Bacaan dewasa 21 tahun ke atas. Kisah perjuangan dua orang gadis desa yang ingin merubah nasib mereka di kota besar. Namun dalam perjalanan menuju kesuksesan mereka dicintai secara ugal-ugalan oleh anak orang berada yang dapat dikategorikan sebagai konglomerat. Para tuan muda tersebut pun terobsesi untuk menaklukkan hati keduanya. Mungkinkah gadis-gadis itu tergoda akan kehadiran dua sosok pria ini? Ataukah mereka malah terjebak pada pesonanya? Bagaimana dengan misi awal dari kedua gadis desa yang ingin menjadi wanita sukses? Penasaran kelanjutannya? Yuk, silahkan dibaca! Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014.
View More"Apa? Mencelakai bagaimana maksudmu?" seru Doan penasaran."Lilian kan berasal dari desa. Ibunda Junot kurang setuju. Gara-gara hal itu, Lilian hampir ditabrak. Namun untungnya, kata Junot. Lilian jago bela diri, jadi dia bisa melindungi dirinya sendiri," tutur Sherly menjelaskan."Ha-ha-ha, jadi semua karena status sosial yang berbeda? Sama dong dengan sifat keluargamu yang materialistis! Iya, kan?" sindir Doan, lagi."Doan, itu kan keluarga ku! Aku tidak seperti itu! Tolong percayalah, antara aku dan Junot tidak terjadi apa-apa. Dia sangat menyukai Lilian. Kami tidak mungkin bersatu!" "Siapa yang tahu, jika kamu menyukai Junot! Iya, kan?" Doan malah semakin cemburu."Doan, apakah kamu meragukanku? Aku ... aku ... sangat menyayangimu, Doan!" lirihnya, mulai meneteskan air matanya."Justru kamu yang berbohong sama, aku!" isak Sherly lagi."Memangnya aku berbohong tentang apa?" sergah Sherly."Ka ... kamu yang menyukai Lilian! I ... iya, kan?" Bibir Sherly bergetar mengatakan itu. Dia
Keakraban Doan dan Lilian semakin membuat Junot geram. Terlebih saat gadis itu, sering kali tersenyum ke arah Doan.Doan terlihat menahan emosinya melihat keduanya. Sementara Sherly juga merasakan hal yang sama."Jadi, Kak. Cara kerjanya seperti ini?" tanya Lilian."Tuh kan, kamu bisa mengerjakannya." tutur Doan."Siapa dulu dong, dosen privatnya!" puji Lilian kepada pria itu."Berarti, Kakak bisa dong punya pekerjaan sambilan menjadi dosen kamu?" sahut Doan."Mau banget, Kak! Kapan Kakak mendaftarnya?" tanya Lilian lagi."Ha-ha-ha-ha, bercanda adik manis!" seru Doan sambil mengusap pucuk kepalanya.Dan Lilian membiarkannya.Junot sudah tidak tahan lagi. Dia langsung berdiri dan hendak menuju ke arah Doan dan Lilian berada.Namun Sherly menahan, tangannya."Junot! Lo mau, ke mana?""Gue mau ke meja sana!" ujarnya lalu menunjuk meja yang ada Doan dan Lilian."Junot ... gue tahu Lo kesal dengan mereka. Gue juga merasakan hal yang sama seperti Lo. Akan tetapi, ini di pusat keramaian. Tol
"Benarkah kamu menyukainya, Sayang?" tanya Tuan Alfonso bahagia."Iya, Sayang. Aku sangat menyukainya!" jawab Dela senang."Pak Sopir, Anda menang! Anda akan mendapatkan bonusnya!" Tuan Alfonso ikut senang, karena Dela menyukai penampilan barunya. "Te ... terima kasih Tuan, Nyonya." Sang sopir sangat senang mendapatkan bonus besar kali ini. Dia sudah membayangkan jika keluarganya akan makan enak malam ini.Sementara itu di sebuah kantor,"Eki, dari tadi siapa yang sibuk meneleponmu?" selidik Junot."Maaf, Tuan Muda. Yang menelpon saya adalah, Tuan Alfonso." jawabnya gugup."Lho, bukannya Papa sedang berada di luar kota? Untuk apa dia menelponmu?" selidik Junot."Tuan Besar masih di Jakarta, Tuan Muda." jawabnya, lagi."Apa?" Kaget, Junot."Tolong jujur! Ada apa lagi, sekarang?" lirihnya, mulai lelah dengan kedua orang tuanya yang penuh drama."Maaf, Tuan Muda. Sebenarnya saya sudah berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa pun. Akan tetapi, Anda juga adalah atasan saya. Dan saya a
Disaat Tuan Alfonso ingin pergi dari kampus Dela. Sejenak dia tertegun saat melihat, Andi. Anaknya dari istri pertamanya."Bukankah itu, Andi? Ngapain dia di kampus ini?" Dari dalam mobil Tuan Alfonso beberapa kali mengambil foto wajah Andi.Tuan Alfonso lalu mengirimkan foto itu kepada Asisten Eki. Lalu menelponnya.Asisten Eki :"Halo ... selamat pagi, Tuan." Tuan Alfonso :"Eki, saya baru saja mengirimkan beberapa foto, Andi. Anak tertua saya, kepadamu tolong selidiki kehidupannya dan kesehariannya." titahnya, kepada orang kepercayaannya itu.Asisten Eki :"Baik, Tuan. Saya akan mulai menyelidikinya." Setelah berkata begitu, Tuan Alfonso mematikan panggilan telepon nya. Dia lalu memerintahkan sopir pribadinya untuk membawanya ke suatu tempat."Antarkan saya ke barbershop." ujarnya kepada sopir itu."Baik, Tuan." jawab sang sopir.Sopir itu lalu segera melajukan mobilnya ke tempat barbershop langganan Tuan Alfonso.Sesampai di sana, Tuan Alfonso turun dari mobil dengan menggunaka
Tuan Alfonso segera membawa Dela ke dalam pelukannya dan membiarkan istri mudanya itu, menangis di dalam pelukannya.Setelah dia rasa istrinya sudah mulai tenang. Tuan Alfonso mulai mengendurkan pelukannya. Lalu berkata,"Sayang, sungguh aku tidak tahu jika kamu ingin memiliki anak denganku.""Iya, aku tahu kok. Kamu hanya menganggapku sebagai pelampiasan nafsumu, saja!" isaknya lagi."Hei, kamu kok ngomongnya seperti itu, sih?" seru sang suami tak suka."Terus apa? Jika kamu ingin memiliki anak denganku, pasti kamu tidak akan memberikanku pil KB itu." Dela kembali menangis, tersedu-sedu."Sayang, aku memberimu pil KB kepadamu, karena aku pikir kamu ingin menunda untuk memiliki anak dulu," ujar Tuan Alfonso, lembut."Kamu kok bisa berpikiran, aku tidak ingin memiliki anak?" cecar Dela lagi, sambil menangis."Karena kamu masih kuliah, Sayang. Aku ingin kamu fokus di pendidikanmu dulu.""Lho memangnya kalau hamil bisa menghambat aku untuk kuliah? Toh di kampusku banyak wanita hamil da
"Lastri, kalian jalan-jalan ke mana tadi?" tanya Tuan Jhon sesaat setelah anak gadisnya sampai di rumah."Jalan-jalan ke pantai saja kok, Pa." jawab Lastri santai. "Ternyata Lastri tidak berbohong." gumam Tuan Jhon, dalam hatinya. Karena sesuai informasi dari anak buahnya. Mobil Noah memang melaju ke daerah pantai, di Jakarta Utara."Ya sudah kamu istirahatlah di kamar." ucap sang ayah lagi."Iya, Pa." Lastri pun segera masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya dari dalam. Saat ini dia sedang memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang. Lastri pikir Tuan Jhon mengetahui tentang rencana mereka. Sementara itu, Nyonya Meli pulang ke rumah dengan santainya."Dari mana kamu!" tanya Tuan Jhon, dengan tatapan tajamnya."Ya ampun, Jhon! Kaget aku!" Nyonya Meli memulai sandiwaranya."Jawab yang ku tanya, Meli! Kamu dari mana?" ketusnya, lagi."Aku baru pulang arisan, Jhon. Kan aku sudah pamit sebelumnya kepadamu?" Nyonya Meli pun mendekati suaminya lalu menyerahkan ponselnya."Nih, lihat
"Laki-laki kurang ajar! Berani-beraninya, dia menyakiti Dahlia!" Ada rasa sakit yang dirasakan Andi saat melihat mahasiswi kesayangannya menangis."Si ... siapa wanita hamil itu?" lirih Wilona sedih dalam hatinya."Apakah anak dalam kandungan wanita itu milik Mas Noah?" sedihnya lagi, sambil meneteskan air mata.Sementara Noah dengan cepat membawa pergi Lastri dari gerai es krim itu.Dia tahu jika yang mengundang para wartawan itu adalah Tuan Jhon."Sialan! Tunggu saja pembalasanku, Jhon!" geramnya, dalam hati."Lastri, apakah kamu tidak apa-apa?" tanya Noah, hati-hati."Aku nggak apa-apa kok, Kak.""Syukur deh kalau begitu. Oh ya kakak ingin membawamu ke suatu tempat. Papa ingin bertemu denganmu untuk memantapkan pelarian kita. Tapi bisakah, kamu menelepon ayahmu, agar para anak buahnya tidak mengikuti kita?" Noah lalu menunjukkan beberapa anak buah Tuan Jhon yang berjaga-jaga di depan mobil mereka."Sebentar, Kak. Aku akan menelpon Papa," ujarnya.Lalu Lastri pun menelepon, Tuan Jho
Dua minggu telah berlalu, Noah sama sekali tidak dapat menemui Dahlia. Hal itu dikarenakan Tuan Jhon terus mengawasi gerak-geriknya. Alhasil dia hanya bisa tahu dari Dita bagaimana kabar Dahlia.Seperti sore ini, Noah kembali menelepon Dita dan menanyakan keadaan Dahlia.Dita : "Nona Dahlia akhir-akhir ini sering melamun, Tuan. Jika ada waktu tolonglah Tuan menemuinya walau hanya sebentar saja.Noah :"Tentu, saya ingin sekali bertemu dengannya. Akan tetapi apa daya, Tuan Jhon terus saja memantau gerak-gerikku. "Sekarang Dahlia di mana?" Dita :"Nona Dahlia, saat ini sedang berada di kampus, Tuan." Noah :"Baiklah, nanti saya hubungi lagi, ingat jaga Dahlia dan laporkan jika ada hal yang mencurigakan." sergah Noah. Lalu dia pun mematikan panggilan itu.Noah lalu kembali melirik ponselnya dan membaca pesan yang masuk dari Lastri.Lastri : "Kak Noah, apakah kamu jadi menemaniku memeriksa kandunganku?" Noah : "Tentu saja, Lastri. Aku akan segera menjemputmu." Pesan teks yang dib
Di atas meja, telah tersedia hidangan berbagai macam jenis yang menggugah selera keduanya.Disaat keduanya sedang makan, ponsel Dahlia berdering dari tadi. Gadis itu ingin berdiri untuk mengangkatnya namun dengan cepat Noah berdiri dan berjalan menuju kamar untuk mengambil ponsel kekasihnya. Ternyata panggilan itu, berasal dari Lilian, saudaranya.Dahlia :"Halo, Lil?" Lilian :"Dahlia, kamu lagi di mana? Kok belum pulang?" Dahlia lalu melirik jam di dinding vila itu. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Dahlia :"Aku ... aku masih di tempat kerjaku. Sebentar lagi aku pulangnya. Iya, Lil. Bye." ucapnya, lalu mematikan panggilan itu."Sayang, bagaimana kamu pulang dengan keadaan seperti, ini? Bagaimana jika kamu menginap di Toserba saja, biar Dita yang akan menemanimu. Bagaimana, Sayang?" ujar Noah khawatir, Lilian tahu apa yang baru saja dirinya lakukan dengan Dahlia."Mas, sih! Mainnya tak kenal waktu!" kesal Dahlia."Tapi kan, Sayang. Kamu kan juga suka, Darling?" goda
Dahlia dan Lilian adalah dua orang gadis cantik asal Bogor yang tinggal bersama sang nenek. Mereka adalah anak korban perceraian dari kedua orangtuanya yang menikah lagi dan telah memiliki pasangan masing-masing serta tinggal di kota lain.Sehingga sejak kecil, mereka diasuh oleh nenek Rukmini di sebuah rumah yang sangat sederhana.Dahlia berwatak keras, sembrono, dan sedikit tegas. Sedangkan Lilian berwatak lembut, pemalu, dan ramah. Saat ini, keduanya telah duduk di bangku SMA kelas tiga dan beberapa bulan lagi akan menamatkan pendidikan mereka di sana.Usia sang nenek sudah sangat renta dan sering sakit-sakitan. Selama ini, Nenek Rukmini menghidupi kedua cucunya dengan berjualan keripik talas khas camilan daerah Bogor dengan cara berkeliling kampung. Dahlia dan Lilian juga membantu Nenek Rukmini dalam mengolah dan menjual keripik tersebut. Meskipun sudah tua, Nenek Rukmini selalu berusaha kuat dan sehat demi kedua cucunya tercinta.Hari Senin yang cerah di sebuah SMA Negeri Bogor,...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments