Anna dijual ibu tirinya dengan dalih untuk membayar utang biaya pengobatan sang ayah yang sebelumnya sakit sampai akhirnya meninggal. Tidak ingin dijual ke pria hidung belang, Anna kabur saat dipaksa melayani pria hidung belang itu. Ketika Anna kabur, dia bertemu pria berwajah dingin dengan tatapan tajam. Kai, pria dingin itu bersedia membantunya, tapi ternyata itu tidak gratis. Anna harus memberikan imbalan atas bantuan Kai. Lalu, akankah Anna memberikan imbalan yang diinginkan Kai, agar dirinya bebas dari pria hidung belang itu?
Lihat lebih banyakAnna masih menatap pada Kai, menuntut balasan untuk menghilangkan rasa penasaran karena Kai seperti mengenalnya sedangkan Anna tidak.“Mungkin kamu lupa, tapi tidak denganku,” ujar Kai.Dahi Anna semakin berkerut halus. “Meski pertama kali bertemu lagi denganmu aku sempat tidak yakin kalau itu kamu, tapi ternyata tebakanku benar,” ujar Kai dengan tatapan terus tertuju pada Anna.Anna semakin bingung. Dia benar-benar tidak paham dengan semua ucapan Kai. Anna mencoba mengingat, tapi dia benar-benar mendapatkan gambaran kapan bertemu Kai sebelum kejadian di hotel.“Entah dulu atau sekarang, aku akan tetap menyukaimu, Anna. Sepertinya takdir memang sengaja mempertemukan kita malam itu di hotel. Malam itu aku juga tidak tahu, kenapa ingin mengecek kondisi hotel dan ternyata malah bertemu denganmu,” ujar Kai lagi.Anna benar-benar syok. Bukan dia tak menghargai perasaan Kai, tapi Anna hanya merasa tak pantas.“Kamu salah jika menyukaiku. Kamu benar-benar bisa mendapatkan wanita yang lebih
Anna keluar dari kamar karena ingin pergi ke dapur mengambil air minum. Dia sudah terlihat mengantuk, hingga beberapa kali tampak mengusap tengkuk.Saat berjalan melewati ruang kerja Kai. Anna melihat pintu ruang kerja Kai tak tertutup rapat, dia juga mendengar suara Kai dari dalam.“Dia belum tidur?” gumam Anna penasaran.Saat Anna mendekat ke pintu ruang kerja Kai, dia mendengar suara Kai menyebut namanya, membuat Anna mematung di depan pintu ruang kerja Kai.Anna mendengar semua apa yang Kai ucapkan, meski Anna tidak tahu dengan siapa pria itu bicara. Dia bergeming, tubuhnya terasa beku mendengar semua yang keluar dari bibir Kai.Hingga saat Kai mengucapkan kalimat terakhir, Anna mendadak panik karena takut Kai tahu kalau dirinya ada di sana.Namun, karena kurang hati-hati, Anna malah menendang meja kecil di samping pintu ruang kerja Kai, membuatnya jatuh ke lantai tapi Anna berusaha untuk tak berteriak meski kakinya sakit.Kai segera mengakhiri panggilan saat mendengar suara terja
Anna kembali ke private room setelah Rachel pergi lebih dulu. Tiba-tiba saja Anna merasa sangat bodoh, bahkan pikirannya kacau dan tubuhnya seperti kehilangan tenaga.Kai masih menunggu Anna. Dia keheranan kenapa Anna sangat lama, saat hendak berdiri untuk mencari Anna, Kai melihat pintu ruangan terbuka.Kai hendak membuka mulut, tapi ternyata Anna sudah lebih dulu bicara.“Apa kita bisa pulang sekarang? Tiba-tiba saja aku merasa tidak enak badan,” ucap Anna saat sudah sampai di hadapan Kai.Kai menatap pada Anna yang memang seperti dalam kondisi kurang baik. Dia mengangguk lalu mengajak Anna pulang. Kai urung membahas soal Queen.Anna berjalan bersama Kai menuju parkiran. Dia tidak tahu, kenapa bisa kesal dan marah.Mereka sudah dalam perjalanan pulang. Kai sesekali melirik pada Anna. Dia melihat Anna yang hanya diam seraya memandang pada jalanan yang mereka lewati.Kai sebenarnya merasa aneh. Tiba-tiba saja Anna diam seperti ada masalah, membuatnya penasaran dengan apa yang terjadi.
Rachel tersenyum melihat Anna terkejut, lalu berkata, “Ternyata kamu itu mudah sekali terkejut, ya? Padahal aku juga hanya bicara biasa.”“Mungkin kamu terkejut karena aku berani ajak Kai untuk bermain golf, ya?” Rachel tertawa kecil.“Ti-tidak,” jawab Anna agak canggung.Rachel tersenyum seraya mematikan kran air, lalu mengambil tisu untuk diberikan pada Anna agar bisa membersihkan air yang memercik di baju Anna.“Aku dan Kai itu sudah kenal sejak kuliah. Papanya juga rekan bisnisku. Bahkan kalau jodoh, Papa mau menjodohkan kami,” ujar Rachel dengan tatapan penuh bangga. Dia memandang ekspresi wajah Anna, menyelidik apa yang akan Anna katakan setelah mendengar ucapannya.Anna bergeming. Kai sudah menikah dengannya dan Queen, lalu untuk apa Rachel mau dijodohkan dengan Kai lagi? Apa Kai akan menikah untuk yang ketiga kalinya?“Bukannya Pak Kai sudah menikah dengan Queen? Memangnya kamu mau jadi istri keduanya? Padahal kamu masih muda dan cantik?” tanya Anna dengan tatapan bingung.Rac
Anna benar-benar terkejut karena Kai ada di depan kamarnya. Namun, meski begitu dia mencoba bersikap biasa. Tidak biasanya Kai berdiri di sana seolah menunggu dirinya keluar dari kamar.“Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Anna setelah berhasil meredam keterkejutannya.“Kamu tidak perlu memasak malam ini,” ujar Kai yang berdiri dengan satu tangan dimasukkan ke saku celana.Anna mengedipkan mata beberapa kali mendengar ucapan Kai.“Kenapa?” tanya Anna keheranan.“Kita makan di luar,” jawab Kai.Anna terkesiap. Kenapa makan di luar padahal bisa masak di rumah? Dan, ini sangat mendadak sekali.“Bersiap-siaplah,” ujar Kai lagi lalu hendak melangkahkan kaki kembali ke kamar.“Memangnya tidak apa-apa kalau kita makan di luar?” tanya Anna ragu dan takut, “bagaimana kalau ada kenalanmu yang melihat, lalu berburuk sangka?”Kai menghentikan langkah lalu kembali menatap pada Anna yang cemas.“Kita hanya mau makan malam, tidak akan membuat orang berburuk sangka,” balas Kai dengan tenang, “sekarang ber
Saat sore hari, Mila berada di rumahnya sedang sangat senang karena menerima kiriman uang dari Anna. Dia beberapa kali menghubungi Nindy, tapi putrinya itu tidak membalas panggilannya.“Ke mana dia? Kalau marah pasti kabur,” gerutu Mila.Mila terlalu menyayangi Nindy, sehingga putrinya itu manja meski sudah tahu kalau keluarga mereka tidak mampu.Saat Mila masih memikirkan ke mana putrinya pergi, ternyata Nindy pulang membawa banyak paper bag di kedua tangannya. Seketika Mila melongo, kenapa putrinya belanja banyak barang. “Dari mana kamu dapat uang buat belanja sebanyak itu?” tanya Mila agak syok.Nindy menatap pada Mila, lalu membalas, “Ibu tidak usah tahu, yang penting aku puas karena bisa belanja. Mana dapat barang-barang bagus juga.”Nindy meletakkan barang-barang yang dibelinya di atas sofa, rata-rata dia membeli tas, sepatu, dan pakaian.Mila sangat syok. Dia memandangi paper bag itu lalu beralih menatap pada putrinya.“Jangan bilang kamu jadi simpanan pria kaya, makanya bisa
Kai sudah sampai di perusahaan. Dia langsung pergi ke ruang kerjanya dan melihat Anna yang sedang merapikan meja.“Kamu sudah kembali,” sapa Anna.Kai memperhatikan Anna. Istrinya itu bersikap biasa seperti tidak terjadi sesuatu. Kai berjalan menghampiri Anna yang berdiri di dekat meja.“Apa terjadi sesuatu saat aku pergi?” tanya Kai saat sudah berdiri di hadapan Anna.“Semua berjalan dengan lancar, tidak ada masalah apa pun,” ucap Anna lalu memandang meja, memastikan tidak ada yang berantakan atau Kai akan marah.Kai menatap tidak senang. Ekspresi wajahnya memperlihatkan ketidakpuasannya pada jawaban Anna yang tidak jujur akan masalah yang sebenarnya sedang terjadi.Bukankah wajar jika Kai kesal, mengingat Anna bisa dengan mudah bercerita dan meminjam uang pada Tian, tapi tidak bisa bercerita kepadanya dan malah menutupi.“Apa kamu tidak pernah percaya padaku?” tanya Kai dengan tatapan menyelidik.Anna terkesiap. Dia memandang Kai yang memasang wajah tak senang. Dia bingung, kenapa K
Anna pergi ke lantai tempat ruangan Kai berada. Namun, Anna terus memikirkan ancaman yang Mila lontarkan.Anna tidak mungkin meminta uang dari Kai, meski ada kartu debit milik pria itu, tapi Anna tidak berani memakainya. Dia juga berpikir, Mila tidak pernah bermain-main dengan ucapannya, sehingga membuat Anna gelisah. Dia tidak mau membuat Kai malu karena kelakuan Mila.“Harus bagaimana sekarang?” Anna mengguyar kasar rambut ke belakang saat menginjakkan kaki keluar dari lift yang baru saja terbuka.Saat itu, Anna bertemu Tian, sampai membuat Anna terkejut.“Kenapa kamu terkejut seperti itu? Sedang memikirkan apa?” tanya Tian karena ekspresi wajah Anna tak seperti biasanya.“Tidak ada,” jawab Anna mengelak.Namun, melihat Anna yang seperti gelisah, membuat Tian bertanya, “Apa ada masalah? Kamu dari mana?”“Tidak, tidak ada,” elak Anna lagi seraya menggeleng pelan.Tian menatap Anna, lalu berkata, “Kalau ada masalah lebih baik dibicarakan, jangan sampai ada masalah dengan karyawan sepe
Anna berada di perusahaan sedang menyusun berkas-berkas yang ada di meja Kai, agar ketika pria itu kembali, Kai tinggal mengerjakan berkas sesuai dengan urutannya.Saat sedang sibuk memilah berkas, ponsel Anna berdering dengan nama sang ibu tiri terpampang di layar, tentu saja hal itu sangat mengganggu. Anna hanya menatap ponselnya tanpa berniat menjawab panggilan itu.Anna melanjutkan pekerjaannya, tapi ternyata Mila terus menghubungi, membuat Anna benar-benar terganggu. “Jika aku blokir, dia pasti akan semakin menjadi-jadi,” gumam Anna seraya menatap nama Mila yang terpampang di layar.Anna mengabaikan panggilan dari Mila, saat akan meletakkan ponselnya kembali ke meja, ada notifikasi pesan masuk di layar ponsel.Anna mencoba membaca sekilas, tapi tiba-tiba dia membuka pesan yang dikirimkan oleh ibu tirinya itu.[Aku tidak tahu kamu ada di mana sekarang. Tapi yang jelas aku sudah ada di perusahaan pria itu. Kalau kamu tidak mau menemuiku, aku akan membuat onar di sini!]Anna membul
"Bu, kenapa mengajakku ke sini?" Anna menatap panik saat Mila—ibu tiri Anna, memaksanya pergi ke salah satu kamar di sebuah hotel.Ayahnya baru meninggal satu Minggu yang lalu, tapi ibu tirinya tiba-tiba mengajak Anna ke hotel, tentu saja hal ini membuat Anna takut."Utang untuk biaya ayahmu waktu berobat sangat besar. Aku tidak sanggup bayar, jadi sebagai anak, kamu harus membayarnya."Tunggu, apa maksudnya membayar? Tapi kenapa di hotel?Annalise Lindsey berumur 29 tahun, sejak kecil dia tumbuh bersama mendiang ayahnya. Lima belas tahun lalu sang ayah menikah dengan janda anak satu setelah lama hidup hanya berdua dengan Anna, lalu tiga tahun lalu sang ayah mengidap kanker usus yang mengharuskan ayahnya menjalani pengobatan hingga menghabiskan banyak biaya, meski akhirnya tujuh hari lalu sang ayah meninggal."Tapi kenapa di sini?" Anna bingung."Sudah, tidak usah banyak bicara! Ada pria yang mau membayarmu, jadi lakukan saja tugasmu di dalam sana!”Anna benar-benar sangat tidak menya...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen