Hanna difitnah oleh Adik tirinya karena telah menikah dengan seorang CEO yang terkenal diingin sehingga menyebabkan dirinya meregang nyawa ditangan suaminya sendiri. Terlahir kembali sebelum terjadi acara pertunangan, Hanna bertekad akan membalas dendam pada perlakuan suaminya di kehidupan sebelumnya sampai ia menangis darah dan bersujud di telapak kakinya. Akan tetapi keadaannya berubah, berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Hal ini terjadi karena Hanna mendapati jika suaminya itu menjadi orang yang baik dan penyayang di kehidupan kali ini. Bisakah Hanna membalas dendamnya pada suami tercinta? Ataukah akan menyelidiki perubahan suaminya itu?
View MoreBab 6 : kesal? Naira tak terima jika Winter tetap melanjutkan perjodohan ini. Bahkan dengan santainya pemuda itu ingin agar kedua orang tua dari kedua belah pihak mempersiapkan pertunangannya secepat mungkin. Ini benar benar gila! Ada rasa sesal yang menyelimuti gadis berambut sebahu itu. Wajahnya merengut tak suka seraya memandang penuh kesal pada kursi tempat Winter duduk. Naira menatap kursi itu sejenak seraya menghela napas panjang. Naira sangat berharap agar ia bisa kembali ke waktu sebelum ia melakukan pertemuan dengan keluarga Cakradara, meskipun rasanya sangat mustahil. Jika saja dirinya tahu bahwa putra dari keluarga Cakradara setampan dan segagah ini, maka Naira akan berpikir dua kali untuk menolak perjodohan yang sudah direncanakan oleh ibu dan ayah tirinya. Salahkan orang tuanya yang tak memberi tahu dirinya tentang pemuda itu! Naira ingin sekali berteriak kencang untuk melampiaskan kekesalan yang kini tengah membumbung tinggi di dadanya. Hanya saja, sang gadis tak bisa
Bab 5 : Keputusan“Apa maksudmu?”Hanna membekap mulutnya tatkala ia mengatakan hal yang tak boleh ia katakan. Hanna merutuki dirinya yang begitu ceroboh. Air mata terus mengalir tanpa henti dari kedua mata indahnya, membuat sebagian make up yang memoles wajah cantiknya luntur.“Maksudku—““Anda berbicara seolah Anda telah mengenal saya sebelumnya, Nona,” Winter berkata dengan nada sedingin es yang mampu membuat Hanna tak berkutik.Suasana tampak sesak dalam sejenak, seolah oksigen telah membeku bersamaan dengan nada bicara Winter yang begitu dingin. Hanna meneguk ludahnya paksa ketika dihadapkan dengan posisi seperti ini. Suasana ini... Sangat mirip dengan kehidupan pernikahan dirinya dan Winter di masa depan sebelum ia terlahir kembali ke masa sekarang.“Anda mengatakan jika saya ingin membunuh Anda? Teori darimana itu?” Winter mendekati Hanna dengan langkah pasti, membuat tubuh sang gadis bergetar ketakutan. “Padahal kita berdua baru bertemu hari ini. Jadi, bagaimana Anda bisa menu
Bab 4 : PenolakanSetelah di dandani selama dua jam lebih oleh pihak salon, kini Hanna menjelma menjadi seorang Dewi yang turun dari langit. Semua orang terkecuali Naira puas dengan hasil make over kali ini.“Ah, aku tak tahu kau sangat cantik sekali, kak,” ujar Naira basa basi dengan senyuman yang dibuat semanis mungkin.Hanna tersenyum mendengar pujian tak tulus dari adik tirinya itu. Maka dari itu, Hanna pun akan mengikuti alur permainan yang dibuat oleh Naira.“Aku tahu kalau aku cantik, Naira. Terima kasih atas pujiannya,” sahut Hanna dengan nada imut mirip anak kecil. Senyuman Naira pudar digantikan oleh wajah masam miliknya.Lain kali, jangan mencari masalah denganku, bocah!Hanna tertawa dalam hati melihat ekspresi Naira yang ia lihat begitu lucu. Wajah marah dan masamnya benar benar menjadi hiburan tersendiri. Hanna ingin sekali mengabadikan wajah adik tirinya itu menggunakan ponsel jika saja Azzura tak memanggil dirinya.“Hanna, ayo kita masuk ke dalam. Keluarga Cakradara su
Bab 3 : Foto (1)Hanna bisa melihat jika Naira terkejut dengan pertanyaan yang ia ajukan. Wajah adik tirinya itu tampak tak bersahabat. Hanna merasa jika Naira terlihat seperti nenek penyihir daripada seorang gadis berusia dua puluh tahunan. Gadis yang baru bangkit dari kematian itu menepis pikirannya yang melantur dengan cepat.“Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?” Tanya Hanna lagi karena tak mendapat respons apapun dari adik tirinya itu.Naira menarik napas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Setelah dirasa tenang, ia menatap Hanna dengan senyum yang terlihat dipaksakan.“Aku baru ingat jika aku ada kegiatan lain saat ini. Maka dari itu, aku pergi duluan ya kak,” daripada menimpali ucapan Hanna, Naira lebih memilih pergi meninggalkannya.Hanna tersenyum kecil melihat tingkah adik tirinya itu. Sifat Naira dari dulu ternyata tak berubah. Gadis berambut sebahu itu lebih memilih cara yang lebih halus untuk menghancurkan seseorang daripada bertatapan langsung dengan lawan bicar
Bab 2 : Perlawanan“Naira?! Apa yang kau lakukan di sini?”Perempuan yang dipanggil Naira memiringkan wajahnya seraya memasang raut wajah bingung yang mungkin bagi sebagian orang akan terlihat imut dan menggemaskan.Namun dimata Hanna, ekspresi yang gadis ini tunjukan terasa sangat menjijikkan. Hanna harus menahan isi perutnya agar ia tak muntah dengan ekspresi Naira yang terkesan sangat berlebihan.“Kenapa kakak bertanya begitu?” Tanya Naira balik seraya memandang Hanna dengan lekat. Hanna menghela napasnya sejenak. Entah kenapa, dadanya terasa sangat sakit dan sesak jika mengingat Naira adalah salah satu dalang dari kejadian itu.“Tentu saja aku bertanya. Memangnya kau tak pergi ke rumah suamimu?”Hanna berkata dengan nada sarkas seraya menyunggingkan senyuman mengejek. Tangan Hanna bersedekap di depan dada sambil ingin menunjukkan bahwa Hanna ini adalah bosnya.“Suami? Kakak bicara apa?”“Tak perlu akting bila kau ada di hadapanku. Mengapa kau berada di sini dan tak pergi ke rumah
Bab 1 : Kesempatan kedua“Sadarlah jalang sialan!”Sebuah umpatan yang terdengar di telinga Hanna membuat sang gadis mengerjapkan matanya dengan pelan. Rasa pening yang menyerbu kepalanya membuat sang gadis hampir saja limbung jika saja tidak ada yang menahan bobot tubuhnya.Setelah kesadarannya terkumpul, Hanna bisa melihat beberapa anggota keluarga tengah menatapnya dengan tatapan mencemooh.Hanna tak memedulikan tatapan orang orang yang ada di ruangan itu layangkan padanya. Baru Ia baru sadari jika tubuhnya dalam kondisi terikat di kursi layaknya tahanan yang akan di eksekusi mati.Tanpa diduga, seorang wanita anggun dengan gaun panjang berwarna biru muda mendekatinya dengan wajah penuh amarah.“Ibu mertua, mengapa saya bisa ada di—“Plak!Belum sempat Hanna menyelesaikan ucapannya, tiba tiba saja wanita yang dipanggil ibu mertua ini pun menampar dirinya dengan kencang.“Dasar jalang sialan! Menyesal aku menyayangi menantu seperti dirimu!”Rasa sakit menjalar dengan cepat di pipi H
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments