Stella diadopsi saat dia masih kecil. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim piatu. Namun, hidupnya jauh dari kata bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Stella mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seorang orang tua dari pembantu tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Stella harus menikahi pria yang tidak berguna untuk menggantikan putri kandung orang tuanya demi membiayai pengobatan pembantunya. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Namun pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Dirga adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan yang sembrono dan nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia punya firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua insan itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Dirga benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia sangat mirip dengan pria terkaya di kota itu. Akankah dia mengetahui bahwa Stella menikahinya sebagai pengganti saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana total? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Stella dan Dirga.
Lihat lebih banyak"Apakah aku menganggumu? Aku akan berusaha untuk tetap tenang bila menganggumu." Ucap DirgaStella terkejut, dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan menatap Dirga dengan tatapan minta maaf.Dirga menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah tempat tidur Stella. Kemudian dia duduk di atas tempat tidur sambil menyandarkan kepalanya di lengannya, lalu dia memejamkan matanya."Apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat begitu senang?" Tanya Dirga pada Stella."Jangan tidur di atas tempat tidurku, Dirga." Ucap Stella.Pipi Stella menggembung saat dia mencoba menarik lengan Dirga. Dirga tinggi dan berat, Stella sudah sekuat tenaga menariknya tapi Dirga tetap tidak bergeming. Akhirnya Stella menyerah dan duduk di kursi samping meja."Aku bertemu dengan seorang klien yang kaya dan dermawan. Dia meminta padaku untuk mendesain untuknya. Aku hanya tinggal menyerahkan draf dan langsung dibayar." Ucap Stella.Mendengar ucapan Stella, Dirga langsung membuka matanya dan melihat Stella b
"Dua puluh ribu dollar?" Stella menatap komputernya dengan mulut yang menganga lebar. Dia segera mengetik pesan kepada klien, jari-jarinya menari-nari di atas keyboard.Ini akan menjadi klien besar pertamanya semenjak Stella lulus.Mengingat besarnya tawaran yang mereka buat, Stella menduga akan ada setumpuk instruksi ketat yang harus dia patuhi."Permisi. Bolehkah saya tahu apakah anda seorang pria atau wanita?" Tanya Stella terhadap kliennya.Situs web yang Stella gunakan berperan sebagai jembatan antara klien dan desainer lepas.Klien memiliki pilihan untuk menggunakan nama asli atau anonim, tetapi sebagian besar dari mereka menggunakan nama anonim di situs tersebut. Sebagian profil dari daftar tersebut memilih icon abu-abu default, dan sedikit susah bagi desainer mengetahui jenis kelamin klien tersebut."Pria." Jawab klien tersebut."Baiklah, Tuan. Apakah anda punya persyaratan khusus untuk desainnya?" Tanya Stella.Stella menunggu jawaban dari klien tersebut, dan mempersiapkan di
Ekspresi wajah Dirga membuat Stella ketakutan. Jantungnya berdebar dengan kencang. Stella lali mengambil selembar tissu dan menyeka bibirnya, berpura-pura tenang sambil berkata, "Mengapa kamu menghentikanku? Aku sangat membutuhkan uang sekarang, dan aku tidak punya pilihan lain selain melakukan ini."Mata Dirga melotot karena marah. "Berapa banyak uang yang kau inginkan? Aku adalah suamimu. Jika kau sedang mengalami masalah, mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Mengapa kau sampai melakukan hal seperti itu?"Stella kekurangan uang sejak dia masih kecil. Air mata langsung mengalir di matanya. Stella lalu menarik nafas dalam-dalam dan berkata pada Dirga. "Kita hanyala pasangan suami istri di mata dunia luar. Kamu sudah bilang bahwa kita tidak boleh ikut campur dalam urusan kita masing-masing. Apa yang membuatmu berpikir aku akan menceritakan masalahku padamu dan bahkan meminta uang kepadamu?"Kata-kata Stella membungkam Dirga. Dia lalu mengusap alisnya dan dadanya terasa sesak karena
Setelah meninggalkan rumah sakit, Stella langsung menelfon Johan Lind dan Nora Duncan. Tapi keduanya tidak ada yang menjawab telfonnya. Stella tidak punya pilihan lain selain mengunjungi rumah keluarga Lind lagi.Setibanya di rumah Keluarga Lind, Stella langsung memencet bel pintu rumah dengan tidak sabaran.Beberapa menit kemudian, seorang pembantu membuka pintu dengan sedikit kesal karena Stella telah mengganggu tidurnya. "Kamu gila? Kenapa kamu terus-terusan memencet bel pintu?" Ucap pembantu tersebut."Biarkan aku masuk! Aku sedang mencari Johan dan Nora!" Ucap Stella."Seluruh keluarga sedang berlibur ke Maladewa. Mereka tidak ada dirumah." Jawab pembantu tersebut."Kapan mereka kembali?" Tanya Stella dengan cemas.Nora mengatakan dia tidak punya uang untuk membayar kesepakatan mereka berdua setelah Stella menikah. Bagaimana bisa mereka malah pergi berlibur ke Maladewa?"Aku tidak tau. Tanya saja pada mereka!" Ucap pembantu tersebut sambil menutup pintu dengan keras.Stella mena
Apa? seratus dollar sebulan? untuk apartemen seperti ini? itu sangat tidak masuk akal. Agen properti tersebut sangat tercengang mendengar tawaran harga dari istri bossnya. Akan tetapi, apartemen ini bukanlah miliknya, jadi dia tidak bisa menentukan harga sewanya, tapi seratus dollar dengan apartemen seperti ini sangatlah murah dan tidak masuk akal."Nyonya Lester, saya terkejut mendengar tawaran anda. Namun, rumah ini bukanlah milik saya. Saya perlu menanyakan kepada pemilik rumah terlebih dahulu." ucap agen properti.Agen properti tersebut langsung berjalan keluar rumah sambil membawa telfon dengan dalih ingin menelfon pemilik rumah.Mengambil kesempatan itu, agen properti tersebut langsung berkedip ke arah bossnya untuk meminta pendapatnya. Dirga yang melihat itu langsung mengangguk tanpa ragu. Stella yang sedang menunggu merasa sedikit gugup. Bagaimanapun, tawarannya jelas tidak dapat diterima. Beberapa menit kemudian, agen properti tersebut kembali sambil tersenyum."Saya sudah
Stella sibuk setiap hari di kantor dan jarang mempunyai waktu untuk dirinya sendiri. Waktu seakan-akan berlalu begitu cepat karena Stella disibukan dengan banyak pekerjaan."Kebeteulan sekali kita bertemu disini, Stella. Bagaimana kalau kita pulang bersama." ucap Christoper yang menghentikan Stella di depan lift.Sejak Stella bekerja di Larson Group, keduanya secara kebetulan sering bertemu setiap hari setelah selesai bekerja.Kadang-kadang meskipun Stella sedang lembur, dia juga akan bertemu Christoper di perusahaan."Chris, kenapa kita sering bertemu disaat kita akan pulang kerja?" tanya Stella sambil tersenyumMasalah terbesar Stella adalah sangat sulit untuk mengatakan tidak kepada orang lain. Tepat saat itu, ponselnya berbunyi di dalam tasnya. Dia mengambilnya dan nama Dirga muncul di layar. Karena itu, Stella langsung menjawab panggilan tersebut."Ada apa?" tanya Stella."Aku menemukan sebuah rumah. Aku berada di kafe yang bersebrangan dengan kantormu. Ayo kita pergi melihat rum
Dirga menjawab pertanyaan Stella" Aku menyewa mobil ini. Ini adalah hari pertamamu bekerja. Aku ingin menjemputmu dengan mobil ini.""Sewa mobil mewah untuk satu hari saja pasti biayanya sangat mahal. Dirga, aku tahu kamu melakukan ini untuk kebaikan, tapi kamu tidak harus melakukan ini untukku. Kita harus menerima kenyataan dan menjalani kehidupan dengan apapun yang kita miliki." ucap Stella sedikit menasehati Dirga.Stella bukanlah putri kandung Keluarga Lind, melainkan seorang gadis sederhana yang terbiasa hidup dalam kemiskinan.Stella telah bekerja keras untuk menabung guna membayar biaya pengobatan Hannah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.Meskipun Dirga tidak menggunakan uangnya, tetap saja hatinya sedikit tidak rela melihat Dirga menyia-nyiakan uangnya untuk kemewahan yang seharusnya tidak perlu.Setelah dipikir-pikir, Stella menyadari mungkin sulit untuk Dirga mengubah kebiasaannya karena sudah terbiasa hidup mewah. Stella jadi sedikit ragu untuk melarang Dirga melakukan hal
Stella menoleh ke arah suara itu dan menemukan sebuah BMW putih terparkir di tepi jalan tidak jauh dari sana. Dia mengenakan kacamata hitam dan gaun tanpa tali, dan orang itu adalah Rebecaa yang sedang duduk di dalam mobil.Rebecca lalu melepaskan kacamata hitamnya, dan mengunyah permen karet sambil menatap ke arah Stella dan Dirga."Apa kau mau ikut pulang bersamaku?" tanya Rebecca dengan nada malas. "Aku rasa tidak apa-apa kalau kalian ingin pulang bersama kami, tapi sebelum masuk ke dalam mobil pastikan dulu kalau sepatumu dalam keadaan bersih, kalau tidak nanti akan mengotori mobil baru kekasihku." lanjutnyaMendengar ucapan Rebecca, Stella langsung mengeluarkan telfonnya dan tanpa berkata apa-apa, dia berjalan mengitari mobil untuk mengambil foto nomer platnya. Ketika sudah selesai, dia langsung menunjuk rambu jalan di depannya."Apa kamu tidak lihat kalau kamu tidak boleh parkir disini? kalau kamu tidak segera pergi dari tempat ini, aku akan melaporkanmu pada polisi lalu lintas.
Dirga menghentikan langkahnya. Perkataan Stella membuatnya marah. Dia secara khusus meminta Garry untuk menangani masalah ini, dan pria itu malah menertawakannya. Namun pada akhirnya, Garry tetap melaporkan apapun yang dia tahu tentang Stella saat berada di perusahaan."Keluarga Christoper tidak cukup berkuasa untuk mempengaruhi keputusan perusahaan. Apa yang membuatmu berpikir bahwa Larson Group mempekerjakanmu karena dia atau apapun yang sudah dia katakan padamu." Ucap Dirga"Bagaimana bisa kau begitu yakin kalau bukan dia yang membantuku? Apa kamu mengenal baik tentang Larson Group?" Ucapan Dirga membuat Stella terkekeh. Stella lalu mendongak dan melihat kesedihan di wajah Dirga. Dirga ingin sekali memberi tahu Stella kalau yang membantu dia masuk ke dalam perusahaan adalah dirinya, namun dia tidak bisa melakukan itu."Aku sering bergaul dengan orang-orang yang bekerja disana, jadi aku tahu satu atau dua hal tentang tempat itu." ucap Dirga sambil menyembunyikan perasaan kecewanya.
"Aku telah menyerahkan diriku padamu. Mengapa kau tidak mau putus dengan Stella?" tanya wanita itu dengan suara menggoda dan terengah-engah. Dia setengah telanjang dan sedang melayang diatas seorang pria. "Jangan sebut namanya disaat kita sedang bermesraan." Sang pria begitu bergairah, meremas payudara sang wanita dan mengerang kenikmatan.Wanita itu tampak tidak puas karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya. "Tidak mungkin! Dia hanyalah anak angkat, bahkan anjing kami memegang posisi yang lebih penting di keluarga kami daripada dia. Apa bagusnya dia?"Pria tersebut tidak berkata apa-apa. Dia mencengkram pinggang wanita tersebut dan mendorongnya lebih keras, yang membuat wanita tersebut menjerit dan mengerang kenikmatan.Stella Lind berdiri di depan pintu, mendengarkan semua yang terjadi di dalam ruangan itu. Matanya yang lelah berubah menjadi dingin saat dia mengerti apa yang sedang terjadi.Dia baru saja kembali dari Rumah Sakit. Hannah, wanita yang telah membesarkan St...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen