Aiko, wanita yang introvert, berpenampilan kurang menarik namun memiliki kemampuan design yang baik. Jatuh cinta pada COO-nya, Cleosa Nicolas Ivander. Aiko jatuh pada pesona pria tersebut, namun berulang kali pula hatinya dipatahkan olehnya. Aiko memilih menata ulang perasannya, berusaha melupakan Ivander dan berusaha mengubah penampilannya. Namun karena intensnya pertemuan 'tidak sengaja' antara Aiko dan Ivander. Ivander akhirnya menyadari bahwa dirinya telah jatuh pada aura tersembunyi yang dimiliki oleh Aiko. Apakah Aiko berhasil melupakan Ivander atau bahkan terperosok semakin dalam pada pusaran cinta Ivander?
View MoreAiko sudah menetap di kediaman Ivander sejak keluar dari rumah sakit kemarin. Hanya beberapa pakaian, sepatu, album foto dan buku sketch saja yang Aiko bawa. Aiko merasa cukup sedih karena harus meninggalkan apart tersebut, dan tentu saja harus meninggalkan Mic. Sahabat yang bahkan terasa lebih dekat dari seorang saudara. Walaupun pada kenyataannya Aiko tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki saudara kandung yang bisa berbagi hal apapun. "Kau melamun?" Ivander bergabung bersama Aiko duduk di sofa ruang tamu. Aiko menyandarkan kepalanya sesaat Ivander duduk di sampingnya. "Aku hanya berpikir, apakah aku akan bisa menjadi istri yang baik untukmu? Apakah aku akan bisa menjadi ibu yang baik untuk anak anak kita nanti?" Aiko menggenggam tangan Ivander dan memainkan jarinya di sana. "Aku sama khawatirnya denganmu Ai. Aku tidak menyembunyikannya, hanya saja, aku akan berusaha sebaik mungkin, agar kau tidak akan pernah berpikir sedikitpun telah menyesal dan mengambil jalan ini
Ivander melihat Aiko yang tertunduk dan merasakan tubuhnya seolah gemetar. "Apa kau kedinginan? Aku akan menyelesaikannya dengan cepat." Ivander membasuh paha dalam Aiko yang masih terbalut pakaian dalam. Aiko menahan tangan Ivander yang bergerak menuju betisnya, sentuhan Ivander di sana memberinya gelenyar aneh. Rasa panas memenuhi tubuhnya, apakah ada yang salah dengan dirinya? Ivander menatap Aiko bingung karena tatapannya yang tidak biasa. "Sayang, duduk di sini." Aiko berdiri dari duduknya, lalu menarik pelan tangan Ivander agar berdiri dan menggantikan posisi Aiko untuk duduk. Saat Ivander duduk, Aiko dengan gerakan sedikit sensual naik ke atas pangkuan Ivander, duduk tepat di atas inti tubuh Ivander. Aiko sudah memikirkannya dengan matang, selama ini Ivander telah menahan dirinya sebisa mungkin. Bukan hal yang salah jika Aiko memberikan hal yang paling berharga dari dirinya pada Ivander, calon suaminya. "Apa aku boleh menciummu?" Aiko meminta ijin sebelum mendekatkan bibi
Polisi berhasil menggagalkan usaha Grace untuk kabur setelah mengetahui 2 anggotanya yang lain telah tertangkap sore tadi. Ivander dengan ekpresinya yang sulit ditebak menatap tajam pada Grace yang menutupi wajahnya dengan sebuah syal. Ivander dan Aiko diminta untuk ikut ke kantor polisi agar bisa memberikan keterangan pada pihak kepolisian. Ivander dan Aiko diantar oleh Peter menuju kantor polisi. Peter memberikan semua bukti bukti yang ditemukannya pada pihak kepolisian untuk mendukung proses pemeriksaannya. Grace telah dimasukkan ke dalam ruangan investigasi. Ivander meminta tolong pada pihak kepolisian agar dirinya dan Aiko bisa masuk ke dalam ruang investigasi tersebut. Ivander dan Aiko masuk ke dalam ruang investigasi ditemani oleh seorang polisi. Ivander dan Aiko duduk tepat di depan Grace, ingin melihat ekspresi wanita tersebut. "Kau tidak pernah berubah, selalu mengambil jalan yang membahayakan dan merugikan orang lain. Aku berharap tindakanmu kali ini benar benar menda
"Grace. Dia adalah Grace, mantan kekasihku selama 1 tahun. Kami menjalin hubungan yang tidak sehat. Dan aku menyadari setiap ingin mengkakhiri hubungan dengannya, Grace akan mencoba segala cara agar aku bisa kembali padanya, salah satunya adalah dengan mencelakakan dirinya sendiri. Grace akan membuatku hidup dengan rasa bersalah karena meninggalkannya. Puncaknya saat aku memutus semua kontak dan akses dengannya." Ivander mencoba mengatur nafasnya saat semua hal yang menurutnya kelam harus dibuka kembali. "Dalam beberapa kesempatan saat kami berhubungan, Grace diam diam merekamnya dan mengirimkannya padaku. Awalnya aku tidak merasa itu hal yang aneh, namun lama kelamaan Grace terang terangan merekam aktivitas kami. Aku mulai menjaga jarak darinya, sambil menyiapkan mental dan melaporkan hal ini pada pihak kepolisian bahwa aku merasa terancam dan tertekan. Aku berusaha terlihat normal saat semua kejadian tersebut terjadi padaku. Maafkan aku karena tidak jujur mengenai hal ini Ai. Aku
Lokasi acara amal sudah dipenuhi oleh rekan rekan dari perusahaan lain yang berkolaborasi untuk keberhasilan acara amal ini. Aiko bertugas membagikan selimut dan jaket hangat bagi para tunawisma. Ivander dan beberapa petinggi perusahaan lain duduk di kursi khusus tamu dan mendengarkan beberapa sambutan dan mengikuti acara pelelangan barang barang berharga. Ada beberapa booth yang disediakan khusus untuk makanan hangat yang bisa diambil oleh siapa saja. Melalui acara ini, Aiko banyak berkenalan dengan rekan rekan dari perusahaan lain, saling bertukar nomor handphone. Sesekali Ivander akan melirik Aiko yang masih sibuk dengan kegiatannya, namun cukup membuatnya kepikiran juga karena seorang pria terus terusan mencoba menarik perhatian Aiko. Aiko yang cukup terganggu dengan sikap pria tersebut mencoba untuk bersikap tenang dengan memanggil pihak keamanan yang berdiri tidak jauh darinya. Ivander hampir saja berjalan menghampiri Aiko jika saja pria tersebut masih mencoba mengganggunya.
Aiko merasa makan malam ini tidak seburuk yang dibayangkannya, karena sebelumnya Ivander sudah mengatakan bahwa sang ayah adalah seorang yang cukup menakutkan. Aiko bahkan sudah gugup duluan membayangkan sosok Braxton Xavier. "Ayah akhirnya bisa melihatmu membawa wanita pilihanmu sendiri. Hampir saja ayah terus melakukan perjodohan yang tidak membuahkan hasil itu. Aiko, aku hanya ingin kau tahu, bahwa Ivander beberapa kali melakukan perjodohan, namun tak ada yang berhasil, karena anak ini selalu saja menentang wanita pilihanku untuknya," Ivander menatap tajam ayahnya. "Ayah berhenti! Toh aku sudah memiliki calonku sendiri sekarang. Ayah hanya cukup merestuiku dengan Aiko. Jika ayah masih mau berbasa basi tidak jelas pada Aiko, kami akan pulang," Aiko menoleh menatap Ivander, makan malam masih berlangsung dan hidangan penutup baru saja dihidangkan. "Pulanglah, dan biarkan Aiko berada di sini, karena rasanya ayah seperti memiliki anak perempuan yang sangat manis," Hannah tersenyum me
Aiko dan Ivander tiba di kantor, tanpa memedulikan beberapa karyawan yang melihatnya turun bersama dari mobil. Tak sedikit karyawan yang berbisik bisik melihat kedekatan antara mereka berdua. Dan tentu saja fakta bahwa Aiko dan Ivander sudah bertunangan membuat para karyawan semakin heboh. Atasan yang biasanya hanya terlihat bermain main dengan banyak wanita ternyata bisa mengambil langkah besar dalam hidupnya. Cincin yang tersemat di jari manis Aiko membuat para karyawan yang melihatnya semakin tak terkendali, ternyata pemenang hati dari sang COO adalah asisten pribadinya. Ivander meminta Aiko untuk tidak ambil pusing dengan kata kata para karyawan yang telah sampai ke telinganya. Tak berapa lama kemudian Aiko dan Ivander telah sampai di lantai 27, Aiko singgah di mejanya dan Ivander masuk ke dalam ruangannya. Aiko mulai membuka ipad-nya, ada 43 email yang belum dibuka. Aiko memilih folder 'unread' dan membalasnya satu per satu. Di dalam ruangannya Ivander meminta pada orang keperca
Ivander meninggalkan ibunya dan Aiko. Seberdirinya Ivander, lampu di sekitar mereka mati dan hanya beberapa lampu yang menyala. Ivander berjalan menuju piano dengan gagahnya. Pandangan mata Aiko tidak lepas darinya dan disambut candaan dari ibu Ivander di sampingnya. "Kau bisa mengulitinya jika tidak berhenti menatapnya," Aiko menunduk malu, ketahuan. Ibu Ivander menanggapinya dengan tertawa ringan. Ivander duduk tepat di depan piano, mengatur letak mic yang berada di atas piano. "Hari ini merupakan hari yang spesial bagiku, karena aku bisa makan malam bersama dengan 2 wanita yang berarti dalam hidupku. Aku ingin mempersembahkan lagu ini untuk Aiko, wanita yang membuatku yakin bahwa aku bisa menjadi pria yang lebih baik." Ivander menatap Aiko dalam, dan mulai memainkan pianonya. Aiko menyaksikan bagaimana Ivander memainkan piano dengan sangat lihai. "Ivander pandai bermain piano karena kakeknya yang mengajarinya. Namun setelah beliau meninggal, Ivander sudah tidak pernah memainka
Aiko tidak menemukan Ivander di kantor, dan tujuan terakhirnya adalah apartnya di Manhattan. Aiko kembali diantar oleh driver yang sebelumnya sudah menunggunya. Aiko merasa sangat khawatir saat ini, karena sama sekali belum ada respon dari Ivander. Tak sampai setengah jam Aiko telah sampai di apart Ivander, Aiko awalnya menekan bell berharap ada seseorang yang menyambutnya. Namun karena tidak ada tanggapan, Aiko akhirnya menekan kode pintu yang sebelumnya sudah diinformasikan oleh Ivander pada Aiko. Gelap, kesan pertama saat Aiko masuk ke dalam apart Ivander. Tanpa berpikir panjang, Aiko berjalan menuju kamar Ivander, sama gelapnya, bahkan hanya sedikit cahaya lampu yang masuk ke dalam kamar tersebut. Aiko menyalakan senter dari handphonenya, dan melihat Ivander yang terbaring dengan kondisi yang bisa dibilang cukup menyedihkan. Kamar yang berantakan, berbeda dengan terakhir Aiko datang beberapa jam yang lalu. Aiko naik ke kasur dan menepuk pelan pipi Ivander, tak ada respon, terci
New York City 11.30 AMAiko memperhatikan seorang pria yang sedang berbincang bincang dengan beberapa temannya. Mata Aiko tidak sedikitpun bergeser dari pria tersebut. Pria dengan sejuta pesona, namun mampu mematahkan hati wanita sebanyak yang dia mau.Cleosa Nicolas Ivander, pria dengan perawakan tinggi, tegap, gagah dan segala macam kesempurnaan ada padanya. Cukup banyak wanita yang rela bertekuk lutut demi mendapatkan perhatiannya. Namun Aiko cukup tahu diri siapa dirinya, perbedaan Aiko dengan Ivander bagaikan bumi dan langit, bagaikan hitam dan putih. Terlalu banyak hal yang membuat Aiko berkecil hati untuk bisa dekat dengan pria tersebut. Berbagai macam cara Aiko lakukan untuk menarik perhatian Ivander, namun semua hasilnya nihil. Aiko sudah memasuki tahun ketiga bekerja di perusahaan fashion milik keluarga Ivander, COO di perusahaan tersebut. Namun selama itu pula Aiko bagaikan butiran debu di mata Ivander, tidak dianggap. "YA! Berhenti menatapnya seperti itu! Kau seperti aka...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments