Share

BAB. 6 Penuh Rayuan

last update Last Updated: 2024-12-03 20:03:19

Pagi itu, sinar matahari menembus dedaunan, menciptakan bayangan-bayangan kecil di trotoar. Dahlia keluar dari rumah Bu Jayanti dengan perasaan campur aduk. Dia harus segera dan tidak lagi menjadi beban bagi Bu Jayanti dan Lilian saudaranya.

Dengan tas kecil yang berisi beberapa dokumen penting dan sedikit uang, Dahlia melangkah keluar rumah. Jalanan sudah mulai ramai dengan aktivitas pagi. Mobil-mobil dan sepeda motor berlalu lalang, menciptakan hiruk-pikuk yang khas. Dahlia mengenakan pakaian yang rapi, mencoba terlihat seprofesional mungkin meskipun hatinya sedang gelisah. Dia tahu, mencari pekerjaan di kota besar ini tidaklah mudah.

Langkahnya mantap meski hatinya sedikit gugup. Dahlia mulai menyusuri trotoar, matanya sesekali melirik ke arah toko-toko dan gedung-gedung perkantoran yang dilewatinya. Setiap kali dia melihat papan pengumuman yang bertuliskan "Lowongan Kerja" gadis itu berhenti sejenak, mencatat nomor telepon atau alamat yang tertera. Namun, pikiran tentang persaingan ketat dan banyaknya pelamar membuatnya merasa cemas.

Ketika melewati sebuah pertigaan yang ramai, tiba-tiba Dahlia merasakan ada gerakan cepat dari sampingnya. Sebuah sepeda motor melaju mendekatinya dengan kecepatan tinggi. Sebelum sempat menyadari apa yang terjadi, pengendara motor itu berusaha merampas tas kecil yang dia bawa. Semuanya terjadi begitu cepat, dalam hitungan detik.

Dahlia tersentak kaget, diapun refleks memegang erat tasnya sambil mencoba menariknya kembali. Tapi tenaga pengendara motor itu jauh lebih kuat. Gadis itu hampir terjatuh ke jalan saat tasnya ditarik dengan kasar. Rasa takut dan panik seketika memenuhi pikirannya. Dahlia mencoba berteriak, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan.

Di tengah kekacauan itu, tiba-tiba ada tangan kuat yang menariknya ke pinggir jalan dengan cepat. Dahlia terdorong ke arah trotoar, menjauh dari pengendara motor yang hampir berhasil mencuri tasnya. Dengan napas tersengal-sengal, Dahlia mendongak dan melihat seorang pria berdiri di sampingnya, wajahnya penuh kekhawatiran, saat ini Dahlia berada dalam dekapan pria itu.

"Anda tidak apa-apa?" tanya pria itu, suaranya penuh perhatian.

Dahlia mengangguk, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

"Ya, terima kasih. Kalau bukan karena Anda, tas saya pasti sudah hilang."

Pria itu tersenyum ringan, mencoba menenangkan Dahlia. "Senang bisa membantu. Ini kota besar, Anda harus selalu waspada. Ada banyak orang jahat yang berkeliaran."

Dahlia mengangguk lagi, masih mencoba mengendalikan napasnya yang tersengal-sengal.

"Terima kasih banyak. Saya benar-benar tidak menyangka akan ada yang mencoba mencopet di sini."

Dahlia masih sangat syok sehingga dia tidak juga melepas rangkulan orang itu. Dirinya malah semakin mengeratkan tubuhnya di dada pria itu.

Namun tiba-tiba orang itu berkata lagi,

"Hai Nona, cantik. Apakah pelukan gue sangat nyaman buat, Lo. Sehingga Lo tidak ada niat untuk melepasnya?"

Suara bariton orang itu, menyadarkan Dahlia. Dia pun langsung melepaskan tubuhnya dari dada pria itu.

Gadis itu seketika berkata,

"Ma ... maaf, Pak," ujarnya takut.

"What? gue dipanggil, Bapak? emang wajah gue ini udah kayak bapak-bapak kah? Apakah karena brewok dan jenggot gue ini?" gumamnya dalam hati.

Pemuda itu masih melihat Dahlia yang syok.

Lalu tanpa persetujuan dari gadis itu, Noah memegang tangannya dan mengajaknya menuju ke sebuah supermarket mini, di pinggir jalan itu.

Setelah keduanya masuk ke dalam supermarket itu. Si pemuda menuntun Dahlia untuk duduk di sebuah kursi yang ada di situ. Lalu pemuda tadi melangkah di rak yang berisi air mineral, membayarnya ke kasir lalu kembali menghampiri Dahlia.

Sesampainya di tempat gadis itu, Noah meletakkan dua botol air mineral di atas meja. Dia menyodorkan satu kepadanya sambil berkata,

"Minumlah."

Dahlia lalu meraih air mineral tersebut dari atas meja dan mencoba membuka tutup botolnya. Namun dia tidak bisa, tangannya masih terlihat gemetar. Pemuda itu seketika gemas dengan tingkah Dahlia. Dia segera meraih botol minuman itu dari tangan sang gadis, lalu membuka tutupnya dan kembali menyerahkannya kepada gadis itu.

Dahlia yang syok dan juga haus langsung meminum air mineral itu sampai habis.

Disaat Dahlia sedang meminum air itu, ada sensasi tersendiri yang dirasakan oleh sang pemuda.

"Cantik dan seksi!" gumamnya dalam hati. Seketika, Noah menelan ludahnya melihat paras Dahlia, yang cantik itu.

"Apakah Lo baik-baik saja?" ujar pemuda itu kepadanya.

"Aku Ba ... baik," jawabnya singkat.

Lalu dia kaget, jika yang menolongnya bukanlah bapak-bapak. Akan tetapi seorang pemuda yang penampilannya sedikit urakan dengan rambut gondrong serta brewok dan janggut yang banyak.

"Te ... terima kasih, Mas. Maaf tadi saya memanggil Anda, bapak, saya pikir Anda sudah tua," ujarnya, polos.

Seketika pemuda itu tertawa lebar.

"Ha-ha-ha-ha lucu juga, Lo!" tawanya.

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Noah,

"Perkenalkan, nama gue, Noah,” ujarnya.

Noah dengan sopan menawarkan diri untuk menemani Dahlia sebentar, memastikan dia baik-baik saja setelah kejadian tersebut. Dahlia merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Noah.

"Maaf kalau gue terlalu ikut campur," ucap Noah sambil duduk di samping Dahlia.

"Tapi Anda terlihat sangat ketakutan tadi. Gue hanya ingin memastikan Anda aman."

Dahlia tersenyum lemah.

"Tidak apa-apa. Saya sangat berterima kasih. Saya memang sedang dalam perjalanan mencari pekerjaan, jadi kejadian ini benar-benar membuat saya kaget."

Noah mengangguk mengerti.

"Mencari pekerjaan memang tidak mudah, apalagi di Kota Jakarta, sebesar ini.”

"Oh ya, aku Dahlia. Terima kasih, Mas Noah. Anda telah menyelamatkanku, jika tidak ada Mas, tadi. Mungkin sekarang tasku beserta isinya hilang.

“Ya, tak masalah. Bukankah manusia adalah makhluk sosial? Sudah sewajarnya untuk saling membantu,” tukas Noah.

Setelah mereka saling memperkenalkan diri, keduanya pun larut dalam percakapan hangat. Mereka langsung merasa nyambung saat ngobrol.

Noah juga menanyakan tentang Dahlia. Lalu gadis itu pun menceritakan tentang dirinya yang berasal dari desa, dan saat ini sedang mencari pekerjaan.

Noah terus menyimak saat Dahlia menceritakan perihal dirinya.

"Kalau Lo mau, gue ada pekerjaan buat Lo, itu pun jika Lo mau. Karena pekerjaan ini dimulai pada malam hari dan berakhir pada jam subuh tiba," ujar Noah menjelaskan.

Dahlia sepertinya lupa dengan nasihat neneknya dulu, dia semakin menceritakan semua tentang dirinya kepada pria, yang baru saja dirinya kenal.

Ternyata, Noah semakin membuat Dahlia merasa nyaman berada di dekatnya.

Setelah tempo hari insiden gagal copet terjadi. Sejak saat itu Dahlia intens bertemu dengan sang pria. Hal itu dilakukan saat Bu Jayanti dan Lilian berangkat ke warung.

Seperti hari ini,

Setelah semua pekerjaan rumah beres, Dahlia segera berangkat dari rumah menuju ke ujung jalan dan di sana dia telah ditunggu oleh Noah.

Keduanya saat ini, menyusuri jalanan kota Jakarta dengan mengendarai motor gede, milik pria itu. Noah beralasan, jika dia ingin membantu Dahlia mencari pekerjaan. Namun buktinya semua itu bohong. Dia malah membawa gadis itu ke tempat tongkrongan anak muda Jakarta.

Noah bahkan berdalih. Jika mencari pekerjaan di Jakarta itu sungguh sangat susah.

Siang hari itu, Noah membawa Dahlia untuk nongkrong di tepian sebuah danau buatan, di salah satu sudut Kota Jakarta.

Noah memulai percakapannya dengan gadis itu.

"Bagaimana, Dahlia. Pekerjaan yang pernah gue katakan, apa Lo tertarik?" ujarnya.

"Kalau boleh tahu, itu pekerjaan apa, Noah?" tanya Dahlia.

"Oh ya, apa Lo tahu tentang dunia malam, anak muda zaman sekarang?" tutur Noah.

Dahlia segera menggeleng-gelengkan kepala. Tidak mengerti sama sekali maksud dari perkataan Noah.

"Baiklah, gue akan kasi tahu kepada, Lo. Gue menawarkan pekerjaan ke Lo untuk bekerja sebagai waiters di sebuah bar milik teman gue, bagaimana? apa Lo tertarik?" ujarnya, lagi.

Namun karena gadis itu masih bingung, Noah pun membuka internet dan mencari video, tentang suasana di sebuah bar. Lalu menunjukkan video tersebut kepada Dahlia.

Dahlia tiba-tiba kaget dan ragu-ragu saat melihat suasana dalam video itu.

“Gila Lo, Noah! Masa Lo mau pekerjakan gue di tempat seperti ini?” protes Dahlia.

"Ha-ha-ha. Lo tenang saja, Dahlia. Selama Lo bekerja, gue akan jaga Lo,” serunya.

"Apakah Lo, bekerja juga di situ?" tanya Dahlia.

"Yap! Nanti kita bisa bareng-bareng kerjanya," sahut Noah meyakinkan gadis itu.

Padahal yang sebenarnya terjadi, pria itu berbohong kepada Dahlia. Bar itu bukan milik temannya, akan tetapi milik Noah sendiri.

“Gue pikir-pikir dulu, deh!” seru Dahlia lagi.

Angin semilir menyapa mereka yang lagi berteduh di bawah pohon rindang. Noah menyodorkan minuman ringan kepada Dahlia. Dia langsung menerimanya dan menegak minuman itu.

Disaat Dahlia sedang meminum minuman ringan tersebut, Noah memperhatikannya dalam-dalam. Seketika ada desiran-desiran aneh yang berasal dari dalam dadanya. Noah ingin memiliki Dahlia dan menaklukkannya.

Tiba-tiba Noah tersenyum simpul dan mendekatkan diri kepada Dahlia sambil memegang tangannya. Sepertinya pria itu ingin mencium dirinya.

Dahlia yang berasal dari desa, masih sangat lugu. Dia merasa risih dengan perlakuan Noah tersebut. Dengan cepat Dahlia segera mencoba menepis tangan pria itu.

"Tolong, Anda bersikap sopan!" ujarnya.

Seketika Noah terperanjat. Namun karena terburu nafsu, pria itu malah kembali melancarkan aksinya. Dia ingin mencium bibir gadis itu.

Namun tanpa disangka Dahlia malah mengambil ancang-ancang memasang kuda-kudanya dan mulai menyerang pria itu.

Noah, langsung terkapar di tanah sambil mengaduh.

“Ouch!”

Perutnya sangat sakit kena tendangan dari sang gadis.

"Sialan! Ternyata dia jago bela diri!" geramnya dalam hati.

"Kamu jangan coba-coba punya niat jahat kepadaku, kamu pikir jika aku dari desa, kamu bisa semena-mena denganku?" ujar Dahlia, tegas.

"Aku menyesal sudah percaya sama kamu! Aku pikir kamu tulus mau berteman denganku, ternyata kamu tak lebih dari seorang pengecut!"

Mendengar semua penuturan Dahlia, Noah segera minta maaf dan memasang muka penyesalan yang terdalam. Dia bahkan kembali merayu-rayu gadis itu.

"Dahlia, tolong maafin aku. Aku khilaf. Maafin aku, aku janji tidak berbuat begitu lagi."

Noah terus mengemis maaf dari Dahlia, dan memasang wajah yang paling imut yang dia punya agar mendapat maaf darinya.

Dahlia pun mulai gerah dengan tingkah Noah yang merengek-rengek meminta maaf kepadanya. Akhirnya dia luluh juga,

"Baiklah, kali ini aku memaafkanmu. Tapi cepat antar aku pulang!" ujarnya, masih marah.

Sepanjang perjalanan mengantar Dahlia. Noah memutar otaknya. Dia sedang berpikir bagaimana cara menjinakkan Dahlia yang terkesan galak.

"Gue nggak akan melepas Lo, Dahlia! Lo harus jadi milik gue!" ujarnya dalam hati.

Related chapters

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 7 Menghajar Preman

    Senja mulai memudar, dan langit perlahan berubah menjadi kelam saat Noah dan Dahlia masih berdiri di tepi danau. Angin malam yang sejuk menyentuh kulit mereka, memberikan perasaan tenang setelah percakapan yang cukup intens. Dahlia sudah memaafkan Noah atas sikap kurang sopannya sebelumnya, dan kini mereka berdiri berdampingan, memandang air yang berkilauan di bawah sinar bulan yang mulai muncul."Terima kasih sudah memaafkanku, Dahlia," ucap Noah dengan nada tulus. "Aku benar-benar tidak bermaksud bersikap seperti itu tadi.""Tidak apa-apa, Noah. Aku mengerti, semua orang punya hari buruk," jawab Dahlia sambil tersenyum lembut. "Tapi, hari sudah mulai gelap. Bisakah kau mengantarku pulang?""Tentu saja, Dahlia. Motor gedeku di parkiran sana. Ayo kita pergi," ajak Noah sambil melangkah menuju tempat parkir.Namun, saat mereka hampir sampai di motor gede milik Noah, delapan orang pria bertampang preman muncul dari bayangan pohon-pohon yang ada di sekitar danau itu. Para pemuda itu mu

    Last Updated : 2024-12-03
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 8 Ingin Mencapai Impian

    Setelah insiden di danau beberapa saat yang lalu. Hampir dua minggu lamanya, Noah terus menghubungi Dahlia. Namun gadis itu, tidak pernah menggubris panggilan telepon dan chat dari Noah.Entah kenapa mood Dahlia telah berubah kepadanya. Walaupun gadis itu telah memaafkan Noah. Bukan berarti Dahlia telah melupakan perbuatannya sang pria yang kurang sopan kepadanya.Pagi ini, Dahlia berjalan-jalan ke pasar dan mulai menanyakan jika ada pekerjaan untuknya. Mungkin nasib baik sedang berpihak padanya kali ini. Gadis itu melintas di sebuah Toserba kecil di sekitaran pasar. Tempat itu sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai seorang penjaga toko. Dia pun segera melamar di Toserba itu.Dari arah jalanan, Noah dapat melihat jika Dahlia, wanita favoritnya ingin melamar pekerjaan di Toserba tersebut.Dia lalu menelpon seseorang yang ada di Toserba itu. Dengan seringai licik, Noah kembali mengendarai motor gedenya dan meninggalkan tempat itu.Tanpa diduga, Dahlia diterima bekerja di Toserba ter

    Last Updated : 2024-12-04
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 9 Ternyata Lilian Jago Bela Diri

    Setelah mendapatkan izin dari Bu Jayanti, Junot tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia segera merencanakan malam istimewa untuk Lilian, seorang wanita yang telah menarik perhatiannya sejak lama. Malam itu, Junot memutuskan untuk membawa Lilian berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta. Tujuan pertama mereka adalah Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal dengan Monas.“Terima kasih sudah mau ikut, Lilian. Aku yakin kamu akan suka,” ucap Junot sambil tersenyum, ketika mereka berdua memasuki mobil.“Aku juga sudah tidak sabar, Mas Junot. Apalagi aku belum pernah ke Monas,” jawab Lilian dengan mata berbinar.Junot sangat senang karena Bu Jayanti mengizinkannya untuk membawa Lilian berjalan-jalan keluar rumah malam ini. Sang ibu sangat mempercayai dirinya.Perjalanan Junot dan Lilian dimulai dari kawasan Menteng. Jalanan Jakarta yang biasanya penuh sesak dengan kendaraan, kini terlihat lebih lengang, mungkin karena sudah larut malam. Junot mengendarai mobilnya dengan tenang, sesekali

    Last Updated : 2024-12-04
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 10 Makan Malam Ekstrim

    Kembali kepada Dahlia, beberapa saat yang lalu.Dahlia yang sedang berjalan kaki menuju warung, seperti merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Namun dia tetap waspada dan berjaga-jaga jika ada yang ingin berniat jahat kepadanya.Jalanan gang agak sepi saat itu, tiba-tiba saja muncul dua orang yang menangkap tangannya dan memasukkan wajahnya ke dalam karung, setelah itu menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil.Dahlia mencoba untuk berontak namun dia tidak dapat melihat. Kegelapan melingkupinya.Mobil itu lalu melaju kencang meninggalkan satu sandal miliknya yang tertinggal di jalanan.Mobil yang membawa Dalia berhenti di sebuah rumah kosong yang sangat mewah.Orang-orang tersebut segera menyeretnya keluar dari mobil. Dahlia mulai berteriak, dan berontak namun tenaganya kalah besar dengan mereka.Semua orang itu telah mengunci tubuh Dahlia sehingga gadis itu tidak dapat mengeluarkan jurus pencak silat yang dirinya telah kuasai.Sesampainya di sebuah ruangan, orang-orang tersebu

    Last Updated : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 11 Perasaan Bersalah

    Lilian dan Junot pun mulai mencoba mencari nama Dahlia, namun tidak menemukannya juga. Gadis itu sepertinya mulai kecewa, karena namanya tidak ada. Dia mengatakan jika mereka pulang saja ke rumah. "Kita pulang saja, deh!" ucap Dahlia yang merasa sangat kecewa. Namun disaat Dahlia mulai menyerah tiba-tiba, Lilian berkata, "Dahlia! Ternyata kamu lulus, namamu tertera di sini!” seru Lilian dengan penuh antusiasme. Dahlia seakan tak percaya dengan omongan saudaranya, itu. “Lilian, stop! Kamu jangan bercanda, deh! Ayo … mari kita pulang saja!” Ternyata Dahlia masih saja kesal. "Ya ampun, Dahlia. Beneran kamu juga lulus!" tukas, Junot. “Hah? Masa, sih?” serunya tak percaya. “Kamu lulus, Dahlia. Aku dan Lilian, nggak bohong.” Junot juga membenarkan jika, Dahlia juga lulus. Karena tak sabar ingin melihat namanya, Dahlia pun segera menuju papan pengumuman dan dia sangat senang akhirnya namanya ada di urutan paling bawah. Gadis itu sangat bersyukur dan dia berjanji pada di

    Last Updated : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 12 Ketika Hujan Turun

    Setelah Silvi pulang, hujan semakin deras turunnya.Petir semakin menggelegar suaranya di atas langit.Atas sarandari Noah, mereka pun menutup Toserba itu.Lalu pria itu segera membuatkan dua cup susu coklat untuk mereka minum.Noah sangat senang dengan hujan yang semakin deras. Dapat memperpanjang waktunya untuk berduaan dengan sang kekasih hati.Dia lalu menghampiri Dahlia yang sedang duduk di kursi santai di dalam Toserba itu. Mereka pun meminum susu coklat itu.Dahlia pun terlihat kedinginan saat ini. Noah mulai memutar otaknya, jika ini adalah kesempatan langkah baginya untuk menikmati sedikit tubuh gadis itu.Dahlia semakin kedinginan. Dia sampai-sampai melipat kedua tangannya ke dada."Kamu kedinginan, Sayang? Ayo, kita ke ruanganku saja. Di sana pasti lebih hangat." ucapnya mengawali rayuannya. Karena cuaca yang sangat dingin, Dahlia pun menuruti kemauan pria itu.Walaupun mereka sudah resmi berpacaran, ini kali pertama Dahlia masuk ke dalam ruangan Noah.Ruangan kerja sang

    Last Updated : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 13 Semakin Terbuai

    Dahlia baru saja selesai mandi dan segera menghampiri Noah yang sedang tidur. "Noah! Bangun! Gue tahu, Lo hanya pura-pura tidur!" Noah sontak terbangun dan memegang kedua tangan Dahlia. Dia lalu buru-buru berkata, "Sayang, maafin aku soal yang tadi, aku khilaf." lirihnya sedih sambil menunjukkan wajah penuh penyesalan. "Stop! Aku tidak mau membahasnya lagi, antar aku pulang! Sekarang!" tukas Dahlia sambil menahan rasa gugup yang mulai menimpanya. "Baiklah, Sayang. Aku akan mengantarmu pulang, tapi kita dinner dulu, please?" harap Noah "Ini sudah malam, aku pasti dicariin Lilian. Dia sudah beberapa kali meneleponku." seru Dahlia kepada sang pacar. "Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang." Namun diam-diam, Noah menghubungi anak buahnya untuk membelikan lima porsi sate ayam kesukaan Dahlia dan segera mengantarnya ke alamat yang telah di-share oleh pria itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Dahlia terlihat diam. Sebenarnya saat ini hatinya terasa ketar-ketir. Masih a

    Last Updated : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 14 Bertemu Dosen Galak

    Noah pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan mulai menuntaskan hasratnya. Dia berpikir jika lain kali, Dahlia harus memuaskan alat tempurnya, biar mereka sama-sama enak. Namun sang pria masih ragu untuk memintanya, mengingat pacarnya yang sangat galak.Pemuda tampan itu keluar dari kamar mandi, dan melihat jika Dahlia masih terbaring lemas di atas ranjang.Saat ini mereka sedang berada di apartemen milik Noah."Baby, are you okay?" tanya Noah lalu mengusap rambut kekasihnya."Aku mau mandi. Badanku lengket semua," lirihnya lalu bangkit dari ranjang."Apakah kamu mau, aku menemanimu untuk mandi?" Seringai licik dari Noah membuat Dahlia naik pitam."Jangan asal ngomong Lo! Apa Lo mau gue hajar?" hardik Dahlia marah."He-he-he. Ampun, Sayang. Aku hanya bercanda kok. Yuk kamu buruan mandi, setelah itu, aku akan mengantarmu ke kampus," ucap Noah lalu menyerahkan satu paper bag berisi pakaian baru untuk kekasihnya."Sepertinya, aku harus menyediakan beberapa pakaian baru untuk Dahlia di s

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 68 Dilarang Tersenyum

    "Papa dan Mama, kok tega banget sih!" kesal Sherly dalam hatinya."Maafkan aku, Sherly. Untuk sementara aku belum bisa memperjuangkanmu." gumam Doan, dalam hati."Sudah, kita jangan memikirkan hal itu dulu. Untuk sementara aku akan fokus untuk membesarkan perusahanku, sehingga tidak ada satu pun yang menganggap ku remeh lagi! Termasuk keluargamu!" tegas, Doan.Keluarga Sherly memang tidak menyetujui hubungan Doan dan Sherly karena pria itu berasal dari keluarga sederhana, sementara keluarga Sherly tergolong berasal dari keluarga berada. Untuk itu, Doan telah bertekad untuk membalas perbuatan keluarga Sherly yang merendahkannya, dengan kesuksesan yang pelan-pelan mulai diraih olehnya saat ini."Ayo, aku antar kamu," ucap Doan kepada sang pacar."I ... ya, Doan." Keduanya pun meninggalkan apartemen itu dengan perasaan yang berkecamuk.Sepanjang perjalanan keduanya terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak terasa mobil sampai tepat di depan kantor Sherly."Doan, aku masuk du

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 67 Ada Yang Cemburu

    Padahal sesungguhnya selama ini Tuan Alfonso tidak ke mana-mana, hanya berada di rumah Puput dan bermesraan terus dengannya.Lalu keduanya mengakhiri panggilan itu dengan hati bahagia. Karena apa yang mereka inginkan telah terwujud."Kecurigaanku tidak terbukti, ternyata Alfonso tidak curiga kepadaku. Dan mungkin saja Junot hanya sekedar bertanya tadi." Demikian spekulasinya.Sang nyonya lalu melangkah masuk ke dalam toilet kamarnya untuk membersihkan dirinya.Di apartemen Doan,Pagi pun tiba, Sherly terbangun dan mendapati dirinya hanya sendiri di atas ranjang. Namun bunyi gemericik air shower terdengar dari dalam kamar mandi. "Sepertinya, Doan sedang mandi." gumamnya, pelan.Sherly yang dulu sudah biasa berada di apartemen Doan, segera mengambil inisiatif sendiri untuk membersihkan dirinya di toilet yang berada di kamar tamu.Dia lalu meraih paper bag yang telah disediakan oleh Doan kepadanya dan membawa ke dalam kamar itu.Sesampai di dalam kamar, Sherly lalu masuk ke dalam toilet

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 66 Junot Mogok Makan

    Di Kediaman Rivaldo,"Tuan muda, tolong makanlah, dari tadi pagi Tuan belum makan." seru Asisten Eki kepada Junot."Gue mau tidur! Gue nggak lapar!" sahut Junot malas."Tapi Tuan muda, hari sudah semakin malam, nanti Anda bisa saja masuk angin." serunya, lagi."Gue nggak peduli!" jawab Junot. Saat ini dia malah sedang asyik memandang foto Lilian yang dulu diam-diam dirinya foto."Tuan muda, jika Anda tidak makan, terus bagaimana Anda bisa mengejar cinta Nona Lilian, lagi?" tukas Asisten Eki, menakut-nakuti Junot."Maksud Lo, apa ngomong gitu?" tanyanya."Iya Tuan muda, jika Anda tidak makan, pasti tubuh Anda akan merasa lemah. Itu berarti Anda tidak bisa masuk kantor dan terbaring di kamar." "Terus apa hubungannya dengan Lilian?""Tentu ada hubungannya Tuan muda. Jika Anda berbaring terus di dalam kamar. Tuan Doan pasti akan semakin dekat dengan Nona Lilian. Apakah Anda mau jika itu terjadi?" tutur Asisten Eki lagi.Junot mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh sang asisten itu a

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 65 Tinggallah Bersamaku

    "Hanya perasaan kita saja yang sudah berbeda sekarang," lirih Sherly dengan wajah sedih."Masaklah sesukamu, aku pasti akan memakannya." sahut Sherly, lagi. Lalu dia duduk di mini bar yang ada di dapur Doan sambil menunggunya selesai memasak.Doan sejenak terdiam mendengar penuturan Sherly itu. Dia mencoba kembali menguasai dirinya dan mulai memasak masakan andalannya yang selalu gadis itu sukai.Setelah berkutat lama di dapur, akhirnya Doan selesai memasak.Dia lalu menata hasil masakannya di sebuah mini bar yang ada di dapurnya."Makanlah, selagi masih panas," seru Doan. Tak lupa dia menuangkan segelas air putih ke dalam gelas.Keduanya pun makan dalam diam, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang sedang berlomba di atas piring keduanya."Rasa masakanmu tetap sama, aku tetap menyukainya." ujar Sherly memuji hasil masakan Doan yang memang sangat enak itu."Oh, ya? Jika kamu mau, kamu bisa mampir ke sini, kalau-kalau saja kamu merindukan masakanku," tawar Doan kepada Sh

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 64 Cemburu Buta

    Kedua bersaudara itu pun saling berpelukan pertanda mereka saling menguatkan. Ditengah berbagai masalah yang menderanya.Di Kediaman Rivaldo,Junot terbangun dari tidurnya dan melihat kondisi tangannya yang sudah terpasang selang infus.Dokter Adi dan Asisten Eki terlihat sedang tertidur di sofa. Tadi malam Junot mengamuk lagi. Asisten Eki terpaksa kembali menelepon dokter Adi untuk kembali memeriksa Junot. Dan karena takut sang bos kembali mengamuk, Asisten Eki pun meminta dokter Adi untuk menginap saja. Alhasil keduanya tidur di sofa kamar Junot saat ini.Junot melirik jam di dinding kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi."Shit! Gue kok baru bangun! Padahal pagi ini gue harus menghadiri meeting penting." Asisten Eki juga terbangun diikuti oleh dokter Adi yang juga ikut bangun."Selamat pagi, Tuan Muda. Bagaimana keadaan Anda, pagi ini?" tanya dokter Adi."Sudah mendingan, dok." jawab Junot dingin."Tapi kenapa ya, dok? Badan saya terasa sakit semua?" tanyanya lagi.

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 63 Dahlia Sakit

    "Ya udah Bu. Saya masuk kamar dulu. Mau ngecek Dahlia." Lilian pun masuk dan melihat Dahlia yang sedang tertidur dengan posisi meringkuk.Lilian pun mulai mendekati tempat tidur dan memeriksa Lilian."Duh, badan Dahlia kok panas banget, sih?" Lilian menjadi khawatir. Dia lalu keluar dari kamarnya dan menuju dapur.Sesampai di dapur Lilian mengambil baskom dan memasukkan air hangat di dalamnya.Bu Jayanti yang kebetulan masuk ke dalam dapur melihat Lilian, lalu dia pun bertanya,"Lil, kamu sedang apa?""Ah, iya Bu. Dahlia sedang demam, Bu. Aku mau mengompresnya." seru Lilian dengan wajah khawatir."Pantas tadi, wajahnya agak pucat saat pulang. Tadi ibu nanyain apakah dia sedang sakit? Tapi Dahlia menjawab jika dia baik-baik saja," seru Bu Jayanti, menjelaskan kepada Lilian."Bu, jika Dahlia demam, ada baiknya kita bawa ke dokter. Siapa tahu nanti semakin parah." Pak Ranto ikut memberi saran."Itu masalahnya, Pak. Dahlia jika sakit tidak pernah mau memeriksakan diri ke dokter. Saya cob

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 62 Lilian Trauma

    "Tuan Junot histeris seperti itu, karena dia mengalami trauma mendalam karena perbuatannya sendiri yang telah menyakiti wanita yang dirinya sangat sayangi." "Jika boleh tahu memangnya Tuan Junot telah melakukan apa?" tanya, sang dokter."Tuan Junot, mencium Nona Lilian dengan paksa." jawab Asisten Agam."Apakah Tuan Junot sangat menyukai Nona Lilian?" tanya dokter Adi."Sepertinya begitu, dok." jawab Asisten Eki lagi."Menurut analisa saya, Tuan Junot saat ini merasakan kekecewaan yang mendalam karena tindakan yang dia lakukan karena telah menyakiti gadis yang dirinya sangat cintai. Saya sudah meresepkan beberapa obat untuk menenangkan jiwanya. Akan tetapi jika tidak ada perkembangan juga, Anda bisa membawa Tuan Junot ke dokter ahli jiwa." saran dokter Adi."Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi Tuan Muda saat ini, dok?" tanyanya, lagi."Untuk sementara, tidak ada. Hanya saja jika sikap Tuan Junot masih seperti tadi. Ada baiknya jika kondisinya dikonsultasikan kepada

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 61 Merasa Bersalah

    Junot semakin terbawa nafsu. Dia malah mulai membuka satu persatu kancing kemeja Lilian.Sambil terus menikmati bibir gadis itu dan terus melumatnya.Doan tiba di lantai di mana Lilian berada dan dia melihat pemaksaan yang Junot lakukan kepadanya."Bajingan! Kurang ajar Lo, Junot!" teriaknya lalu dengan cepat menarik tubuh pria itu dari Lilian dan mulai menghajarnya.Sementara Lilian hanya bisa terduduk dan menutupi dadanya yang hampir kelihatan karena ulah tangan Junot yang nakal. Air matanya terus mengalir di pipinya. Dia sangat berterima kasih, Doan cepat menemukannya karena jika tidak, mungkin saja Junot akan semakin membabi buta."Kamu menyakitinya, Junot! Dasar keparat!" ujar Doan tajam ke sambil terus memukuli Junot sampai pria itu terlihat babak belur."Doan, stop! Kamu bisa membunuhnya!" Sherly tiba-tiba muncul dan mulai menahan tubuh pria itu."Kelakuanmu tidak lebih dari seekor binatang, Junot! Lilian, adalah seorang perempuan terhormat! Kamu malah membuatnya terlihat murah

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 60 Kerinduan Terdalam

    "Apa? Mencelakai bagaimana maksudmu?" seru Doan penasaran."Lilian kan berasal dari desa. Ibunda Junot kurang setuju. Gara-gara hal itu, Lilian hampir ditabrak. Namun untungnya, kata Junot. Lilian jago bela diri, jadi dia bisa melindungi dirinya sendiri," tutur Sherly menjelaskan."Ha-ha-ha, jadi semua karena status sosial yang berbeda? Sama dong dengan sifat keluargamu yang materialistis! Iya, kan?" sindir Doan, lagi."Doan, itu kan keluarga ku! Aku tidak seperti itu! Tolong percayalah, antara aku dan Junot tidak terjadi apa-apa. Dia sangat menyukai Lilian. Kami tidak mungkin bersatu!" "Siapa yang tahu, jika kamu menyukai Junot! Iya, kan?" Doan malah semakin cemburu."Doan, apakah kamu meragukanku? Aku ... aku ... sangat menyayangimu, Doan!" lirihnya, mulai meneteskan air matanya."Justru kamu yang berbohong sama, aku!" isak Sherly lagi."Memangnya aku berbohong tentang apa?" sergah Sherly."Ka ... kamu yang menyukai Lilian! I ... iya, kan?" Bibir Sherly bergetar mengatakan itu. Dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status