“Jadi benar mereka mengurungmu di sini?” Felix berujar setelah menutup pintu.Ariella yang semula duduk, kini bergegas bangkit dan menunduk hormat. Alih-alih lega, wanita itu justru dirundung tegang karena Felix mengunci pintunya.“Mo-mohon maaf. Ada perlu apa Tuan Muda ke sini?” tanya Ariella terbata-bata.Tak langsung menjawab, Felix malah mengamati lutut dan tangan Ariella yang terbalut sobekan kain celemek. Pria itu berjalan mendekat, hingga memicu Ariella mundur ke belakang.Dengan dada bergemuruh, Ariella pun membatin, ‘apa yang akan dia lakukan?’Felix terus mengikis jarak sampai-sampai pinggul Ariella menatap meja di belakangnya.“Mohon maaf, Tuan Muda—”“Bukankah itu sakit?” Felix lekas menyambar sebelum ucapan Ariella tuntas.Dia meletakkan kotak obat ke meja cukup kasar hingga membuat pelayan di hadapannya tersentak.“Saya tidak apa-apa, Tuan Muda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan katakan. Saya akan membantu Anda,” tutur Ariella yang terus menatap bawah.“Apa di lanta
“Si brengsek itu mau menantangku?!” Lukas berkata sambil melempar beberapa potret ke meja kerjanya.Terpampang jelas adik tirinya sedang berada di club malam bersama para wanita penghibur. Tapi yang paling membuat Lucas kesal, di sana juga ada CEO Logitech Contruction-rival Lucas dalam dunia kontruksi.Ya, orang bilang, musuh dari musuhmu adalah teman. Felix yang sejak dulu mengincar posisi pewaris, diam-diam menggandeng CEO Logitech tersebut untuk melawan Lucas.“Setelah saya selidiki, mereka juga sering mengunjungi Miracle Night di Linberg, Tuan. Kemungkinan Tuan Felix dan CEO Logitech sudah bekerja sama cukup lama,” tutur Peter di tengah senyap.Lucas mengepalkan tangannya geram. Tujuan awalnya yang ingin mengorek tentang hilangnya Giselle, malah menemukan fakta baru tentang Felix.“Awasi Felix. Segera laporkan padaku jika kau menemukan sesuatu yang mencurigakan!” titah Lucas saat menatap Peter tegas.Dengan sigap, sang asisten pun menjawab, “saya mengerti, Tuan Muda.”“Tentang Gis
“Kau!” Lucas mendecak marah sambil menarik bahu Ariella.Begitu sang wanita menghadapnya, malah terpampag jelas bekas cumbuhan di sekitar leher dan tulang selangkanya. Semu merah tersebut memutar memori Lucas, pada gunjingan para pelayan di lantai bawah. Dan itu seolah mengejeknya.“Hah! Tidak heran orang-orang menyebutmu pelacur. Apa kau menikmati semua pria di mansion ini?!” cecar Lucas memicing tajam.Ariella yang sejak tadi menatap gemetar, kini semakin melebarkan irisnya dengan tegang. “Tuan Muda, saya bukan wanita seperti itu,” tuturnya usai menelan berat salivanya.Seringai sinis merayapi bibir Lucas. Dari pada sekedar ucapan, pria itu lebih percaya bukti di tubuh Ariella. Semuanya menunjukkan betapa rendahnya wanita tersebut. “Kau pikir aku buta? Tanda di tubuhmu sangat menjijikkan!” bisik Lucas mencecar sengit. “Jika kau senang menjajal semua pria, tahanlah selama kontrak pernikahan kita. Aku tidak suka barangku dimainkan orang lain. Dan aku tidak akan mengampunimu jika kem
“Ada apa?” Lucas bertanya dingin.Dia tahu itu suara Peter, tapi sengaja tak membuka pintunya. Asistennya yang berada di luar pun membalas, “Tuan Besar memanggil Anda ke ruang kerjanya. Beliau bilang ada hal penting yang harus dibicarakan, Tuan Muda.”“Baiklah,” sahut Lukas singkat.Pria tersebut melirik Ariella sekilas. Tapi bukannya meminta wanita itu melanjutkan obrolan, Lucas malah melengos dan keluar dari kamar tersebut.“Tunggu, Tuan Muda ….” Ariella kembali meredam ucapannya saat Lucas lebih dulu menutup pintu.Ariella menghela napas panjang. Harusnya dia segera memberitahu Lucas bahwa yang merencanakan tentang obat perangsang adalah Beatrice. Dengan begitu, setidaknya Ariella bisa berharap sikap Lucas lebih baik padanya.Wanita itu menunggu Lucas kembali ke kamar. Namun, cukup lama waktu berlalu, sang suami tak kunjung muncul.‘Apa malam ini Tuan Muda akan tidur di ruangan lain lagi?’ batinnya beralih menatap ranjang. ‘Mungkinkah Tuan Muda memang tidak mau tidur di kamarnya k
‘Ah?!’ Ariella seketika tersentak saat bertatapan mata dengan Chelsea. Keponakan Beatrice itu menyeringai sengit pada Ariella. Dia berlagak lemas, bahkan sengaja merangkul tubuh Lucas lebih intim. ‘Lihatlah, Pelayan rendahan! Kak Lucas milikku. Hanya aku yang pantas untuknya!’ batin Chelsea semakin tersenyum miring. Detik berikutnya Lucas mendorong lengan Chelsea. Dirinya hendak berpaling ke arah tatapan Chelsea. Itu membuat Ariella yang berada di ujung koridor buru-buru pergi ke balik dinding. Padahal wanita tersebut tak melakukan kesalahan, tapi entah mengapa dia merasa buruk. ‘Hah … apa aku ketahuan Tuan Muda?’ batinnya was-was. Sambil menata napas tak beraturan, Ariella pun melanjutkan gemingnya. ‘Siapa wanita tadi? Aku belum pernah melihatnya. Sepertinya dia sangat dekat dengan Tuan Muda Lucas. Apa mungkin … wanita itu calon istri Tuan Muda yang sebelumnya kabur?’ Sementara Lucas yang masih di persimpangan koridor, kembali menoleh pada Chelsea. Sorot matanya berubah tajam s
“Ups, sorrry. Aku kira kau toilet, jadi aku menyiramnya karena baumu sangat busuk!” Chelsea mencibir sambil menutupi hidungnya dengan sebelah tangan. “Kau menyapa Bibi Beatrice, tapi kenapa mengabaikanku? Sejak tadi malam kau ingin mencari masalah denganku, ya?!”Ariella seketika mengangkat pandangan dengan iris lebar. Ini masih pagi, tapi harinya sudah buruk sejak dia bangun tidur. Wanita itu tak menyangka ternyata Chelsea tahu bahwa dirinya-lah yang ada di ujung koridor. “Mo-mohon maaf, Nona. Saya tidak bermaksud mengabaikan Anda—”“Oh, shit!” Chelsea segera menyambar hingga Ariella kembali menelan kata-katanya. Dia meletakkan gelas dengan kasar ke meja, lalu mengadu pada Beatrice. “Bibi, kenapa ada satu Pelayan bodoh di sini? Tadi malam dia mengintipku, sekarang dia semakin kurang ajar.”“Kalau begitu berilah pelajaran. Kita harus menghukum anjing agar dia tidak semakin liar!” sahut Beatrice tenang di seberang meja.Mendengar itu memicu seringai sinis Chelsea terkuar. “Baiklah ji
Semua pasang mata berpaling ke sumber suara. Dari arah tangga, Lucas Baratheon berjalan dengan wajah dinginnya.Chelsea yang sejak tadi memegang gelas susu, langsung meletakkannya ke meja. Dia harus tetap menjaga sikap, dia tak mau Lucas tahu sifat kasarnya.“Ah … selamat pagi, kak Lucas. Kakak mau sarapan?” Wanita itu menyapa sambil tersenyum manis. “Maaf, situasi di sini sedikit kacau gara-gara Pelayan ini.”Tak langsung menjawab, Lucas justru melirik Ariella yang masih bersimpuh di lantai. Ketika wanita itu mengangkat pandangan, sosok Lucas yang berwibawa sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang kumuh dan menyedihkan.“Kau bilang Pelayan?” tukas pria tersebut datar.“Ya. Bukankah dia memang Pelayan?” balas Chelsea was-was, takut Lucas akan tersinggung.Belum sampai Lucas menyahut lagi, Felix lebih dulu berkata, “kalian makanlah. Aku akan urus Pelayan ini!”Ariella tersentak. Dia sungguh tak mau jika harus berurusan dengan Felix. Apalagi pakaiannya sedang kacau.“Ti-tidak, Tua
“Sialan! Obat apa yang kau masukan ke minuman ini, hah?!” cecar suara bariton seorang pria.Ariella Edelred seketika menghentikan tangannya, yang hendak menarik hendle pintu untuk keluar kamar tersebut. Bahkan dirinya sontak berpaling ke belakang saat mendengar bunyi pekak cangkir yang menghantam lantai. Sepasang manik pelayan cantik tersebut melebar, tatkala melihat Lucas Baratheon terhuyung sambil menekan pelipisnya.“Tu-tuan Muda!” tutur Ariella terbata.Dirinya bergegas menghampiri Lucas yang berpegangan dinding untuk menyangga tubuhnya.Ariella meletakkan nampan ke nakas, lalu bertanya, “Tu-tuan Muda, apa Anda baik-baik saja?”Dia semakin bingung saat mendapati keringat dingin memenuhi kening Lucas. Pandangan Ariella jatuh pada cangkir kopi yang baru diberikan untuk sang tuan.Alih-alih menjawab, Lucas malah mencengkeram leher Ariella dan mendorongnya mundur, hingga punggung pelayan tersebut menatap dinding.“Ugh, Tuan Muda—”“Kau sengaja?!” Lucas segera menyambar ucapan Ariella
Semua pasang mata berpaling ke sumber suara. Dari arah tangga, Lucas Baratheon berjalan dengan wajah dinginnya.Chelsea yang sejak tadi memegang gelas susu, langsung meletakkannya ke meja. Dia harus tetap menjaga sikap, dia tak mau Lucas tahu sifat kasarnya.“Ah … selamat pagi, kak Lucas. Kakak mau sarapan?” Wanita itu menyapa sambil tersenyum manis. “Maaf, situasi di sini sedikit kacau gara-gara Pelayan ini.”Tak langsung menjawab, Lucas justru melirik Ariella yang masih bersimpuh di lantai. Ketika wanita itu mengangkat pandangan, sosok Lucas yang berwibawa sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang kumuh dan menyedihkan.“Kau bilang Pelayan?” tukas pria tersebut datar.“Ya. Bukankah dia memang Pelayan?” balas Chelsea was-was, takut Lucas akan tersinggung.Belum sampai Lucas menyahut lagi, Felix lebih dulu berkata, “kalian makanlah. Aku akan urus Pelayan ini!”Ariella tersentak. Dia sungguh tak mau jika harus berurusan dengan Felix. Apalagi pakaiannya sedang kacau.“Ti-tidak, Tua
“Ups, sorrry. Aku kira kau toilet, jadi aku menyiramnya karena baumu sangat busuk!” Chelsea mencibir sambil menutupi hidungnya dengan sebelah tangan. “Kau menyapa Bibi Beatrice, tapi kenapa mengabaikanku? Sejak tadi malam kau ingin mencari masalah denganku, ya?!”Ariella seketika mengangkat pandangan dengan iris lebar. Ini masih pagi, tapi harinya sudah buruk sejak dia bangun tidur. Wanita itu tak menyangka ternyata Chelsea tahu bahwa dirinya-lah yang ada di ujung koridor. “Mo-mohon maaf, Nona. Saya tidak bermaksud mengabaikan Anda—”“Oh, shit!” Chelsea segera menyambar hingga Ariella kembali menelan kata-katanya. Dia meletakkan gelas dengan kasar ke meja, lalu mengadu pada Beatrice. “Bibi, kenapa ada satu Pelayan bodoh di sini? Tadi malam dia mengintipku, sekarang dia semakin kurang ajar.”“Kalau begitu berilah pelajaran. Kita harus menghukum anjing agar dia tidak semakin liar!” sahut Beatrice tenang di seberang meja.Mendengar itu memicu seringai sinis Chelsea terkuar. “Baiklah ji
‘Ah?!’ Ariella seketika tersentak saat bertatapan mata dengan Chelsea. Keponakan Beatrice itu menyeringai sengit pada Ariella. Dia berlagak lemas, bahkan sengaja merangkul tubuh Lucas lebih intim. ‘Lihatlah, Pelayan rendahan! Kak Lucas milikku. Hanya aku yang pantas untuknya!’ batin Chelsea semakin tersenyum miring. Detik berikutnya Lucas mendorong lengan Chelsea. Dirinya hendak berpaling ke arah tatapan Chelsea. Itu membuat Ariella yang berada di ujung koridor buru-buru pergi ke balik dinding. Padahal wanita tersebut tak melakukan kesalahan, tapi entah mengapa dia merasa buruk. ‘Hah … apa aku ketahuan Tuan Muda?’ batinnya was-was. Sambil menata napas tak beraturan, Ariella pun melanjutkan gemingnya. ‘Siapa wanita tadi? Aku belum pernah melihatnya. Sepertinya dia sangat dekat dengan Tuan Muda Lucas. Apa mungkin … wanita itu calon istri Tuan Muda yang sebelumnya kabur?’ Sementara Lucas yang masih di persimpangan koridor, kembali menoleh pada Chelsea. Sorot matanya berubah tajam s
“Ada apa?” Lucas bertanya dingin.Dia tahu itu suara Peter, tapi sengaja tak membuka pintunya. Asistennya yang berada di luar pun membalas, “Tuan Besar memanggil Anda ke ruang kerjanya. Beliau bilang ada hal penting yang harus dibicarakan, Tuan Muda.”“Baiklah,” sahut Lukas singkat.Pria tersebut melirik Ariella sekilas. Tapi bukannya meminta wanita itu melanjutkan obrolan, Lucas malah melengos dan keluar dari kamar tersebut.“Tunggu, Tuan Muda ….” Ariella kembali meredam ucapannya saat Lucas lebih dulu menutup pintu.Ariella menghela napas panjang. Harusnya dia segera memberitahu Lucas bahwa yang merencanakan tentang obat perangsang adalah Beatrice. Dengan begitu, setidaknya Ariella bisa berharap sikap Lucas lebih baik padanya.Wanita itu menunggu Lucas kembali ke kamar. Namun, cukup lama waktu berlalu, sang suami tak kunjung muncul.‘Apa malam ini Tuan Muda akan tidur di ruangan lain lagi?’ batinnya beralih menatap ranjang. ‘Mungkinkah Tuan Muda memang tidak mau tidur di kamarnya k
“Kau!” Lucas mendecak marah sambil menarik bahu Ariella.Begitu sang wanita menghadapnya, malah terpampag jelas bekas cumbuhan di sekitar leher dan tulang selangkanya. Semu merah tersebut memutar memori Lucas, pada gunjingan para pelayan di lantai bawah. Dan itu seolah mengejeknya.“Hah! Tidak heran orang-orang menyebutmu pelacur. Apa kau menikmati semua pria di mansion ini?!” cecar Lucas memicing tajam.Ariella yang sejak tadi menatap gemetar, kini semakin melebarkan irisnya dengan tegang. “Tuan Muda, saya bukan wanita seperti itu,” tuturnya usai menelan berat salivanya.Seringai sinis merayapi bibir Lucas. Dari pada sekedar ucapan, pria itu lebih percaya bukti di tubuh Ariella. Semuanya menunjukkan betapa rendahnya wanita tersebut. “Kau pikir aku buta? Tanda di tubuhmu sangat menjijikkan!” bisik Lucas mencecar sengit. “Jika kau senang menjajal semua pria, tahanlah selama kontrak pernikahan kita. Aku tidak suka barangku dimainkan orang lain. Dan aku tidak akan mengampunimu jika kem
“Si brengsek itu mau menantangku?!” Lukas berkata sambil melempar beberapa potret ke meja kerjanya.Terpampang jelas adik tirinya sedang berada di club malam bersama para wanita penghibur. Tapi yang paling membuat Lucas kesal, di sana juga ada CEO Logitech Contruction-rival Lucas dalam dunia kontruksi.Ya, orang bilang, musuh dari musuhmu adalah teman. Felix yang sejak dulu mengincar posisi pewaris, diam-diam menggandeng CEO Logitech tersebut untuk melawan Lucas.“Setelah saya selidiki, mereka juga sering mengunjungi Miracle Night di Linberg, Tuan. Kemungkinan Tuan Felix dan CEO Logitech sudah bekerja sama cukup lama,” tutur Peter di tengah senyap.Lucas mengepalkan tangannya geram. Tujuan awalnya yang ingin mengorek tentang hilangnya Giselle, malah menemukan fakta baru tentang Felix.“Awasi Felix. Segera laporkan padaku jika kau menemukan sesuatu yang mencurigakan!” titah Lucas saat menatap Peter tegas.Dengan sigap, sang asisten pun menjawab, “saya mengerti, Tuan Muda.”“Tentang Gis
“Jadi benar mereka mengurungmu di sini?” Felix berujar setelah menutup pintu.Ariella yang semula duduk, kini bergegas bangkit dan menunduk hormat. Alih-alih lega, wanita itu justru dirundung tegang karena Felix mengunci pintunya.“Mo-mohon maaf. Ada perlu apa Tuan Muda ke sini?” tanya Ariella terbata-bata.Tak langsung menjawab, Felix malah mengamati lutut dan tangan Ariella yang terbalut sobekan kain celemek. Pria itu berjalan mendekat, hingga memicu Ariella mundur ke belakang.Dengan dada bergemuruh, Ariella pun membatin, ‘apa yang akan dia lakukan?’Felix terus mengikis jarak sampai-sampai pinggul Ariella menatap meja di belakangnya.“Mohon maaf, Tuan Muda—”“Bukankah itu sakit?” Felix lekas menyambar sebelum ucapan Ariella tuntas.Dia meletakkan kotak obat ke meja cukup kasar hingga membuat pelayan di hadapannya tersentak.“Saya tidak apa-apa, Tuan Muda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan katakan. Saya akan membantu Anda,” tutur Ariella yang terus menatap bawah.“Apa di lanta
“Aish, Sial! Lihat ini, kita punya tikus kecil yang pandai menguping!” Felix mencecar penuh sindiran.Ya, pria tersebut keluar setelah mendengar keributan di balik pintu.Hal itu sontak membuat Ariella buyar dari lamunan. Dia menoleh pada Felix dengan raut wajah buncahnya.“Mo-mohon maaf, Tuan Muda. Saya tidak sengaja menjatuhkan nampannya saat hendak membuka pintu. Saya akan segera membereskannya,” tutur Ariella sambil mengamati pecahan cangkir dan teh yang tumpah di lantai.“Kau!” Felix tiba-tiba mencekal lengan Ariella yang berniat mengambil pecahan beling.Pria itu menariknya kasar agar kembali berdiri tegak.“Apa kau pelayan baru? Aku belum pernah melihatmu,” tukas Felix menautkan alisnya.Ya, Ariella baru satu bulan mengabdi di mansion ini. Sebelumnya Richard mencari-carinya, tak terima sebab sang istri lenyap karena perbuatan mendiang ayah wanita tersebut. Saat itu Felix sudah bertugas ke luar negeri, jadi tak heran dia tidak tahu tentang Ariella.Namun, Ariella sudah banyak me
“Kenapa kau penasaran dengan malam pertamaku?!” Lucas bertanya dengan ekspresi dinginnya.Sang lawan bincang menyeringai, lalu melipat kedua tangan ke depan dada.“Entahlah, karena sepertinya menarik. Aku dengar mempelai wanitanya berubah sebelum upacara pernikahan. Harusnya aku melihatmu menikah di altar, tapi sayangnya penerbanganku terlambat. Maafkan aku, Kakak,” sahut Felix menaikkan kedua alisnya.Ya, Felix Baratheon-adik tiri Lucas itu baru kembali dari urusan bisnisnya di luar San Carlo.“Berhenti bicara menggelikan. Aku tahu kau senang mengetahui pernikahanku dan Giselle gagal!” sahut Lucas lebih tajam.Mendengar itu Felix seketika tertawa. Raut mukanya memang berseri-seri seolah memenangkan pertandingan.“Lihat, artinya langit memang tidak merestui hubungan kalian. Aku rasa Giselle sadar bahwa kau tidak cocok dengannya, Kak,” tukas Felix mengandung cacian. “Aku jadi penasaran, seperti apa wajah wanita yang mendadak kau nikahi. Aku dengar dia seorang Pelayan. Seleramu memang r