilakukan, namun hasilnya semua zonk alias tidak ada.

Di dalam mobil pun Mas Ariel diam seribu bahasa, hanya keheningan yang melanda diriku ataupun Mas Ariel. Aku tak berani menatap wajahnya.

"Bagaimana hasilnya?" tanya ibu mertua dengan ramah ketika kami telah sampai di rumah.

"Ya sama bu kaya yang sudah-sudah hasil zonk melulu, jawab suamiku dengan ketus.

"Bu, Ariel keluar dulu ada janji sama klien di cafe, dan kamu Rum di rumah aja nggak usah keluyuran ke tempat mamah, besok aja kita kesananya, lagian sudah siang besok Mas libur, nggak apa-apa kan?" tanya Mas Ariel dengan mencium pucuk keningku dengan lembut.

"Iya nggak apa-apa Mas, besok aja."

Kucium dengan takjim imamku itu, Mas Ariel yang sholeh tak ada cacat di mataku, hanya kadang kalau tidak menuruti perintahnya emosinya memuncak tetapi hanya pada saat itu saja setelah itu sikapnya normal kembali dengan penuh kelembutan dan penyayang.

"Nggak apa-apa jangan sedih, berarti belum dikasih aja. Daripada kamu nggak ada kerjaan lebih baik ngurusin keponakanmu aja Raina ya hitung-hitung belajar dari sekaranglah, jika Allah berkehendak maka terjadilah, maka dari itu yang sabar, selalu berdoa dan ikhtiar," ucap ibu mertua yang ramah.

Aku sangat beruntung mempunyai ibu mertua yang sangat sayang dan perhatian, jika ada kesalahan yang aku perbuat ibu selalu menasehatiku dengan kasih sayang dan kelembutan tak pernah selama aku tinggal di rumah ini melihatnya marah atau kesal.

"Iya bu, kalau begitu Arum mau ke kamar dulu ganti baju," ucapku.

"Iya sana buruan ya."

Entah mengapa selama pernikahanku semua keluarga mas Ariel sangat menyayangiku bahkan ayah mertuaku. 

Kami memang dijodohkan sedari kecil, ayah mas Ariel adalah seorang pengusaha sukses yang berteman baik dengan bapak sebagai karyawan biasa. Mereka adalah sahabat dari kecil. Beliau bernazar jika nanti mempunyai anak laki-laki dan perempuan maka akan dinikahkan.

Dan akhirnya kami dipersatukan dalam ikatan suci perkawinan yang sakral dan sah dimata agama dan hukum.

Dari sejak menikah, kami sudah tinggal satu atap dengan mertua dan saudara ipar yaitu kakaknya mas Ariel, mbak Sukma.

Hidup kami sangat tenteram berdampingan dengan mertua, apalagi dengan kakak ipar yang mempunyai anak bernama Raina. Gadis kecil itu diusianya baru 2 tahun sangat lincah dan menggemaskan sehingga naluri keibuanku pun muncul, sejak lahir sampai sekarang aku yang merawat dan menjaganya.

"Rum, tolong jaga Raina sebentar, aku mau bertemu teman arisanku di cafe, biasalah namanya juga sosialita nggak enak kalau nggak datang nanti di kira sombong," ucapnya dengan tersenyum.

"Kenapa nggak dibawa aja Raina, mbak, kasihan nanti nangis lagi nyariin mbak,"  jawabku.

"Ya elah Arum, kamu itu orang desa mana ngerti yang beginian, ribet Rum lebih kamu aja yang jaga ya?" sahutnya denga tersenyum yang sudah rapi dan berdandan sangat cantik.

"Rum, ibu mau pergi sebentar ada teman ibu yang masuk rumah sakit nggak enak dong istri seorang pengusaha terkenal diajak jenguk teman nggak datang nanti dikira pilih kasih lagi, dan tolong ya Rum kamu hari masak yang enak soalnya habis dari rumah sakit teman ibu mau kesini, tuh daftar makanannya," terang ibu mertua yang ramah.

"Baik bu, Arum akan selesaikan semuanya, ibu jangan khawatir, sebelum ibu datang semuanya pasti sudah beres," jawabku dengan antusias.

"Kamu memang menantu ibu yang pengertian dan baik, untung kami bisa mendapatkan kamu pantas saja almarhum papahnya Ariel sangat menyukaimu," terangnya yang membuat aku tersipu malu.

Begitulah setiap harinya, mereka selalu beralasan pergi keluar dan hanya aku yang tinggal bersama Raina di rumah yang besar dan megah ini. Ibu tidak mau memperkerjakan asisten rumah tangga karena tidak percaya sama orang lain dan pemborosan.

Suami mbak Sukma sudah meninggal setahun yang lalu akibat penyakit jantung yang dideritanya, tetapi meninggalnya pun mendadak tanpa ada orang lain yang tahu dan pihak keluarga tidak mau diautopsi, entahlah aku sendiri tidak paham.

Aku yang berkutat di dapur seharian menyelesaikan semua pekerjaan, untungnya Raina setelah ku beri makan, dia tertidur pulas jadi dengan cekatan aku segera memasak hidangan makanan yang diminta ibu.

Setelah selesai semua, tepat jam 14.00 siang, ibu beserta temannya telah datang ke rumah.

"Wah bersihnya rumahmu jeng, emmmh ... wangi lagi, pembantumu hebat banget ya bisa sebersih dan serapi ini, nemu dimana mau juga dong aku satu buat di rumah," ucapnya.

"Jleeeeb!" Aku yang mendengar itu hampir saja menitikkan air mata, tapi segera ibu memperkenalkan aku dengan teman-temannya.

"Oh, dia bukan pembantuku tapi dia ini menantuku namanya  Arum, dia yang mengerjakan semuanya, kalian tahu sendirikan aku tidak percaya sama orang lain," sahut ibu mertua yang membuatku terharu dan tambah sayang aku padanya.

"Upps maaf ya Arum, Tante kira kamu pembantu disini, habis dandanan kamu kaya pembantu sih!" hahahaha ... ledeknya diikuti tertawa renyah teman ibu yang lain.

Dan aku hanya memberikan senyuman. "Maaf ya Rum, teman-teman ibu ini suka guyon," terang ibu sambil tersenyum padaku.

Lagi-lagi aku terbuai dengan kasih sayangnya seperti ibu peri di negeri dongeng.

"Bu, Arum ke kamar dulu mau lihat Raina, takutnya dia sudah bangun."

"Ya sudah sana pergi jagain Raina!"

Aku pergi menuju kamarku, sengaja Raina kutidurkan disana. Ternyata gadis kecil itu masih terlelap dalam tidur, kupandangi wajahnya yang imut dan lucu.

"Ah, andaikan dia darah dagingku sendiri, betapa bahagianya hati ini. Ku ambil gawaiku dan menyalakan video bermaksud merekam Raina yang menggemaskan sedang tidur, namun tiba-tiba aku tertuju pada meja kecil berwarna hitam, mengapa lacinya bagian bawahnya terbuka.

Aku berhenti merekam dan menuju laci itu, mungkin mas Ariel buru-buru mengambil sesuatu disana entalah.

Saat hendak kututup, ada sesuatu yang mencurigakan. Karena penasaran ku laci itu dengan lebar, disana terlihat beberapa struk belanja, bahkan yang tanggal kemarin pun masih ada.

"Untuk siapa ini, bahkan barang-barang yang tertera disitu bukan punyaku," batinku.

"Kubuka semuanya ternyata struk pembelian tas, pakaian, skincare dan pernak pernik lainnya dengan jumlah nominal yang fantastis, dan yang paling menyita perhatianku ada kuitansi pembelian satu set perhiasan emas dengan harga 500 juta dengan tanggal kemarin.

Aku masih berpikir positif mungkin struk itu membeli keperluan ibu dan mbak Sukma, dan kuitansi ini untuk diriku, karena besok adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang kelima, mungkin nanti malam tepat jam 12.00 malam seperti tahun lalu mas Ariel selalu memberiku hadiah.

Ku kembalikan struk itu kelaci dan menutupnya. Tak sabar menunggu nanti malam, kini aku sudah mengetahui hadiah kejutannya.

"Aku bahagia sekali menjadi istrimu, aku sangat mencintaimu mas, kau suamiku imamku untuk dunia dan akhirat," lirihku.

 

Kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan malam, tetapi mas Ariel belum juga pulang. Bolak balik kumelihat dibalik jendela kamarku tetapi mas Ariel tidak ada.

Rasa kantuk mulai menjalar ke mataku, namun belum ada tandanya sampai kutertidur dengan lelap.

Ada suara yang membangunkanku, namun tidak kutemukan mas Ariel disampingku.

Aku pergi keluar untuk mencari sumber suara itu. Ku berjalan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara, dan akhirnya kutemukan suara itu ya suara mas Ariel di kamar ibu.

"Apa yang mereka bicarakan tengah malam begini?" gumanku dalam hati.

"Ku buka sedikit pintu itu, ternyata mas Ariel sedang menelepon seseorang.

 

{ Tinggal selangkah lagi kita bisa menghirup udara segar sayang, sudah aku katakan buah kesabaran akan indah pada waktunya }

{ Dia memang wanita polos dan lugu, sangat mudah kita bohongi ... hahahaha...}

{ Aku akan mengatur perceraian dengannya, jangan khawatir sayang, kamu tinggal terima beres aja, I love you my wife }

Aku terenyak, syok, kaget bercampur emosi dan marah mendengar semua perkataannya.

Apakah hanya mimpi, untuk siapa ia mengatakan itu semua,  apakah aku yang dimaksud, apakah aku istri pertamanya atau kedua?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Indri saputra
baguusss ceritanya ............
2023-07-20 09:58:55
0
73 Bab
01. Suami Imamku
“Bagaimana dok, apa yang terjadi dengan istri saya, apakah ada yang perlu dikhawatirkan?" tanya suamiku dengan cemas. "Sebentar saya lihat dulu hasil laporannya." jawab dokter itu dengan ramah.Dokter wanita itu membuka lembaran hasil laporan pemeriksaan kesehatanku."Maaf Pak, dilihat dari laporannya memang ada masalah dengan rahim istri Bapak ..."Mandul kan, itu yang dokter mau sampaikan!""Maaf Pak, tenang saya jelaskan dulu, silahkan duduk kembali Pak," ucap dokter itu."Nggak usah, saya permisi ... ucap suamiku yang nampak sekali diwajahnya terlihat beringas dengan penuh emosi."Sudah Mas bilang, nggak usah ke dokter lagi, sudah berapa dokter yang kita datangi semua hasilnya sama, ayo kita pulang aja," ucap suamiku yang masih emosi.Kami pun pulang dengan perasaan yang kacau, marah dan tentu saja sedih.Diusia pernikahanku menginjak tahun kelima, aku juga belum diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak.Padahal semua segala upaya sudah dilakukan, namun hasilnya semua zonk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
02. Kecurigaan
Aku menutup mulutku dan langsung pergi ke kamarku lagi.Aku masih tidak percaya tentang apa yang mereka bicarakan. Suami yang selama 5 tahun bersamaku ternyata membohongiku, semua kasih sayang dan cinta yang ia berikan hanya kepalsuan, mengapa aku sebodoh ini, mengapa aku tak menyadarinya?""Aku terlanjur mencintaimu mas, begitu besar luka yang kau berikan, hatiku sakit dan hancur seperti debu yang terbawa angin entah ke mana.""Tenang Arum ... tenang ... jangan bertindak gegabah, kamu harus rileks Arum," batinku menyemangati diri sendiri."Aku harus mencari bukti, karena tidak ada tanda-tandanya kalau Mas Ariel selingkuh, aku tak mau disebut pelakor karena aku tak tahu kalau dia sudah mempunyai istri. Ya Allah apa yang harus kulakukan, aku bingung mulai dari mana.""Inikah hadiah kejutan darimu Mas Ariel, hadiah untuk ulang tahun pernikahan kita, mengapa aku harus mendengarkannya, apakah ini petunjuk- Mu ya Allah, Allahu Akbar ..."Kamu harus kuat Arum ... harus kuat, kalian pikir or
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
03. Pertemuan Dengan Pak Alex
"Halo, Assalamualaikum, Bu Arum?""Walaikumsalam Pak Alex, tumben Bapak telepon saya, biasanya langsung ke Mas Ariel, ada apa ya Pak?" tanyaku penasaran."Maaf sebelumnya Bu, saya sering telpon ke kantor tetapi selalu dialihkan ke Pak Ariel, katanya Bu Arum sudah memberikan wewenang untuk mengurus perusahaan milik Almarhum Pak Ali," terangnya."Saya mau telepon ke ponsel ibu, selalu dilarang katanya sudah dipercayakan sama Pak Ariel, dan Alhamdulillah akhirnya yang mengangkat ibu sendiri," terangnya lagi."Memang Pak Alex, soalnya mas Ariel yang memintanya karena beralasan saya memang tidak mengerti masalah di perusahaan itu," jawabku."Atau begini saja bu Arum, bisa tidak Bu kita ke temuan jam 10 pagi ini di Cafe melati saja, tapi ingat Bu jangan sampai orang rumah tau apalagi dengan Pak Ariel, ini penting Bu Arum," ucap Pak Alex."Baiklah Pak, saya akan ke sana," jawabku."Apa maksudnya ini, mengapa Pak Alex tiba-tiba ingin bertemu," selidikku.Sebaiknya aku telepon ibu dulu, kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
04. Pertemuan Pak Alex 2
Ibu sangat marah, geram dengan tingkah laku keluarga mas Ariel.Dengan bantuan ibu, aku pun menyusun rencana yang matang untuk membalas sakit hatiku ini."Tunggu saja Mas apa yang bisa dilakukan oleh seorang si Lugu Arum ini," gumanku.Rencana pertama ku mulai dengan bertemu dengan Pak Alex, seorang pengacara keluarga yang sudah dipercaya selama bertahun-tahun sampai papah mertua meninggal dunia 4 tahun yang lalu.Beliau adalah pengacara yang handal dan anti suap, itulah yang membuat papah sangat mempercayai Pak Alex. Bagiku beliau adalah papah ke tiga ku setelah ayah kandung dan papah mertua meninggal. Namun selama 4 tahun ini beliau jarang bertemu mungkin karena hasutan Mas Ariel dan keluarganya, tetapi entahlah tiba-tiba beliau menelepon ku sepertinya sangat serius.Aku berpamitan dengan ibu menemui Pak Alex, ku titipkan terlebih dahulu Riana yang masih tidur di pangkuan ibu."Bu, Arum pergi dulu ya, titip Raina, tapi kalau mas Ariel atau lainnya telepon bilang aja Arum lagi ke pas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
05. Sakit Hati
Ya itu adalah suamiku bersama seorang wanita. Aku tidak menyangka Mas Ariel telah menduakan aku dengan wanita itu.Segera kututup wajah ini dengan masker."Pak Alex, ada Mas Ariel di sana!" ucapku dengan suara bergetar.Beliau menoleh, dan benar saja mereka dengan asyik bersenda gurau sedangkan aku meratapi nasibku di ujung tanduk."Apakah itu yang namanya Lira, Pak? mantan kekasihnya Mas Ariel ?" tanyaku yang penasaran."Sepertinya bukan, Lira tidak memakai pakaian seperti itu, bahkan cenderung terbuka, aneh siapa dia?" tanya balik Pak Alex.Wanita itu sangat feminim, dengan gamis berwarna senada dengan Mas Ariel ditambah khimar yang panjang, bahkan aku tidak mempunyai pakaian seindah itu.Selama menikah dan mengarungi bahtera rumah tangga ini Mas Ariel jarang membelikan aku pakaian baru, mungkin masih bisa dihitung dengan jari, alasannya selalu katanya harus menghemat untuk masa depan anak kami ketika lahir, karena aku percaya dengan Mas Ariel, tidak lagi meminta sesuatu yang memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
06. Rencana Yang Disusun
Tok! tok!Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunanku sesaat."Masuk aja Bu, nggak di kunci kok!" teriakku dari dalam.Ternyata Ibu menggendong Riana yang tertidur pulas di pangkuan Ibu sedari tadi, lalu di taruhnya ke tempat tidurku."Lucu banget Riana ya Bu, kalau lagi sedang tidur gemesin," ucapku sambil kucium pipinya yang gembul.""Seandainya ya Bu, Raina anak Arum, pasti Arum sangat menyayanginya sepenuh hati jiwa dan raga, tapi tetap sayang cuma agak beda sih Bu, jawabku sambil tertunduk lesu."Ibu nggak marah kan, kalau Arum nggak bisa kasih cucu kandung buat Ibu, apakah Arum termasuk wanita yang tidak sempurna ya, Bu? sebab kata orang jika belum melahirkan seorang anak dikatakan tidak sempurna menjadi Ibu," jawabku dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Apa Ibu pernah marah ke kamu, apa pernah ibu ngungkit masalah anak selama kamu nikah dengan dia, nggak kan, lantas mengapa kamu ragukan kasih sayang ibu,Nak?" tanya ibu balik.Ibu mengulas senyuman di bibirnya, walaupun bany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya
07. Foto Mesra Suamiku
"Tuh lihat suamimu katanya lulusan S1 tapi kelakuannya kaya nggak pernah sekolah saja.""Memang suamimu itu mau ngajak perang kayanya sama kita, belum tahu dia siapa kita," ucap Ibu dengan emosi."Gimana sih Bu, tadi katanya Arum harus santai nggak boleh terbawa emosi, tapi malah Ibu yang marah-marah," gerutuku."Gimana ndak emosi lihat foto suamimu lagi bermesraan dengan wanita lain, dan posenya itu loh, malah di tempat umum gitu, memang perlu di ajari lagi sopan santunnya ini," terang Ibu."Sabar Bu, banyak jalan menuju Roma, bentar lagi dia nggak bisa begituan, mana ada wanita yang mau dengan laki-laki yang kantongnya bolong alias kantong kempes." Suamiku mas Ariel terlihat jelas dia bergandeng tangan bersama wanita lain, ternyata betul adanya jika tadi yang kulihat di F******k hanya tangannya, sedangkan yang di kirim melalui temanku terlihat mesra bahkan sempat berfoto dengan pengantinnya.Ada tiga foto terakhir yang membuatku emosi, dengan fose yang begitu sensasional menurutku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya
08. Pengakuan Raina
"Raina sayang kok ngomongnya gitu, memang Raina kenal dengan tante ini ?" tanyaku dengan hati-hati."Iya Mah, ini mamah Yaina katanya papah gitu,""Lah, terus mamahnya Raina "kan mamah Sukma, masa semua dipanggil mamah sih?" tanyaku dengan manja."Mamah Sukma bukan mamah kandung Yaina, jawabnya.Aku diam, dan terduduk lemas, namun kepalaku tiba-tiba pusing dan entah apa yang terjadi sehingga pandanganku menjadi gelap."Rum, Arum bangun nak.""Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Nak.""Kenapa Arum, Bu?""Kamu tadi pingsan, gimana masih pusing?" tanya Ibu."Iya Bu, Arum nggak apa-apa kok."Aku mencoba duduk kembali walaupun kepala masih sedikit pusing."Mana Raina, Bu?" tanyaku sambil memcari-cari keberadaan Raina gadis kecilku."Mamah Ayum cayi Yaina ya,Yaina cayang Mamah Ayum. Mamah Liya nggak cuka cama Yaina, nggak cayang, jangan tinggalin Yaina ya Mah?" celoteh Raina yang menggemaskan."Sayang, Mamah Arum juga sayang sama Raina, pokoknya sampai kapan pun Raina tetap menjadi anak kesaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya
09. Memasang CCTV
Rum, memang sih kalau di lihat-lihat mukanya Raina memang mirip sih dengan wanita itu, coba kamu perhatikan deh, lihat senyuman punya lesung pipit pula, garis alis hidung dan bibirnya juga," ucap Ibu."Ah, Ibu kagetin aja," jawabku."Makanya jangan melamun."Itu loh Ibu bilang Raina itu memang mirip dengan wanita yang ada di foto itu.""Mau mirip kek, nggak kek, yang penting bagi Arum dia tetap anak kesayangan Arum, dari umur satu bulan Arum yang mengasuhnya.""Yang Arum masih bingung kok, bisa dikatakan anaknya Mba Sukma, sedangkan waktu itu dia hamil juga loh,Bu," ucapku."Berarti banyak teka teki yang harus dipecahkan ini," sahut Ibu."Kamu tenang aja Rum, Ibu juga sudah menyuruh anak buah Ibu mencari asal usul wanita itu, yang penting kamu bersikap seperti biasanya jangan sampai ada kesalahan kalau kamu sudah tau semuanya tinggal kita cari bukti otentik untuk memperkuat argumen kita.""Mereka pikir kita ini orang kampungan yang tidak berpendidikan, nol besar dia mah," jelas Ibu la
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya
10. Pulang Ke Rumah
Setelah sampai di rumah ibu, kurebahkan tubuh ini yang lelah, tapi jangan tanya bagaimana dengan hati, terlalu sakit untuk di tata kembali seperti cermin yang hancur tidak bisa kembali utuh.Tidur sambil menatap Raina yang tertidur pulas di sampingku, merasa diri ini tenang sejenak sebagai pelipur lara.Aku bangun seperti biasa, setelah solat subuh, bergegas pergi ke dapur."Lagi buat apa, Bu?""Oh ini ada pesanan kue bolu pisang dari Bu Widya katanya pengen buat cemilan sore. Kalau mau makan sudah Ibu siapkan tuh di meja makan," sahut ibu yang sedang sibuk menyusun bahan kue itu."Iya bu.""Jam berapa Rum, Suamimu jemput?""Nggak ngasih tau jamnya, paling jam sembilan nan."Selesai makan, aku pergi ke kamar dan ternyata Raina pun sudah bangun, segera kumandikan dengan air hangat, dan makan. Tampak sekali keceriaan Raina gadis cilik itu terpancar dari wajahnya."Mah Ayum, Yaina udah cantik belum?" tanyanya dengan polos."Udah cantik dong Sayang, udah wangi lagi kan udah mandi, udah sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-15
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status