Terima kasih yang sudah berkenan membaca kisah ini. Ini kisah Kai, anak Kaivan dan Eve. Semoga kalian terhibur dengan cerita yang saya suguhkan. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian. Buku ini akan up setiap hari.
Anna tak berkutik saat Kai menarik tangannya. Dia mengikuti langkah lebar pria itu menuju kamar, jantungnya berdegup cepat, Anna tidak tahu apa yang hendak dilakukan Kai.Anna menelan ludah susah payah saat benar-benar masuk kamar Kai. Dia melihat kamar pria itu tertata rapi. Cat dinding berwarna gelap menunjukkan bagaimana sifat pria itu, dingin dan tertutup.Anna masih mengedarkan pandangan ke seluruh kamar itu, hingga tidak sadar jika dia sekarang sudah sampai di tepian ranjang dan Kai mendudukkannya di sana.Pria itu tak berkata-kata, membuat Anna panik dan bingung sampai meremas tepian ranjang. Dia terus memperhatikan apa yang dilakukan Kai.Anna melihat Kai mengambil sesuatu di laci. Apa yang sekarang digenggam Kai? Bukan sesuatu yang ada di pikiran Anna, kan?Anna masih diam dengan kegugupan yang melanda, sampai Kai duduk di sampingnya lalu mengulurkan tangan ke wajah Anna, membuat Anna secara impulsif sedikit memundurkan kepala.āBerani menghindar dariku!ā Suara tegas Kai mem
Keesokan harinya. Alvian masih tidur di kamarnya saat mendengar suara gedoran pintu begitu keras. Pria itu bangun karena terkejut dengan rasa kesal yang bercokol di dada.āSiapa pagi-pagi begini mengganggu tidurku!ā gerutu Alvian.Alvian ingin mengabaikan, tapi suara gedoran pintu terus terdengar, membuatnya sampai mengacak-acak rambut lalu akhirnya dia bangun.Alvian keluar dari kamar masih dengan memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Dia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah mengganggu tidurnya.Alvian bersiap mengamuk, tapi urung ketika melihat siapa yang berdiri di depannya.āBu, ada apa datang ke sini pagi-pagi?ā tanya Alvian sopan saat melihat pemilik kontrakan datang ke sana.āAku menghubungimu tapi tidak kamu respon, jadi aku ke sini untuk mengatakan langsung, merepotkan sekali,ā gerutu wanita itu menanggapi pertanyaan Alvian.Alvian mempersilakan wanita itu masuk lebih dulu, lalu menyuguhkan segelas teh..āApa yang membawa Ibu ke sini?ā tanya Alvian.Wani
Anna pergi ke kafe tempatnya bekerja untuk pamit jika sudah tidak akan bekerja di sana lagi. Dia sebenarnya berat melakukan ini, tapi karena ancaman Kai, membuat Anna mau tidak mau harus melakukan hal itu.Anna datang ke kafe yang belum buka, biasanya karyawan di sana datang lebih awal untuk melakukan persiapan lebih dulu.āAnna.ā Bellaāteman Anna bekerja langsung menghampiri saat melihat sahabatnya itu datang.āKenapa kamu kemarin tidak berangkat? Kamu tahu, Pak Roy marah-marah, apalagi kamu tidak merespon panggilannya. Harusnya kamu izin lagi jika memang masih dalam masa berkabung,ā ucap Bella seraya menatap panik karena takut jika Anna mendapat masalah. Anna tersenyum. Dia selalu lega saat melihat Bella mencemaskannya.āSebenarnya kemarin aku mau ke sini, tapi karena ada masalah, jadi aku tidak bisa datang,ā ujar Anna menjelaskan.āMasalah? Apa kamu kesusahan? Kenapa tidak menghubungiku?ā tanya Bella masih menatap cemas.Anna ingin menjawab, tapi terhenti saat mendengar suara mana
Anna sangat syok mendengar ucapan Alvian. Apa ini ada hubungannya dengan ucapan Kai pagi tadi.āKamu jadi pria mulutnya jangan ember, ya! Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu?ā Bella langsung membela Anna karena tahu kalau Alvian bukan pria baik juga.Alvian tersenyum miring. Dia memandang pada Anna seolah meminta penjelasan dari mantan kekasihnya itu.āSudah, Bel. Biar aku selesaikan urusanku dengannya,ā kata Anna. Dia tak mau Bella masuk ke dalam masalahnya.āTapi dia ini menjengkelkan.ā Bella menatap benci ke Alvian.Anna menggeleng, meminta Bella tetap tenang.āKita bicara di luar!ā ajak Anna. Dia tak mau membuat keributan di kafe.Alvian tersenyum miring, lalu keluar lebih dulu disusul Anna. Mereka bicara di samping kafe.āTidak kusangka, kamu yang sok suci saat bersamaku, ternyata menjadi simpanan orang, huh? Atau kamu patah hati, makanya menjual diri?āAnna langsung menampar pipi Alvian. Dia geram karena pria itu terus merendahkannya.āJaga mulutmu!ā hardik Anna.āBeraninya kam
Kai menatap dingin pada Alvian. Dia tahu siapa Alvian, karena itu Kai melakukan sidak dadakan. Apalagi pagi tadi Alvian sempat mengamuknya, kini Kai akan menunjukkan siapa dirinya.āApa kamu digaji hanya untuk bersantai?ā Kai masih menatap tajam pada Alvian.Staff lain semuanya menunduk. Mereka tidak ada yang berani menatap pada Kai.āMa-maaf, saya tidak bermaksud seperti itu, Pak.ā Alvian menjawab seraya terus menunduk.āApa aku harus memecatmu karena kamu tidak bertanggung jawab?āAlvian sangat terkejut. Dia langsung menatap Kai lalu berlutut.āJangan, Pak. Saya berjanji akan bertanggung jawab dan tidak mengulang kesalahan saya.ā Alvian bersimpuh di lantai sambil menundukkan kepala.Kai menatap dingin. Dia tidak bisa gegabah menghukum Alvian.āBaiklah. Kali ini aku maafkan kesalahanmu, tapi jika kamu mengulanginya, maka kamu akan menerima konsekuensinya!ā Kai bicara dengan nada begitu tegas.Alvian menatap Kai dengan senyum semringah. Dia kembali membungkuk dan berterima kasih.Kai
Kai ada di ruang kerjanya setelah siang tadi melakukan sidak. Ketika dia sedang fokus dengan berkas di meja, Kai mendengar suara ketukan pintu.āMasuk!ā Kai mempersilakan.Pintu ruangan itu terbuka. Tian masuk membawa setumpuk berkas lagi.āBerkasnya sudah saya pilah, Anda tidak cek ulang sebelum menandatanganinya,ā ucap Tian sambil meletakkan berkas di meja.Kai hanya memandang berkas-berkas itu, lalu kembali fokus pada berkas yang sedang dibacanya.āNanti malam Anda ada acara pesta perayaan peluncuran produk parfum baru milik Tuan Anser. Saya hanya mengingatkan saja,ā kata Tian.Kai diam sejenak. Dia hampir melupakan undangan dari rekan bisnisnya itu.āAku akan datang,ā balas Kai.Tian mengangguk. Dia pamit keluar dari ruangan Kai.Kai mengambil ponsel yang ada di meja. Dia membaca pesan terakhirnya yang dikirimkan pada Anna. Wanita itu hanya membalas singkat.Kai mengetik pesan lagi, kemudian mengirimkan ke Anna, lalu kembali bekerja.Di rumah. Anna seharian berada di kamar dengan r
Kai menatap Rachel, putri dari rekan bisnisnya yang juga teman kuliahnya dulu. Dia hanya menanggapi sapaan Rachel dengan senyum tipis.āSepertinya kamu sangat sibuk setelah ikut terjun di dunia bisnis?ā tanya Anser saat melihat Kai seperti tak berminat menanggapi sapaan Rachel.Rachel menoleh pada Anser. Dia tersenyum kecil, lalu membalas, āYa, begitulah. Demi satu tujuan.āRachel menyesap wine di gelas yang dipegangnya, tapi lirikan matanya tertuju pada Kai.āTujuan kita kesuksesan dan uang. Ayo, bersulang untuk kemajuan kita di masa depan.ā Anser mengangkat gelasnya ke depan.Rachel juga mengangkat gelasnya. Kai tidak mungkin menolak, sehingga dia ikut bersulang bersama dua orang itu.Acara pesta itu berjalan dengan lancar. Anser dan Kai bekerjasama memasarkan produk milik perusahaan Anser, sehingga mereka bisa saling mendapat keuntungan.āKepalaku agak pusing, apa aku bisa menumpang mobilmu?ā tanya Rachel seraya memegangi kepala.āKamu tidak bawa mobil?ā tanya balik Kai dengan suar
Anna menatap takut pada Kai yang seperti ingin menerkamnya. Apakah dia harus pasrah jika pria itu mengambil miliknya malam ini?āAnna.āAnna mencium aroma alkohol begitu kuat dari napas Kai. Dia semakin menelan ludah.āYa-ya, Tuan.ā Anna tergagap, tetap menanggapi meski tahu itu tak ada guna.āKamu masih seperti dulu, hanya saja ā¦.ā Anna melihat Kai berhenti bicara, pria itu juga mendekatkan wajah ke arahnya. Anna memejamkan mata karena panik, tapi dia terkejut saat Kai jatuh di atas tubuhnya.Anna segera membuka mata ketika tertimpa tubuh Kai yang sangat berat. Pria itu tak sadarkan diri.āKenapa Anda harus pingsan di sini?ā Anna menggerutu. Dia mencoba menyingkirkan tubuh Kai dari atasnya.Sekuat tenaga Anna menyingkirkan Kai, sampai akhirnya pria itu berhasil digeser dan kini berbaring di ranjang Anna.Anna buru-buru bangun. Dia sudah panas dingin karena ketakutan jika dirudapaksa pria itu, padahal dia istri sah Kai.āTunggu, apa maksudnya aku masih seperti dulu? Apa dia mengenalku
Kondisi emosi Anna semakin tidak stabil, sehingga Kaivan meminta Kai untuk membawa Anna beristirahat lebih dulu.Kai mengajak Anna ke kamar. Sesampainya di sana, Anna langsung terduduk lemas di tepian ranjang.Kai ikut duduk di samping Anna, lalu menggenggam telapak tangan istrinya itu. Siapa sangka jika Anna langsung memeluk seraya menangis.āMenangislah sepuasnya,ā ucap Kai seraya mengusap lembut punggung Anna.Anna terlalu banyak mendapat tekanan, setelah fitnah yang didapat, Anna harus menerima fakta jika ibunya ternyata masih mengharapkannya.āSetelah sekian tahun, kenapa dia harus datang? Aku tidak bisa menerimanya begitu saja,ā ucap Anna di sela isak tangis.Kai menghela napas pelan, lalu berkata, āKamu tak harus menerima, cukup tahu saja.āAnna menangis terisak, bahkan kedua pundaknya sampai bergetar.āBukankah ini juga bagus. Mamamu bilang kalau dia menikah dengan ayahmu meski di usia muda, itu artinya kamu bukan anak haram. Kamu lahir setelah kedua orang tuamu menikah,ā ucap
āAnna, dengarkan penjelasan mama dulu, ya.ā Stefanie mencoba menyentuh Anna, tapi langsung dihindari oleh putrinya itu.āApa lagi yang mau kamu jelaskan?ā Anna berdiri sampai membuat semua orang terkejut.Tatapan kekecewaan begitu kentara dari sorot matanya.āSekian tahun, kenapa kamu baru datang jika memang merasa kamu itu ibuku?ā tanya Anna sampai menepuk dada. Bahkan bola matanya sampai berkaca-kaca.āAnna, tenang ya.ā Eve berdiri lalu merangkul Anna agar bisa sedikit tenang.Kai juga berdiri, takut jika Anna tertekan dengan fakta yang baru saja didapat.āBerikan mama kesempatan menjelaskan. Setelah itu, terserah bagaimana penilaianmu,ā pinta Stefanie membujuk.Anna menatap kecewa, setelah ayahnya pergi dan semua yang dia alami, kenapa ibunya baru muncul?Kai mendekat pada Anna. Dia menggenggam tangan Anna lalu berkata, āDuduklah dulu dan dengarkan apa yang hendak dia jelaskan.āAnna menatap Kai dengan air mata yang siap meluap dari pelupuk mata.Akhirnya Anna mau duduk, tapi berpi
Saat malam hari. Kai mengajak Anna pulang ke kediaman orang tuanya.Mobil mereka sudah berhenti di depan garasi. Anna memandang rumah besar itu, tiba-tiba saja dia takut kalau keluarga Kai berubah sikap padanya.āAyo!ā ajak Kai saat menoleh Anna.Kai melihat Anna yang seperti orang bingung, dia meraih telapak tangan Anna lalu menggenggamnya erat, seolah paham kecemasan yang sedang Anna rasakan.āSemua akan baik-baik saja, percayalah padaku,ā ucap Kai meyakinkan.Anna mengangguk pelan seraya berusaha tersenyum. Dia dan Kai akhirnya keluar dari mobil. Mereka berjalan berdua seraya bergandengan tangan.Saat sudah masuk rumah, mereka langsung menemui orang tua Kai yang ternyata sudah menunggu di ruang keluarga.Ada Stefanie juga di sana.āKalian sudah pulang, ayo duduk.ā Eve berdiri dan langsung merangkul pundak Anna.Eve mengajak Anna agar duduk bersama mereka. Dia tahu Anna masih tertekan, sehingga itu Eve mencoba menunjukkan kalau dia ada untuk Anna.Anna tersenyum saat Eve merangkulny
Anser keluar dari mobil karena wanita yang hampir ditabraknya itu marah-marah.āKalau mau keluar dari parkiran, lihat-lihat!ā amuk wanita yang tak lain Queen.Queen baru saja akan pergi meninggalkan hotel, tapi dia dibuat kaget karena hampir tertabrak saat akan menuju mobilnya.āKamu yang melintas tiba-tiba di depan mobil, kenapa kamu marah-marah?ā Anser merasa heran. Dia merasa tak bersalah.āHah!ā Queen membuang napas dengan mulut. āBegini nih, orang salah bukan minta maaf tapi malah balik menyalahkan!āBagaimanapun, Queen tidak akan mengalah sama sekali pada pria di depannya ini.Anser merasa tak ada guna meladeni amukan Queen, sehingga dia memilih mengalah.āKalau begitu aku minta maaf.ā Queen menyipitkan mata.āKamu meminta maaf, tapi tidak ikhlas,ā gerutu Queen.Anser menghela napas kasar. Dia tidak mengerti, apa yang diinginkan oleh wanita di depannya ini.āAku minta maaf karena melajukan mobil tanpa melihat-lihat lebih dulu. Jika kamu terluka atau mau minta ganti rugi, aku ak
Anser datang ke hotel karena mendapat undangan dari Kai. Meski Anser merasa kalau Kai hanya ingin membuktikan jika Anna milik pria itu, tapi Anser tetap datang untuk memastikan.Saat sampai di tempat pesta, Anser tak melihat Kai dan keluarganya di sana, tentu saja hal itu membuat Anser heran.Anser masih mengedarkan pandangan. Dia benar-benar tak melihat satu pun keluarga Kai di ruangan itu.āMaaf, apa pengantinnya sedang istirahat?ā tanya Anser pada seorang pelayan yang melintas di depannya.Pelayan itu berhenti di hadapan Anser.āPengantin dan keluarganya meninggalkan pesta, tapi pestanya tetap dilanjutkan untuk menyelesaikan jamuan,ā jawab pelayan.Anser mengerutkan alis.āMeninggalkan? Bagaimana bisa pesta pengantin tapi pengantinnya malah pergi?ā Anser keheranan.Pelayan itu menengok ke kanan dan kiri, lalu sedikit mendekat pada Anser.āSebenarnya tadi pestanya berjalan baik-baik saja, sampai ada berita yang tersebar dan ada wanita tua membuat keributan di sini,ā ucap pelayan itu
Stefanie tak bisa membendung rasa bahagianya. Dia semakin yakin kalau Anna memang putrinya.Stefanie tiba-tiba saja berdiri, membuat Eve dan yang lain terkejut.āAku harus menemui Anna dan memastikan sendiri kalau dia benar-benar putriku,ā ucap Stefanie seraya memegang liontin yang tergantung di lehernya.Eve ikut berdiri, lalu menyentuh lengan Stefanie.āKondisi Anna sedang tidak stabil, kalau kamu tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ibunya, dia pasti akan semakin syok dan bisa saja hal-hal buruk akan terjadi,ā ucap Eve seraya menimbang kondisi Anna.Stefanie terlihat bingung.āAnna sedang sangat tertekan. Takutnya dia malah merasa dibuang dan tidak dianggap kalau tiba-tiba Bibi berkata sebagai ibunya setelah bertahun-tahun tak mencarinya,ā timpal Queen.Stefanie semakin bingung dan kembali sedih. Dia kembali duduk dengan tubuh lemas.āTapi aku ingin memastikannya agar tidak ada lagi rasa penasaran yang menghantui,ā ucap Stefanie seraya menatap sendu.Eve dan yang lain saling tatap,
Kai langsung menghampiri Anna yang duduk di tepian ranjang. Dia memeluk istrinya itu untuk menenangkan.āAku keluar dulu, kalian istirahatlah,ā kata Queen.Queen tidak mau mengganggu Anna dan Kai, lagi pula Anna akan lebih baik saat bersama Kai.Queen keluar dari kamar. Dia melihat kedua orang tuanya dan Stefanie baru saja masuk lift. Dia memilih menyusul sang mami lalu pergi dengan mereka untuk turun ke lantai bawah.Di kamar, Kai masih memeluk Anna untuk menenangkan. Dia bisa merasakan tubuh Anna yang gemetar.āSemua sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu kamu cemaskan,ā ucap Kai mencoba menghibur Anna.Namun, tiba-tiba saja tangis Anna pecah. Sejak tadi Anna mencoba menahan diri agar tak menangis. Dia tidak mau menambah beban pikiran orang karena dirinya.Sekuat apa pun dia bertahan, nyatanya tetap runtuh saat bersama pria yang selalu peduli padanya.āMaaf, aku sudah membuat malu keluargamu,ā ucap Anna di sela isak tangisnya.Kai terkesiap mendengar Anna menangis. Dia semakin me
Anna menatap bingung pada Stefanie. Apalagi dia masih dalam kondisi syok, sehingga membuatnya hanya menatap pada teman mertuanya itu.Eve yang mendengar hal itu langsung berdiri seraya menatap pada Stefanie yang terus memandang pada Anna.āFan, kita keluar dulu saja. Anna sepertinya masih syok dan butuh istirahat,ā ucap Eve seraya memegang lengan Stefanie.Stefanie menatap pada Eve, sekilas memandang pada Anna yang memang sangat bingung, lalu akhirnya setuju untuk keluar.Stefanie juga butuh menenangkan hatinya sebelum dirinya mendengar fakta yang mungkin bisa membuat seluruh aliran darahnya mendesir hebat.āQueen, kamu tetap di sini temani Anna,ā kata Eve seraya memandang pada sang adik.āIya, Mi.ā Queen mengangguk.Eve mengajak Stefanie keluar dari kamar.āKenapa kamu tiba-tiba tanya soal ayah Anna?ā tanya Eve penasaran.Eve melihat tatapan Stefanie yang berbeda pada Anna, sehingga dia merasa perlu mengetahui, apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu.Stefanie menaha
Anna memegangi dada. Dia merasa begitu sesak mendengar semua tuduhan dari Mila. Dia memang tidak tahu, siapa dan bagaimana ibunya, tapi bukan berarti Mila bisa mengumbar fitnah seperti itu di hari pernikahannya.Anna merasa malu pada keluarga Kai. Dia sudah membuat berantakan acara yang sangat diharapkan oleh orang tua Kai.Anna berkecil hati, dia takut kalau keluarga Kai merasa terhina lalu berubah sikap padanya karena sudah membuat malu mereka.āAnna, kamu baik-baik saja?ā tanya Queen saat merasakan tubuh Anna gemetaran.Anna menggeleng pelan.Queen memilih mengajak Anna pergi meninggalkan ballroom hotel selagi Kai mengurus Mila yang tadi diseret keluar oleh security.Queen mengajak Anna ke salah satu kamar yang ada di hotel itu untuk menenangkan.āSemua akan baik-baik saja, kamu jangan cemas,ā ucap Queen saat mereka sudah ada di kamar.Anna menatap sendu. Dia benar-benar tak pernah menyangka kalau Mila akan senekat ini.Anna duduk di tepian ranjang dengan kedua tangan yang gemetar.