Share

Istri atau Ibu ?

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-24 15:04:05

"Yum, bagaimana keadaan Bu Salma, apa baik-baik saja?"pertanyaan para tetangga itu, membuat ku bingung. Memangnya apa yang terjadi pada ibu?

"Maksudnya bagaimana Bu, saya gak ngerti?" jawabku jujur

"Loh kamu ini gimana sih jadi menantu, masa gak tau kondisi mertuanya, tadikan ibu kamu pingsan di bawa ke rumah sakit sama Fikri pakai mobil si Indah," mataku membulat penuh, mendengar penuturan ibu tetangga.

"Oh iya tadi saya lagi gak enak badan Bu, makanya gak ikut Mas Fikri," elakku, menutupi ketidaktahuan ku, aku tak ingin memperkeruh suasana jika mereka tau bahwa aku tidak di beri tahu saat Mas Fikri membawa ibu ke rumah sakit dengan Indah. Yang ada mereka semua semakin menceritakan ku.

"Owalah, ya masa kamu biarin suami kamu pergi sama perempuan lain sih, gak takut apa?"sahut ibu yang lain.

Aku hanya bisa tersenyum canggung "Saya percaya Mas Fikri Bu,"

"Jangan percaya-percaya banget atuh sama laki neng, kelihatan nya aja lugu kalem. Tapi kalau sudah khilaf mau bilang apa! Apalagi si Indah, mana masih muda, cantik, anak orang kaya lagi kan,"

Tak kuat mendengar ocehan para netizen dan wartawan kampung yang hobi mencari berita gosip, aku harus menyelamatkan diri demi mental ku.

"Saya permisi dulu mau kedalam Bu," ucap ku akhirnya

"Sombong banget emang, sementang cantik, tapi tetap aja kan, nikahnya terlambat sampai tua. Pasti susah punya anak sudah kurang produktif,"

"Iya saya juga gak yakin, kalau si Fikri gak bakal tertarik sama si Indah,"

"Dengar-dengar Bu Salma kan juga mau jodohin si indah buat jadi istri kedua Fikri. Makanya sekarang sering kerumahnya kan,"

"Ih amit-amit gue sih, kalau dimadu,"

Aku masih mendengar dengan jelas, gunjingan para tetangga itu sebelum aku masuk.

Ya Allah, apa benar Mas Fikri akan meduakanku. Kenapa juga dia tega gak bangunin atau paling gak kasi tau aku kalau mau ke rumah sakit. Ucapan beberapa tetangga tadi sepertinya berhasil mempengaruhi fikiran ku. Akhir-akhir ini entah mengapa, aku mudah sekali mengeluarkan air mata, tak seperti biasanya.

***********

"Mas Fikri aku sudah beli makanan untuk Mas, tadikan belum sempat sarapan," Indah membeli dua bungkus nasi kotak, agar bisa dia makan bersama dengan Fikri.

"Terimakasih. Tapi saya belum lapar," tolak Fikri, masih menatap kosong sang Ibu yang terbaring lemah dengan selang infus di tangan kirinya.

"Jangan begitu Mas, ibu pasti akan marah jika Mas Fikri tidak makan dan sakit," rayuan demi rayuan yang Indah lontarkan akhirnya mampu meluluhkan Fikri untuk memakan makanan pemberian Indah.

Bahkan sampai siang hari Fikri belum juga memberi kabar pada istrinya. Entah dia lupa atau sengaja karena tau kalau Yumna sedang tidak enak badan, dan tidak mau mengganggu nya.

"Ibu sudah sadar," seru Fikri merasa lega melihat Bu Salma membuka matanya, namun dia memalingkan wajahnya saat Fikri mendekati nya.

"Maafkan aku Bu, jangan bertindak seperti ini lagi," ucap Fikri dengan memelas dan penuh penyesalan.

"Gak usah minta maaf kalau kamu gak bisa turutin keinginan Ibu. Lagian ngapain juga kamu selametin Ibu, kalau akhirnya kamu lebih memilih istri tua mu itu dari pada ibu mu sendiri," bahkan di saat kondisinya lemah pun, Bu Salma masih mampu memarahi Fikri.

Fikri meremas rambut kepalanya kencang, dia benar-benar merasa frustasi kali ini. Dia tidak ingin menyakiti hati istri nya dengan menuruti keinginan ibunya untuk menikah dengan Indah. Tapi dia juga sangat takut, jika ibunya akan lebih nekat lagi mengakhiri hidupnya.

"Kamu pulang saja sana, temui istri mu itu. Biar ibu di sini sama Indah aja," usir Bu Salma pada Fikri

"Jangan begitu Bu. Aku sayang sama ibu. Tapi aku juga punya tanggung jawab untuk Yumna istriku Bu,"

"Terserah. Lebih baik kamu pulang dan jangan temui ibu lagi. Kecuali kamu setuju dan mau untuk menikah dengan Indah," hancur sudah perasaan Fikri saat ini. Ia benar-benar tidak bisa jauh dari ibunya. Apalagi kondisi nya sedang lemah seperti ini.

"Gak papa Mas, biar Ibu aku yang jaga aja. Mas Fikri gak usah khawatir ibu hanya butuh menenangkan diri, besok pagi Mas Fikri datang lagi kesini. Semoga ibu sudah tenang dan mau ketemu Mas Fikri lagi," Fikri tampak ragu dengan saran dari Indah. Tapi ada benarnya juga, mungkin ibunya butuh untuk menenangkan diri.

"Gini aja,kalau Mas Fikri gak percaya sama aku. Saya minta nomor telepon Mas Fikri, biar nanti saya kabari terus bagaimana keadaan Ibu sama Mas Fikri, biar Mas Fikri tenang." Akhirnya Fikri kembali menerima saran dari Indah. Dengan wajah kusut menyimpan beban yang terasa berat di pundaknya ia melangkah keluar dari rumah sakit itu.

********

"Bagaimana keadaan Ibu Mas?" tanyaku saat melihtMas Fikri sudah ada di dalam rumah.

"Masih di rawat, belom boleh pulang sama dokter,"

"Terus siapa yang jaga ibu disana? Kenapa Mas pulang?"

"Ada Indah di sana yang jagain Ibu," aku menatap curiga Mas Fikri. Kenapa dia malah menyuruh Indah yang menjaga ibunya. Apa maksudnya?

"Maksudnya Mas? Kenapa harus Indah yang menjaga Ibu?" aku merasa tak terima, jika Mas Fikri harus berhutang budi pada Indah.

"Ibu marah sama Mas. Dan gak mau ketemu sama Mas," aku semakin tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi

"Maksudnya?"

"Ibu mau bertemu aku lagi jika aku mau menikah dengan Indah,"

Deg!

Tiba-tiba saja tubuhku lemas, dan hampir terhuyung jatuh kalau Mas Fikri tidak cepat menangkap ku.

"Aku mohon berikan aku ijin untuk menikahi Indah,"

jangan lupa bantu like dan ulasannya readers baik hati. terimakasih 🙏🏼

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Pertengkaran

    "Kamu gak papa?" panik Mas Fikri membawa ku untuk duduk di sofa. Aku menggelengkan kepala lemah. Memang aku masih merasa lemah dan kemas belum lagi kepala kadang suka kliengan"Wajah kamu terlihat pucat, kita ke dokter ya?""Tidak usah Mas, aku cuma butuh istirahat aja. Terus nanti minum obat juga sembuh," aku masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Ibu."Ibu kenapa bisa masuk rumah sakit Mas?" terdengar helaan nafas kasar dari Mas Fikri."Ibu nekat minum cairan pencuci piring," manik hitam mataku membulat penuh, bahkan hamoir copot dari tempatnya mungkin sangking aku terkejutnya. "Maksudnya ibu mau bunuh diri?" "Iya. Mungkin seperti itu," "Apa ini semua salahku? Tapi kenapa harus menikah lagi? Bahkan pernikahan kita seumur jagung jugabelum ada. Aku yakin aku bisa hamil," suasana menjadi emosional saat ini. Aku tidak bisa mengontrol perasaan emosi yang mulai menguasai diriku."Mas juga sudah berulang kali meyakinkan ibu untuk bersabar tapi ibu tidak mau mengerti juga," keputus

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Penyesalan

    Aku memandang wajah suamiku dengan lekat. Di matanya, aku masih menemukan cinta, tapi juga keputusasaan yang membuatku semakin membenci keadaan. Air mataku jatuh tanpa suara, seperti jantung yang telah luruh sejak lama.Mas Fikri berdiri mematung, seolah-olah kata-kata ku menghancurkan nyawanya. Tangannya terulur, tapi ia tidak cukup kuat untuk menahan rasa duka seseorang yang ia cintai, seseorang yang ia tahu pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku merasakan bahwa ia sangat tertekan, sama seperti ku.Aku mencoba memejamkan mata, tapi bayangan wajah wanita lain itu terus menghantuiku. Kata-kata Mas Fikri barusan berputar di kepalaku, seperti belati yang mengiris jantung perlahan.'ijinkan aku untuk menikahi Indah'Lima kata itu menggema, menyayat lebih dalam setiap kali terulang. Nafasku berat, dada terasa penuh. Aku terus menuntut penjelasan darinya, tapi sepanjang penjelasan nya tidak ada satupun yang mampu ku terima. Wajah tampan itu aku tatap dengan nanar, bukan lagi dengan cinta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Perubahan Yumna

    Kalau biasanya meja makan sebagai tempat perdebatan kali ini sebagai tempat perbandingan antara menantu tua dan menantu muda. Aku pun bingung sebenarnya apa yang ku pertahankan dari rumah tangga yang sudah tak ada lagi kepercayaan dan cinta yang utuh ini.Kenapa aku tiba-tiba menyesali keputusan ku untuk rela berbagi? Besarnya cintaku pada Mas Fikri memang tak mampu membuat ku untuk membenci nya terlalu besar. Bahkan aku seperti nya tak akan bisa tertawa bahagia lagi di pernikahan ini. Tapi entah kenapa, setiap tekad ku bulat ingin pergi dari Mas Fikri ada setitik keraguan di hati kecil ku.Aku belum mengerti tentang perasaan ku sendiri, terang-terangan aku mengatakan membenci Mas Fikri, bahkan aku bisa memperlihatkan rasa ketidaksukaanku padanya.Tapi setiap dia tak lagi terlihat di pandangan ku aku merindukan nya, aku ingin memeluknya dan saat dia ada di dekatku mati-matian aku menolak dan membencinya, bahkan rasanya di sentuh olehnya membuat tubuh ku sangat kotor.“Wah, sup ini ena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Hadiah Tak Terduga

    Di dalam toilet yang sempit, aku duduk di atas closet dengan lutut bergetar. Tanganku menggenggam alat tes kehamilan, sementara tangan kiriku menutupi mulut, seolah berusaha menahan napas yang semakin cepat. Dua garis merah.Jelas sekali. Aku hamil.Detik itu juga, duniaku terasa berhenti. Air mataku jatuh, tapi entah karena apa. Tangis bahagia? Mungkin. Tangis binasa? Lebih mungkin lagi. Di antara isakan kecil, aku menyentuh perut, tempat kehidupan baru mulai tumbuh. "Ya Allah,” bisikku parau, penuh rasa haru bercampur pedih. “Ini anugerah-Mu kan?”Namun, bayangan wajah suamiku muncul. Suamiku yang baru saja menikah lagi. Jantungku mencelos. Apakah suamiku akan bahagia dengan kabar ini? Ataukah kehadiran anak ini hanya akan menjadi bagian kecil dari dunia suamiku yang kini terbagi dua? Ah aku yakin suami ku pasti sangat bahagia, tapi entah mengapa rasanya aku tidak ingin membagi kebahagiaan ku ini.Aku tidak suka melihatnya bahagia berkali-kali lipat, sementara aku masih sangat kecew

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Mertua Julid

    "Apa in... " Deg ! Aku lupa menyimpannya di tempat aman, alat tes kehamilan itu hampir saja di sentuh Mas Fikri. Karena aku fikir Mas Fikri tidak akan masuk kekamar kami, sebab ini masih jatahnya bersama Indah. Ceroboh sekali aku, untungnya aku bisa bersikap tenang dan menyimpan benda itu sebelum Mas Fikri menyentuhnya."Bukan apa-apa, ini thermometer buat tau suhu tubuh aku, karena tadi aku merasa demam," elakku dengan sedikit senyum, agar Mas Fikri tak curiga.Mas Fikri menaikkan sebelah alisnya, mungkin dia sedikit merasa penasaran. Namun akhirnya dia bisa menerima alasanku."Boleh masuk?" suara di depan pintu mengalihkan pembicaraan kami. Alhamdulillah lirihku pelan, Indah datang di waktu yang tepat.Aku tersenyum mempersilahkan Indah untuk masuk."Mba Yumna gak papa?" tanyanya penuh perhatian, tapi apalah arti perhatian kalau status maduku sudah melekat padanya. Demi menghargai Mas Fikri dan perhatian nya aku harus tetap bersikap baik padanya."Tidak apa-apa, hanya sedikit lel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Antara Kecewa dan Rindu

    "Kamu pasti lelahkan Mas, ayo kamu istirahat dulu." ajak Indah .Sementara Fikri masih menatap punggung Yumna istri pertamanya yang hilang di balik pintu. Ia sangat lelah hari ini, padahal sejak di kantor wajah istri pertamanya lah yang paling ia rindukan.Pikirannya sudah membayangkan ingin segera merebahkan diri, menikmati ketenangan di rumah. Tapi sayangnya semuanya tak sesuai ekspektasi nya, sungguh menyesal pun tiada arti nya. Memiliki dua istri bukan hanya soal kemampuan materi, tetapi juga tanggung jawab besar yang menuntut keadilan, kebijaksanaan, dan pengelolaan emosi yang matang. Materi memang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara adil, namun itu hanyalah salah satu aspek.Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti keadilan dalam sikap dan keputusan, Keseimbangan emosi, Komunikasi yang baik, kesehatan mental dan fisik terlebih dalam tanggung jawab moral dan agama. Diperlukan pemikiran yang matang, kesabaran, dan kesadaran bahwa keputusan ini tidak ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 13

    Aku menoleh sebentar menatap Mas Fikri yang berada di belakang ku, berusaha tak terkejut dan panik. "Memangnya kenapa harus ke dokter kandungan?"Aku penasaran, apa Mas Fikri menyarankan ku karena merasa curiga aku hamil atau hanya ingin aku segera hamil.Tapi mas Fikri menggeleng-gelengkan kepalanya kecil."Engga, Mas hanya merasa kamu akhir-akhir ini berbeda, tapi gak tahu apa."Mas Fikri tersenyum ragu, menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal"Mas cuma takut kamu sakit," ucapnya akhirnya Aku keluar dari toilet dan diikuti Mas Fikri di belakang"Kalau sakit, kenapa suruh ke dokter kandungan?"Jawabku sedikit kecewa. Aku takut jika kehamilan ku ini di ketahui tapi entah mengapa aku kecewa mendengar jawaban Mas Fikri.Sebab aku fikir Mas Fikri akan yakin aku bisa hamil secepat ini. Tapi dengan jawaban seperti itu berarti dia memang tak mengharapkan aku segera cepat hamil. Mungkin selama ini diapun percaya bahwa wanita yang terlambat menikah sepertiku akan sulit hamil dan memilik

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 14

    indah menoleh ke arah Yumna, merasa Fikri tiba-tiba saja menurunkan tangannya. Ia mencebik kesal, ternyata karena Yumna. Padahal ia tengah menikmati sentuhan lembut suaminya. "Kenapasih Mas, kamu kalau ada Mba Yumna selalu begitu, bagaimana juga aku kan istri kamu?" protes Indah akhirnya, sebab ia merasa kesal kegiatan romantis nya selalu terganggu bila ada Yumna, berbeda lagi saat di kamar, ia juga harus lebih aktif untuk menggoda Fikri terlebih dahulu, baru ia mau menyentuh nya."Bagaimana juga, aku harus menjaga perasaan istri ku. Saat aku bersama Yumna aku harus menjaga perasaan mu agar tidak bermesraan di depan mu, begitu pun sebaliknya. Aku hanya berusaha tidak menzolimi kalian," jujur Fikri bukan orang yang paham agama, tapi dia berusaha adil walaupun tak akan mudah. "Ya sama ngerti ajalah, kan sudah ada jatahnya masing-masing juga Mas," Indah masih tidak paham juga, sama saja mereka tidak ada yang paham tentang poligami,di fikiran mereka yang penting di beri nafkah dan berba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30

Bab terbaru

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 14

    indah menoleh ke arah Yumna, merasa Fikri tiba-tiba saja menurunkan tangannya. Ia mencebik kesal, ternyata karena Yumna. Padahal ia tengah menikmati sentuhan lembut suaminya. "Kenapasih Mas, kamu kalau ada Mba Yumna selalu begitu, bagaimana juga aku kan istri kamu?" protes Indah akhirnya, sebab ia merasa kesal kegiatan romantis nya selalu terganggu bila ada Yumna, berbeda lagi saat di kamar, ia juga harus lebih aktif untuk menggoda Fikri terlebih dahulu, baru ia mau menyentuh nya."Bagaimana juga, aku harus menjaga perasaan istri ku. Saat aku bersama Yumna aku harus menjaga perasaan mu agar tidak bermesraan di depan mu, begitu pun sebaliknya. Aku hanya berusaha tidak menzolimi kalian," jujur Fikri bukan orang yang paham agama, tapi dia berusaha adil walaupun tak akan mudah. "Ya sama ngerti ajalah, kan sudah ada jatahnya masing-masing juga Mas," Indah masih tidak paham juga, sama saja mereka tidak ada yang paham tentang poligami,di fikiran mereka yang penting di beri nafkah dan berba

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 13

    Aku menoleh sebentar menatap Mas Fikri yang berada di belakang ku, berusaha tak terkejut dan panik. "Memangnya kenapa harus ke dokter kandungan?"Aku penasaran, apa Mas Fikri menyarankan ku karena merasa curiga aku hamil atau hanya ingin aku segera hamil.Tapi mas Fikri menggeleng-gelengkan kepalanya kecil."Engga, Mas hanya merasa kamu akhir-akhir ini berbeda, tapi gak tahu apa."Mas Fikri tersenyum ragu, menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal"Mas cuma takut kamu sakit," ucapnya akhirnya Aku keluar dari toilet dan diikuti Mas Fikri di belakang"Kalau sakit, kenapa suruh ke dokter kandungan?"Jawabku sedikit kecewa. Aku takut jika kehamilan ku ini di ketahui tapi entah mengapa aku kecewa mendengar jawaban Mas Fikri.Sebab aku fikir Mas Fikri akan yakin aku bisa hamil secepat ini. Tapi dengan jawaban seperti itu berarti dia memang tak mengharapkan aku segera cepat hamil. Mungkin selama ini diapun percaya bahwa wanita yang terlambat menikah sepertiku akan sulit hamil dan memilik

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Antara Kecewa dan Rindu

    "Kamu pasti lelahkan Mas, ayo kamu istirahat dulu." ajak Indah .Sementara Fikri masih menatap punggung Yumna istri pertamanya yang hilang di balik pintu. Ia sangat lelah hari ini, padahal sejak di kantor wajah istri pertamanya lah yang paling ia rindukan.Pikirannya sudah membayangkan ingin segera merebahkan diri, menikmati ketenangan di rumah. Tapi sayangnya semuanya tak sesuai ekspektasi nya, sungguh menyesal pun tiada arti nya. Memiliki dua istri bukan hanya soal kemampuan materi, tetapi juga tanggung jawab besar yang menuntut keadilan, kebijaksanaan, dan pengelolaan emosi yang matang. Materi memang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara adil, namun itu hanyalah salah satu aspek.Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti keadilan dalam sikap dan keputusan, Keseimbangan emosi, Komunikasi yang baik, kesehatan mental dan fisik terlebih dalam tanggung jawab moral dan agama. Diperlukan pemikiran yang matang, kesabaran, dan kesadaran bahwa keputusan ini tidak ha

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Mertua Julid

    "Apa in... " Deg ! Aku lupa menyimpannya di tempat aman, alat tes kehamilan itu hampir saja di sentuh Mas Fikri. Karena aku fikir Mas Fikri tidak akan masuk kekamar kami, sebab ini masih jatahnya bersama Indah. Ceroboh sekali aku, untungnya aku bisa bersikap tenang dan menyimpan benda itu sebelum Mas Fikri menyentuhnya."Bukan apa-apa, ini thermometer buat tau suhu tubuh aku, karena tadi aku merasa demam," elakku dengan sedikit senyum, agar Mas Fikri tak curiga.Mas Fikri menaikkan sebelah alisnya, mungkin dia sedikit merasa penasaran. Namun akhirnya dia bisa menerima alasanku."Boleh masuk?" suara di depan pintu mengalihkan pembicaraan kami. Alhamdulillah lirihku pelan, Indah datang di waktu yang tepat.Aku tersenyum mempersilahkan Indah untuk masuk."Mba Yumna gak papa?" tanyanya penuh perhatian, tapi apalah arti perhatian kalau status maduku sudah melekat padanya. Demi menghargai Mas Fikri dan perhatian nya aku harus tetap bersikap baik padanya."Tidak apa-apa, hanya sedikit lel

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Hadiah Tak Terduga

    Di dalam toilet yang sempit, aku duduk di atas closet dengan lutut bergetar. Tanganku menggenggam alat tes kehamilan, sementara tangan kiriku menutupi mulut, seolah berusaha menahan napas yang semakin cepat. Dua garis merah.Jelas sekali. Aku hamil.Detik itu juga, duniaku terasa berhenti. Air mataku jatuh, tapi entah karena apa. Tangis bahagia? Mungkin. Tangis binasa? Lebih mungkin lagi. Di antara isakan kecil, aku menyentuh perut, tempat kehidupan baru mulai tumbuh. "Ya Allah,” bisikku parau, penuh rasa haru bercampur pedih. “Ini anugerah-Mu kan?”Namun, bayangan wajah suamiku muncul. Suamiku yang baru saja menikah lagi. Jantungku mencelos. Apakah suamiku akan bahagia dengan kabar ini? Ataukah kehadiran anak ini hanya akan menjadi bagian kecil dari dunia suamiku yang kini terbagi dua? Ah aku yakin suami ku pasti sangat bahagia, tapi entah mengapa rasanya aku tidak ingin membagi kebahagiaan ku ini.Aku tidak suka melihatnya bahagia berkali-kali lipat, sementara aku masih sangat kecew

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Perubahan Yumna

    Kalau biasanya meja makan sebagai tempat perdebatan kali ini sebagai tempat perbandingan antara menantu tua dan menantu muda. Aku pun bingung sebenarnya apa yang ku pertahankan dari rumah tangga yang sudah tak ada lagi kepercayaan dan cinta yang utuh ini.Kenapa aku tiba-tiba menyesali keputusan ku untuk rela berbagi? Besarnya cintaku pada Mas Fikri memang tak mampu membuat ku untuk membenci nya terlalu besar. Bahkan aku seperti nya tak akan bisa tertawa bahagia lagi di pernikahan ini. Tapi entah kenapa, setiap tekad ku bulat ingin pergi dari Mas Fikri ada setitik keraguan di hati kecil ku.Aku belum mengerti tentang perasaan ku sendiri, terang-terangan aku mengatakan membenci Mas Fikri, bahkan aku bisa memperlihatkan rasa ketidaksukaanku padanya.Tapi setiap dia tak lagi terlihat di pandangan ku aku merindukan nya, aku ingin memeluknya dan saat dia ada di dekatku mati-matian aku menolak dan membencinya, bahkan rasanya di sentuh olehnya membuat tubuh ku sangat kotor.“Wah, sup ini ena

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Penyesalan

    Aku memandang wajah suamiku dengan lekat. Di matanya, aku masih menemukan cinta, tapi juga keputusasaan yang membuatku semakin membenci keadaan. Air mataku jatuh tanpa suara, seperti jantung yang telah luruh sejak lama.Mas Fikri berdiri mematung, seolah-olah kata-kata ku menghancurkan nyawanya. Tangannya terulur, tapi ia tidak cukup kuat untuk menahan rasa duka seseorang yang ia cintai, seseorang yang ia tahu pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku merasakan bahwa ia sangat tertekan, sama seperti ku.Aku mencoba memejamkan mata, tapi bayangan wajah wanita lain itu terus menghantuiku. Kata-kata Mas Fikri barusan berputar di kepalaku, seperti belati yang mengiris jantung perlahan.'ijinkan aku untuk menikahi Indah'Lima kata itu menggema, menyayat lebih dalam setiap kali terulang. Nafasku berat, dada terasa penuh. Aku terus menuntut penjelasan darinya, tapi sepanjang penjelasan nya tidak ada satupun yang mampu ku terima. Wajah tampan itu aku tatap dengan nanar, bukan lagi dengan cinta

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Pertengkaran

    "Kamu gak papa?" panik Mas Fikri membawa ku untuk duduk di sofa. Aku menggelengkan kepala lemah. Memang aku masih merasa lemah dan kemas belum lagi kepala kadang suka kliengan"Wajah kamu terlihat pucat, kita ke dokter ya?""Tidak usah Mas, aku cuma butuh istirahat aja. Terus nanti minum obat juga sembuh," aku masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Ibu."Ibu kenapa bisa masuk rumah sakit Mas?" terdengar helaan nafas kasar dari Mas Fikri."Ibu nekat minum cairan pencuci piring," manik hitam mataku membulat penuh, bahkan hamoir copot dari tempatnya mungkin sangking aku terkejutnya. "Maksudnya ibu mau bunuh diri?" "Iya. Mungkin seperti itu," "Apa ini semua salahku? Tapi kenapa harus menikah lagi? Bahkan pernikahan kita seumur jagung jugabelum ada. Aku yakin aku bisa hamil," suasana menjadi emosional saat ini. Aku tidak bisa mengontrol perasaan emosi yang mulai menguasai diriku."Mas juga sudah berulang kali meyakinkan ibu untuk bersabar tapi ibu tidak mau mengerti juga," keputus

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Istri atau Ibu ?

    "Yum, bagaimana keadaan Bu Salma, apa baik-baik saja?"pertanyaan para tetangga itu, membuat ku bingung. Memangnya apa yang terjadi pada ibu? "Maksudnya bagaimana Bu, saya gak ngerti?" jawabku jujur "Loh kamu ini gimana sih jadi menantu, masa gak tau kondisi mertuanya, tadikan ibu kamu pingsan di bawa ke rumah sakit sama Fikri pakai mobil si Indah," mataku membulat penuh, mendengar penuturan ibu tetangga. "Oh iya tadi saya lagi gak enak badan Bu, makanya gak ikut Mas Fikri," elakku, menutupi ketidaktahuan ku, aku tak ingin memperkeruh suasana jika mereka tau bahwa aku tidak di beri tahu saat Mas Fikri membawa ibu ke rumah sakit dengan Indah. Yang ada mereka semua semakin menceritakan ku. "Owalah, ya masa kamu biarin suami kamu pergi sama perempuan lain sih, gak takut apa?"sahut ibu yang lain. Aku hanya bisa tersenyum canggung "Saya percaya Mas Fikri Bu," "Jangan percaya-percaya banget atuh sama laki neng, kelihatan nya aja lugu kalem. Tapi kalau sudah khilaf mau bilang apa!

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status