"Selingkuh itu seperti kanker, kita mungkin bisa sembuh, tapi tidak bisa memastikan, dia akan tumbuh lagi atau tidak." Agni, tak pernah menyangka bahwa suaminya-Kaisar tega berselingkuh di belakangnya dengan seorang wanita yang juga sudah bersuami. Agni yang selama ini bersikap manis dan diam layaknya seorang putri yang terkurung dalam istana emas, akhirnya memilih untuk membalas perbuatan suaminya dengan sesuatu yang tidak pernah Kaisar bayangkan sebelumnya. Sesuai namanya, sosok 'Api' dalam diri Agni berkobar, menabuh genderang perang pembalasan ke dua orang yang dengan sadar dan sengaja menorehkan luka di hatinya. Akankah Agni berhasil membalas perbuatan Kaisar? Sementara pesona pria yang dicintainya itu sungguh sangat melenakan. Ataukah dia malah terjebak sendiri dengan kesalahan yang sama saat bertemu seorang pria hangat yang memiliki nasib sama seperti dirinya?
view moreClarissa Agni Abimana menatap wajah pria yang menjadi suaminya sejak tiga tahun lalu, rasa bahagia tersirat jelas di wajah cantiknya, bahkan seulas senyum tak sirna dari bibirnya meski peluh dan lelahnya bercampur menjadi satu.
"Aku mandi dulu," ucap Kaisar—suami Agni, setelah mengecup keningnya pria itu merayap dan turun dari atas ranjang.
Mereka baru saja melakukan petualangan di samudera cinta dan Agni masih terlihat enggan untuk bangun, Ia memilih menarik selimut hingga sabatas leher.
Agni menikah dengan Kaisar tiga tahun yang lalu, tapi sayangnya selama itu mereka belum mendapat keturunan.
Agni mengenal suaminya yang akrab disapa Kai itu saat masih kuliah, Kaisar adalah kakak angkatannya, sedangkan Agni sendiri sebenarnya teman satu angkatan Kalendra—adik Kaisar.
Semasa kuliah, Agni dikenal sebagai gadis yang sederhana, meski memiliki penampilan yang bisa dibilang sangat menarik jika dibandingkan dengan gadis seangkatannya. Agni terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, bahkan papanya masuk kejajaran sepuluh besar pengusaha terkaya di negara ini.
Agni dan Kai tinggal di sebuah perumahan mewah setelah menikah tiga tahun lalu, mereka memilih menikah meski hanya berpacaran tak lebih dari empat bulan. Hal ini dikarenakan keduanya merasa sudah saling mengenal. Ya, mereka sering bertemu di kampus dulu. Terlebih Agni sebenarnya sudah menyukai Kai sejak pandangan pertama. Selain sosok Kai yang tampan juga cerdas, menurut Agni, Kai juga begitu berwibawa. Tidak ada satu pun gadis yang bisa menolak pesonanya.
Pria yang bernama lengkap Kaisar Tzar Hamis itu adalah seorang CEO di sebuah perusahaan bernama K Sport, yang bergerak dalam bidang peralatan dan juga fashion olah raga. Namun, meski perusahaan itu adalah milik Kamal—papanya, tapi tetap saja beberapa persen sahamnya masih dimiliki oleh orang lain.
_
_
_
Setelah selesai membersihkan diri dan mandi, Kai terlihat memakai pakaian yang sangat rapi, hal itu membuat Agni seketika bangun setelah sebelumnya terlihat bermalas-malasan.
"Aku akan menemui temanku sebentar untuk membicarakan masalah bisnis, tidak apa-apa, 'kan?" Izin Kai pada sang istri. Ia duduk di tepian ranjang sebelah Agni duduk sambil mengenakan jam tangannya. Kai pun tak lupa mengusap lembut wajah sang istri yang terlihat cantik baginya, tapi sedikit kurang menarik.
"Jangan pulang terlalu malam ya!" Pinta Agni manja dilengkapi dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Kai memang selalu berpamitan jika ingin pergi keluar rumah malam-malam, baik untuk menemui teman-temannya atau sekedar untuk lembur bekerja, hal ini membuat Agni merasa dihargai dan begitu percaya kepada suaminya itu.
"Hem ... aku akan pulang secepat mungkin setelah urusanku selesai," timpal Kai mengiakan ucapan Agni. Pria itu pun kembali mengecup kening istrinya sebelum pergi.
Agni adalah gadis yang pandai dan cerdas, tapi setelah menikah putri Abimana itu memilih menjadi ibu rumah tangga. Agni bercita-cita ingin menjadi istri yang baik untuk Kai, melayani serta memenuhi kebutuhan harian sang suami dengan tangannya sendiri. Ia sebenarnya juga berharap bisa segera mengandung dan memberikan seorang putra atau putri untuk suami tercintanya, tidak adanya anak membuat Agni merasa belum menjadi istri yang sempurna untuk Kaisar.
Agni sebenarnya memiliki tiga orang pembantu di rumahnya, meskipun begitu dia memilih menyiapkan makanan suaminya sendiri dan tidak pernah memasrahkan keperluan sang suami kepada para pembantu.
"Ah ... kenapa rasanya malas sekali?" Agni mengangsurkan kakinya ke lantai, ia mengikat rambut panjangnya sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa saat kemudian, Agni terlihat sudah duduk di tepian ranjang sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas untuk melihat kalender.
"Aku sedang berada di masa subur, semoga saja ada satu benih Kai yang berhasil tumbuh dan aku cepat mengandung," ucapnya dengan senyum kecil di wajah penuh harap.
Memang tidak dipungkiri kalau Agni sangat menginginkan dirinya dan Kai bisa segera memiliki anak. Beberapa bulan belakangan, Ia bahkan sudah mulai melakukan program hamil dan mengikuti segala anjuran dokter. Agni berharap seorang anak bisa melengkapi kebahagiaan pernikahan yang sudah tiga tahun lamanya dia dan Kai jalani.
***
Sementara itu, Kaisar mengemudikan mobil menuju sebuah apartemen dan langsung masuk ke basement. Ternyata pria itu tidak pergi menemui teman-temannya seperti apa yang dikatakannya ke sang istri. Kaisar menemui seorang wanita di sana.
Apartemen mewah yang Kaisar datangi itu, dibeli secara diam-diam tanpa sepengetahuan Agni maupun keluarganya, apartemen itu dia khususkan sebagai markas perselingkuhannya dengan seorang wanita bernama Airin.
Setelah memarkirkan mobilnya, Kaisar langsung masuk ke unit apartemen di mana Airin sudah menunggunya. Wanita itu tampak kesal karena Kaisar datang terlambat, tak sesuai dengan janji yang dia berikan.
"Kenapa terlambat?" tanya Airin dengan nada kesal.
"Maaf, tadi masih ada beberapa laporan yang harus aku periksa," jawab Kaisar dengan nada suara lemah lembut. Bahkan pria itu langsung mengecup kening Airin.
Airin yang masih kesal memalingkan wajahnya dengan kedua tangan terlipat di dada, ia memerlihatkan kemarahannya agar Kaisar tidak lagi mengulangi kesalahannya.
Rumah Hantoro yang biasanya sepi kini tampak ramai. Banyak orang berlalu-lalang dan semuanya memakai pakaian yang nyaris seragam. Yang lebih mengesankan lagi halaman rumah pria itu juga sudah di sulap sedemikian rupa oleh sang empunya hingga siapa saja yang melihat sudah bisa menerka apa yang terjadi di sana. Pernikahan? Ya, itu benar. Anya dan Kaisar menikah. Akad nikah digelar tepat sebulan setelah Kaisar mengutarakan niat hendak menikahi Anya. Mereka memakai halaman sebagai tempat mengucap janji suci. Kursi, meja prasmanan serta ornamen lainnya semua bernuansa putih, memberi kesan sakral untuk acara yang akan di laksanakan sebentar lagi. Acara itu hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Bahkan media tidak mengetahui soal pernikahan ini. Mengenai alasannya, itu semua karena Anya masih terikat kontrak, dia juga masih sibuk dengan beberapa proyek yang akan digarap. Jika mengadakan resepsi besar-besaran takutnya selain membuat khalayak gaduh, juga akan membuat kesehatan Anya tergang
"Memangnya kenapa?" tanya Anya. Dia turunkan jari tangan Kaisar dan menarik kemeja pria itu agar merebah kembali.Kaisar menurut meski debaran di dadanya sudah menggila. Dia emosi melihat adegan itu. Ingin rasanya dia layangkan tinju ke wajah pria yang menjadi lawan main Anya."Itu, kenapa kamu mau melakukan adegan ciuman? Apa harus berciuman? Berapa kali adegan itu diambil saat proses syuting?" lanjut Kaisar masih bernada sama. Dadanya bahkan naik turun karena emosi.Namun, bukannya menjawab Anya justru terbahak, dia terpingkal-pingkal melihat ekspresi lucu Kaisar yang sedang cemburu. Ya, Anya yakin sekarang Kaisar tengah cemburu."Tidak perlu marah-marah. Itu hanya akting. Tidak ada rasa, bukan sungguhan.""Tapi tetap saja dia sudah menciummu." Kaisar masih saja kesal. Dan saat seperti itu tiba-tiba saja ada satu ide gila yang Anya pikirkan. Gadis itu pun menutup mata sambil berkata- "Kalau begitu hilangkan jejaknya dari bibirku!"Kaisar pun kaget mendengar permintaan Anya, terlebi
"Kenapa tidak ada pegunjung lain?" tanya Kaisar. Kepalanya menoleh ke kanan kiri. Ia heran karena studio bioskop kelas premier yang dimasukinya bersama Anya sangat sepi. Padahal di luar sana banyak orang, mana mungkin tidak ada satu orang pun yang ikut menonton di kelas itu."Sepi karena aku menyewa satu studio ini hanya untuk kita," balas Anya. Ia sunggingkan tawa jenaka dan berhasil membuat Kaisar menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.Namun, pria itu tetap mengikuti langkah Anya. Kekasihnya itu sudah mengalungkan tangan di lengan dan menariknya masuk lebih jauh. Keduanya pun memilih duduk di barisan tengah."Kenapa harus disewa?" tanya Kaisar sesaat setelah pantatnya menempel ke kursi."Karena aku ingin berduaan denganmu menikmati film ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita," seloroh Anya lagi. Matanya bahkan mengedip genit dan kembali membuat Kaisar geleng-geleng kepala dan tertawa.Kaisar pun tak banyak bicara lagi, terlebih mengingat sifat Anya yang memang
"Anya, maukah kamu menikah denganku?"Pemintaan Kaisar itu bagai nyanyian merdu nan syahdu yang merasuk ke dalam telinga Anya. Kalimat itu tak ayal membuatnya menitikkan air mata karena tak sanggup menahan haru."Om?" Anya menutup mulut dengan dua tangan, sedang matanya bergerak liar ke sana kemari menatap takjub pada Kaisar. Sungguh dia tak menyangka Kaisar melamarnya di bawah terbitnya sang mentari."Maukah kamu menikah denganku? Menghabiskan sisa hidupmu dengan mantan laki-laki brengsek dan punya banyak kekurangan seperti aku?"Tak mampu lagi menahan perasaan di hatinya, Anya pun membiarkan air matanya meluruh. Dan sebagai jawaban atas pertanyaan Kaisar, gadis itu mengangguk mantap dan menghambur ke dalam pelukan pria itu. Lisannya benar-benar terkunci, dia bahagia sampai tak bisa berkata-kata.Disela isak tangis yang mengharu biru, Anya pun mengulurkan tangan kirinya. Ia membuat Kaisar tersenyum lebar lantas menyematkan cincin itu ke jari manis lalu menciumnya. "Aku berjanji akan
Pertanyaan Kaisar soal wanita mantan selingkuhannya itu pun mau tak mau harus Anya jawab."Alasannya karena aku sadar kalau aku salah. Aku terlalu cemburu waktu itu. Aku takut kalau kamu akan terpengaruh dengan adanya Rey. Tapi sekarang tidak lagi, aku yakin anak-anakmu tidak akan mengganggu keharmonisan hubungan kita. Selama beberapa bulan ini aku terus menerus berpikir dan menyayangkan, kenapa sampai harus putus denganmu hanya karena alasan ini. Dan setelah aku pikirkan lagi, aku menyesal melepaskanmu. Aku terlalu menyukaimu," jelas Anya yang diakhiri dengan senyuman manis."Benarkah?"Anya mengangguk sambil membetulkan jaket milik Kaisar yang kini membalut tubuhnya. “Mauri dan Rey adalah buah dari masa lalu yang merupakan bagian dari hidupmu yang tidak akan pernah bisa dipungkiri sampai kapan pun, Jadi aku harus berdamai dengan itu.""Apa kamu akan menyayangi mereka? apa kamu tidak akan pilih kasih? Sedangkan kamu bilang tidak menyukai Rey karena dia anak seorang pelakor."Anya men
Setelah aksi peluk-pelukannya dan Kaisar tadi. Anya pun akhirnya tetap datang ke acara makan malam itu. Dia hadir di pesta dengan pikiran yang tidak fokus. Sepanjang acara, Anya lebih sering menatap ponsel di tangan. Sesekali senyumnya mengembang, matanya juga berbinar saat menatap layar benda pipih itu.[Bersabarlah, sebentar lagi aku akan pergi dari pesta]Pesan itu Anya kirim ke Kaisar dan tidak lama kemudian ponselnya bergetar.[Tenang saja, aku akan menunggu. Nikmatilah acaranya.]Anya langsung merengut. Kembali dia mengirim pesan untuk membalas pria itu.[Bagaimana bisa aku fokus ke acara sedang hati dan pikiranku ke kamu? Harusnya kamu ikut masuk]Kejujuran Anya hanya dibalas Kaisar dengan emoji tawa dan lambang cinta. Ajaibnya itu membuat Anya tersenyum lagi. Gadis itu memilih menyesap soda yang ada di tangan dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan Martha.Namun, bisik-bisik aneh terdengar sampai ke telinga Anya. Ia jelas sudah tahu topik apa yang dibahas. Mereka membicar
Sementara itu di waktu bersamaan Kemal dan Anisa benar-benar datang ke rumah Hantoro membawa beberapa hantaran. Keduanya datang bermodal nekat demi masa depan sang putra. Mereka sadar kalau Kaisar memiliki masa lalu kelam dan hal ini bisa dijadikan alasan Hantoro untuk menghina. Akan tetapi, demi Kaisar mereka akan berusaha lebih dulu. Berhasil atau tidak, diterima atau tidak, yang terpenting mereka sudah memiliki niat baik.Kedatangan mereka yang tiba-tiba seperti itu tentu saja membuat Hantari kaget. Dia spontan berjengket dan berusaha bersembunyi di belakang pilar. Matanya menyipit mencoba memastikan kalau yang dia lihat memang benar."Astaga, dia benar Anisa. Tapi kenapa ke sini?" gumam Hantari, wajahnya kebingungan dan dia semakin kaget saat melihat penampilannya sendiri. Ia masih memakai daster dan mukanya juga masih belepotan masker. Tak ingin membuang-buang waktu, Hantari pun ngacir ke dalam. Wanita itu membiarkan dua orang yang datang ke rumahnya disambut pembantu."Mbok, kal
"Ka-kamu, apa kamu marah?" tanya Kaisar tergagap."Tentu saja!" sahut Anya nyaring.Namun, beberapa detik kemudian isak tangis Anya terdengar dan membuat Kaisar merasa bersalah. Dia tidak menyangka Anya akan semarah itu sampai menangis. Padahal niatnya hanya ingin menunjukkan kesungguhan cintanya. Kaisar Ingin memperlihatkan ke Anya bahwa dirinya serius menyukainya dan hampir gila menahan rindu selama tiga bulan ini."Maaf," lirih Kaisar. Dia yang tengah berada di belakang kemudi mengusap wajahnya gusar. Hampir saja stir mobilnya berbelok sendiri."Untuk apa minta maaf?" sembur Anya lagi. Gadis itu menghapus air mata membuat sebagian make up luntur."Maaf karena hanya ini yang bisa aku lakukan untuk memperlihatkan kesungguhan. Aku serius, Nya. Jika kamu memberi aku kesempatan maka aku akan melakukan segala upaya agar bisa meyakinkanmu. Akan aku tunjukkan kalau aku bersungguh-sungguh. Akan aku buktikan kalau aku bisa menjadi pria yang baik, pria yang bisa melindungimu dan bisa membaha
Sementara itu, Kaisar diam-diam masih memantau keadaan Anya. Pria itu menggunakan orang dalam agensi tempat Anya bernaung untuk mencari informasi. Kaisar memang sudah berusaha menepis perasaan yang ada di hati, tapi nyatanya tidak mudah. Ia pun memutuskan untuk mencoba sekali lagi.Kaisar yang tahu Anya kembali hari itu diam-diam mengikuti mobil Martha dan langsung mencegat wanita itu di jalan yang sepi. Martha yang mengendarai mobil sambil berbincang via telepon pun kaget, dia menginjak pedal rem dan melotot saat melihat Kaisar turun."Kamu gila? Bagaimana kalau remku blong, kita pasti sudah tabrakan," sembur Martha geram sesaat setelah menurunkan kaca jendela mobil."Tapi nyatanya tidak ‘kan? Aku pikir kamu tidak gila sampai nekat membawa mobil yang remnya blong," balas Kaisar.Martha yang masih emosi pun bersedekap, matanya memincing menatap sengit Kaisar. Dia kesal, bukannya meminta maaf pria itu malah seolah menantang.“Ada apa? apa yang kamu inginkan sampai hampir membuat kita k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments