Home / Romansa / Love Me, Like I Do / Bab 5 - Tidak Biasa

Share

Bab 5 - Tidak Biasa

last update Last Updated: 2024-11-20 12:48:22

Dari sekian banyak SMS dan chat, Aiko tidak berniat membaca apalagi membalasnya. Aiko tidak jual mahal, Aiko hanya merasa ini adalah efek dari penampilan baruny. Mereka tidak benar benar serius pada Aiko. Aiko sudah menghapus 32 chat pagi ini, dan sepertinya hal ini akan menjadi rutinitas barunya setiap hari.

Drrrtt drrrtt drrrtt.. Getaran handphone yang baru saja Aiko letakkan di meja membuatnya kaget, nama Mic muncul pada layar mini tersebut.

"Ai, apakah kau sibuk malam ini? Mau bergabung denganku ke klab bersama teman teman dari divisi pemasaran?" Aku mengerutkan keningku, jarang jarang Mic mengajakku ke klab.

"Tidak, aku mau di rumah saja. Jangan pulang terlalu larut Mic. Jangan terlalu banyak minum juga," Aiko bersiap menutup telepon sebelum Mic kembali bersuara.

"Baiklah, aku tidak akan pulang larut. Bye!" sambungan terputus dan Aiko kembali dibuat kaget ketika sepasang mata sinis menatapnya.

Ivander berjalan mendekati Aiko dan membuat orang orang disekitar mereka berbisik bisik. Aiko berusaha mengabaikan dan berusaha fokus pada pekerjaan di depannya.

"Saat ini bukan waktunya bersantai, apakah pekerjaanmu kurang?" Aiko berdiri dari tempat duduknya tanpa rasa ragu. Seperti biasa, Ivander sudah memasang wajah arogan dan meremehkan. Berbeda dengan kelakuannya semalam saat menjagak Aiko pulang bersamanya.

"Selamat siang Mr. Ivander, maaf sebelumnya. Aku hanya mengangkat telepon yang bahkan tidak sampai tiga puluh detik. Jika itu dianggap bersantai, aku mohon maaf sekali lagi," Aiko menatap wajah Ivander tersebut tanpa rasa takut. Ivander ingin mengintimidasi Aiko dengan posisinya saat ini. Ditengah banyaknya orang yang memerhatikan mereka.

Beberapa orang mendatangi Aiko dan bertanya terkait sikap Ivander yang dinilai cukup berlebihan dan ini baru pertama kali terjadi.

"Apa kau melakukan kesalahan padanya? Ini hal yang tidak biasa, dia selalu menghindari kontak langsung dengan karyawannya. Tapi kali ini dia hanya datang untuk menegurmu, padahal itu hal yang sama sekali tidak perlu," Rene berjalan ke mejaku sambil mengamati punggung Ivander yang berjalan cepat meninggalkan ruangan tersebut.

Aiko hanya mengedikkan bahu, dan kembali duduk untuk memfokuskan pikirannya.

***

Dua pekan lagi akan ada acara kantor yang rutin diadakan oleh Lemme Fashion jika mendekati bulan lahir perusahaan ini. Acaranya menyenangkan, karena akan ada musisi ternama yang diundang, beberapa model terkenal yang bekerja sama dengan Lemme Fashion, terlebih beberapa petinggi tentu saja akan hadir.

Para wanita siap menampilkan pertunjukan antar divisi, sedangkan para pria siap dengan persaingan beberapa cabang olahraga yang tentu saja akan membuat para wanita berteriak histeris.

Aiko bisa kembali menikmati ritme kerjanya seperti biasa, seperti sebelum Aiko bertemu secara 'kebetulan' dengan Ivander. Dan semenjak kejadian teguran Ivander pada Aiko beberapa waktu lalu, Aiko tidak pernah bertemu lagi dengannya.

Sebentar lagi jam istirahat siang dan pekerjaan Aiko sis sedikit lagi. Tapi lagi lagi panggilan telepon dari Steve membuat Aiko was was. Hal yang sama tidak akan terjadi lagi kan?

Aiko mengangkat panggilannya, suaranya cukup santai untuk sebuah hal yang besar, Aiko bergegas ke ruangannya.

Aiko cukup terkejut ketika masuk dan sudah ada Ivander di sana. Ini lebih mengerikan dari apa yang Aiko bayangkan sebelumnya.

"Selamat siang, ada yang bisa aku bantu?," Aiko berdiri di dekat pintu masuk, rasanya tatapan tajam mata Ivander membuat langkah kaki Aiko menjadi kaku.

"Maaf karena menghubungimu tiba tiba. Aku ingin minta tolong sesuatu Ai. Akan ada pertemuan dengan beberapa brand yang memercayakan design musim dinginnya pada kita. Apakah kau bisa ikut? Aku, kau dan Ivander akan pergi bersama," Aiko  masih dengan seksama mencerna kata kata Steve barusan. Kenapa harus Aiko? Kan ada Ara sebagai asisten managernya.

"Maaf kalau aku lancang. Tapi bukankah ini menjadi tanggung jawab Bu Ara? Aku tidak bisa pergi, jika aku harus mengambil alih pekerjaan orang lain," Aiko menolaknya dengan takut takut, astaga harusnya dia tidak perlu ada di ruangan ini.

"Ara sudah memegang project lain, lagipula yang merekomendasikanmu adalah Ara, jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan," Ivander berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju meja Steve dan mengambil beberapa lembar sketch di sana.

Aiko mengangguk patuh mendengar kata kata Ivander, bagaimana Aiko bisa melupakan pria ini jika intensitas pertemuan kami justru meningkat??

"Kita akan pergi dalam dua hari satu malam, aku sudah melakukan reservasi tempat. Jadi sekarang kau pulanglah dan berkemas, bawa beberapa informasi tentang brand ini, aku akan menjemputmu pukul lima sore nanti," Steve memberikan tumpukan lembaran pada Aiko sebagai referensi.

Aiko berjalan keluar meninggalkan ruangan Steve dengan pundak lemas dan tidak bergairah.

Bagaimana semua hal ini terjadi secara beruntutan?

Aiko masih duduk di tempatnya lima belas menit sejak kembali dari ruangan Steve, tapi tak ada satupun yang bisa Aiko lakukan selain mencerna apa yang akan terjadi berikutnya.

Kesadaran Aiko kembali saat Ara menepuk pelan pundaknya.

"Aku pikir kau akan pulang untuk berkemas Ai? Steve baru saja menginfokan bahwa kalian akan berangkat sore nanti. Aku pikir kalian akan berangkat besok pagi, mengingat jaraknya yang lumayan jauh. Apa kau tidak apa apa?" Ara menarik kursi di samping Aiko dan duduk menghadapnya.

"Hm, aku baik baik saja. Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku. Apakah Anda memiliki masukan atau saran untuk brand brand yang akan bekerjasama dengan kita nanti?" Aiko mengesampingkan rasa cemasnya untuk hal hal yang akan terjadi nanti. Aiko mengambil notes di lacinya dan mencatat beberapa informasi dari Ara.

***

Aiko sudah menghubungi Mic bahwa dirinya akan ke luar kota bersama Steve dan juga Ivander. Seperti biasa, Mic dengan heboh dan histeris menanggapi telpon dari Aiko.

Aiko sudah selesai mengemasi barangnya dan menunggu Steve untuk menjemputnya, masih ada dua puluh menit menunggu sambil membaca beberapa referensi tentang brand brand yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka.

Handphone Aiko berdering dan nomor baru tertera di sana, awalnya Aiko ragu untuk mengangkatnya. Aiko membiarkan sambungan tersebut dimatikan sepihak. Tidak lama nomor yang sama kembali menghubunginya. Akhirnya dengan ragu Aiko mengangkatnya.

"Aku ada di bawah, cepatlah turun," aku tidak perlu bertanya siapa pemilik suara itu.

Aiko segera mengambil komper dan tas kecilnya. Kenapa bisa Ivander yang menjemputny? Steve juga tidak bilang apa apa padanya. Bagaimana Aiko menikmati perjalanan nanti jika Aiko harus pergi dengan Ivander? Beberapa pertanyaan memenuhi kepalanya. Dicerna bagaimanapun, ini tidak masuk akal.

Saat tiba di basement apartment, Aiko bisa melihat Ivander sedang memainkan tablet di tangannya, terlihat serius.

Aiko memasukkan kopernya ke bagasi mobil Ivander, kemudian duduk di sampingnya.

"Maaf jika membuat Anda menunggu, bukannya yang akan menjemputku adalah Steve? Apa sesuatu yang buruk terjadi padanya dan tidak bisa menjemputku?" Ivander mendelik tidak suka dengan berbagai rentetan pertanyaan yang Aiko ajukan.

"Dia terlambat, tunangannya masuk rumah sakit, bisa jadi bahkan dia tidak akan ikut jika kondisi tunangannya tidak memungkinkan," Aiko menciut di kursinya. Ini akan menjadi bumerang untuknya, bagaimana bisa  Aiko dan Ivander hanya pergi berdua saja?

"Semoga Steve bisa menyusul," ucap Aiko lirih, Aiko tidak berharap Ivander bisa mendengar suaranya, karena saat ini Aiko harus berpikir bagaimana dirinya harus bersikap kedepannya.

Related chapters

  • Love Me, Like I Do   Bab 6 - Dinas Luar Kota

    Perjalanan Aiko dan Ivander diliputi keheningan, hanya sesekali Ivander bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar di radio. Karena bingung harus bagaimana, Aiko hanya bisa pura pura tidur untuk menikmati suara Ivander. Suaranya terdengar merdu, astaga maksudnya, suaranya tidak jelek.Aiko merasa mobil berhenti dan Ivander di sampingnya juga tertidur - astaga niat Aiko hanya pura pura tertidur sambil menikmati suaranya, tapi Aiko justru benar benar tertidur. Aiko memerhatikan sekeliling dan saat ini mereka berada di depan sebuah patisserie yang cukup unik.Aiko mengubah posisinya dan melihat wajah lelap Ivander yang sangat teduh dan manis.Aiko merutuki dirinya sendiri karena masih selalu jatuh pada pesona pria arogan ini."Kau sudah selesai mengagumi wajahku? Jika sudah, ayo kita turun, aku ingin membeli beberapa camilan," wajah Aiko terasa memanas, dirinya malu setengah mati.Aiko ikut turun setelah Ivander, membiarkan Ivander berjalan jauh di depannya. Aiko, kenapa kau selalu

    Last Updated : 2024-11-20
  • Love Me, Like I Do   Bab 7 - Jatuh Lebih Dalam

    Luar biasa! Meeting ini benar benar menguras energi. Meeting dimulai pukul sebelas dan baru selesai pukul enam sore. Yah tentu saja karena Aiko dan Ivander meeting dengan beberapa klien. Dan sejauh ini, para klien sangat puas dengan hasil kerja team mereka.Saat ini meeting telah selesai, tapi Ivander masih berbincang santai dengan beberapa kenalannya. Aiko mengecek handphonenya dan ada beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan dari Mic."Kau sulit sekali dihubungi. Hubungi kembali jika sudah ada waktu luang yah," Aiko melirik sekilas Ivander yang masih asik berbincang, dan Aiko segera melakukan panggilan dengan Mic.Seperi biasa Mic selalu antusias jika menyangkut tentang Aiko dan Ivander. Pertanyaan yang dilontarkan Mic walaupun lewat telepon tidak ada habisnya. Aiko hanya tersenyum sesekali menanggapi kata katanya, walaupun Mic tidak bisa melihat ekspresinya."Kita akan makan malam sebelum ke hotel," Ivander jalan mendekati Aiko kemudian berdiri di belakangnya. Aiko mendongak mel

    Last Updated : 2024-11-20
  • Love Me, Like I Do   Bab 8 - Sakit

    Tak ada suara, Aiko pasti sudah tidur. Ivander kembali ke kasur dan berusaha untuk tidur, tapi lagi lagi Ivander kembali duduk dan memikirkan bagaimana caranya Ivander tahu kalau Aiko sudah tidur atau belum? Ivander mencoba mengetuk pelan pintu penghubung tersebut, tak ada respon. Tapi Ivander tidak tenang, kemudian mengambil handphonenya dan mencoba mengubungi Aiko. Tidak aktif. Apakah Aiko benar benar tidur atau sesuatu yang buruk terjadi padanya? Segala pikiran negatif membuat Ivander berjalan menuju telepon meja dan segera menghubungi resepsionis. Ivander menjelaskan kondisi yang terjadi.Tangannya dingin, Ivander merasa sangat khawatir sekarang. Ivander menunggu pihak hotel datang membawakan kartu cadangan untuk membuka pintu kamar Aiko dari luar. Tak berapa lama seorang pegawai hotel membawakan kartu tersebut, Ivander segera menuju keluar dan menempelkan kartu tersebut pada gagang pintu.Pintu terbuka, Ivander berjalan pelan menuju kamar Aiko. Tak ada seorangpun di kasur, Ivande

    Last Updated : 2024-11-20
  • Love Me, Like I Do   Bab 9 - Permintaan Mendadak

    "Aku minta maaf karena sudah merepotkan Anda, harusnya Anda bisa menikmati akhir pekan ini dengan beristirahat. Sekali lagi aku minta maaf. Semalam aku merasa sangat lelah dan ketiduran di bathup. Setelah itu, aku tidak ingat lagi apa yang terjadi setelahnya," Ivander kaget, apa Aiko bilang? Tertidur di bathup? Ivander bukan pertama kali mendengarnya, tapi ternyata ini benar benar bisa terjadi. Ivander menahan tawanya agar tidak keluar dan akan membuat Aiko semakin merasa bersalah. "Kau harus membalas kebaikanku suatu hari nanti. Aku akan menagihnya padamu, jadi jangan kabur dan mencoba melupakannya," Ivander tidak bisa berkata apa apa saat Aiko yang berada begitu dekat dengannya mengangguk lemah, dia sangat penurut. Ttok ttok ttok Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan pikiran Ivander dari Aiko. Perjalanan tiga hari bersamanya benar benar mengambil alih pikiran Ivander. Ivander berjalan menuju pintu untuk mengecek siapa yang datang. "Selamat pagi tuan, dokter Carrine menyu

    Last Updated : 2024-11-20
  • Love Me, Like I Do   Bab 10 - Perhatian

    Aiko bisa memulihkan keadaannya dengan sangat baik, karena ada Mic dan tentu saja Ivander yang tidak berhenti mengirimkan berbagai jenis makanan yang bisa membantu menunjang kesehatan Aiko. Mic sampai tidak habis pikir dengan perubahan sikap Ivander semenjak kembali dari dinas luar kota bersama Aiko. "Katakan padaku dengan jujur, pasti ada sesuatu yang terjadi antara kau dan dia? Bagaimana bisa manusia arogan, kejam dan jahat seperti itu berubah sangat perhatian padamu?" Mic mencurigai sesuatu antara Aiko dan Ivander. Aiko menghembuskan nafas pelan, Mic benar benar akan mencecarnya jika dirinya tidak mengatakan kejadian yang sebenarnya. "Mic, tidak ada hal yang kau harapkan, yang terjadi antara aku dan dia. Ivander hanya menolongku karena merasa bertanggung jawab, karena aku adalah karyawannya. Titik!" Aiko berusaha menyudahi pembahasan antara dirinya dan Ivander. "Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi. Dan karena sekarang sudah jam delapan lebih, ada baiknya kau minum obatmu

    Last Updated : 2024-11-24
  • Love Me, Like I Do   Bab 11 - Hari Pertama

    Pagi ini Aiko bangun lebih cepat untuk membuat bekal makan siangnya. Karena Aiko merasa sulit untuknya menyesuaikan waktu di hari pertamanya, jadi untuk berjaga jaga dirinya lebih baik membuat bekal. "Apa yang kau buat? Bekal untuk Ivander?" Mic mengintip bekal yang dibuat oleh Aiko, jarang jarang sahabatnya tersebut membuat bekal. Aiko mendelik tajam pada Mic, tentu saja itu hanya godaan Mic untuknya. "Jangan menggodaku, tentu saja itu hanya akan terjadi dalam mimpimu. Kotak ini untukmu. Aku harus berangkat lebih cepat, karena hari ini Sam akan datang sedikit terlambat karena harus kontrol ke rumah sakit." Aiko membereskan sisa perlengkapan memasaknya dan pamit pada Mic yang masih sibuk memakai riasannya. Aiko mengenakan coat yang cukup tebal namun dinginnya masih begitu terasa. Ini bahkan belum memasuki musim dingin. Aiko memberhentikan taksi di depannya dan segera masuk setidaknya untuk menghindari suhu yang menurutnya cukup membuat hidungnya merah karena kedinginan. S

    Last Updated : 2024-11-25
  • Love Me, Like I Do   Bab 12 - Pernyataan

    Selama beberapa waktu Aiko dibuat tidak fokus oleh informasi yang diberikan oleh Sam sebelumnya. Aiko merasa Sam terlalu banyak memberikan informasi pribadi tentang Ivander padanya. Aiko jadi memikirkan bagaimana dirinya harus bersikap pada Ivander setelah mengetahui kebenaran di balik sikap kasarnya. "Aiko, kau tidak pulang? Mulai besok, aku hanya akan menambahkan jika ada hal yang kurang. Selebihnya kau yang akan menginformasikannya langsung pada Mr. Ivander." Sam mulai merapikan barang barangnya dan berjalan meninggalkan Aiko menuju lift. Aiko mengiyakan kata kata Sam dan mulai membenahi meja kerjanya. Aiko meninggalkan mejanya dan berjalan menuju lift, saat pintu lift akan tertutup, sebuah sepatu menahannya, pintu lift terbuka lebar memperlihatkan sosok Ivander di sana. Tentu saja itu bukan hal yang mengejutkan. Karena saat ini sudah jam pulang, dan di lantai 27 ini hanya ada mereka berdua. Ivander masuk ke dalam lift, Aiko mundur perlahan ke sisi sudut lift. Ivander hanya mel

    Last Updated : 2024-11-28
  • Love Me, Like I Do   Bab 13 - Panik

    Tidak ada yang banyak berubah sejak pernyataan cinta Ivander dan Aiko beberapa hari lalu. Aiko berusaha bekerja dengan tekun dan tetap memerhatikan kedekatan pribadinya dengan Ivander. Sebisa mungkin Aiko menghindari ajakan pribadi Ivander saat jam kerja. Dan Ivander tidak pernah memaksa Aiko untuk menerima ajakannya. Aiko turun ke lantai 1 untuk membeli 2 cup kopi dan beberapa camilan untuk dirinya, Sam dan Ivander. Beberapa wanita terlihat mengantre di depannya. "Apa kau dan teammu sudah menyiapkan penampilan untuk acara lusa nanti?" Seorang wanita dengan rambut ikal dan tubuh semampai menanyakan hal tersebut kepada teman di sampingnya. Aiko sebenarnya tidak berniat mencuri dengar, hanya saja suara wanita tersebut cukup keras sehingga bisa terdengar oleh orang lain. "Tentu saja! Kami akan menampilkan spesial stage yang memukau. Aku juga tidak sabar melihat para pria pria menampilkan otot otot mereka hari Sabtu nanti," wanita di sebelahnya membalas dengan antusias. Aiko bar

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Love Me, Like I Do   Bab 32 - Candu (21+)

    Ivander sadar bahwa gerakannya terlalu kasar, dan memastikan bahwa kondisi Aiko tidak terluka karenanya. Ivander melenguhkan nama Aiko di setiap erangannya, membuat Aiko dipenuhi rasa bahagia. Tangan Ivander benar benar tidak membuat kedua payudara Aiko menganggur begitu saja. Antara bibir dan tangannya berkerja dengan sangat baik, sesekali meremasnya, dan sesekali mencium lalu mengisapnya. Tanda kemerahan hampir memenuhi area leher dan dada Aiko, namun Ivander belum puas dengan itu. Gerakannya semakin dalam dan kuat, Aiko merasakan bahwa kejantanan Ivander semakin membesar dan memenuhinya. "Ai! Aku akan keluar aahh~!" kata kata Ivander diikuti dengan gerakannya yang mendorong lebih dalam kejantanannya. "Aahh~!" lenguhan Ivander disambut bersamaan dengan pencapaian yang didapatkan oleh Aiko, rasanya panas, dan ada sesuatu yang berkedut di dalamnya. Peluh yang menetes, nafas yang memburu, rasa panas yang menjalar dari kulit menyentuh kulit membuat Ivander dan Aiko dipenuhi deng

  • Love Me, Like I Do   Bab 31 - Malam Pertama (21+)

    Aiko mengenakan lingerie transparan berwarna merah maroon, lengkap pakaian dalam dengan warna senada. Aiko gugup setengah mati dan masih saja mematut dirinya di depan cermin. Setelah cukup lama meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik baik saja, Aiko mengambil bathrobe dan mengenakannya, rambutnya dibungkus dengan handuk. Lalu berjalan keluar dari kamar mandi. Terlihat Ivander yang bersandar pada headboard kasur, sambil memainkan handphonenya. Baju tidur berbahan satin yang dikenakan Ivander terlihat sangat menggairahkan, otot otot tubuhnya tercetak jelas. "Kenapa lama sekali? Apa kau tidak apa apa?" Ivander turun dari tempat tidur dan berjalan mendekati Aiko yang hampir tidak tahu harus melakukan apa apa karena Ivander sangat dekat berada di depannya. "Tidak apa apa sayang, aku hanya menikmati waktuku berendam di bathup tadi. Tenang saja, aku tidak akan mengulangi hal yang sama dan mambuatmu khawatir." Aiko menatap dalam Ivander yang masih terlihat khawatir padanya. Iva

  • Love Me, Like I Do   Bab 30 - Hadiah Pernikahan

    Saat sampai di kamar Ivander, Aiko takjub melihat pemandangan yang menghadap ke taman belakang rumah keluarga Xavier. Berbagai jenis bunga dan tanaman tumbuh dengan indahnya. Ada gazebo yang melengkapi taman tersebut sehingga terlihat lebih menawan. Aiko lalu beralih melihat foto foto Ivander di meja kerjanya. Aiko mengambil 1 foto yang memperlihatkan Ivander kecil sedang tersenyum manis. "Kau memang sudah terlihat tampan sejak kecil," Aiko menggandeng tangan Ivander yang masih setia mengekorinya kemanapun kakinya melangkah. Ivander membawa Aiko ke kamar kecil di belakang kasurnya. Ada sofa, kulkas mini, komputer game, dan ada rak buku yang tersusun rapi berbagai macam jenis bacaan. "Dulu, saat aku merasa lelah ataupun stress. Aku pasti akan menghabiskan hariku di sini. Aku bisa melakukan apapun yang ku inginkan tanpa harus memikirkan apa yang dikatakan orang lain. Aku tidak mengubah kamar ini, dan ibu rutin meminta orang untuk membersihkannya." Ivander menyentuh perlahan rak buku

  • Love Me, Like I Do   Bab 29 - SAH!!

    Aiko sudah menetap di kediaman Ivander sejak keluar dari rumah sakit kemarin. Hanya beberapa pakaian, sepatu, album foto dan buku sketch saja yang Aiko bawa. Aiko merasa cukup sedih karena harus meninggalkan apart tersebut, dan tentu saja harus meninggalkan Mic. Sahabat yang bahkan terasa lebih dekat dari seorang saudara. Walaupun pada kenyataannya Aiko tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki saudara kandung yang bisa berbagi hal apapun. "Kau melamun?" Ivander bergabung bersama Aiko duduk di sofa ruang tamu. Aiko menyandarkan kepalanya sesaat Ivander duduk di sampingnya. "Aku hanya berpikir, apakah aku akan bisa menjadi istri yang baik untukmu? Apakah aku akan bisa menjadi ibu yang baik untuk anak anak kita nanti?" Aiko menggenggam tangan Ivander dan memainkan jarinya di sana. "Aku sama khawatirnya denganmu Ai. Aku tidak menyembunyikannya, hanya saja, aku akan berusaha sebaik mungkin, agar kau tidak akan pernah berpikir sedikitpun telah menyesal dan mengambil jalan ini

  • Love Me, Like I Do   Bab 28 - Hampir Saja (21+)

    Ivander melihat Aiko yang tertunduk dan merasakan tubuhnya seolah gemetar. "Apa kau kedinginan? Aku akan menyelesaikannya dengan cepat." Ivander membasuh paha dalam Aiko yang masih terbalut pakaian dalam. Aiko menahan tangan Ivander yang bergerak menuju betisnya, sentuhan Ivander di sana memberinya gelenyar aneh. Rasa panas memenuhi tubuhnya, apakah ada yang salah dengan dirinya? Ivander menatap Aiko bingung karena tatapannya yang tidak biasa. "Sayang, duduk di sini." Aiko berdiri dari duduknya, lalu menarik pelan tangan Ivander agar berdiri dan menggantikan posisi Aiko untuk duduk. Saat Ivander duduk, Aiko dengan gerakan sedikit sensual naik ke atas pangkuan Ivander, duduk tepat di atas inti tubuh Ivander. Aiko sudah memikirkannya dengan matang, selama ini Ivander telah menahan dirinya sebisa mungkin. Bukan hal yang salah jika Aiko memberikan hal yang paling berharga dari dirinya pada Ivander, calon suaminya. "Apa aku boleh menciummu?" Aiko meminta ijin sebelum mendekatkan bibi

  • Love Me, Like I Do   Bab 27 - Selangkah Lagi

    Polisi berhasil menggagalkan usaha Grace untuk kabur setelah mengetahui 2 anggotanya yang lain telah tertangkap sore tadi. Ivander dengan ekpresinya yang sulit ditebak menatap tajam pada Grace yang menutupi wajahnya dengan sebuah syal. Ivander dan Aiko diminta untuk ikut ke kantor polisi agar bisa memberikan keterangan pada pihak kepolisian. Ivander dan Aiko diantar oleh Peter menuju kantor polisi. Peter memberikan semua bukti bukti yang ditemukannya pada pihak kepolisian untuk mendukung proses pemeriksaannya. Grace telah dimasukkan ke dalam ruangan investigasi. Ivander meminta tolong pada pihak kepolisian agar dirinya dan Aiko bisa masuk ke dalam ruang investigasi tersebut. Ivander dan Aiko masuk ke dalam ruang investigasi ditemani oleh seorang polisi. Ivander dan Aiko duduk tepat di depan Grace, ingin melihat ekspresi wanita tersebut. "Kau tidak pernah berubah, selalu mengambil jalan yang membahayakan dan merugikan orang lain. Aku berharap tindakanmu kali ini benar benar menda

  • Love Me, Like I Do   Bab 26 - Kelam

    "Grace. Dia adalah Grace, mantan kekasihku selama 1 tahun. Kami menjalin hubungan yang tidak sehat. Dan aku menyadari setiap ingin mengkakhiri hubungan dengannya, Grace akan mencoba segala cara agar aku bisa kembali padanya, salah satunya adalah dengan mencelakakan dirinya sendiri. Grace akan membuatku hidup dengan rasa bersalah karena meninggalkannya. Puncaknya saat aku memutus semua kontak dan akses dengannya." Ivander mencoba mengatur nafasnya saat semua hal yang menurutnya kelam harus dibuka kembali. "Dalam beberapa kesempatan saat kami berhubungan, Grace diam diam merekamnya dan mengirimkannya padaku. Awalnya aku tidak merasa itu hal yang aneh, namun lama kelamaan Grace terang terangan merekam aktivitas kami. Aku mulai menjaga jarak darinya, sambil menyiapkan mental dan melaporkan hal ini pada pihak kepolisian bahwa aku merasa terancam dan tertekan. Aku berusaha terlihat normal saat semua kejadian tersebut terjadi padaku. Maafkan aku karena tidak jujur mengenai hal ini Ai. Aku

  • Love Me, Like I Do   Bab 25 - Khawatir

    Lokasi acara amal sudah dipenuhi oleh rekan rekan dari perusahaan lain yang berkolaborasi untuk keberhasilan acara amal ini. Aiko bertugas membagikan selimut dan jaket hangat bagi para tunawisma. Ivander dan beberapa petinggi perusahaan lain duduk di kursi khusus tamu dan mendengarkan beberapa sambutan dan mengikuti acara pelelangan barang barang berharga. Ada beberapa booth yang disediakan khusus untuk makanan hangat yang bisa diambil oleh siapa saja. Melalui acara ini, Aiko banyak berkenalan dengan rekan rekan dari perusahaan lain, saling bertukar nomor handphone. Sesekali Ivander akan melirik Aiko yang masih sibuk dengan kegiatannya, namun cukup membuatnya kepikiran juga karena seorang pria terus terusan mencoba menarik perhatian Aiko. Aiko yang cukup terganggu dengan sikap pria tersebut mencoba untuk bersikap tenang dengan memanggil pihak keamanan yang berdiri tidak jauh darinya. Ivander hampir saja berjalan menghampiri Aiko jika saja pria tersebut masih mencoba mengganggunya.

  • Love Me, Like I Do   Bab 24 - Tidak Begitu Buruk

    Aiko merasa makan malam ini tidak seburuk yang dibayangkannya, karena sebelumnya Ivander sudah mengatakan bahwa sang ayah adalah seorang yang cukup menakutkan. Aiko bahkan sudah gugup duluan membayangkan sosok Braxton Xavier. "Ayah akhirnya bisa melihatmu membawa wanita pilihanmu sendiri. Hampir saja ayah terus melakukan perjodohan yang tidak membuahkan hasil itu. Aiko, aku hanya ingin kau tahu, bahwa Ivander beberapa kali melakukan perjodohan, namun tak ada yang berhasil, karena anak ini selalu saja menentang wanita pilihanku untuknya," Ivander menatap tajam ayahnya. "Ayah berhenti! Toh aku sudah memiliki calonku sendiri sekarang. Ayah hanya cukup merestuiku dengan Aiko. Jika ayah masih mau berbasa basi tidak jelas pada Aiko, kami akan pulang," Aiko menoleh menatap Ivander, makan malam masih berlangsung dan hidangan penutup baru saja dihidangkan. "Pulanglah, dan biarkan Aiko berada di sini, karena rasanya ayah seperti memiliki anak perempuan yang sangat manis," Hannah tersenyum me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status