"Ternyata usia kamu sudah 30 tahun lebih?" kalimat menohok yang keluar dari mulut mertuaku itu, terdengar sarkas dan penuh intimidasi. "Ibu ingin mempunyai menantu yang usianya masih muda," Entah apa yang salah dengan usiaku. di malam pengantin ku ini, aku seperti wanita yang tak punya harga diri, mertuaku menolakku mentah-mentah hanya perkara umur. Bagaimana kelanjutan cerita penuh drama dari kisah Yumna bertahan di rumah tangga, yang penuh dengan konflik juga tekanan batin dari ibu mertuanya ?? Baca selengkapnya
Lihat lebih banyakKalau biasanya meja makan sebagai tempat perdebatan kali ini sebagai tempat perbandingan antara menantu tua dan menantu muda. Aku pun bingung sebenarnya apa yang ku pertahankan dari rumah tangga yang sudah tak ada lagi kepercayaan dan cinta yang utuh ini.Kenapa aku tiba-tiba menyesali keputusan ku untuk rela berbagi? Besarnya cintaku pada Mas Fikri memang tak mampu membuat ku untuk membenci nya terlalu besar. Bahkan aku seperti nya tak akan bisa tertawa bahagia lagi di pernikahan ini. Tapi entah kenapa, setiap tekad ku bulat ingin pergi dari Mas Fikri ada setitik keraguan di hati kecil ku.Aku belum mengerti tentang perasaan ku sendiri, terang-terangan aku mengatakan membenci Mas Fikri, bahkan aku bisa memperlihatkan rasa ketidaksukaanku padanya.Tapi setiap dia tak lagi terlihat di pandangan ku aku merindukan nya, aku ingin memeluknya dan saat dia ada di dekatku mati-matian aku menolak dan membencinya, bahkan rasanya di sentuh olehnya membuat tubuh ku sangat kotor.“Wah, sup ini ena
Aku memandang wajah suamiku dengan lekat. Di matanya, aku masih menemukan cinta, tapi juga keputusasaan yang membuatku semakin membenci keadaan. Air mataku jatuh tanpa suara, seperti jantung yang telah luruh sejak lama.Mas Fikri berdiri mematung, seolah-olah kata-kata ku menghancurkan nyawanya. Tangannya terulur, tapi ia tidak cukup kuat untuk menahan rasa duka seseorang yang ia cintai, seseorang yang ia tahu pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku merasakan bahwa ia sangat tertekan, sama seperti ku.Aku mencoba memejamkan mata, tapi bayangan wajah wanita lain itu terus menghantuiku. Kata-kata Mas Fikri barusan berputar di kepalaku, seperti belati yang mengiris jantung perlahan.'ijinkan aku untuk menikahi Indah'Lima kata itu menggema, menyayat lebih dalam setiap kali terulang. Nafasku berat, dada terasa penuh. Aku terus menuntut penjelasan darinya, tapi sepanjang penjelasan nya tidak ada satupun yang mampu ku terima. Wajah tampan itu aku tatap dengan nanar, bukan lagi dengan cinta
"Kamu gak papa?" panik Mas Fikri membawa ku untuk duduk di sofa. Aku menggelengkan kepala lemah. Memang aku masih merasa lemah dan kemas belum lagi kepala kadang suka kliengan"Wajah kamu terlihat pucat, kita ke dokter ya?""Tidak usah Mas, aku cuma butuh istirahat aja. Terus nanti minum obat juga sembuh," aku masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Ibu."Ibu kenapa bisa masuk rumah sakit Mas?" terdengar helaan nafas kasar dari Mas Fikri."Ibu nekat minum cairan pencuci piring," manik hitam mataku membulat penuh, bahkan hamoir copot dari tempatnya mungkin sangking aku terkejutnya. "Maksudnya ibu mau bunuh diri?" "Iya. Mungkin seperti itu," "Apa ini semua salahku? Tapi kenapa harus menikah lagi? Bahkan pernikahan kita seumur jagung jugabelum ada. Aku yakin aku bisa hamil," suasana menjadi emosional saat ini. Aku tidak bisa mengontrol perasaan emosi yang mulai menguasai diriku."Mas juga sudah berulang kali meyakinkan ibu untuk bersabar tapi ibu tidak mau mengerti juga," keputus
"Yum, bagaimana keadaan Bu Salma, apa baik-baik saja?"pertanyaan para tetangga itu, membuat ku bingung. Memangnya apa yang terjadi pada ibu? "Maksudnya bagaimana Bu, saya gak ngerti?" jawabku jujur "Loh kamu ini gimana sih jadi menantu, masa gak tau kondisi mertuanya, tadikan ibu kamu pingsan di bawa ke rumah sakit sama Fikri pakai mobil si Indah," mataku membulat penuh, mendengar penuturan ibu tetangga. "Oh iya tadi saya lagi gak enak badan Bu, makanya gak ikut Mas Fikri," elakku, menutupi ketidaktahuan ku, aku tak ingin memperkeruh suasana jika mereka tau bahwa aku tidak di beri tahu saat Mas Fikri membawa ibu ke rumah sakit dengan Indah. Yang ada mereka semua semakin menceritakan ku. "Owalah, ya masa kamu biarin suami kamu pergi sama perempuan lain sih, gak takut apa?"sahut ibu yang lain. Aku hanya bisa tersenyum canggung "Saya percaya Mas Fikri Bu," "Jangan percaya-percaya banget atuh sama laki neng, kelihatan nya aja lugu kalem. Tapi kalau sudah khilaf mau bilang apa!
Pagi-pagi aku sudah mendengar cekikikan dua wanita beda generasi itu bercengkrama di meja makan. Perempuan ini semakin hari, semakin tidak malu saja bahkan pagi-pagi sudah berada di sini."Eh Mba Yumna, baru bangun ya," sapa ramah Indah kepadaku. Aku hanya mengangguk malas merespon lebih. Perempuan ini juga harus di waspadai sepertinya dia juga ngebet ingin di nikahi Mas Fikri."Biasalah, jam segini baru bangun enak banget ya, bangun siang, ongkang-ongkang kaki di rumah nikmati gaji suami," Astaghfirullah ibu mertuaku ini kenapa mulutnya tajam sekali. Setiap pagi ada saja yang di bahas untuk menyudutkan ku. "Aku kan sudah masak dari subuh Bu. Badanku kurang enak, makanya selesai masak aku tiduran sebentar tadi,""Memangnya ini makanan bisa jalan sendiri kemeja makan, kalau gak di siapin. Mau sombong karena kamu sudah masak dan bangun subuh gitu? Kalau kerja itu jangan setengah-setengah, keliatan banget gak ikhlas nya, sengaja biar saya kerjain kan,""Jangan suudzon terus Bu. Coba se
"Alah kamu ini lama-lama seperti istri mu ya Fik. Sekarang selalu membantah apa kata Ibu. Awas durhaka dan kualat kamu." "Aku tidak durhaka Bu. Masalahnya ibu menyuruh ku untuk sesuatu yang tidak bisa ku turuti.""Apa susahnya sih Fik, kamu tinggal menikah saja. Beruntung kamu dapet si Indah dia rela jadi istri kedua, masih muda, cantik dan baik lagi."Tidak pernah terbayangkan olehku sampai memiliki ibu mertua seperti ini. Apa dosaku sehingga ujianku seberat ini. Air mataku rasanya tidak tahan lagi ku bendung. Kalau biasanya aku bisa berusaha kuat dan tegar, tapi aku juga tetap wanita biasa yang mempunyai sisi lemah, jika batin dan mentalnya di serang terus-terusan. Rasanya aku lelah setiap hari selalu ada keributan antara ibu dan anak atau mertua dan menantu. Sunggu tidak ada kehangatan di keluarga ini.Apa memang Mas Fikri bukan jodohku. Kenapa rasanya seberat ini ya Allah. Bahkan usia pernikahan ku baru satu bulan, tapi aku benar-benar tidak kuat jika setiap hari harus mendengar
"Fik, si Indah nanti mau datang, kamu jangan pergi kemana-mana ya," celetuk ibu pada Mas Fikri.Aku sempat terdiam penasaran siapa Indah?"Mau ngapain dia kesini? Aku gak ada urusan sama dia," jawab Mas Fikri, aku melihat ekspresinya yang memang terlihat acuh dan tidak peduli. "Kamu temuin aja dulu nanti, ibu rasa dia cocok sama kamu. Sudah cantik masih muda lagi."Uhuk ! Tiba-tiba saja Mas Fikri tersedak, aku membantu memberikan Mas Fikri minum. Sebenarnya akupun tak kalah kaget mendengar ucapan Ibu, tapi aku sudah terbiasa dengan watak ibu mertuaku. Dua minggu tinggal bersamanya sudah cukup membuat ku kebal telinga dan kebal mental."Ibu apa-apain sih! Jangan sembarang kalo ngomong. Maksudnya apa?" tegur Mas Fikri tak terima.Entah dia benar marah karena sampai sekarang sang Ibu masih kekeh untuknya menikah. Atau hanya sekedar kesal tanpa menganggap ucapan itu serius."Siapa yang sembarang ngomong. Ibu memang berniat untuk menjodohkan kamu dengan Indah."kali ini ibu benar-benar t
“Ibu sudah memiliki perempuan yang cocok untuk kamu nikahi Fikri,” sambutan pertama di meja makan yang keluar dari mulut mertuaku.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi harus kembali diam dan mengalah untuk tidak membalas apa yang di katakan ibu.Tapi aku masih menghargai Mas Fikri sebagai suamiku, aku masih berharap dia bisa membela dan melindungi harga diriku sebagai istrinya.“Aku ingin makan dengan tenang Bu. Jangan berbicara hal yang mustahil.Aku sudah memiliki istri dan tidak akan menikah lagi."Hatiku sedikit menghangat mendengar pembelaan Mas Fikri.“Oh... Sekarang kamu semakin berani sama ibu ya. Durhaka kamu sama ibu Fikri, sekarang kamu menjadi anak pembangkang semenjak menikah. Menyesal ibu memberi restu kamu menikah dengan perempuan tua ini."“Sebenarnya apa yang salah dengan usiaku Bu? Kenapa ibu selalu membahas perihal usiaku yang tidak lagi muda?”Akhirnya aku bersuara juga, sebab sesak di dada tidak lagi kuat untuk kutahan. Demi mengurainya aku harus mengeluarkan sesuatu
Namaku Yumna, aku adalah seorang wanita karir dan pekerja keras. Di tengah ambisiku untuk menjadi wanita sukses, aku sampai tak memikirkan untuk menikah apalagi membangun sebuah rumah tangga.Sampai akhirnya aku sadar bahwa mencari pasangan hidup yang baik dari segi agama dan akhlak tidaklah mudah. Apalagi sekarang usiaku sudah 32 tahun, usia yang cukup terlambat menikah bagi seorang wanita katanya.Hingga akhirnya, karena desakan keluarga aku menerima pinangan seseorang yang memang aku kenal namun tidak begitu dekat. Lelaki itu memang dari keluarga yang sederhana dan biasa saja, aku ikhlas dan tak mempermasalahkan itu.Yang penting dia paham agama juga bisa memperlakukanku dengan baik. Usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Setelah lamaran itu aku terima, tidak butuh waktu lama untuk kami melangsungkan pernikahan.Acara pernikahan kami berjalan dengan lancar dan khidmat. Walaupun ada sedikit bumbu-bumbu pedas yang di hadirkan dari berkumpul nya ras terkuat di bumi yaitu ibu-
Namaku Yumna, aku adalah seorang wanita karir dan pekerja keras. Di tengah ambisiku untuk menjadi wanita sukses, aku sampai tak memikirkan untuk menikah apalagi membangun sebuah rumah tangga.Sampai akhirnya aku sadar bahwa mencari pasangan hidup yang baik dari segi agama dan akhlak tidaklah mudah. Apalagi sekarang usiaku sudah 32 tahun, usia yang cukup terlambat menikah bagi seorang wanita katanya.Hingga akhirnya, karena desakan keluarga aku menerima pinangan seseorang yang memang aku kenal namun tidak begitu dekat. Lelaki itu memang dari keluarga yang sederhana dan biasa saja, aku ikhlas dan tak mempermasalahkan itu.Yang penting dia paham agama juga bisa memperlakukanku dengan baik. Usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Setelah lamaran itu aku terima, tidak butuh waktu lama untuk kami melangsungkan pernikahan.Acara pernikahan kami berjalan dengan lancar dan khidmat. Walaupun ada sedikit bumbu-bumbu pedas yang di hadirkan dari berkumpul nya ras terkuat di bumi yaitu ibu-...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen