Stella diadopsi saat dia masih kecil. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim piatu. Namun, hidupnya jauh dari kata bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Stella mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seorang orang tua dari pembantu tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Stella harus menikahi pria yang tidak berguna untuk menggantikan putri kandung orang tuanya demi membiayai pengobatan pembantunya. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Namun pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Dirga adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan yang sembrono dan nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia punya firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua insan itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Dirga benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia sangat mirip dengan pria terkaya di kota itu. Akankah dia mengetahui bahwa Stella menikahinya sebagai pengganti saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana total? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Stella dan Dirga.
Lihat lebih banyakFokus Stella terpusat pada laptop. Dia lalu menggigit sisa roti lapisnya. Dan dia menjawab pertanyaan Dirga, "Ya, aku berhasil melamar kesana. Tapi aku gagal saat test wawancara. Dan sekarang aku sedang memeriksa perusahaan yang lain untuk dilamar."Dirga menggigit kecil roti lapis itu lalu meletakannya di meja. Dia diam-diam melihat resume dan portofolio Stella.Dirga cukup terkejut melihat itu, ternyata Stella telah mencapai keunggulan waktu kuliah, merancang beberapa karya, dan telah memenangkan beberapa penghargaan dan pujian. Meski desain perhiasan dan busananya terlihat amatiran, tetapi tetap saja lebih bagus jika dibandingkan dengan karya-karya teman seangkatannya. Seorang lulusan baru dengan bakat yang luar biasa seperti ini layak mendapatkan pekerjaan di Larson Group."Mengapa kamu gagal? Apakah pewawancara memberi tahu kamu alasannya?" Tanya Dirga setelah melihat resume dan portofolio Stella.Dirga menaruh roti lapis di atas piring, lalu dia duduk di atas sofa dengan kaki di
"Kenapa? Apa yang ada di dalam pikiranmu? Kamu meminta lulusan baru untuk mengerjakan kertas ujian yang telah kami siapkan untuk desainer profesionnal yang berpengalaman. Dan sekarang kamu malah menolaknya?" Ucap pewawancara wanita lainnya.Pewawancara wanita lainnya menatap Elena dengan curiga. Lalu dia mengambil kembali resume yang telah dibuang oleh Elena dan mengeceknya kembali. Setelah mengecek resumenya kembali dia kembali berkata. "Stella tampaknya salah satu kandidat yang menjanjikan. Dia lebih baik dari semua teman-temannya. Kita tidak boleh kehilangan bakat seperti itu. Apakah kamu punya dendam pribadi terhadapnya?"Elena menggigit bibirnya dengan perasaan cemas, lalu dia berkata, "Tidak ada. Yang jelas dia tidak cocok bekerja di Group Larson."Lalu Elena menjelaskan kepada kedua pewawancara tersebut kenapa mereka harus menolak Stella. "Aku banyak mendengar rumor tentang Stella saat masih kuliah. Dia tidak sepolos yang terlihat. Di tahun pertamanya, Stella suka berkeliaran d
Setelah kembali ke rumah, Stella mulai melamar pekerjaan. Setelah percakapan dengan orang tua angkatnya, Stella mengerti bahwa dia tidak bisa bergantung pada uang yang telah kedua orang tua angkatnya janjikan untuk diberikan kepadanya setelah menikah.Stella waktu kuliah mengambil jurusan Desain. Dia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Dia merupakan sosok yang populer di universitas karena bakat desainnya yang luar biasa. Dia seharusnya melamar pekerjaan seperti teman-teman sekelasnya awal tahun ini. Akan tetapi tidak bisa, karena dia harus menjaga Hannah.Hannah sedang sakit dan merawatnya lebih penting bagi Stella, karena hanya Hannah yang begitu peduli dan perhatian pada Stella dan dia tidak ingin kehilangan sosok Hannah.Setelah membuat portofolio dan resumenya, Stella langsung memasukan lamarannya pada perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Di hari berikutnya, mengingat Stella adalah peraih medali emas dan telah menerima sejumlah penghargaan, dia langsung menerima panggi
"Dirga, kamu pasti sudah salah paham. Aku tidak bermaksud memarahi putriku, aku hanya menegur dia." Ucap Nora sedikit panik.Walaupun sedikit panik, Nora menyembunyikan kepanikan itu dan tersenyum manis pada Dirga. Dan matanya masih tertuju pada hadiah-hadiah mahal itu."Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun." Ucap Dirga acuh tak acuh. Dia tidak ingin mendengarkan alasan bodoh mereka.Mendengar ucapan Bossnya, Alex langsung berjalan menuju hadiah-hadiah tersebut, mengemasi semuanya dan memasukan kembali ke dalam tas.Dirga lalu tidak berkata-kata lagi. Dia memegang tangan Stella lalu berjalan pergi meninggalkan Villa Keluarga Lind.Setelah keluar dari Villa Keluarga Lind, Dirga baru melepaskan tangan Stella. Wajah lembutnya menatap Stella dan berkata, "Mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu akan menemui kedua orang tuamu?"Stella ingin meminta uang kepada kedua orang tua angkatnya, jadi dia tidak bisa membawa Dirga bersamanya."Aku tidak berencana mengunjungi mereka sejak a
"Maaf aku baru datang. Ada sesuatu yang sebelumnya harus ku urus, itulah mengapa aku datang terlambat kesini." Ucap DirgaDirga berdiri di luar pintu, memancarkan aura yang kuat, membuat Stella mustahil untuk melangkah maju."Kenapa kau malah datang kesini? Aku ingin kembali. Minggirlah." Ucap StellaSuara Stella terdengar serak karena marah dan sedih.Melihat mata merah Stella berkaca-kaca, Dirga menatap semua orang di dalam ruang tamu. Kemudian Dirga dengan lembut menggenggam pergelangan tangan Stella."Tidak perlu terburu-buru." Ucap Dirga. Lalu dirga membawa Stella masuk ke dalam ruang tamu lagi. Alex meletakkan tas-tas yang telah dia bawa ke atas meja dan membukanya satu persatu.Setelah memajang semua barangnya di atas meja, Alex menyeka keringat di dahinya dan langsung berjalan mundur ke belakang Dirga.Alex cukup lelah setelag mengerahkan seluruh kekuaran fisiknya untuk membawa barang-barang bossnya.Mata Stella terbelalak melihat semua hadiah di atas meja. Perhiasan mahal, J
Taksi berhenti di depan villa Keluarga Lind. Stella bergegas keluar dari dalam taksi dan langsung berjalan menuju rumah dan membunyikan bel pintu.Sekarang setelah dia menikahi Dirga seperti yang dijanjikan, Stella memutuskan untuk meminta uang kepada kedua orang tua angkatnya.Bagaimanapun, dia melakukan ini semua hanya untuk membayar biaya pengobatan Hannah. Nora sedang duduk di sofa, menyeruput secangkir kopi. Dia menatap Stella lalu tersenyum tipis."Bagaimana hubunganmu dengan Dirga? kamu baru saja menikah kemarin. Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah kamu seharusnya berada di rumahmu? Apa terjadi sesuatu hingga kamu datang kesini?" Tanya Nora pada Stella.Nora tidak mengucapkan sepatah katapun tentang uang, seakan-akan antara dirinya dan Stella tidak pernah membuat sebuah kesepakatan.Stella menatapnya tajam, Lalu berkata. "Aku datang kesini untuk mengambil uangnya. Kamu berjanji akan memberiku uang itu segera setelah aku menikah dengan Dirga."Nora meletakan cangkir kopi di a
Stella jarang bermimpi indah. Namun, kali ini dia sedang bermimpi bahwa Hannah dirawat tepat waktu dan mampu pulih. Mereka berdua pulang bersama dan kehidupan tampak lebih cerah dan penuh harapan.Namun, tiba-tiba suara dering telfon mengganggu mimpinya. Stella bangkit dari tempat tidur dan menatap lingkungan yang aneh dengan linglung.Butuh waktu cukup lama bagi Stella untuk mengingat bahwa dia telah menikah. Dia belum bisa beradaptasi dengan perubahan yang tetlalu cepat ini.Begitu dia membuka pintu kamar tidur, tatapannya jatuh pada Dirga yang meringkuk di sofa sambil memeluk bantal. Sofa itu terlalu kecil untuk ukuran tubuhnya yang besar. Kakinya menjuntai keluar, dan selimut abu-abu melilit tubuhnya. Sinar matahari menyinari wajahnya tanpa cela, membuatnya tampak seperti Dewa Yunani.Stella senang mengetahui Dirga tidak mendekatinya tadi malam, jadi dia melonggarkan kewaspadaanya terhadap Dirga.Stella tersenyum sendiri dan langsung berjalan ke dapur. Ada telur, bacon, roti di le
Stella terkejut. "Kalau aku ini bukan Rebecca Lind, menurutmu aku ini siapa? pertanyaan yang konyol." Ucapnya bercanda.Stella telah menikahi Dirga sebagai Rebecca Lind. Jika dia mengacaukan rencananya, Ibu tirinya tidak akan memberinya uang. Hanna masih di rumah sakit, menunggu uang untuk operasinya.Dirga mengerutkan keningnya, ada sesuatu yang tampak janggal. Seseorang yang sebelumnya sudah dia suruh untuk menyelidiki putri Keluarga Lind mengatakan kepadanya bahwa Rebecca adalah wanita yang sombong, keras kepala, tidak punya otak dan suka menggoda pria kaya untuk keuntungan pribadinya.Oleh karena itu, dia berpura-pura menjadi pecundang yang tidak punya uang di depan Stella. Mengira dia adalah Rebecca sehingga dia akan mengambil inisiatif untuk meminta cerai karena orang itu membenci orang miskin.Namun, wanita di depannya tampak sangat menerima keadaan keuangannya, juga tempat tinggalnya yang sederhana.Selain itu. kegugupannya tampak jelas meskipun dia berusaha sebisa mungkin unt
"Lebih baik kamu yang mandi dulu, aku bisa menunggu." Ucap Stella, lalu tanpa sadar dia melangkah mundur seolah-olah sedang melindungi diri dari musuh.Stella tampak seperti burung yang terperangkap dalam sangkar, berusaha keras untuk menyembunyikan kepanikannya.Dia belum tahu bagaimana caranya menghadapi apa yang disebut suami.Dirga berdiri di depan meja dan menatap Stella. Stella tampak seperti seekor rusa yang terjebak dalam lampu depan mobil.Dirga menatapnya dan terkekeh. "Jangan gugup. Aku tidak akan memakanmu. Aku hanya perlu membicarakan sesuatu denganmu." Stella menyilangkan lengan di dada dan dengan ragu berjalan menghampiri Dirga. Dia tidak ingin berhubungan dengan pria ini dengan cara apapun. Segalanya terjadi begitu cepat. Dia menikah dengan pria yang baru saja dia temui di pesta pernikahannya.Setelah berada di meja, Stella langsung berkata, "Apa itu?"Dirga mengambil kursi kayu dengan satu tangan dan meletakannya di depannya, lalu berkata, "Silahkan duduk dulu."Kemu
"Aku telah menyerahkan diriku padamu. Mengapa kau tidak mau putus dengan Stella?" tanya wanita itu dengan suara menggoda dan terengah-engah. Dia setengah telanjang dan sedang melayang diatas seorang pria. "Jangan sebut namanya disaat kita sedang bermesraan." Sang pria begitu bergairah, meremas payudara sang wanita dan mengerang kenikmatan.Wanita itu tampak tidak puas karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya. "Tidak mungkin! Dia hanyalah anak angkat, bahkan anjing kami memegang posisi yang lebih penting di keluarga kami daripada dia. Apa bagusnya dia?"Pria tersebut tidak berkata apa-apa. Dia mencengkram pinggang wanita tersebut dan mendorongnya lebih keras, yang membuat wanita tersebut menjerit dan mengerang kenikmatan.Stella Lind berdiri di depan pintu, mendengarkan semua yang terjadi di dalam ruangan itu. Matanya yang lelah berubah menjadi dingin saat dia mengerti apa yang sedang terjadi.Dia baru saja kembali dari Rumah Sakit. Hannah, wanita yang telah membesarkan St...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen