Share

BAB. 7 Menghajar Preman

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 20:03:52

Senja mulai memudar, dan langit perlahan berubah menjadi kelam saat Noah dan Dahlia masih berdiri di tepi danau. Angin malam yang sejuk menyentuh kulit mereka, memberikan perasaan tenang setelah percakapan yang cukup intens. Dahlia sudah memaafkan Noah atas sikap kurang sopannya sebelumnya, dan kini mereka berdiri berdampingan, memandang air yang berkilauan di bawah sinar bulan yang mulai muncul.

"Terima kasih sudah memaafkanku, Dahlia," ucap Noah dengan nada tulus.

"Aku benar-benar tidak bermaksud bersikap seperti itu tadi."

"Tidak apa-apa, Noah. Aku mengerti, semua orang punya hari buruk," jawab Dahlia sambil tersenyum lembut.

"Tapi, hari sudah mulai gelap. Bisakah kau mengantarku pulang?"

"Tentu saja, Dahlia. Motor gedeku di parkiran sana. Ayo kita pergi," ajak Noah sambil melangkah menuju tempat parkir.

Namun, saat mereka hampir sampai di motor gede milik Noah, delapan orang pria bertampang preman muncul dari bayangan pohon-pohon yang ada di sekitar danau itu. Para pemuda itu mulai menghalangi jalan keduanya. Salah satu dari mereka, yang tampak seperti pemimpin kelompok, melangkah maju dengan senyum sinis di wajahnya.

"Hai, anak muda. Motor gede yang bagus. Kenapa tidak Lo berikan saja pada kami?" ujarnya sambil melirik motor Noah dengan mata serakah.

Noah merasakan jantungnya berdegup kencang. Dua orang melawan delapan orang jelas bukanlah pertarungan yang adil. Dia segera menyadari bahwa melawan mereka hanya akan membawa dirinya dan Dahlia pada masalah yang lebih besar.

Noah pun berbisik pada Dahlia, "Kita tidak bisa melawan mereka, Dahlia. Lebih baik kita menyerah saja daripada kita babak belur."

Namun, mata Dahlia menyala dengan semangat yang tak terduga.

"Noah, aku tidak akan menyerah begitu saja pada mereka. Percayalah padaku!"

"Tapi, Dahlia, mereka delapan orang, dan kita hanya dua! Aku tak ingin kamu terluka."

Dahlia menatap Noah dengan penuh keyakinan.

"Noah, percayalah padaku. Aku tahu apa yang harus dilakukan."

Dengan langkah yang sedikit ragu, Noah mengikuti Dahlia. Dia tak bisa memungkiri ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Dahlia, sesuatu yang membuatnya ingin mempercayai gadis itu. Dahlia lalu maju satu langkah, menantang para pria itu.

"Jika kalian ingin motornya, kalian harus melewatiku dulu," ucap Dahlia dengan suara tegas.

Pemimpin preman tertawa terbahak-bahak.

"Ha-ha-ha! Gadis kecil, Lo pikir Lo bisa mengalahkan kami?"

“Ayo maju, kalau berani! Kita buktikan omongan Anda!” seru Dahlia mulai memasang kuda-kudanya.

Tanpa berkata-kata lagi, Dahlia mengubah posisinya, berdiri tegak dengan posisi pencak silat yang kokoh.

Gerakannya yang cepat dan lincah mengejutkan semua orang, termasuk Noah.

Salah satu preman maju dengan tangan terangkat, siap menyerang. Namun sebelum dia sempat menyentuh Dahlia, gadis itu sudah lebih dulu bergerak. Dengan gerakan cepat dan presisi, Dahlia menendang lutut pria itu, membuatnya jatuh berlutut kesakitan. Sebelum pria itu sempat bangkit, sebuah pukulan telak dari Dahlia mengenai pelipisnya, membuatnya pingsan seketika.

Noah tercengang melihat keahlian Dahlia.

"Dahlia, bagaimana kamu bisa sehebat itu ...?"

Namun, Dahlia tidak sempat menjawab. Dua preman lainnya maju bersamaan, mencoba menyerang dari dua sisi. Dahlia dengan cekatan menghindar, melakukan jungkir balik ke belakang, dan saat mendarat, dia langsung melancarkan serangan balik. Gadis itu lalu memutar tubuhnya, memberikan tendangan melingkar yang kuat, mengenai rahang salah satu pria, sementara pukulannya yang cepat menghantam perut pria lainnya.

Noah hanya bisa berdiri terpaku, melihat satu demi satu preman itu jatuh di tangan Dahlia. Dia tidak pernah menyangka bahwa gadis yang tampak lembut ini memiliki keahlian bela diri yang begitu mematikan.

“Dahlia sangat jago bela diri!” puji Noah dalam hati.

Dari tadi pria itu juga ikut membantu Dahlia menghajar para preman itu. Namun gerakan sang gadis lebih lihai dan cekatan dari dirinya.

Para preman yang tersisa, dapat melihat tiga rekan mereka jatuh dalam waktu singkat, menjadi lebih berhati-hati.

Mereka mencoba mengepung Dahlia, akan tetapi gadis itu tetap tenang dan waspada. Dia memanfaatkan setiap gerakan musuhnya untuk keuntungan sendiri. Salah satu preman mencoba menyerangnya dari belakang, akan tetapi Dahlia dengan cepat memutar tubuhnya, memberikan pukulan yang keras pada perutnya, membuatnya terbatuk dan terjatuh.

Dengan keahlian yang luar biasa, Dahlia berhasil menaklukkan ke delapan preman itu satu per satu. Beberapa menit kemudian, semuanya tergeletak di tanah, mengerang kesakitan atau pingsan. Dahlia berdiri tegak, napasnya sedikit tersengal, akan tetapi wajahnya menunjukkan kepuasan dan ketegasan.

Noah berjalan mendekatinya, masih dengan ekspresi tak percaya.

"Dahlia ... kamu sungguh luar biasa! Aku tidak tahu kamu bisa bertarung seperti itu!"

Baik Dahlia ataupun Lilian sangat jago bela diri. Semasa keduanya masih tinggal di desa, sang nenek menyuruh mereka untuk mengikuti kegiatan olah raga bela diri yang diajarkan sang paman. Ternyata bela diri yang telah mereka kuasai itu sangat berguna, terutama saat mereka merantau di kota besar, seperti sekarang ini.

Dahlia tersenyum lelah.

"Aku sudah berlatih pencak silat sejak kecil, Noah. Pamanku adalah seorang guru silat, dan dia selalu mengajarkan bahwa kita harus bisa melindungi diri sendiri dan orang lain."

Noah menatap Dahlia dengan rasa hormat yang baru ditemukan.

"Terima kasih, Dahlia. Kamu benar-benar menyelamatkan kita."

"Ini bukan masalah besar, Noah. Yang penting, kita aman sekarang. Ayo, kita pergi sebelum mereka sadar kembali," jawab Dahlia sambil melirik para preman yang masih tergeletak.

“Makanya kamu jangan main-main denganku! Jika tidak mau berakhir seperti mereka!” tegas Dahlia.

“I … iya, Dahlia.” serunya terbata.

Dahlia seorang gadis yang sangat tangguh. Membuat Noah semakin terpesona kepadanya. Pria itu pun bertekad tidak akan pernah melepaskan Dahlia. Apapun yang terjadi.

“Sepertinya aku harus mendekati Dahlia dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Semoga hal itu bisa meluluhkan hatinya,” harap Noah dalam hatinya.

“Ayo, Noah. Aku sudah sangat telat pulangnya. Aku tidak mau Bu Jayanti dan Lilian merasa khawatir padaku,” serunya cepat.

“Siap, laksanakan!”

Noah pun mengangguk, lalu menyalakan mesin motornya dan mereka berdua segera naik ke motor gede miliknya.

Noah pun mulai menjalankan motornya, dengan suara gemuruh yang menenangkan, mereka terus melaju pergi meninggalkan tempat tersebut.

Di sepanjang jalan, Noah tak bisa berhenti tersenyum, dan mengagumi kepintaran Dahlia dalam olahraga bela diri. Noah merasa beruntung memiliki teman seperti Dahlia di sisinya.

“Dahlia! Kamu adalah wanita yang selama ini ku nanti-nantikan. Apapun caranya kamu harus menjadi milikku seutuhnya. Tentunya aku tidak mau berbagi dengan siapapun!” tekad Noah dari dalam hatinya.

Malam itu, di bawah sinar bulan yang terang, mereka melaju menuju rumah Dahlia. Noah, pria tampan itu merasa lebih nyaman dan percaya diri dari sebelumnya. Perjalanan itu mengubah pandangannya tentang kekuatan dan keberanian, serta mempererat ikatan persahabatan antara dirinya dan Dahlia yang sebentar lagi akan berubah menjadi ikatan pertalian cinta.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 8 Ingin Mencapai Impian

    Setelah insiden di danau beberapa saat yang lalu. Hampir dua minggu lamanya, Noah terus menghubungi Dahlia. Namun gadis itu, tidak pernah menggubris panggilan telepon dan chat dari Noah.Entah kenapa mood Dahlia telah berubah kepadanya. Walaupun gadis itu telah memaafkan Noah. Bukan berarti Dahlia telah melupakan perbuatannya sang pria yang kurang sopan kepadanya.Pagi ini, Dahlia berjalan-jalan ke pasar dan mulai menanyakan jika ada pekerjaan untuknya. Mungkin nasib baik sedang berpihak padanya kali ini. Gadis itu melintas di sebuah Toserba kecil di sekitaran pasar. Tempat itu sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai seorang penjaga toko. Dia pun segera melamar di Toserba itu.Dari arah jalanan, Noah dapat melihat jika Dahlia, wanita favoritnya ingin melamar pekerjaan di Toserba tersebut.Dia lalu menelpon seseorang yang ada di Toserba itu. Dengan seringai licik, Noah kembali mengendarai motor gedenya dan meninggalkan tempat itu.Tanpa diduga, Dahlia diterima bekerja di Toserba ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 9 Ternyata Lilian Jago Bela Diri

    Setelah mendapatkan izin dari Bu Jayanti, Junot tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia segera merencanakan malam istimewa untuk Lilian, seorang wanita yang telah menarik perhatiannya sejak lama. Malam itu, Junot memutuskan untuk membawa Lilian berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta. Tujuan pertama mereka adalah Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal dengan Monas.“Terima kasih sudah mau ikut, Lilian. Aku yakin kamu akan suka,” ucap Junot sambil tersenyum, ketika mereka berdua memasuki mobil.“Aku juga sudah tidak sabar, Mas Junot. Apalagi aku belum pernah ke Monas,” jawab Lilian dengan mata berbinar.Junot sangat senang karena Bu Jayanti mengizinkannya untuk membawa Lilian berjalan-jalan keluar rumah malam ini. Sang ibu sangat mempercayai dirinya.Perjalanan Junot dan Lilian dimulai dari kawasan Menteng. Jalanan Jakarta yang biasanya penuh sesak dengan kendaraan, kini terlihat lebih lengang, mungkin karena sudah larut malam. Junot mengendarai mobilnya dengan tenang, sesekali

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 10 Makan Malam Ekstrim

    Kembali kepada Dahlia, beberapa saat yang lalu.Dahlia yang sedang berjalan kaki menuju warung, seperti merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Namun dia tetap waspada dan berjaga-jaga jika ada yang ingin berniat jahat kepadanya.Jalanan gang agak sepi saat itu, tiba-tiba saja muncul dua orang yang menangkap tangannya dan memasukkan wajahnya ke dalam karung, setelah itu menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil.Dahlia mencoba untuk berontak namun dia tidak dapat melihat. Kegelapan melingkupinya.Mobil itu lalu melaju kencang meninggalkan satu sandal miliknya yang tertinggal di jalanan.Mobil yang membawa Dalia berhenti di sebuah rumah kosong yang sangat mewah.Orang-orang tersebut segera menyeretnya keluar dari mobil. Dahlia mulai berteriak, dan berontak namun tenaganya kalah besar dengan mereka.Semua orang itu telah mengunci tubuh Dahlia sehingga gadis itu tidak dapat mengeluarkan jurus pencak silat yang dirinya telah kuasai.Sesampainya di sebuah ruangan, orang-orang tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 11 Perasaan Bersalah

    Lilian dan Junot pun mulai mencoba mencari nama Dahlia, namun tidak menemukannya juga. Gadis itu sepertinya mulai kecewa, karena namanya tidak ada. Dia mengatakan jika mereka pulang saja ke rumah. "Kita pulang saja, deh!" ucap Dahlia yang merasa sangat kecewa. Namun disaat Dahlia mulai menyerah tiba-tiba, Lilian berkata, "Dahlia! Ternyata kamu lulus, namamu tertera di sini!” seru Lilian dengan penuh antusiasme. Dahlia seakan tak percaya dengan omongan saudaranya, itu. “Lilian, stop! Kamu jangan bercanda, deh! Ayo … mari kita pulang saja!” Ternyata Dahlia masih saja kesal. "Ya ampun, Dahlia. Beneran kamu juga lulus!" tukas, Junot. “Hah? Masa, sih?” serunya tak percaya. “Kamu lulus, Dahlia. Aku dan Lilian, nggak bohong.” Junot juga membenarkan jika, Dahlia juga lulus. Karena tak sabar ingin melihat namanya, Dahlia pun segera menuju papan pengumuman dan dia sangat senang akhirnya namanya ada di urutan paling bawah. Gadis itu sangat bersyukur dan dia berjanji pada di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 12 Ketika Hujan Turun

    Setelah Silvi pulang, hujan semakin deras turunnya.Petir semakin menggelegar suaranya di atas langit.Atas sarandari Noah, mereka pun menutup Toserba itu.Lalu pria itu segera membuatkan dua cup susu coklat untuk mereka minum.Noah sangat senang dengan hujan yang semakin deras. Dapat memperpanjang waktunya untuk berduaan dengan sang kekasih hati.Dia lalu menghampiri Dahlia yang sedang duduk di kursi santai di dalam Toserba itu. Mereka pun meminum susu coklat itu.Dahlia pun terlihat kedinginan saat ini. Noah mulai memutar otaknya, jika ini adalah kesempatan langkah baginya untuk menikmati sedikit tubuh gadis itu.Dahlia semakin kedinginan. Dia sampai-sampai melipat kedua tangannya ke dada."Kamu kedinginan, Sayang? Ayo, kita ke ruanganku saja. Di sana pasti lebih hangat." ucapnya mengawali rayuannya. Karena cuaca yang sangat dingin, Dahlia pun menuruti kemauan pria itu.Walaupun mereka sudah resmi berpacaran, ini kali pertama Dahlia masuk ke dalam ruangan Noah.Ruangan kerja sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 13 Semakin Terbuai

    Dahlia baru saja selesai mandi dan segera menghampiri Noah yang sedang tidur. "Noah! Bangun! Gue tahu, Lo hanya pura-pura tidur!" Noah sontak terbangun dan memegang kedua tangan Dahlia. Dia lalu buru-buru berkata, "Sayang, maafin aku soal yang tadi, aku khilaf." lirihnya sedih sambil menunjukkan wajah penuh penyesalan. "Stop! Aku tidak mau membahasnya lagi, antar aku pulang! Sekarang!" tukas Dahlia sambil menahan rasa gugup yang mulai menimpanya. "Baiklah, Sayang. Aku akan mengantarmu pulang, tapi kita dinner dulu, please?" harap Noah "Ini sudah malam, aku pasti dicariin Lilian. Dia sudah beberapa kali meneleponku." seru Dahlia kepada sang pacar. "Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang." Namun diam-diam, Noah menghubungi anak buahnya untuk membelikan lima porsi sate ayam kesukaan Dahlia dan segera mengantarnya ke alamat yang telah di-share oleh pria itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Dahlia terlihat diam. Sebenarnya saat ini hatinya terasa ketar-ketir. Masih a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 14 Bertemu Dosen Galak

    Noah pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan mulai menuntaskan hasratnya. Dia berpikir jika lain kali, Dahlia harus memuaskan alat tempurnya, biar mereka sama-sama enak. Namun sang pria masih ragu untuk memintanya, mengingat pacarnya yang sangat galak.Pemuda tampan itu keluar dari kamar mandi, dan melihat jika Dahlia masih terbaring lemas di atas ranjang.Saat ini mereka sedang berada di apartemen milik Noah."Baby, are you okay?" tanya Noah lalu mengusap rambut kekasihnya."Aku mau mandi. Badanku lengket semua," lirihnya lalu bangkit dari ranjang."Apakah kamu mau, aku menemanimu untuk mandi?" Seringai licik dari Noah membuat Dahlia naik pitam."Jangan asal ngomong Lo! Apa Lo mau gue hajar?" hardik Dahlia marah."He-he-he. Ampun, Sayang. Aku hanya bercanda kok. Yuk kamu buruan mandi, setelah itu, aku akan mengantarmu ke kampus," ucap Noah lalu menyerahkan satu paper bag berisi pakaian baru untuk kekasihnya."Sepertinya, aku harus menyediakan beberapa pakaian baru untuk Dahlia di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 15 Ada Penguntit

    Di sebuah gedung perkantoran,Noah segera menerima pesan dari Dita."Sial! Dahlia pasti membutuhkanku makanya dia mencariku!" kesalnya, karena saat ini Noah sedang berada di kantor ayahnya.Pria itu pun izin ke toilet sebentar lalu mengirim pesan kepada Dahlia untuk menunggunya sampai dia datang.Noah : "Sayang, aku sedang meeting, kamu tunggu aku ya! Aku pasti kesana!" Belum sampai beberapa detik, ponsel Noah kembali bergetar. Ada pesan dari sang kekasih untuknya.Dahlia : "Cepat pulang, aku butuh kamu!" Membaca pesan dari Dahlia membuat Noah tersenyum penuh misteri."Dahlia, ternyata kamu sudah mulai bergantung kepadaku!" Sementara itu, Lilian sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan menaiki ojek online. Tukang ojek mulai curiga dengan mobil di belakang mereka yang dari tadi terus mengikuti mereka."Mbak, sepertinya mobil di belakang itu, mengikuti kita dari tadi," seru tukang ojek takut.Ternyata mobil tersebut menerobos tukang ojek yang membawa Lilian. Untung saja, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 96 Meraih Kebahagiaan Bersama

    "Aku menyelidikinya sendiri, Kak.""Apa? Kamu menyelidikinya sendiri?""Yap." jawab junot, singkat."Aku pikir Papa sudah jujur kepadamu." "Belum, Kak.""Sepertinya, kita harus membuat Papa buka suara kepada kita! Pokoknya, Papa harus jujur kepada kita." "Iya, Kak. Aku setuju dengan pendapatmu."Sementara di dapur, Lilian dan Dewi terlihat akrab."Jadi kamu masih kuliah?""I-ya, mbak.""Wah Junot dapat gadis muda rupanya."Lilian hanya tersenyum malu."Kamu sabar-sabar ya sama Junot. Walaupun anaknya keras kepala dan suka emosian. Akan tetapi dirinya memiliki hati yang lembut.""I-ya mbak.""Oh ya, Kamu sudah ketemu sama Mama?""Belum, mbak." "Belum ya? Nanti jika kamu ketemu sama Mama, kamu maklum ya bagaimana orang tua kepada anaknya.""Iya, Mbak." Entah kenapa, Dewi memiliki kekhawatiran jika Nyonya Belva tidak menyukai Lilian.Lalu ke empat orang dewasa itu pun memulai makan siangnya. Hampir seharian mereka berada di rumah itu, sekedar bercengkrama atau sekedar berbagi cerita.

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 95 Mengajak Berkenalan Dengan Keluarga

    "Pasti Lilian marah kepadaku, bagaimana caraku untuk merayunya?" Junot merutuki dirinya yang tidak bisa menahan hasratnya, saat di dalam bioskop tadi."Sayang, bagaimana kalau kita makan siang?" tanya Junot, hati-hati."Ok." jawab Lilian singkat.Lalu, Junot pun meraih tangan Lilian dan menggenggamnya dengan erat menuju ke dalam sebuah restoran terkenal di mall itu.Junot mengitari pandangannya. Mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua."Sayang, kamu mau pesan apa?""Terserah saja, aku nggak pemilih makanan, kok." ketusnya, lagi."Baiklah, Sayang kita samain saja apa yang kita makan." seru Junot, lalu memanggil salah seorang waiter."Sayang, bolehkah aku memesan makanan pedas?" Mendengar perkataan Junot tersebut, Lilian dengan segera menatapnya dengan sangat tajam."He-he-he, aku hanya bercanda, Sayang!" ucap, Junot. Sementara sang waiter tersenyum melihat tingkah Junot yang sepertinya takut kepada kekasihnya itu.Keduanya pun memulai makan siang mereka berdua dalam diam. Setela

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 94 Tak Sengaja Bertemu

    Setelah urusan di barbershop selesai. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju sebuah mall besar di daerah Jakarta Pusat."Sayang, yuk kita belanja untuk mu." tutur, Junot."Ih ... Mas! Bajuku masih banyak kok, nggak usah deh." sahut, Lilian."Sayang, tolong jangan membantahku kali ini, please ...." ujarnya, memelas.Lilian diam sebentar."Duh ngapain sih, Mas Junot mengajakku belanja? Mubazir nih. Tapi aku juga nggak enak menolak. Sepertinya Mas Junot sangat bahagia dengan kebersamaan kami.""Baiklah, Mas." "Nah gitu, baru pacarku!" Lalu mereka pun memulai belanja mereka siang itu. Ada banyak pakaian yang dibeli oleh Junot untuknya. Semuanya sudah dikirim ke alamat rumah Bu Jayanti.Dan ada beberapa yang Lilian bawa pulang ke apartemen Junot sebagai baju gantinya selama seminggu tinggal bersama Junot.Tanpa keduanya sadari, ada orang yang diam-diam memotret kebersamaan mereka. Padahal, Asisten Taufik mengetahui siapa orang itu.Orang itu ternyata suruhan Nyonya Belva. Untuk

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 93 Penampilan Baru Junot

    "Asisten Taufik, apakah kalian menyembunyikan sesuatu dari saya?" tanya Lilian."Kenapa Nona berpikiran seperti itu?""Soalnya tadi juga Mas Junot berkata agar saya tidak meninggalkannya, memangnya ada apa sebenarnya?" selidik Lilian semakin curiga."Tidak ada apa-apa kok, Nona. Saya hanya berharap saja semoga Tuan Muda dan Nona bisa berbahagia selalu. Kalau begitu, saya permisi dulu," seru Asisten Taufik, segera berlalu dari tempat itu. Dia takut salah ngomong dan membuat semua menjadi kacau lagi.Junot selesai mandi, lalu berkata, "Yang datang siapa, Sayang?" Penampilan Junot sangat keren pagi ini, Lilian sedikit gugup karena melihat sang kekasih yang sangat gagah pagi ini."Asisten Taufik, Mas. Dia memberiku ini." Lilian pun menunjukkan sebuah paper bag yang ada di tangannya."Segeralah mandi, baru kita sarapan. Kamu temani aku untuk ke barbershop. Setelah itu kita jalan-jalan.""Iya, Mas.""Eh, tunggu dulu Sayang. Kamu ada kuliah nggak hari ini?""Kebetulan hari ini, aku nggak ad

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 92 Menghabiskan Waktu Bersama

    "Iya, Sayang. Kamu bisa pegang kata-kataku ini." jawab Junot, tegas.Jadilah kedua sejoli yang baru jadian itu tidur seranjang malam itu.Lilian juga tidak lupa mengabari, kepada Bu Jayanti jika dirinya menginap di rumah temannya.Keduanya masuk ke dalam kamar. Junot memberi sebuah paper bag di tangan Lilian."Ini apa, Mas?""Ini baju ganti untukmu, mandilah.""Eh, iya Mas." Lalu Lilian pun segera meraih paper bag itu di tangan Junot dan segera masuk ke dalam toilet.Di dalam toilet, Lilian melihat penampilannya. Dia senyum-senyum sendiri di depan cermin karena baju tidur yang dipilih oleh Junot untuknya menutupi seluruh bagian tubuhnya.Dia pun keluar dari toilet, dan melihat jika Junot juga sudah berganti dengan baju tidur yang sama dengannya."Surprise!" ucap, Junot."Bagaimana penampilan kita, Sayang?""He-he-he, keren Mas.""Kamu suka, nggak?""Suka banget, Mas. Terima kasih ya, Mas.""Okay, Sayangku." jawab Junot, senang."Ih, Mas junot kok terkesan genit gitu, sih?" gumamnya, h

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 91 Memilih Berdamai

    "Dikit saja dong, Lilian. Please ..." ujar Junot memelas."Maaf Mas, nggak boleh. Tolong kamu tuh, jangan keras kepala gitu, ya?" "Tapi bagaimana aku bisa berselera makan jika nggak ada sambelnya, Lilian.""Pokoknya, nggak boleh! Mas ikutin aturan dong, ya?"Junot diam, dia pastikan dirinya pasti tidak akan punya selera makan, karena tidak ada rasa pedas sedikit pun."Kok wajah kamu cemberut gitu, Mas?" tanyanya."Habis, aku rasa aku tidak berselera makan nih." ujarnya, tak bersemangat."Mas coba dulu masakanku," ucap Lilian, lalu mulai menyusun semua hasil masakannya di atas meja.Junot dari tadi hanya mengaduk-aduk nasi dan beberapa lauk di piringnya. Sementara Lilian yang kelaparan, tidak memperhatikan Junot sama sekali.Setelah piringnya kosong, barulah gadis itu menegakkan kepalanya.Dirinya pun kaget dengan apa yang dilakukan oleh Junot."Mas Junot ! Ya ampun Mas, kamu ngapain sih dari tadi? Bukannya makan!" kesalnya lalu menatap tajam ke arah pria itu. Sedangkan Junot yang me

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 90 Kembali Akrab

    Di dalam kamar,Lilian akhirnya terbangun. Dia terlihat mulai menggeliatkan tubuhnya lalu melihat sekelilingnya, mencoba mengingat kembali, dia sedang berada di mana."Tadi bukannya aku sedang berada di di kamar Mas junot? Aku kan tadi sedang menjaganya karena dia masih belum siuman. Tapi sekarang, kok jadi aku yang terbaring di atas ranjang?" serunya, bingung sendiri.Lilian lalu meraih ponselnya, dan melihat jika ada sebuah pesan dari nomor baru, dia lalu membuka pesan itu.Asisten Taufik : "Nona, ini saya Asisten Taufik, asisten Tuan Junot. Maaf jika saya lancang mengirim pesan kepada Anda. Akan tetapi sepertinya, hal ini sangat penting. Saya rasa Anda patut mengetahuinya. Ini mengenai kondisi Tuan Muda. Sudah beberapa bulan terakhir ini Tuan Junot menderita penyakit maag akut. Hal itu terjadi, karena Tuan Junot tidak teratur makan. Dokter sudah memperingatkannya namun Tuan Muda, tidak pernah mau mendengar perkataan saya maupun perkataan dokter Adi. Akan tetapi saya sangat yakin j

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 89 Lilian Hampir Di Tabrak

    Lilian berjalan keluar dari kafe itu dengan langkah santai. Dirinya sedang menunggu taksi online yang tadi baru saja dia pesan.Junot yang juga baru selesai meeting melihat Lilian yang berada di depan sebuah kafe tepat di sebelah restoran tempat dirinya meeting.Junot yang ingin masuk ke dalam mobilnya dan mencoba untuk tidak mempedulikan Lilian, namun tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Karena Junot melihat ada sebuah motor gede yang telah siap-siap ingin menabrak wanita kesayangannya, itu.Namun dengan cepat, Junot berlari menuju ke tempat di mana gadis favorit sedang berdiri. Lalu pria itu pun berteriak,"Lilian, Awas!" Bersamaan dengan itu, Junot segera menghadang tubuh Lilian sehingga dia terlepas dari pemotor yang ingin menabraknya. Alhasil yang jatuh ke tanah dan terkena senggolan pemotor itu adalah Junot."Tuan Muda!" teriak, Asisten Taufik. Dia segera menelpon anak buahnya untuk mengejar pemotor tersebut.Asisten Taufik :"Segera kejar orang itu!"Anak buah :"Siap, Tuan."Se

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 88 Rasa Kangen Dan Cemburu

    "Hei! Kamu kok melamun terus, sih? Udah bosan belajarnya? Kalau memang iya, jangan dipaksain." tutur Doan, kepada Lilian. Saat ini keduanya sedang berada di sebuah kafe. Seperti biasa, disela-sela kesibukannya Doan membantu Lilian mengerjakan tugas-tugas kuliahnya."Enggak kok, Kak." lirihnya."Hei, kamu jangan bohong. Kakak tahu sifatmu! Biasanya kamu periang dan semangat gitu. Tapi sekarang kok berbeda?""Aku nggak apa-apa kok, Kak." ujarnya, menutupi kegalauan hatinya."Kamu sudah tonton video yang Kakak kirim kemarin?" selidik, Doan. Dia curiga perubahan sikap Lilian gara-gara video itu."Su ... sudah," jawabnya, singkat."Terus setelah kamu menonton video itu, makanya sikapmu berubah seperti ini, benar nggak tebakan, Kakak?""Aku tidak mau membahasnya, Kak." "Lil, kakak mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Junot?""Aku tidak mau membahasnya, Kak. Please ..." serunya, memelas."Baiklah." sahut, Doan.Namun Doan masih bisa merasakan kesedihan hati adik angkatnya itu.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status