"Ternyata usia kamu sudah 30 tahun lebih?" kalimat menohok yang keluar dari mulut mertuaku itu, terdengar sarkas dan penuh intimidasi. "Ibu ingin mempunyai menantu yang usianya masih muda," Entah apa yang salah dengan usiaku. di malam pengantin ku ini, aku seperti wanita yang tak punya harga diri, mertuaku menolakku mentah-mentah hanya perkara umur. Bagaimana kelanjutan cerita penuh drama dari kisah Yumna bertahan di rumah tangga, yang penuh dengan konflik juga tekanan batin dari ibu mertuanya ?? Baca selengkapnya
View More“Kamu wanita iblis Indah,” umpat Salma saat melihat Indah yang baru saja masuk ke rumahnyaIndah yang mendengar umpatan itu, mengernyitkan kening tak mengerti“Apa maksud Ibu?” tanyanya menatap tajam ke arah Salma“Jangan pura-pura bodoh aku sudah tau rencana licikmu. Tunggu saja Fikri akan segera menyeretmu ke penjara,” Emosi Salma melup-luap tak terima merasa di curangi dan di khianati selama ini oleh wanita yang sangat dia percayai.“Jadi kalian sudah tahu semuanya,” Indah tersenyum dengan seringai iblis di bibirnya “Ini semua juga gara-gara kalian, jika saja Hendra lelaki tua itu tidak berniat mencari anak kandungnya, maka kecelakaan itu tidak akan terjadi dan ibuku masih hidup sampai sekarang!” pekik Indah menatap marah kearah Salma.Selain karena harta, dia juga melakukan semua itu demi membalas dendam ibunya yang meninggal karena kecelakaan. Ibunya menikah dengan Hendra Ayah kandung Fikri dari Salma mantan istrinya. Ibunya tidak terima saat tahu Hendra berniat mencari anak kand
“Memangnya Pak Hendra itu sering membagikan hasil panen buah mangga miliknya ya Bi?” tanya Yumna pada Bi Sarti, sambil menunggu Bi Sarti yang tengah mengupaskan mangga untuknya.“Biasanya sih jika ada warga yang datang kerumahnya dan meminta, beliau akan dengan senang hati memberinya, banyak juga warga sini yang datang untuk meminta buah mangga miliknya, karena memang setiap berbuah sangat lebat. Tapi memang belum pernah sih, beliau langsung memberikan apalagi sampai mengantarkan kerumah-rumah,” terang Bi Sarti “Berarti baru saya saja yang di beri langsung seperti ini Bi?” Yumna merasa penasaran akan sikap Pak Hendra kepadanya.“Iya sih, sepertinya Non. Mungkin beliau hanya merasa Non Yumna sudah di anggap seperti anaknya, apalagi sedang hamil makanya beliau memberikan pada Non Yumna." “Iya mungkin,” Yumna memakan potongan buah mangga yang baru selesai di kupas oleh Bi Sarti.“Beliau itu juragan di sini Non, orangnya baik,” Bi Sarti kembali menceritakan tentang Pak Hendra“Itu kebun
“Maaf kan aku, aku hanya terlalu lelah,” bujuk fikri menemui Indah di kamar yang tengah diam memunggunginya. Indah bangun dan memeluk Fikri“Aku tahu Mas kamu sibuk mencari Mba Yumna, tapi kamu juga harus ingat kalau aku juga istri kamu yang juga butuh kamu apalagi aku sedang hamil,” keluh Indah menyandarkan kepalanya di dada Fikri.“Iya. Aku akan berusaha lebih perhatian padamu,”“Terimaskaih Mas,” balas Indah tersenyum “Apa belum ada tanda-tanda di mana keberadan Mba Yumna Mas ?”“Balum.”“Sebenarnya aku ingin jujur padamu Mas, tapi aku takut kamu tidak percaya jika aku mengatakannya.”“Apa itu?” tanya Fikri penasaran, dia sebenarnya tidak betah lama-lama berada satu kamar dengan Indah setelah tahu perselingkuhannya.“Sebenarnya…..” Indah menggangtung ucapannya membuat Fikri penasaran “ Aku pernah lihat Mba Yumna dengan laki-laki lain, tapi aku berusaha berfikir positif walaupun menurut aku cukup berlebihan untuk seorang yang bukan siapa-siapa,” Indah sangat hati-hati saat mengataka
“Tolong beritahu terus jika terjadi sesuatu,” tutupnya mengakhiri penggilan teleponnya. Setelah mengakhiri panggilan tersebut sejenak Mama Yumna meliik ke arah Fikri yang baru saja selesai makan.Di wajahnya masih ada sedikit kecemasan namun juga bercampur dengan kebimbangan dan keresahan. Fikri yang sadar sedang di tatap mertuanya, memberanikan diri mendekat dan bertanya.“Siapa yang menelepon Ma, apa terjadi sesuatu?” Fikri berjalan mendekat dan duduk di sofa seberang mertuanya. Melihat ekspresi mertuanya dia semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatuMama Yumna tidak langsung menjawab pertanyaan Fikri, dia diam sejenak lalu menjawab“Tidak ada,” Jawabnya berusaha tersenyum lembut“Mama hanya sedikit lelah ingin istirahat sekarang,” lalu beranjak pergi meninggalkan Fikri dan masuk kedalam kamarnya.Yang menghubungi Mama Yumna tadi adalah Bi Sarti, orang kepercayaan Mama Yumna yang menjaga Yumna di desa itu. Dia memberitahu bahwa saat ini Yumna tengah di bawa ke Ruma Sakit karena peru
Setelah tau dimana Indah berada, Fikri hanya memantaunya dari jarak jauh. Ucapan Erlan kembali mengusik kepalanya. Kepalanya terasa akan pecah, banyak sekali masalah yang harus dia selesaikan dengan dua istrinya. Dia meremas kuat rambutnya, berusah mengurai rasa sakit yang datang.Dia ingat saat menyentuh Indah hanya sekali dan setelah itu Indah hamil dia tidak menyentuhnya lagi. Dia juga tahu kalau Indah sudah melakukannya dengan laki-laki lain sebelum dia, dia yakin itu karena sangat berbeda saat melakukannya pertama kali bersama Yumna.Tapi dia tidak mempermasalahkan itu, karena dia tau itu aib istrinya yang harus dia terima dan dia tutupi.Setelah lama dia memantau penginapan itu, kini orang yang sedang dia tunggu benar keluar bersama dengan seorang lelaki, tapi dia tidak dapat melihat wajah lelaki itu dengan jelas karena dia memakai topi juga masker.Fikri masih bingung dia ingin langsung menghampiri Indah, tapi ragu bagaimana jika anak yang di kandungnya adalah benar anaknya dan
Erlan terus menatap dua orang yang salah satunya dia kenali itu dari dalam mobilnya, dia mengambil ponselnya dan mengarahkan pada dua orang yang berjalan dengan saling merangkul itu.“Fikri harus tau ini,” gumamnya. dia berniat untuk turun dari dalam mobilnya dan hendak mengikuti tapi dia tersadar kala suara bising dari pengendara lain, sebab rambu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. dia tersadar bahwa saat ini dia tengah di jalan raya, tepatnya di lampu merah.Sekilas dia melihat pasangan itu masuk ke dalam sebuah penginapan, fikirannya melanglang jauh tentang bagaimana rumah tangga temannya itu.Di tempat lain Fikri telah sampai di kediamannya, rumahnya tampak sepi tidak ada siapa pun yang menyambut kedatangannya. Biasanya sore begini Yumna sudah rapih dan wangi menyambut kepulangannya. Tapi karena dia sedang berada di rumah orang tuanya, ia berfikir Indah juga akan melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan oleh Yumna namun ternyata tidak. Walaupun dia tidak mengharapkan
Dengan sepeda motor Yumna di antar oleh Fikri ke rumah orang tuanya. Selama di perjalanan tidak ada sama sekali percakapan antara mereka berdua. Fikri cukup santai dalam mengendarai kuda besinya. Seolah tahu bahwa Yumna sedang sangat hati-hati dengan kadungannya.“Mau beli sesuatu dahulu tidak?” tawar Fikri memecah keheningan“Tidak,” jawab YumnaSekitar 15 menit mereka sampai di kediaman orang tua Yumna, memang jarak rumah mereka tidak begitu jauh hanya berbeda kampung dan masih satu daerah.“Tumben kamu dating Yum, bawa koper mau nginep lama emang?” tanya sang kakak yang menyambutnya“Iya, mau nginep bolehkan?”“Ya boleh, asal jangan lama-lama aja,” jawab sang kakak perempuan, terdengar tidak suka.Yumna hanya mengelengkan pelan kepalanya dalam hatinya meringis, rasanya tidak ada satupun orang yang menyukainya, entah apa salahnya “ Mama mana kak?” tanyanya tak mau menanggapi ucapan sang kakak yang kurang enak di dengar telinga.“Ada di dapur,” jawabnya langsung pergi, bahkan Fikri p
Yumna masih mematung memikirkan tentang rencananya apakah ini kesempatan untuk benar-benar pergi dari kehidupan Fikri atau dia harus mencari cara lain lagi. Dilematis dia ingin pergi tapi perasaan tidak terima akan fitnah dari Indah tidak bisa dia terima. Mungkin karena masih ada rasa cinta yang begitu besar untuk Fikri, sehingga dia tidak mau terlihat buruk di mata suami nya. "Apa yang kamu fikirkan?" Fikri mengguncang pelan tubuh Yumna yang mematung. "Kamu ini mikirin apalagi sih Fik! udah tau istri kamu di sakiti masih saja gak bisa tegas. Lebih baik kamu ceraikan saja dia, apa kamu gak takut dia bakalan macam-macam sama anak kamu!" Indah masih menangis tersedu-sedu di pelukan Salma. "Yumna. Jelaskan apa benar kamu menampar Indah?" Fikri kembali mengulan pertanyaan itu, dia ingin tahu kebenarannya."Iya benar. Silahkan kamu talak aku," Yumna menatap penuh wajah Fikri, perasaan sakit hati kini muncul kembali. "Indah pergilah ke kamarmu. Aku harus bicara berdua dengan Yumna," uca
"Dimana ya? Kok gak ada, aku yakin menyimpan nya di sini," Yumna tengah panik mencari tes kehamilan yang saat itu ia simpan di dalam laci. Kali ini waktunya dia bersama Fikri, dia tidak ingin benda itu di ketahui oleh suaminya. Tapi dia kehilangan mencari benda itu di entah dimana, semoga tidak ada yang menemukan."Cari apa sayang?" tiba-tiba saja Fikri datang dan memeluknya dari belakang. Tangannya terulur ke depan perut Yumna dan mengusap nya dengan lembut. Yumna berusaha melepaskan diri, namun Fikri mengunci nya dan tidak bisa bergerak."Lepaskan Mas," Yumna berusaha melepaskan tangan Fikri yang melingkar di atas perutnya. Hatinya berdebar setiap kali tangan lelaki yang dia cintai itu menyentuh perutnya. "Sebentar saja," bisik Fikri memejamkan mata dan menghirup wangi rambut Yumna, dia juga mendaratkan kecupan di bahu sang istri. Perasaan Yumna sangat nyaman tapi bayangan saat Fikri melakukan hal manis seperti ini pada wanita lain membuat hatinya teriris. Sehingga dia memejamkan
Namaku Yumna, aku adalah seorang wanita karir dan pekerja keras. Di tengah ambisiku untuk menjadi wanita sukses, aku sampai tak memikirkan untuk menikah apalagi membangun sebuah rumah tangga.Sampai akhirnya aku sadar bahwa mencari pasangan hidup yang baik dari segi agama dan akhlak tidaklah mudah. Apalagi sekarang usiaku sudah 32 tahun, usia yang cukup terlambat menikah bagi seorang wanita katanya.Hingga akhirnya, karena desakan keluarga aku menerima pinangan seseorang yang memang aku kenal namun tidak begitu dekat. Lelaki itu memang dari keluarga yang sederhana dan biasa saja, aku ikhlas dan tak mempermasalahkan itu.Yang penting dia paham agama juga bisa memperlakukanku dengan baik. Usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Setelah lamaran itu aku terima, tidak butuh waktu lama untuk kami melangsungkan pernikahan.Acara pernikahan kami berjalan dengan lancar dan khidmat. Walaupun ada sedikit bumbu-bumbu pedas yang di hadirkan dari berkumpul nya ras terkuat di bumi yaitu ibu-...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments