“Bagaimana bisa kau meniduri seorang Pelayan?” Ariella Edelred terpaksa mengabdi pada keluarga Baratheon sebagai pelayan rendahan, untuk menebus kesalahan mendiang ayahnya yang dituduh membunuh nyonya besar Baratheon. Namun, tiba-tiba Lucas Baratheon memintanya jadi pengantin pengganti, karena tunangannya kabur di hari pernikahan. Keputusan Ariella menikah dengan Lucas, malah membuat hidupnya seperti di neraka! Follow ig author @hi.inuralubyanka
View More“Hah! Kak Lucas?!” tukas Chelsea membelalak kaget.Mengamati wajah dingin pria itu, dia malah menyeringai sengit.“Kebetulan sekali Kakak sudah datang. Lihat jalang ini, Kak. Dia kembali dan ingin mengganggu—”“Siapa yang kau bilang mengganggu, hah?!” Lucas menyahut tajam.Cekalannya makin kuat, memicu alis Chelsea mendapuk geram.“Apa maksud Kak Lucas?” dengus Chelsea yang lantas menghempas cengkeraman pria tersebut. “Kakak tau dia kabur dari mansion Baratheon dan menghilang bertahun-tahun. Cepat usir jalang ini, Kak. Dia tidak layak kembali pada keluarga Baratheon!”Wanita itu berniat mendorong Ariella, tapi Lucas dengan sigap menariknya ke belakang.“Sentuh dia, maka aku yang akan menendangmu keluar dari sini, Chelsea!” decak Lucas penuh peringatan.Sungguh, perlakuan Lucas malah membuat asumsi negatif Giselle menggunung. Terlebih saat pria itu tak ragu meraih tangan Ariella.Dengan sorot mata tegasnya, Giselle pun berkata, “Luke, sebenarnya siapa Nona Ariella?!”Bukannya menimpali
Giselle mengikuti arah tatapan Chelsea, lalu berkata penuh binar. “Anda sudah datang, Nona Ariella?”Ya, Ariella Edelred melangkah dengan setelan berbahan tweed serba biru muda. Tas tangan mungil emerald blue dari Gabbana sangat serasi untuknya. Benar-benar membuat wanita itu tampak berkelas.“Selamat malam,” tutur Ariella sopan.Giselle berniat merangkul, berupaya lebih dekat sebab dia ingin berteman dengan Ariella. Namun, tiba-tiba saja Chelsea mendorong Ariella sebelum Giselle menyentuhnya.“Hei! Jaga batasanmu, wanita rendahan!” Chelsea mencecar geram.Ariella hanya bungkam sambil menatapnya dingin, sungguh berbeda dengan sorot matanya lima tahun lalu yang selalu ketakutan. Dan itu membuat Chelsea mengernyit sinis.“Sial! Berani sekali kau melihatku dengan mata sombong itu. Cepat keluar da—”“Maaf, apa Anda mengenal saya?” Ariella sengaja ucapan memangkas lawan bincangnya.Sungguh, iras muka Chelsea sontak membeku. Bagaimana mungkin dia tak mengenalnya, padahal Ariella menjadi sas
Ariella berjalan mendekati dress merah yang dipesannya. Dia menyentuh bagian lengan dengan model off shoulder itu sambil menyeringai tipis.“Saya akan menagihnya nanti,” tukas wanita tersebut saat menoleh pada Giselle.Lawan bincangnya tersenyum miring, lalu berkata, “baiklah. Katakan kapan saja, saya akan memberikan apapun yang Anda minta!”“Anda terdengar murah hati!” sahut Ariella sambil melipat kedua tangan ke depan dada.“Anggap saja karena saya ingin berteman dengan Anda, bagaimana?” Giselle menimpali disertai kedua alisnya yang naik ke atas.Ariella pun menarik sudut bibirnya. Meski tak yakin akan berhubungan baik dengan Giselle, tapi persahabatan palsu lebih menguntungan dari pada menambah musuh.Sementara di kantor pusat Baratheon Group, Lucas yang baru memeriksa dokumen, lantas melonggarkan dasi. Dia melirik arloji, agaknya masih ada waktu sebelum acara pameran seni di galerinya.Saat itulah, Peter mengetuk pintu dan masuk usai mendapat persetujuan Lucas. Laki-laki tersebut
“Lihat, Mommy! Ada teddy bear besar!” tukas Ava amat antuasias.“Tada!” Seorang lelaki muncul dari balik boneka beruang besar itu.Begitu melihatnya, gadis kecil itu pun berujar riang, “wah, Paman Damien!”“Daddy bear datang!” tukas Damien menyerahkan boneka beruang cokelat tersebut. “Apa kabar Tuan Putri kita hari ini?”Ava memeluk boneka tadi sambil tersenyum. Tatapannya bertambah binar saat menyadari tentengan ice cream di tangan Damien.“Apa Paman membelinya untuk Ava?” tanya anak perempuan itu mengerjapkan manik besarnya.“Tentu sa—”“Ehem!” Ariella lekas berdem untuk menghentikan ucapan Damien.Dia melirik sambil menggeleng pelan, memberikan kode bahwa seharusnya Ava belum boleh makan sembarangan.“Ava tidak ingat kata Mommy?” tutur Ariella menaikkan kedua alisnya.Damien mengamati mangkuk bubur yang dipegang Ariella, lalu menginterupsi. “Tidak apa-apa, Ariella. Ava sudah menghabiskan banyak buburnya. Bukankah kita harus memberinya hadiah?”Dia lantas meletakkan bingkisan itu ke
“Tuan Lucas, saya akui rencana pembangunan ulang area rumah kuno sebagai resort memang bagus. Tapi kali ini saya menginginkan proyek yang memberikan keuntungan jangka panjang,” tukas Presdir Emerauld datar, tapi tatapannya tampak tegas. Lucas yang tak pernah gagal dalam proyek, kini mengeraskan rahangnya. Dengan nada dingin dan menekan, dia lantas menimpali, “Presdir, Anda sendiri sudah menjalankan hotel. Tentunya Anda tahu bahwa bisnis di bidang ini sangat menguntungkan dalam jangka panjang!” “Ya, untuk sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Itu memang benar!” sahut sang Presdir yang lantas meletakkan dokumen kerja sama ke meja. “Saya ingin proyek ini berbeda dengan bisnis saya yang lain. Rumah kuno itu aset turun temurun dari keluarga Emerauld. Saya mau mengubahnya jadi tempat yang lebih bersejarah. Jadi rencana Anda kurang cocok dengan tujuan saya, Tuan Lucas.” Alis Lucas berkejut. Jelas saja dia kesal, karena ucapan Presdir Emerauld berbanding terbalik dengan hasil pertemuan aw
Jane mengeluarkan kartu nama Peter seraya berujar, “asisten Lucas Baratheon memberiku ini!”Damien mengamati dengan tatapan tegas. Ekspresinya pun berangsur berang karena menyadari orang-orang Baratheon mulai mengusik keluarganya.“Apa yang dia bicarakan padamu?” Laki-laki itu menyidik.“Bukan hal penting, tapi dia selalu menggunakan Ava saat mengobrol denganku,” sahut Jane menuatkan alisnya. “Kakak ingat saat Ava hilang di taman kanak-kanak Dalin Court? Saat itu asisten Lucas hampir menabraknya!”Damien bungkam, tapi dalam hati memaki kesal. ‘Brengsek! Lucas telah mengusik Ariella dan asistennya kini mengganggu Ava. Jika orang-orangku terluka, aku tidak akan melepaskan para bajingan Baratheon itu!’Dia pun merengkuh kartu nama Peter di genggaman Jane, lantas merematnya penuh amukan.“Kau tidak perlu memikirkan hal ini. Aku akan mengurusnya!” tukas Damien pelan, tapi tekad di matanya tampak membara.Laki-laki itu pun mangkir melewati sang adik, jelas sekali dia menahan amarah. Meski D
‘Apa yang harus aku katakan?’ batin Ariella kesulitan menelan saliva.Dia tau rasa kalut yang menggantung di mata Damien. Terlebih tatapan lelaki itu terpaku pada lehernya, yang masih terdapat bekas cumbuan dan sayatan luka tadi.“Ariella—”“Maafkan aku, Damien,” tukas Ariella saat laki-laki pirang itu berniat mendesaknya. “Harusnya aku bilang padamu sebelum bicara dengan Tuan Muda Baratheon. Aku sedikit memprovokasinya saat bertemu di kantor Emerauld beberapa hari lalu. Dia kembali membahasnya saat kita bertukar pasangan dansa tadi.”Damien mengernyit, dia membuang pandangan sambil mengembuskan napas kasar untuk meredam emosi.“Ini salahku. Harusnya sejak awal aku tidak melibatkanmu dalam urusan Emerauld dan Baratheon,” ujarnya begitu menoleh ke Ariella lagi. “Lucas orang yang berbahaya, sebaiknya kau berhenti di sini agar aku yang mengurus—”“Tidak, Damien!” Ariella menyambar sebelum ucapan lelaki itu tuntas.Dia maju satu langkah seraya melanjutkan. “Aku yang menginginkan ini. Jadi
‘Sialan! Kenapa Lucas ada di sini? Apa dia mengikutiku?!’ Ariella bergeming dengan leher tegang.Sorot maniknya yang semula layu, kini berubah berang. Terlebih mengingat perlakuan pria itu di Emerauld’s Hotel tadi. Sungguh, magma amarah Ariella mengucur dalam dadanya.Wanita tersebut merengkuh lengan Damien, sengaja menunjukkan pada Lucas bahwa dia tak bisa mengganggunya di sini. Dan Damien menyukai itu!Dirinya mengelus tangan Ariella sebelum keluar lift, seraya berkata datar. “Tidak disangka kita bertemu di sini, Tuan Lucas!”Jelas sekali dia memancing Lucas.Alih-alih langsung menyahut, Lucas justru memicing sinis pada hasta Ariella yang tampak mencari perlindungan di belakang Damien.‘Brengsek! Kenapa kau selalu mengujiku?!’ batin pria itu dengan rahang berubah ketat.Damien yang tak mendapat tanggapan, kini tersenyum miring. Dia tidak kaget lagi dengan tabiat Lucas yang buruk.Dirinya pun menoleh pada Ariella seraya berkata, “mari kita keluar, Sayang!”Ariella sontak tersentak, t
“Ah! Aduh ….” Ava yang baru menatapkan dahinya ke badan Lucas langsung memegangi kepala.Dia melirik sepasang sepatu hitam mengkilap di hadapannya dan sadar bahwa pria itu bukanlah anggota di keluarga yang dikenalnya. Ava ingat ucapan Ariella bahwa orang asing berbahaya. Apalagi Ava kini sendirian, sekitar koridor juga sepi karena tak ada perawat yang datang. Jelas saja gadis kecil itu takut dan berupaya mundur untuk kabur.Namun, detik berikutnya Ava seketika tertegun saat Lucas berujar, “kau yang menabrakku, anak kecil!”Langkah Ava terhenti. Dia menoleh ke sumber suara bariton yang khas itu. “Oh! Ternyata Paman tampan!” tukasnya mengerjap binar.Alis Lucas berkedut, lalu bertanya datar. “Kau sakit? Kenapa malah keluar sendirian?”“Ava mencari Mommy. Saat Ava bangun, Mommy tidak ada. Paman dan Bibi juga tidak ada. Ava mau mencarinya,” balas gadis kecil itu terus mendongak.Dia lantas berpaling ke dalam ruang rawat, seraya lanjut berujar, “Ava takut sendirian, Ava tidak bisa tidur.
“Sialan! Obat apa yang kau masukan ke minuman ini, hah?!” cecar suara bariton seorang pria.Ariella Edelred seketika menghentikan tangannya, yang hendak menarik hendle pintu untuk keluar kamar tersebut. Bahkan dirinya sontak berpaling ke belakang saat mendengar bunyi pekak cangkir yang menghantam lantai. Sepasang manik pelayan cantik tersebut melebar, tatkala melihat Lucas Baratheon terhuyung sambil menekan pelipisnya.“Tu-tuan Muda!” tutur Ariella terbata.Dirinya bergegas menghampiri Lucas yang berpegangan dinding untuk menyangga tubuhnya.Ariella meletakkan nampan ke nakas, lalu bertanya, “Tu-tuan Muda, apa Anda baik-baik saja?”Dia semakin bingung saat mendapati keringat dingin memenuhi kening Lucas. Pandangan Ariella jatuh pada cangkir kopi yang baru diberikan untuk sang tuan.Alih-alih menjawab, Lucas malah mencengkeram leher Ariella dan mendorongnya mundur, hingga punggung pelayan tersebut menatap dinding.“Ugh, Tuan Muda—”“Kau sengaja?!” Lucas segera menyambar ucapan Ariella ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments