Seorang putri dari mantan mafia yang telah lama diasingkan, terpaksa harus kembali ke Inggris untuk menjalani perjodohan yang telah diatur. Grassiela Stamford, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang akan menjadi suaminya adalah lelaki asing yang pernah ia lihat belasan tahun silam. Mungkin pria itu tidak mengenalinya, mungkin juga pertemuan mereka dulu adalah sebuah kebetulan. Untuk pertama kalinya hati Grassiela berbunga. Namun seiring berjalannya rencana pernikahan, Grassiela menemukan fakta bahwa pria itu ternyata lebih licik dan lebih kejam dari dugaannya. "Aku bukan bagian dari orang-orang yang bisa kau kendalikan. Dan asal kau tahu, aku tidak akan pernah melupakan pertemuan ini," ucap Grassiela dingin bersama tatapan tajam pada pria di hadapannya. James Draxler berjalan mendekat. Tatapannya yang mendominasi membuat wanita itu menahan gugup. Lantas ia berkata di sela rahangnya yang mengetat, "jangan lupakan juga mengenai hubungan ini!" Murder and marriage Ambition and rapacious Manipulative and jealousy Wellcome to dark and hurt story BROKEN FLOWER Another side of agreement
View MoreSuasana ruang kerja Benicio masih dipenuhi aroma tembakau dan kayu mahoni setelah rapat panjang yang dihadiri para petinggi kelompok bisnis. Lampu gantung berwarna keemasan menerangi meja panjang yang penuh dengan dokumen, gelas-gelas wiski kosong, dan asbak berisi puntung cerutu. Sore itu, semua orang telah meninggalkan ruangan kecuali empat orang—Benicio, sang tuan rumah, Fausto yang duduk dengan ekspresi malas, Sergei yang masih memeriksa sesuatu di ponselnya, dan Alexsei yang tampak tenang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Benicio menuangkan wiski ke dalam gelasnya dengan gerakan santai, lalu menatap mereka. "Kalian pikir, seberapa buruk dampaknya jika James tidak bisa kembali memimpin dalam waktu dekat?" Sergei mendengus sambil mengangkat satu alisnya. "Bukan masalah jika hanya beberapa minggu. Tapi kalau lebih lama? Musuh akan mulai mencium kelemahan. Dan orang-orang kita… mereka mulai bertanya-tanya." Fausto akhi
Di dalam ruang rawat yang sunyi, hanya suara alat medis yang berbunyi pelan dan sesekali suara dentingan saat Grassiela menggerakkan sendok di piringnya. Mrs. Runova duduk di seberangnya, tersenyum senang melihat bagaimana wanita muda itu menyantap makanan yang ia bawakan dengan lahap."Apa anda benar-benar menyukai masakan saya?" Runova terkekeh, matanya berbinar penuh kasih.Grassiela mengangguk sambil mengunyah. "Masakan Anda memang yang terbaik, Mrs. Runova. Aku tak bisa menolaknya."Wanita paruh baya itu tertawa kecil dan menuangkan segelas jus jeruk segar. "Saya juga membuatkan jus jeruk yang banyak untuk anda, seperti pesanan anda biasanya."Grassiela menerima gelas itu dengan senang hati, menyesapnya perlahan. Rasa segar dan asam manis menyebar di lidahnya, membuatnya sedikit lebih rileks setelah semua ketegangan yang ia lalui. Ia melirik ke tempat tidur di mana James masih terbaring tak sadarkan diri, napasnya stabil namun tetap tak ada t
Di dalam ruang rawat eksklusif itu, suara detak monitor jantung James bergema samar, berpadu dengan dengung halus dari alat bantu pernapasan yang melekat di tubuhnya. Grassiela tetap duduk di tepi ranjang, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya yang dingin dan tak bergerak. Matanya terus menatap wajah pria itu, memperhatikan setiap helaan napas yang naik turun dengan ritme lambat. Luka tembak di pinggang kirinya masih dibebat perban, selang infus serta alat medis lain tertempel di tubuhnya, membuatnya tampak begitu rapuh—sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi pada pria sekuat James. Suara langkah-langkah berat terdengar mendekat dari luar. Grassiela mengangkat kepalanya tepat saat pintu terbuka, dan di ambang pintu berdiri empat orang dengan aura yang begitu kuat hingga memenuhi ruangan. Fyodor Draxler.Pria itu adalah cerminan otoritas dan kebijaksanaan. Meski usianya sudah lebih dari enam puluh, dia masih berdiri tegak, penuh kh
Cahaya putih dari lampu di langit-langit terasa menyilaukan ketika Grassiela membuka kedua matanya. Pandangannya buram, kesadarannya masih setengah tersangkut di ambang mimpi. Udara di ruangan itu terasa steril, dengan aroma khas antiseptik yang memenuhi paru-parunya. Dia mengerjap beberapa kali, mencoba memahami di mana dia berada. Perlahan, ingatan-ingatan berserakan memenuhi benaknya. Bayangan panggung teater, suara dentingan piano yang dimainkan Valerina, kilauan kalung berlian di lehernya, tatapan James yang tajam, lalu... suara tembakan. Seketika, napasnya tercekat. James!Dengan panik, Grassiela mencoba bangkit, tetapi sesuatu menarik pergelangan tangannya. Dia menoleh dan melihat infus terpasang di sana. Tubuhnya masih lemah, namun dorongan untuk mencari James lebih kuat dari rasa sakit yang menjalari sekujur tubuhnya. Saat itu, pintu terbuka. Seorang wanita berambut pirang dengan sorot mata yang lembut masuk ke dalam ruangan. Jas pu
Ruangan menjadi sunyi saat panggung diterangi cahaya keemasan. Tirai beludru merah terbuka, menampilkan seorang wanita duduk di depan grand piano hitam yang megah—Valerina. Jari-jarinya menyentuh tuts dengan penuh kelembutan, memainkan intro pertama dari The Phantom of the Opera. Nada-nada awal yang misterius dan megah memenuhi ruangan, membawa suasana ke dalam dunia kisah cinta tragis yang telah melegenda. Di atas panggung, seorang penyanyi soprano muncul dalam gaun putih, membawakan "Think of Me" dengan suara yang jernih dan penuh emosi. Grassiela menyandarkan punggungnya, membiarkan suara dan musik menyelimutinya. Namun, ketika pertunjukan berlanjut ke "The Music of the Night", dengan Phantom bernyanyi penuh hasrat dan kesedihan, sesuatu di dalam dirinya mulai bergetar. Ketika adegan berpindah ke "The point of no return", di mana Christine dan Phanton menyanyi bersama, Grassiela merasa dadanya sesak. "Now I am here with y
Langkah Grassiela bergema di lantai marmer saat ia memasuki gedung teater yang megah. Gaun malamnya yang elegan berkilau di bawah cahaya lampu gantung, namun bukan itu yang menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Bisikan-bisikan terdengar di udara, memenuhi ruangan dengan rumor yang selama ini beredar tentangnya—tentang pernikahannya dengan seorang mafia Rusia, tentang kutukan yang melekat padanya, tentang dosa-dosa yang bahkan tak pernah ia lakukan. Grassiela tetap berjalan dengan kepala tegak. Ia tidak peduli. Di salah satu sudut, seorang wanita paruh baya dengan gaun hijau gelap menatapnya dengan senyum sinis. Irina Dzanayev, bibi dari James. "Kau cukup berani muncul di sini," sindir Irina, suaranya tajam. "Setelah semua yang terjadi, aku pikir kau akan lebih suka bersembunyi dalam bayang-bayang keponakanku." Grassiela menatapnya sejenak sebelum memberi jawaban tenang. "Aku tidak punya alasan untuk bersembunyi, Tatya. Apalagi
Grassiela berdiri di depan cermin, memastikan gaunnya jatuh dengan sempurna. Gaun indah berwarna hitam itu membalut tubuhnya dengan anggun, memancarkan pesona klasik yang sesuai untuk malam di teater. Rambut caramelnya telah disanggul rapi, menyisakan beberapa helai yang membingkai wajahnya dengan indah. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia duduk di depan meja rias. Di atas meja, ada sebuah kotak beludru hitam. Grassiela menatapnya sejenak, sebelum akhirnya tangannya yang ramping mengangkatnya dengan hati-hati. Ia membuka kotak itu perlahan, dan di dalamnya, berkilauan seuntai kalung berlian. Berlian hadiah dari James. Seharusnya, James yang akan memakaikan kalung ini untuknya. Seharusnya, dia ada di sini, berdiri di belakangnya, menyentuh kulitnya dengan jemarinya yang kasar namun hangat, lalu membisikkan sesuatu di telinganya sebelum mereka pergi ke teater bersama. Seharusnya. Tapi James masih belum pulang. Hati Gr
Grassiela duduk di ruang kerjanya, jemarinya mengetuk-ngetuk amplop undangan berwarna krem yang baru saja ia buka. Di dalamnya, tertulis undangan untuk menghadiri sebuah pertunjukan amal di Teater Stainslavsky yang dikirimkan oleh Valerina. "Rupanya dia belum menyerah," gumam Grassiela sebelum menghela napas pelan. Tepat saat dia hendak meletakkan undangan itu di meja, pintu terbuka, dan Runova masuk dengan nampan berisi segelas jus jeruk segar. "Selamat pagi, Nyonya," kata Runova sambil meletakkan gelas di depan Grassiela. Grassiela tersenyum dan mengambil gelasnya. "Terima kasih, Mrs. Runova. Bisa kau bawakan juga untuk James dan yang lainnya? Mereka sedang bermain golf di halaman, bukan?" Runova membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Tentu, Nyonya. Akan segera saya siapkan." Setelah Runova pergi, Grassiela bangkit dari kursinya dan berjalan ke halaman belakang. Ia bisa melihat James dan orang-orangnya sedang
Ruang makan dipenuhi aroma kopi hitam yang baru saja dituangkan ke cangkir-cangkir porselen. Piring-piring berisi roti panggang, telur orak-arik, dan daging asap tersaji rapi di atas meja panjang dari kayu ek yang kokoh. James duduk di kursi ujung meja, mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang sedikit tergulung, memperlihatkan lengan berototnya yang kuat. Di sekelilingnya, para pria kepercayaannya telah duduk: Fausto, Benicio, Sergei, dan Alexsei. Sementara Grassiela duduk di sisi kanan James, mencoba menikmati sarapannya, meski pikirannya mulai terganggu oleh pembicaraan para pria itu. Percakapan mereka dengan cepat bergeser dari topik ringan menjadi diskusi bisnis yang serius. "Ada laporan terbaru dari pelabuhan di Odessa," kata Sergei sambil menuangkan susu ke dalam kopinya. "Pengiriman dari Kolombia mengalami keterlambatan, dan menurut informan kita, kartel Mendez sedang bermain di belakang kita." James mengaduk kopinya tanpa banyak ekspresi. "Aku sudah menduga mereka akan
BROKEN FLOWER *** Ini adalah pernikahan yang sempurna. Ahli waris dari kerajaan bisnis di Rusia menikahi putri dari keluarga terpandang asal Inggris. Keduanya jelas tampak serasi. Tapi bukan kah kita menantikan sebuah drama? Pertanyaannya adalah, apa lagi yang diinginkan si ambisius Draxler dengan menikahi seorang gadis misterius? Pria itu jelas memiliki segalanya. Lagi pula, bagaimana mungkin seorang gadis yang tak pernah terlihat sebelumnya tiba-tiba muncul di tengah keluarga Stamford dan menjadi bagian dari mereka? Cukup menarik. Mari kita bertaruh, berapa lama usia pernikahan mereka? Para penggosip sudah tidak sabar untuk melontarkan hujatan serta cibiran di balik kisah keduanya. "Orang-orang mengatakan bahwa aku menikah dengan seorang pangeran. Tapi kupikir, dia lebih mirip seorang monster." -Grassiela Stamford- ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments