Sama halnya dengan Agni, Airin sendiri juga berasal dari keluarga kaya, Wanita itu pertama kali bertemu Kai saat mereka menghadiri sebuah pameran lukisan seorang pelukis ternama bernama Aililea De Luna sekitar dua tahun yang lalu.
Saat itu Kaisar sudah menikah, tapi Airin seperti dibutakan dengan sosok Kaisar yang dianggapnya begitu berwibawa dan berwawasan luas. Meskipun setelahnya Airin tahu kalau Kaisar sudah menikah, entah kenapa dia masih tetap jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan pria beristri itu.
Setelah Airin menjalin hubungan dengan Kaisar. Ayah Airin—Wijaya, mengetahui hubungan keduanya, saat itu Wijaya sangat marah karena putrinya menyukai pria beristri, yang lebih membuat murka adalah karena Airin menyukai putra saingan bisnisnya, karena itulah Wijaya berpikir untuk menjodohkan Airin dengan seorang pria yang tak berasal dari keluarga pebisnis, berharap agar posisinya sebagai pengusaha tidak terancam.
Airin dijodohkan dengan seorang pria bernama Giovanni Dewa Brata, yang kerap disapa dengan nama Dewa. Pria itu bukan dari kalangan pengusaha, ayahnya seorang politikus dan Dewa memiliki sebuah yayasan dan lembaga peduli lingkungan. Ia adalah sosok pria yang memiliki jiwa sosial sangat tinggi.
Namun, yang tidak semua orang ketahui, pernikahan yang dilakukan oleh Dewa dan Airin hanya sebatas perjanjian dan kepura-puraan saja. Keduanya menikah karena memiliki tujuan masing-masing.
Dewa menikahi Airin karena ingin menyelamatkan dan melindungi sebuah pulau bernama Lepa yang dibeli oleh wijaya dan Airin memiliki sertifikat atas dataran itu. Sedangkan Airin sendiri setuju menikah dengan Dewa agar ayahnya tidak mengetahui dan mencurigai hubungannya dengan Kaisar yang masih terus berlanjut.
-
-
-
"Kamu pasti terlambat karena tidur dengan istrimu, 'kan!" tuduh Airin dengan wajah kesal.
Kaisar terkesiap dengan tuduhan wanita itu, tapi dia tetap mencoba bersikap tenang dalam menghadapinya, digenggamnya kedua lengan Airin. Kaisar menggeser tubuh wanita itu hingga mau menghadap ke arahnya.
"Bukankah sudah aku bilang? Selama ini aku sudah tidak pernah menyentuhnya, karena hanya kamu satu-satunya wanita yang ingin aku sentuh."
Tentu saja ucapan Kaisar hanyalah sebuah kebohongan semata, sudah jelas baru saja beberapa jam yang lalu dia mendayung surga bersama Agni.
Airin menatap manik mata Kaisar setelah mendengar penuturan pria itu yang dianggapnya jujur. Apalagi Kaisar selalu bertutur dengan nada lembut dan penuh perhatian.
"Kamu tidak berbohong, kan?" tanya Airin yang mulai menurunkan nada bicaranya
"Tentu saja, untuk apa berbohong?" Dusta Kaisar yang kemudian mengusap lembut rambut sang selingkuhan.
Airin pun mengulas senyum mendengar ucapan kekasihnya itu, dia lantas mengurai tangannya yang terlipat di depan dada, melingkarkan ke pinggang Kaisar dan menyandarkan manja kepalanya di dada pria itu.
"Pokoknya jangan lakukan itu lagi dengannya! kamu tahu aku sangat takut jika kamu meninggalkan aku untuk wanita itu, apa lagi kalau dia mengandung anakmu," ujar Airin dengan nada manja, bahkan jemarinya bermain di anak kancing kemeja Kaisar menggoda.
"Maaf! kalau tidak banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan tadi, aku pasti sudah datang tepat waktu," dusta Kaisar lagi.
Airin mengangguk manja, hingga mendongak agar bisa menatap wajah pria yang menjadi tempatnya melabuhkan cinta meski salah itu.
"Sudah tidak marah?" tanya Kaisar yang langsung mendapat sebuah anggukkan dengan senyuman manis dari Airin.
Kaisar seketika mendorong tubuh Airin, hingga keduanya berbaring di ranjang. Tanpa tahu dosa atau karma apa yang akan mereka dapatkan nanti, keduanya melakukan penjelajahan menuju nirwana yang membuat keduanya terlena.
-
-
-
-
Airin berbaring dengan masih memeluk Kaisar, keduanya tampak lelah setelah kegiatan panas mereka.
"Aku harus segera pulang sebelum jam dua belas, kalau tidak Agni pasti akan bertanya, aku tidak ingin dia curiga," ucap Kaisar seraya menengok jam di dinding kamar.
Airin mencebik kesal, hal yang paling dibencinya adalah saat Kaisar harus pergi karena takut ketahuan istrinya tengah berhubungan dengannya, meski sebenarnya itu hal yang bagus agar hubungan mereka tidak terbongkar dan mereka bisa tetap bersama.
Kaisar memilih bangun setelah Airin melepas pelukan, memungut pakaiannya dan mengenakannya kembali.
"Aku pergi dulu." Pamit Kaisar yang disusul sebuah kecupan untuk wanita itu.
Airin mengangguk lemas, dan hanya menatap punggung Kaisar yang hendak pergi dari sana.
"Kai! Kamu tidak lupa dengan liburan kita, 'kan!" Airin mengingatkan janji Kaisar padanya.
Kaisar berhenti melangkah, lantas kembali menoleh ke arah Airin.
"Tentu saja," ucap Kaisar dengan senyum kecil di wajah.
Airin ingin sekali memiliki Kaisar seutuhnya dan hanya untuk dirinya, tanpa ada rasa cemas akan ketahuan atau ada yang mengganggu. Namun, pertentangan bisnis keluarga membuat Kaisar dan Airin hanya bisa menjalani hubungan mereka saat ini. Setidaknya untuk sementara, ke depan dia ingin pria itu menjadi miliknya-hanya miliknya.
Pagi hari, Agni bangun awal seperti biasa. Ia menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Kaisar ke kantor, bahkan setelahnya menyiapkan sarapan untuk suaminya bersama sang pembantu di dapur. "Sarapan apa hari ini?" Kaisar langsung memeluk pinggang Agni untuk menunjukkan perhatian dan rasa cintanya. Entah bagaimana perasaannya yang sesungguhnya, sepertinya hanya dia lah yang tahu. Agni mengulas senyum, kemudian melayani Kaisar seperti pagi-pagi sebelumnya, baru lah kemudian dia ikut duduk dan sarapan bersama. "Oh ya, besok aku akan pergi ke Bali sekitar seminggu karena ada pekerjaan di sana. Tolong siapkan pakaian yang akan aku bawa ya, sayang!" pinta Kaisar disela menikmati sarapannya. Agni terkejut mendengar Kaisar akan ke luar kota, itu artinya mereka tidak akan bertemu selama beberapa hari. Padahal Agni sedang mengejar masa subur agar dirinya bisa cepat mengandung buah cintanya dan sang suami. "Aku ikut, ya!" Agni begitu bersemangat mendengar Kaisar akan pergi ke Bali. Siapa tahu
Kaisar terlihat berjalan terburu-buru saat sampai di hotel, pria itu langsung menuju ke kamarnya karena pihak resepsionis mengatakan sang istri sudah mengambil kunci dan berada di kamar. Kaisar mengetuk pintu mencoba menyembunyikan rasa cemas di wajahnya. balasan senyuman dari Agni membuatnya lega. Apa lagi saat wanita itu tersenyum tipis dan kembali masuk untuk membongkar kopernya. Agni yang masih sibuk tiba-tiba terkejut karena Kaisar memeluknya dari belakang. "Sudah lama datangnya?" tanya Kaisar meletakkan dagu di pundak Agni.Kaisar memang tidak berani bersikap kasar pada sang istri, mengingat jika dia masih membutuhkan wanita itu untuk mencapai tujuannya. Sebenarnya pria itu ingin sekali menguasai semua anak perusahaan di bawah naungan K group milik papanya, termasuk K Beauty sebuah perusahaan kosemetik yang sekarang sedang dikelola oleh Kalendra—adiknya.Agni menggerakkan tubuh agar bisa menghadap ke arah Kaisar, menghilangkan senyum dan mengerucutkan bibir, memerlihatkan bah
Kaisar tidak bisa bergerak bebas karena ada Agni di sana. Pria itu memikirkan segala cara agar Agni mau pulang terlebih dahulu. Liburannya dengan Airin masih tersisa empat hari, dan sang selingkuhan terus saja menghubungi hingga membuat Kaisar terpaksa mematikan ponselnya supaya istrinya tidak curiga. "Sayang, kalau kamu bosan, apa tidak sebaiknya pulang dulu? Aku akan menyelesaikan pekerjaan di sini, dan setelah itu aku pasti akan segera pulang," bujuk Kaisar pagi itu."Aku tidak bosan, asal bisa bersama denganmu aku senang." Seolah tak memedulikan kegelisahan Kaisar, Agni memang berniat tetap di sana dan pulang bersama suaminya. Kaisar tampak kebingungan. Otaknya buntu, dia tidak memiliki ide lain untuk membujuk Agni agar pulang lebih dulu agar dirinya bisa melanjutkan liburan bersama Airin.Tanpa Kaisar tahu, karena kesal ternyata Airin memilih pulang. Ia tidak memberitahu Kaisar dan memilih langsung pergi dari resort, berusaha menunjukkan bahwa sebagai selingkuhan dia juga berha
Kaisar menemui Airin di apartemen, begitu sampai di sana dia langsung disambut muka masam wanita selingkuhannya itu. "Aku pikir kamu sudah lupa denganku!" sindir Airin yang kesal, bahkan langsung berpaling ketika melihat Kaisar masuk.Kaisar menatap Airin yang begitu kesal, tapi dia mencoba bersikap tenang dan merayu wanita itu agar tak terus merajuk."Bukan begitu, aku juga tidak bisa apa-apa kalau ada Agni, kamu ngertiin aku, ya!" bujuk Kaisar. Ia langsung melingkarkan kedua lengan di perut Airin, menyandarkan kepalanya manja untuk merayu."Kalau kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Agni. Ya sudah, kenapa nggak ceraikan saja dia, dengan begitu kamu bebas dan kita bisa bersama!" ujar Airin yang diliputi rasa kesal.Kaisar terkesiap dengan ucapan Airin, tapi ia mencoba tetap tenang menghadapi wanita itu."Bukan seperti itu, aku benar-benar masih membutuhkan Agni. Kamu tahu dengan jelas kalau aku butuj memanfaatkan dia, saham terbesar K Sports dimiliki oleh Bara, kakak laki-laki
Saat sampai di rumah, Kaisar begitu terkejut ketika melihat Agni yang ternyata belum tidur."Kamu belum tidur?" tanyanya untuk menutupi keterkejutannya."Belum," jawab Agni seraya mendekat ke arah Kaisar berdiri. "Bagaimana tadi pertemuannya?" Agni sengaja berdiri lebih dekat dengan Kaisar, bahkan langsung menyentuh dada suami dan mendekatkan wajah ke arah kemeja Kaisar, hendak mencium apakah ada bau parfum lain di tubuh suaminya. "Baik, berjalan lancar," jawab Kaisar yang langsung memundurkan tubuh, takut kalau Agni curiga dan mencium sesuatu dari kemejanya. "Memangnya kenapa?" tanya Kaisar yang memilih sedikit menjauh dari Agni, dia segera melepas kemeja dan menggantinya agar sang istri tak curiga."Bang Bara tadi telepon. Katanya dia melihat mobilku yang kamu bawa berada di klub," jawab Agni apa adanya."Benarkah? Aku tidak bertemu dengannya," ucap Kaisar berbasa-basi, hanya untuk menutupi kegugupan karena Agni tahu kalau dirinya pergi ke klub.Kaisar memasukkan kemejanya ke ker
Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya."Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya."Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini. Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar."Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa
Setelah malam perdebatannya dengan Kaisar. Airin masih berusaha menghubungi pria itu tapi tidak ada tanggapan, bahkan nomor Kaisar sering tidak aktif. Airin pun terlihat lesu dan frustasi, apalagi Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhan dirinya dengan Kaisar ke kedua orangtuanya. Di saat seperti ini, Airin sangat membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah."Apa dia sengaja menghindar dariku?"Kaisar dulu tidak pernah mengabaikan pesan maupun panggilan darinya. Namun, tampaknya sekarang Kaisar memang berniat meninggalkannya. "Tidak akan aku biarkan kamu mengabaikan diriku!" Matanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat. Airin yang dulu dibutakan cinta, kini merasa bingung karena kehamilannya, dia tidak bisa berdiam diri ketika ayah dari janin yang dikandungnya bersikap tak acuh padanya. Hari itu dia nekat pergi ke perusahaan Kaisar, dan hendak bertemu pria itu bagaimanapun caranya.Airin melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung K Sport. Saat di lobi dia melihat Kaisar, Kamal,
Sudah beberapa hari Airin tidak memberi kabar ataupun menghubungi semenjak menggila di lobi perusahaan K Sport hari itu. Tiba-tiba saja Kaisar merasa rindu dengan wanita selingkuhannya itu, hingga akhirnya dia mencoba menghubungi Airin meski sedikit ragu."Halo." Kaisar langsung menyapa ketika panggilan itu dijawab."Ada apa?" tanya Airin dengan suara nada datar dan lemas."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaisar."Kamu sedang berada dimana sekarang?""Buruk, aku sedang di rumah sakit, baru saja akan pulang setelah dirawat beberapa hari ini," jawab Airin apa adanya.Kaisar cukup terkejut dengan jawaban Airin, hingga kemudian dia meminta bertemu di apartemen setelah Airin keluar dari rumah sakit dan wanita itu mengiakannya***Siang itu Airin pergi ke apartemen Kaisar, tak biasanya saat sampai di sana pria itu sudah menunggunya. Wajah Airin begitu pucat dan lesu, tak tampak seperti biasanya."Ada apa? Kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kaisar mencoba memberi perhatian.Airin langsung dudu
Rumah Hantoro yang biasanya sepi kini tampak ramai. Banyak orang berlalu-lalang dan semuanya memakai pakaian yang nyaris seragam. Yang lebih mengesankan lagi halaman rumah pria itu juga sudah di sulap sedemikian rupa oleh sang empunya hingga siapa saja yang melihat sudah bisa menerka apa yang terjadi di sana. Pernikahan? Ya, itu benar. Anya dan Kaisar menikah. Akad nikah digelar tepat sebulan setelah Kaisar mengutarakan niat hendak menikahi Anya. Mereka memakai halaman sebagai tempat mengucap janji suci. Kursi, meja prasmanan serta ornamen lainnya semua bernuansa putih, memberi kesan sakral untuk acara yang akan di laksanakan sebentar lagi. Acara itu hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Bahkan media tidak mengetahui soal pernikahan ini. Mengenai alasannya, itu semua karena Anya masih terikat kontrak, dia juga masih sibuk dengan beberapa proyek yang akan digarap. Jika mengadakan resepsi besar-besaran takutnya selain membuat khalayak gaduh, juga akan membuat kesehatan Anya tergang
"Memangnya kenapa?" tanya Anya. Dia turunkan jari tangan Kaisar dan menarik kemeja pria itu agar merebah kembali.Kaisar menurut meski debaran di dadanya sudah menggila. Dia emosi melihat adegan itu. Ingin rasanya dia layangkan tinju ke wajah pria yang menjadi lawan main Anya."Itu, kenapa kamu mau melakukan adegan ciuman? Apa harus berciuman? Berapa kali adegan itu diambil saat proses syuting?" lanjut Kaisar masih bernada sama. Dadanya bahkan naik turun karena emosi.Namun, bukannya menjawab Anya justru terbahak, dia terpingkal-pingkal melihat ekspresi lucu Kaisar yang sedang cemburu. Ya, Anya yakin sekarang Kaisar tengah cemburu."Tidak perlu marah-marah. Itu hanya akting. Tidak ada rasa, bukan sungguhan.""Tapi tetap saja dia sudah menciummu." Kaisar masih saja kesal. Dan saat seperti itu tiba-tiba saja ada satu ide gila yang Anya pikirkan. Gadis itu pun menutup mata sambil berkata- "Kalau begitu hilangkan jejaknya dari bibirku!"Kaisar pun kaget mendengar permintaan Anya, terlebi
"Kenapa tidak ada pegunjung lain?" tanya Kaisar. Kepalanya menoleh ke kanan kiri. Ia heran karena studio bioskop kelas premier yang dimasukinya bersama Anya sangat sepi. Padahal di luar sana banyak orang, mana mungkin tidak ada satu orang pun yang ikut menonton di kelas itu."Sepi karena aku menyewa satu studio ini hanya untuk kita," balas Anya. Ia sunggingkan tawa jenaka dan berhasil membuat Kaisar menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.Namun, pria itu tetap mengikuti langkah Anya. Kekasihnya itu sudah mengalungkan tangan di lengan dan menariknya masuk lebih jauh. Keduanya pun memilih duduk di barisan tengah."Kenapa harus disewa?" tanya Kaisar sesaat setelah pantatnya menempel ke kursi."Karena aku ingin berduaan denganmu menikmati film ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita," seloroh Anya lagi. Matanya bahkan mengedip genit dan kembali membuat Kaisar geleng-geleng kepala dan tertawa.Kaisar pun tak banyak bicara lagi, terlebih mengingat sifat Anya yang memang
"Anya, maukah kamu menikah denganku?"Pemintaan Kaisar itu bagai nyanyian merdu nan syahdu yang merasuk ke dalam telinga Anya. Kalimat itu tak ayal membuatnya menitikkan air mata karena tak sanggup menahan haru."Om?" Anya menutup mulut dengan dua tangan, sedang matanya bergerak liar ke sana kemari menatap takjub pada Kaisar. Sungguh dia tak menyangka Kaisar melamarnya di bawah terbitnya sang mentari."Maukah kamu menikah denganku? Menghabiskan sisa hidupmu dengan mantan laki-laki brengsek dan punya banyak kekurangan seperti aku?"Tak mampu lagi menahan perasaan di hatinya, Anya pun membiarkan air matanya meluruh. Dan sebagai jawaban atas pertanyaan Kaisar, gadis itu mengangguk mantap dan menghambur ke dalam pelukan pria itu. Lisannya benar-benar terkunci, dia bahagia sampai tak bisa berkata-kata.Disela isak tangis yang mengharu biru, Anya pun mengulurkan tangan kirinya. Ia membuat Kaisar tersenyum lebar lantas menyematkan cincin itu ke jari manis lalu menciumnya. "Aku berjanji akan
Pertanyaan Kaisar soal wanita mantan selingkuhannya itu pun mau tak mau harus Anya jawab."Alasannya karena aku sadar kalau aku salah. Aku terlalu cemburu waktu itu. Aku takut kalau kamu akan terpengaruh dengan adanya Rey. Tapi sekarang tidak lagi, aku yakin anak-anakmu tidak akan mengganggu keharmonisan hubungan kita. Selama beberapa bulan ini aku terus menerus berpikir dan menyayangkan, kenapa sampai harus putus denganmu hanya karena alasan ini. Dan setelah aku pikirkan lagi, aku menyesal melepaskanmu. Aku terlalu menyukaimu," jelas Anya yang diakhiri dengan senyuman manis."Benarkah?"Anya mengangguk sambil membetulkan jaket milik Kaisar yang kini membalut tubuhnya. “Mauri dan Rey adalah buah dari masa lalu yang merupakan bagian dari hidupmu yang tidak akan pernah bisa dipungkiri sampai kapan pun, Jadi aku harus berdamai dengan itu.""Apa kamu akan menyayangi mereka? apa kamu tidak akan pilih kasih? Sedangkan kamu bilang tidak menyukai Rey karena dia anak seorang pelakor."Anya men
Setelah aksi peluk-pelukannya dan Kaisar tadi. Anya pun akhirnya tetap datang ke acara makan malam itu. Dia hadir di pesta dengan pikiran yang tidak fokus. Sepanjang acara, Anya lebih sering menatap ponsel di tangan. Sesekali senyumnya mengembang, matanya juga berbinar saat menatap layar benda pipih itu.[Bersabarlah, sebentar lagi aku akan pergi dari pesta]Pesan itu Anya kirim ke Kaisar dan tidak lama kemudian ponselnya bergetar.[Tenang saja, aku akan menunggu. Nikmatilah acaranya.]Anya langsung merengut. Kembali dia mengirim pesan untuk membalas pria itu.[Bagaimana bisa aku fokus ke acara sedang hati dan pikiranku ke kamu? Harusnya kamu ikut masuk]Kejujuran Anya hanya dibalas Kaisar dengan emoji tawa dan lambang cinta. Ajaibnya itu membuat Anya tersenyum lagi. Gadis itu memilih menyesap soda yang ada di tangan dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan Martha.Namun, bisik-bisik aneh terdengar sampai ke telinga Anya. Ia jelas sudah tahu topik apa yang dibahas. Mereka membicar
Sementara itu di waktu bersamaan Kemal dan Anisa benar-benar datang ke rumah Hantoro membawa beberapa hantaran. Keduanya datang bermodal nekat demi masa depan sang putra. Mereka sadar kalau Kaisar memiliki masa lalu kelam dan hal ini bisa dijadikan alasan Hantoro untuk menghina. Akan tetapi, demi Kaisar mereka akan berusaha lebih dulu. Berhasil atau tidak, diterima atau tidak, yang terpenting mereka sudah memiliki niat baik.Kedatangan mereka yang tiba-tiba seperti itu tentu saja membuat Hantari kaget. Dia spontan berjengket dan berusaha bersembunyi di belakang pilar. Matanya menyipit mencoba memastikan kalau yang dia lihat memang benar."Astaga, dia benar Anisa. Tapi kenapa ke sini?" gumam Hantari, wajahnya kebingungan dan dia semakin kaget saat melihat penampilannya sendiri. Ia masih memakai daster dan mukanya juga masih belepotan masker. Tak ingin membuang-buang waktu, Hantari pun ngacir ke dalam. Wanita itu membiarkan dua orang yang datang ke rumahnya disambut pembantu."Mbok, kal
"Ka-kamu, apa kamu marah?" tanya Kaisar tergagap."Tentu saja!" sahut Anya nyaring.Namun, beberapa detik kemudian isak tangis Anya terdengar dan membuat Kaisar merasa bersalah. Dia tidak menyangka Anya akan semarah itu sampai menangis. Padahal niatnya hanya ingin menunjukkan kesungguhan cintanya. Kaisar Ingin memperlihatkan ke Anya bahwa dirinya serius menyukainya dan hampir gila menahan rindu selama tiga bulan ini."Maaf," lirih Kaisar. Dia yang tengah berada di belakang kemudi mengusap wajahnya gusar. Hampir saja stir mobilnya berbelok sendiri."Untuk apa minta maaf?" sembur Anya lagi. Gadis itu menghapus air mata membuat sebagian make up luntur."Maaf karena hanya ini yang bisa aku lakukan untuk memperlihatkan kesungguhan. Aku serius, Nya. Jika kamu memberi aku kesempatan maka aku akan melakukan segala upaya agar bisa meyakinkanmu. Akan aku tunjukkan kalau aku bersungguh-sungguh. Akan aku buktikan kalau aku bisa menjadi pria yang baik, pria yang bisa melindungimu dan bisa membaha
Sementara itu, Kaisar diam-diam masih memantau keadaan Anya. Pria itu menggunakan orang dalam agensi tempat Anya bernaung untuk mencari informasi. Kaisar memang sudah berusaha menepis perasaan yang ada di hati, tapi nyatanya tidak mudah. Ia pun memutuskan untuk mencoba sekali lagi.Kaisar yang tahu Anya kembali hari itu diam-diam mengikuti mobil Martha dan langsung mencegat wanita itu di jalan yang sepi. Martha yang mengendarai mobil sambil berbincang via telepon pun kaget, dia menginjak pedal rem dan melotot saat melihat Kaisar turun."Kamu gila? Bagaimana kalau remku blong, kita pasti sudah tabrakan," sembur Martha geram sesaat setelah menurunkan kaca jendela mobil."Tapi nyatanya tidak ‘kan? Aku pikir kamu tidak gila sampai nekat membawa mobil yang remnya blong," balas Kaisar.Martha yang masih emosi pun bersedekap, matanya memincing menatap sengit Kaisar. Dia kesal, bukannya meminta maaf pria itu malah seolah menantang.“Ada apa? apa yang kamu inginkan sampai hampir membuat kita k