Share

Tunangan

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-01-03 11:18:36

Anna benar-benar tak menyangka Kai masuk ke rumah itu. Dia terus menatap pada Kai, sampai pria itu menghampiri lalu berdiri di sampingnya.

“Siapa kamu?” tanya Mila dengan tatapan curiga. Dia lalu memperhatikan jas yang dipakai Anna, mungkinkah jas itu milik pria yang baru saja datang ini.

“Tunangan Anna.”

Anna terkejut, tunggu! Dia belum pernah menyebutkan namanya, dari mana pria ini tahu namanya?

“Apa? Tunangan?” Mila tertawa mencibir.

“Wah, Anna. Apa kamu membayar orang ini untuk bersandiwara?” tanya Nindy mencibir.

Anna diam menahan rasa kesal dan emosi yang bercokol di dada.

“Mulai saat ini, Anna akan tinggal bersamaku. Jika kalian berani menyentuhnya apalagi menjualnya lagi, kupastikan kalian akan tinggal di pinggir jalan setelahnya!” ancam Kai dengan tatapan mengintimidasi.

Mila dan Nindy sangat terkejut, apalagi tatapan mata Kai begitu menakutkan.

Kai menoleh pada Anna, lalu berkata, “Ambil barang pentingmu, tinggalkan pakaian yang kamu miliki. Kamu tidak membutuhkannya di rumahku.”

Anna lagi-lagi terkesiap, tapi dia tidak membantah, Anna memilih segera melakukan apa yang dikatakan Kai.

Mila dan Nindy kebingungan, mereka panik karena Kai terus menatap mereka.

Tak lama kemudian, Anna keluar dari kamar membawa tas dan sebuah bingkai foto dirinya dan sang ayah.

“Aku hanya membawa surat-surat pentingku saja,” ucap Anna pada Kai.

Kai memberi isyarat agar Anna keluar lebih dulu. Begitu Anna keluar, Kai kembali menatap pada Mila dan Nindy.

“Ingat perkataanku ini, jika kalian berani mengganggu Anna lagi, kupastikan riwayat kalian akan benar-benar tamat!”

Setelah mengatakan itu, Kai menyusul Anna.

Mila menelan ludah susah payah, kenapa pria yang bersama Anna sangat menakutkan.

“Tidak mungkin dia pria bayaran, kan? Atau dia hanya mau menggertak saja?” tanya Mila, “sejak kapan pula Anna punya tunangan?”

“Pria itu menakutkan, tapi dia juga tampan. Tunggu, sepertinya aku pernah melihat pria itu, tapi di mana?” Nindy mencoba mengingat, dia terpesona dengan wajah Kai.

Anna sudah duduk di mobil Kai saat pria itu masuk. Dia terus memeluk bingkai foto ayahnya.

“Ayahku baru meninggal tujuh hari lalu, makamnya saja masih basah, tapi ibu tiriku malah menjualku,” ucap Anna akhirnya mengungkap keluh kesahnya, meski dia sadar jika Kai tidak mungkin menanggapinya.

Benar saja, pria itu hanya diam.

“Omong-omong, dari mana Anda tahu namaku Anna?” tanya Anna keheranan.

“Kartu tanda pengenal yang kamu berikan tadi,” jawab Kai.

Anna terhenyak. Iya juga, tadi Kai meminta tanda pengenalnya untuk mengurus pernikahan mereka, kan? Anna lupa.

Anna akhirnya memilih diam, sampai akhirnya mobil itu memasuki gerbang besar melewati halaman luas menuju rumah mewah yang ada di sana.

Anna memandang rumah mewah itu, ternyata benar kalau Kai bukan orang sembarangan. Pria itu benar-benar dari kalangan atas.

Kai turun tanpa mengajak Anna, tapi tentunya wanita itu sudah paham dan langsung mengikuti Kai.

Bahkan tanpa diperintah, Anna mengekori Kai memasuki rumah mewah itu.

Anna memperhatikan langkah Kai, lalu berhenti karena pria itu juga berhenti.

“Mulai hari ini, kamu akan melayaniku.”

Anna terkesiap. Melayani, apa maksud ucapan pria ini? Melayani di atas ranjang?

Anna menggeleng pelan, ucapan ambigu Kai membuat pikirannya berlarian ke sana-kemari tidak pasti.

Kai menoleh pada Anna karena tak mendengar suara wanita itu. Dia melihat Anna yang sedang menggeleng pelan, membuat satu sudut alisnya tertarik ke atas.

“Kamu paham dengan yang aku katakan? Ingat statusmu!” 

Anna terkejut. Dia langsung mengangguk.

Saat itu pelayan Kai datang menghadap pada pria itu.

“Siapkan kamar untuknya, tepat di sebelah kamarku!” Setelah mengatakan itu, Kai pergi menaiki anak tangga meninggalkan Anna.

Anna bingung, apa maksud pria ini? Jadi, dia akan jadi istri kontrak, tapi tidak akan sekamar? Lalu, apa maksud melayani?

“Mari.” Pelayan mempersilakan Anna untuk ikut.

Anna mengangguk. Dia berjalan mengikuti pelayan menuju ke lantai dua, arah Kai pergi.

Anna dibawa ke salah satu kamar yang ada di lantai dua.

“Itu kamar Tuan Kai, ini kamar Anda,” ucap pelayan itu seraya membuka pintu besar kamar itu.

“Terima kasih,” ucap Anna seraya mengangguk.

Pelayan itu permisi. Anna masuk dengan ragu-ragu ke kamar itu, dia memperhatikan setiap sudut ruangan besar yang akan jadi tempat tinggalnya selama menjalani kontrak pernikahan dengan Kai. Bisa saja kamar ini menjadi penjara untuknya.

Anna menatap foto sang ayah, suara helaan napas kasar lolos dari bibir.

“Setidaknya aku punya status ‘kan, Yah. Bukan pelacur yang dibayar untuk memuaskan nafsu pria?” Anna memandang nanar, bahkan bola matanya berkaca-kaca.

“Tapi, dia juga membayarku, apa aku sama saja dengan wanita penghibur. Bagaimana nasibku, Ayah? Kenapa Ayah pergi meninggalkanku sendiri.”

Anna duduk di lantai samping ranjang, menyandarkan kepala di tepian ranjang sambil memeluk bingkai foto sang papa, meratapi nasib hidupnya yang penuh dengan drama.

**

Keesokan harinya. Anna sudah bangun, tapi dia bingung harus bagaimana. Belum lagi Anna masih memakai pakaiannya semalam karena tidak ada baju ganti di rumah itu.

“Tuan bilang kamu harus melayaninya, jadi setiap pagi kamu harus membuatkan kopi juga menemaninya sarapan, menyediakan apa yang dia inginkan,” ucap pelayan ketika melihat Anna diam.

Anna terkesiap. Dia langsung mengangguk lalu meminta arahan pada pelayan itu. Sepertinya Anna sudah tahu maksud Kai memberikan kamar lain padanya, pria itu sebenarnya hanya menjadikannya pelayan untuk membayar utang. Tapi bukankah ini lebih baik daripada dijual ke pria hidung belang? Ya, begitulah pemikiran Anna sekarang.

Anna bersiap di samping meja makan. Dia menunggu Kai datang, sampai akhirnya pria itu tiba di ruang makan. Anna melihat Kai menatap dirinya sekilas, lalu pria itu berjalan menuju kursi utama.

“Duduk!” perintah Kai tanpa memandang pada Anna.

Anna agak bingung, tapi karena Kai kembali menatapnya datar, membuat Anna segera duduk di salah satu kursi yang ada di sana, agak berjauhan dengan Kai.

Kai menatap datar, dengan bariton suara yang tegas, Kai berkata, “Siapa yang menyuruhmu duduk begitu jauh?”

Anna terkejut sampai langsung kembali berdiri, akhirnya dia berjalan mendekat lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan Kai duduk.

“Baca ini. Ini surat perjanjian pernikahan yang akan berjalan selama dua tahun ke depan. Tidak ada negosiasi atau bantahan!” Kai tidak memberi pilihan sama sekali.

Anna menerima selembar kertas yang sudah dibubuhkan materai itu, lantas membaca poin perjanjian di dalamnya, di mana salah satu poin menyebutkan jika Anna tidak berhak meminta cerai sebelum jangka waktu yang ditentukan habis dan Anna harus menuruti apa pun perintah Kai.

‘Apa ini maksudnya aku juga tidak bisa menolak jika pria itu meminta jatah suami-istri?’ batin Anna dengan ekspresi wajah panik.

Anna melirik Kai yang diam. Pria itu menunggu dirinya, ekspresi wajah dingin pria itu benar-benar membuat Anna tak berkutik. Dia sudah terjebak, tidak ada jalan selain menyetujui semua syarat yang Kai berikan.

“Tanda tangani!” perintah Kai ketika melihat Anna sudah selesai membaca.

Anna mengambil pulpen dari Kai, lalu menandatangani surat perjanjian itu, atau sebenarnya itu surat kontrak kerja, karena Anna tidak diberi opsi untuk memilih.

Begitu Anna selesai menandatangani surat itu, Kai mengambilnya lalu melipat dan memasukkan ke saku jas.

“Perlu kamu ingat, selain mengurusku, kamu tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan pelayan tidak diperbolehkan menyuruhmu, paham!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
ribet amat si Kai papi mu aja ga kyk gitu dingin sich iy tp ga kyk kamu nindas yg lemah...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Istri Simpanan?

    Anna memandang bangunan di hadapannya. Setelah sarapan, Kai mengajaknya ke KUA, jadi dia benar-benar akan berakhir menjadi istri Kai, meski itu hanya sebuah kontrak pernikahan.“Ayo!” ajak Kai dengan suara dingin.Anna menoleh pada Kai. Dia mengangguk lalu berjalan mengikuti Kai.Anna tidak memiliki saudara kandung, sehingga Kai membayar penghulu untuk menikahkan mereka agar sah secara hukum.Anna tidak banyak bertanya, hanya menjawab saat penghulu bertanya. Dia benar-benar sudah tak ada rasa apa pun, semuanya terasa sama saja baginya. Dia memang mendambakan sebuah cinta dan pernikahan, tapi bukan pernikahan dingin seperti ini.“Kamu sudah resmi menjadi istriku, jadi apa pun yang terjadi, kamu harus mengikuti semua ucapanku, sesuai dengan perjanjian yang kamu sepakati.” Kai menyodorkan surat nikah mereka pada Anna.Anna memandang surat nikah itu, lalu mengambilnya dari tangan Kai.“Iya,” balas Anna lesu.Anna memandangi surat nikah itu. Dia tidak pernah menyangka akan menikah sekilat

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Perkara Telur

    Keesokan harinya. Anna keluar dari kamar karena merasa lapar. Dia berjalan menuju dapur, ingin mencari sesuatu yang setidaknya bisa sedikit mengganjal perutnya.Namun, saat baru saja akan menginjakkan kaki di pintu dapur, Anna mendengar dua pelayan di dapur sedang membicarakan tentang dirinya.“Tidak tahu itu, Tuan. Kenapa membawa wanita seperti itu ke rumah? Ya, meski tidak jelek-jelek amat, tapi aku yakin dia itu wanita miskin.”“Betul, mana kayak sok polos begitu. Atau jangan-jangan dia merayu Tuan, makanya Tuan membawanya pulang. Kita tahulah, kalau Tuan itu sangat dingin ke semua orang, apalagi wanita. Ngapain juga tiba-tiba bawa wanita itu.”“Dih, amit-amit. Aku malas sekali jika diminta melayaninya.”Anna masih bergeming mendengarkan semua gunjingan itu. Anna menghela napas pelan, dia hanya ingin hidup tenang dan tidak mau membuat keributan di rumah itu sampai kontrak pernikahannya berakhir.Anna masuk dapur, saat itu dia melihat dua pelayan yang baru saja menggunjingnya langsu

    Last Updated : 2025-01-10
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Fakta Menyakitkan

    Anna menelan ludah saat menunggu jawaban Kai. Kenapa begitu menakutkan saat melihat tatapan dari pria itu.“Keluar dari pekerjaanmu!” Setelah memberi perintah, Kai berjalan menuruni anak tangga.Anna terkejut. Apa maksudnya itu?“Tunggu! Kenapa aku harus keluar dari pekerjaanku?” tanya Anna memberanikan diri karena jika dia tidak bekerja, lalu bagaimana caranya dia mencukupi kebutuhan hidupnya.Anna melihat Kai hanya diam. Dia tetap mengejar sampai mereka tiba di ruang makan.Anna menatap Kai yang tak membalas sama sekali ucapannya. Memangnya dia tidak berhak bertanya.“Duduk!” perintah Kai.Anna menarik kursi agak jauh dari Kai, lalu duduk di sana.“Duduk di sini!” perintah Kai seraya menatap tajam pada Anna yang duduk jauh darinya.Anna berdiri lagi, lantas berjalan menuju kursi yang Kai maksud. Dia lantas menarik kursi kemudian duduk di sana.“Aku tidak bisa jika harus berhenti bekerja. Aku juga perlu bekerja untuk mencukupi kebutuhanku,” ujar Anna langsung menyampaikan keberatanny

    Last Updated : 2025-01-10
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kolot dan Diselingkuhi

    Kai sudah berada di ruang kerjanya. Dia sedang mendengarkan asistennya bicara, tapi sepertinya Kai tidak fokus.“Pak.” Tian–asisten Kai, menatap pada pria itu yang sejak tadi seperti melamun. Bahkan Kai tidak menanggapi perkataannya. “Apa ada masalah, Pak?” tanya Tian.Kai baru sadar dari lamunan, lalu segera membetulkan posisi duduknya.“Tidak ada,” jawab Kai.“Kalau tidak ada masalah di jadwalnya. Saya permisi dulu,” ucap Tian lalu membalikkan badan untuk keluar dari ruangan itu.Tepat setelah Tian berjalan menuju pintu, Kai mendapat pesan dari sopir yang mengantar Anna.[Nona pergi ke sebuah rumah di kawasan perumahan biasa, tapi saya tidak tahu beliau menemui siapa karena saya diminta berhenti agak jauh di rumah itu. Nona bilangnya itu rumah temannya.]Kai mengerutkan alis. Jika memang itu rumah temannya, kenapa tidak mengantar langsung sampai di depan rumah?[Kirim alamatnya.]“Tian!”Tian yang baru saja akan keluar dari ruangan itu, kini kembali berbalik memandang pada Kai.“Iya

    Last Updated : 2025-01-11
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Tidak Boleh Ada Pria Lain

    Kai sedang sibuk mengecek berkas sebelum menandatangainya. Sebagai seorang direktur utama di perusahaan keluarga, Kai memiliki tanggung jawab besar sejak dua tahun terakhir.Saat Kai masih fokus menandatangani beberapa berkas, dia menerima pesan di ponselnya. Kai sejenak mengalihkan pekerjaan untuk mengecek pesan dari sopir yang mengantar Anna.[Sepertinya terjadi sesuatu pada Nona Anna, Pak. Dia kembali dengan pipi lebam dan sepertinya baru menangis.]Kai membaca pesan itu dengan ekspresi datar. Dia kemudian membuka video rekaman dari kamera di dalam kabin yang dikirimkan oleh sopirnya. Kai diam sejenak melihat video Anna hanya diam di dalam kabin seraya memegangi pipi.Saat Kai masih fokus memperhatikan video itu, terdengar suara ketukan yang membuat Kai mengalihkan pandangan ke pintu.“Masuk!” Kai mempersilakan.Pintu ruangan itu terbuka, terlihat Tian masuk ruangan seraya membawa tablet pintar di tangannya.“Saya sudah mendapatkan nama pemilik alamat itu, Pak.” Tian memberikan tabl

    Last Updated : 2025-01-11
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Sikap Aneh

    Anna tak berkutik saat Kai menarik tangannya. Dia mengikuti langkah lebar pria itu menuju kamar, jantungnya berdegup cepat, Anna tidak tahu apa yang hendak dilakukan Kai.Anna menelan ludah susah payah saat benar-benar masuk kamar Kai. Dia melihat kamar pria itu tertata rapi. Cat dinding berwarna gelap menunjukkan bagaimana sifat pria itu, dingin dan tertutup.Anna masih mengedarkan pandangan ke seluruh kamar itu, hingga tidak sadar jika dia sekarang sudah sampai di tepian ranjang dan Kai mendudukkannya di sana.Pria itu tak berkata-kata, membuat Anna panik dan bingung sampai meremas tepian ranjang. Dia terus memperhatikan apa yang dilakukan Kai.Anna melihat Kai mengambil sesuatu di laci. Apa yang sekarang digenggam Kai? Bukan sesuatu yang ada di pikiran Anna, kan?Anna masih diam dengan kegugupan yang melanda, sampai Kai duduk di sampingnya lalu mengulurkan tangan ke wajah Anna, membuat Anna secara impulsif sedikit memundurkan kepala.“Berani menghindar dariku!” Suara tegas Kai mem

    Last Updated : 2025-01-12
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Diam-diam Melindungi

    Keesokan harinya. Alvian masih tidur di kamarnya saat mendengar suara gedoran pintu begitu keras. Pria itu bangun karena terkejut dengan rasa kesal yang bercokol di dada.“Siapa pagi-pagi begini mengganggu tidurku!” gerutu Alvian.Alvian ingin mengabaikan, tapi suara gedoran pintu terus terdengar, membuatnya sampai mengacak-acak rambut lalu akhirnya dia bangun.Alvian keluar dari kamar masih dengan memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Dia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah mengganggu tidurnya.Alvian bersiap mengamuk, tapi urung ketika melihat siapa yang berdiri di depannya.“Bu, ada apa datang ke sini pagi-pagi?” tanya Alvian sopan saat melihat pemilik kontrakan datang ke sana.“Aku menghubungimu tapi tidak kamu respon, jadi aku ke sini untuk mengatakan langsung, merepotkan sekali,” gerutu wanita itu menanggapi pertanyaan Alvian.Alvian mempersilakan wanita itu masuk lebih dulu, lalu menyuguhkan segelas teh..“Apa yang membawa Ibu ke sini?” tanya Alvian.Wani

    Last Updated : 2025-01-12
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Berhenti Bekerja

    Anna pergi ke kafe tempatnya bekerja untuk pamit jika sudah tidak akan bekerja di sana lagi. Dia sebenarnya berat melakukan ini, tapi karena ancaman Kai, membuat Anna mau tidak mau harus melakukan hal itu.Anna datang ke kafe yang belum buka, biasanya karyawan di sana datang lebih awal untuk melakukan persiapan lebih dulu.“Anna.” Bella–teman Anna bekerja langsung menghampiri saat melihat sahabatnya itu datang.“Kenapa kamu kemarin tidak berangkat? Kamu tahu, Pak Roy marah-marah, apalagi kamu tidak merespon panggilannya. Harusnya kamu izin lagi jika memang masih dalam masa berkabung,” ucap Bella seraya menatap panik karena takut jika Anna mendapat masalah. Anna tersenyum. Dia selalu lega saat melihat Bella mencemaskannya.“Sebenarnya kemarin aku mau ke sini, tapi karena ada masalah, jadi aku tidak bisa datang,” ujar Anna menjelaskan.“Masalah? Apa kamu kesusahan? Kenapa tidak menghubungiku?” tanya Bella masih menatap cemas.Anna ingin menjawab, tapi terhenti saat mendengar suara mana

    Last Updated : 2025-01-13

Latest chapter

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ingin Kesempatan Kedua

    Keesokan harinya. Kai sudah bangun lebih awal, begitu juga dengan Anna yang sekarang sedang di kamar mandi.Kai mendapat panggilan dari Tian, sehingga dia memilih pergi ke balkon ketika menjawab panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Kai yang memang menunggu kabar dari Tian.“Saya sudah mendapatkan informasi wartawan yang membuat berita ity. Sekarang saya sedang menyuruh orang untuk mengorek informasi lebih lanjut,” ujar Tian dari seberang panggilan.“Selidiki sampai ke akarnya selagi aku mengajak Anna pergi berlibur. Informasi apa pun yang kamu dapat, segera beritahu aku!” perintah Kai seraya mengepalkan telapak tangan.“Baik, Pak.”Kai mengakhiri panggilan itu. Dia memandang layar ponselnya. Embusan napas kasar lolos dari mulutnya.“Kai.”Kai membalikkan badan saat mendengar suara Anna.“Apa ada masalah?” tanya Anna saat melihat ekspresi wajah Kai yang terlihat serius.Kai memulas senyum, dia berjalan menghampiri Anna yang ada di dalam kamar. Kai tidak mau membuat Anna cemas.“Tidak ada

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Beri Anna Waktu

    Kai keluar dari kamar karena ingin mengambil makanan untuk Anna. Dia berjalan menuruni anak tangga dan bertemu dengan Stefanie yang baru saja berjalan dari depan.“Bagaimana kondisi Anna?” tanya Stefanie saat berhadapan dengan Kai.“Sudah lebih baik meski sempat sangat syok,” jawab Kai bersikap biasa karena dari sudut pandangnya, Stefanie juga tak sepenuhnya salah.Stefanie mengangguk-angguk pelan meski tatapan matanya menunjukkan banyak kesedihan.Kai memandang pada Stefanie yang diam, sehingga dia berkata, “Selama ini kehidupan Anna sangat sulit. Jika kamu memang menyayanginya, jangan terlalu memaksanya.”Stefanie terdiam seraya menatap pada Kai.“Banyak tekanan yang dialaminya. Jadi kuharap kamu tidak menekannya lagi dengan memaksakan semua fakta itu agar dia menerimanya.”Kai mencoba menjaga perasaan Anna. Dia tak ingin Anna bersedih lagi.Stefanie terlihat semakin sedih. Dia sudah sangat senang bisa menemukan Anna, tapi siapa sangka jika yang terjadi tak sesuai dengan harapannya.

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Butuh Waktu

    Kondisi emosi Anna semakin tidak stabil, sehingga Kaivan meminta Kai untuk membawa Anna beristirahat lebih dulu.Kai mengajak Anna ke kamar. Sesampainya di sana, Anna langsung terduduk lemas di tepian ranjang.Kai ikut duduk di samping Anna, lalu menggenggam telapak tangan istrinya itu. Siapa sangka jika Anna langsung memeluk seraya menangis.“Menangislah sepuasnya,” ucap Kai seraya mengusap lembut punggung Anna.Anna terlalu banyak mendapat tekanan, setelah fitnah yang didapat, Anna harus menerima fakta jika ibunya ternyata masih mengharapkannya.“Setelah sekian tahun, kenapa dia harus datang? Aku tidak bisa menerimanya begitu saja,” ucap Anna di sela isak tangis.Kai menghela napas pelan, lalu berkata, “Kamu tak harus menerima, cukup tahu saja.”Anna menangis terisak, bahkan kedua pundaknya sampai bergetar.“Bukankah ini juga bagus. Mamamu bilang kalau dia menikah dengan ayahmu meski di usia muda, itu artinya kamu bukan anak haram. Kamu lahir setelah kedua orang tuamu menikah,” ucap

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Masih Kecewa

    “Anna, dengarkan penjelasan mama dulu, ya.” Stefanie mencoba menyentuh Anna, tapi langsung dihindari oleh putrinya itu.“Apa lagi yang mau kamu jelaskan?” Anna berdiri sampai membuat semua orang terkejut.Tatapan kekecewaan begitu kentara dari sorot matanya.“Sekian tahun, kenapa kamu baru datang jika memang merasa kamu itu ibuku?” tanya Anna sampai menepuk dada. Bahkan bola matanya sampai berkaca-kaca.“Anna, tenang ya.” Eve berdiri lalu merangkul Anna agar bisa sedikit tenang.Kai juga berdiri, takut jika Anna tertekan dengan fakta yang baru saja didapat.“Berikan mama kesempatan menjelaskan. Setelah itu, terserah bagaimana penilaianmu,” pinta Stefanie membujuk.Anna menatap kecewa, setelah ayahnya pergi dan semua yang dia alami, kenapa ibunya baru muncul?Kai mendekat pada Anna. Dia menggenggam tangan Anna lalu berkata, “Duduklah dulu dan dengarkan apa yang hendak dia jelaskan.”Anna menatap Kai dengan air mata yang siap meluap dari pelupuk mata.Akhirnya Anna mau duduk, tapi berpi

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Akhirnya Terungkap

    Saat malam hari. Kai mengajak Anna pulang ke kediaman orang tuanya.Mobil mereka sudah berhenti di depan garasi. Anna memandang rumah besar itu, tiba-tiba saja dia takut kalau keluarga Kai berubah sikap padanya.“Ayo!” ajak Kai saat menoleh Anna.Kai melihat Anna yang seperti orang bingung, dia meraih telapak tangan Anna lalu menggenggamnya erat, seolah paham kecemasan yang sedang Anna rasakan.“Semua akan baik-baik saja, percayalah padaku,” ucap Kai meyakinkan.Anna mengangguk pelan seraya berusaha tersenyum. Dia dan Kai akhirnya keluar dari mobil. Mereka berjalan berdua seraya bergandengan tangan.Saat sudah masuk rumah, mereka langsung menemui orang tua Kai yang ternyata sudah menunggu di ruang keluarga.Ada Stefanie juga di sana.“Kalian sudah pulang, ayo duduk.” Eve berdiri dan langsung merangkul pundak Anna.Eve mengajak Anna agar duduk bersama mereka. Dia tahu Anna masih tertekan, sehingga itu Eve mencoba menunjukkan kalau dia ada untuk Anna.Anna tersenyum saat Eve merangkulny

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Wanita Galak

    Anser keluar dari mobil karena wanita yang hampir ditabraknya itu marah-marah.“Kalau mau keluar dari parkiran, lihat-lihat!” amuk wanita yang tak lain Queen.Queen baru saja akan pergi meninggalkan hotel, tapi dia dibuat kaget karena hampir tertabrak saat akan menuju mobilnya.“Kamu yang melintas tiba-tiba di depan mobil, kenapa kamu marah-marah?” Anser merasa heran. Dia merasa tak bersalah.“Hah!” Queen membuang napas dengan mulut. “Begini nih, orang salah bukan minta maaf tapi malah balik menyalahkan!”Bagaimanapun, Queen tidak akan mengalah sama sekali pada pria di depannya ini.Anser merasa tak ada guna meladeni amukan Queen, sehingga dia memilih mengalah.“Kalau begitu aku minta maaf.” Queen menyipitkan mata.“Kamu meminta maaf, tapi tidak ikhlas,” gerutu Queen.Anser menghela napas kasar. Dia tidak mengerti, apa yang diinginkan oleh wanita di depannya ini.“Aku minta maaf karena melajukan mobil tanpa melihat-lihat lebih dulu. Jika kamu terluka atau mau minta ganti rugi, aku ak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Dia Istriku

    Anser datang ke hotel karena mendapat undangan dari Kai. Meski Anser merasa kalau Kai hanya ingin membuktikan jika Anna milik pria itu, tapi Anser tetap datang untuk memastikan.Saat sampai di tempat pesta, Anser tak melihat Kai dan keluarganya di sana, tentu saja hal itu membuat Anser heran.Anser masih mengedarkan pandangan. Dia benar-benar tak melihat satu pun keluarga Kai di ruangan itu.“Maaf, apa pengantinnya sedang istirahat?” tanya Anser pada seorang pelayan yang melintas di depannya.Pelayan itu berhenti di hadapan Anser.“Pengantin dan keluarganya meninggalkan pesta, tapi pestanya tetap dilanjutkan untuk menyelesaikan jamuan,” jawab pelayan.Anser mengerutkan alis.“Meninggalkan? Bagaimana bisa pesta pengantin tapi pengantinnya malah pergi?” Anser keheranan.Pelayan itu menengok ke kanan dan kiri, lalu sedikit mendekat pada Anser.“Sebenarnya tadi pestanya berjalan baik-baik saja, sampai ada berita yang tersebar dan ada wanita tua membuat keributan di sini,” ucap pelayan itu

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ingin Memastikan

    Stefanie tak bisa membendung rasa bahagianya. Dia semakin yakin kalau Anna memang putrinya.Stefanie tiba-tiba saja berdiri, membuat Eve dan yang lain terkejut.“Aku harus menemui Anna dan memastikan sendiri kalau dia benar-benar putriku,” ucap Stefanie seraya memegang liontin yang tergantung di lehernya.Eve ikut berdiri, lalu menyentuh lengan Stefanie.“Kondisi Anna sedang tidak stabil, kalau kamu tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ibunya, dia pasti akan semakin syok dan bisa saja hal-hal buruk akan terjadi,” ucap Eve seraya menimbang kondisi Anna.Stefanie terlihat bingung.“Anna sedang sangat tertekan. Takutnya dia malah merasa dibuang dan tidak dianggap kalau tiba-tiba Bibi berkata sebagai ibunya setelah bertahun-tahun tak mencarinya,” timpal Queen.Stefanie semakin bingung dan kembali sedih. Dia kembali duduk dengan tubuh lemas.“Tapi aku ingin memastikannya agar tidak ada lagi rasa penasaran yang menghantui,” ucap Stefanie seraya menatap sendu.Eve dan yang lain saling tatap,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mungkin Saja

    Kai langsung menghampiri Anna yang duduk di tepian ranjang. Dia memeluk istrinya itu untuk menenangkan.“Aku keluar dulu, kalian istirahatlah,” kata Queen.Queen tidak mau mengganggu Anna dan Kai, lagi pula Anna akan lebih baik saat bersama Kai.Queen keluar dari kamar. Dia melihat kedua orang tuanya dan Stefanie baru saja masuk lift. Dia memilih menyusul sang mami lalu pergi dengan mereka untuk turun ke lantai bawah.Di kamar, Kai masih memeluk Anna untuk menenangkan. Dia bisa merasakan tubuh Anna yang gemetar.“Semua sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu kamu cemaskan,” ucap Kai mencoba menghibur Anna.Namun, tiba-tiba saja tangis Anna pecah. Sejak tadi Anna mencoba menahan diri agar tak menangis. Dia tidak mau menambah beban pikiran orang karena dirinya.Sekuat apa pun dia bertahan, nyatanya tetap runtuh saat bersama pria yang selalu peduli padanya.“Maaf, aku sudah membuat malu keluargamu,” ucap Anna di sela isak tangisnya.Kai terkesiap mendengar Anna menangis. Dia semakin me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status