Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua

Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua

Oleh:  Iyustine  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
23Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Inge tidak menyangka bahwa lima bulan setelah ia resmi bercerai dari suaminya, ia akan dinikahi oleh Lucas, pria kaya raya sekaligus wali murid di sekolahnya karena kesalahan yang diperbuat pria itu saat mabuk menciptakan benih kehidupan baru di dalam perut Inge. Akan tetapi, rupanya tidak sampai di sana cobaan hidupnya karena ternyata Inge dinikahi sebagai istri kedua! Rupanya Lucas masih memiliki istri yang ia cintai, yang kini masih terbaring koma di rumah sakit. Namun, sebenarnya apa yang Tuhan rencanakan untuknya?

Lihat lebih banyak
Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
7 Bab
Peristiwa Mengenaskan
“Pak Lucas, apa yang Bapak–ah!”Belum sempat Inge menyelesaikan ucapannya, badan perempuan kurus itu sudah ditarik oleh ayah dari Naomi, murid yang baru saja dia antar pulang, ke dalam kamar. Pria itu memeluknya erat-erat.“Pak Lucas, lepas–”“Aku kangen kamu, Karina ....” Gumaman Lucas tersebut membuat Inge mengernyit. Wanita itu mencium bau alkohol yang kuat dari ayah muridnya tersebut.“Pak, saya Inge, guru Nao–”Belum sempat Inge menyelesaikan ucapannya, bibirnya langsung dibungkam oleh ciuman panas dari Lucas. Pria itu membawa Inge ke tempat tidur tanpa melepaskan ciuman, sekalipun Inge memberontak.“Pak–Pak Lucas, Anda–mmph–”Inge mendapatkan serangan ciuman bertubi-tubi, membuatnya kewalahan.Sekuat tenaga Inge melawan, mencoba mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya. Ia bahkan memukul, mencakar, dan menjambak. Namun, Inge yang kurus sama sekali bukan tandingan tubuh tegap berotot milik ayah muridnya tersebut. Tubuh Lucas tetap kukuh di sana, menjamahnya dengan sentuhan panas
Baca selengkapnya
Masalah Baru
“Inge, saya berharap kamu sedang tidak membuat masalah dengan Pak Lucas,” kata Bu Farah lagi. Matanya memandang tajam kepada Inge. “Kamu tahu kan siapa Pak Lucas itu?”Inge diam. Ia hanya mengangguk untuk menanggapi pertanyaan atasannya,“Dia bukan sekedar wali murid biasa, tapi dia masih bos kita, karena Pak Lucas itu putra Pak Benny, pendiri sekaligus direktur sekolah kita,” jelas Bu Farah kemudian, mengatakan sesuatu yang sudah Inge tahu. “Y-ya, Miss,” jawab Inge dengan nada tipis. “Ya sudah, segera temui Pak Lucas.”Inge mengundurkan diri dengan sedikit membungkukkan punggung. Kemudian menuju ke ruang tamu, yang letaknya di sebelah ruang guru.Tubuh Inge bergetar ketika mendorong pintu. Apalagi saat menemukan lelaki itu sedang duduk di salah satu sofa. Perasaan malu, benci dan takut seketika mencuat dalam dadanya. Perempuan itu berdiri kaku di dekat pintu yang baru dia ditutup, tangannya terkepal spontan menahan getaran yang tak kunjung reda.Dari sudut matanya, Inge dapat meli
Baca selengkapnya
Hamil
“S-saya hamil, Dok?” Suara Inge tercekat. Bibir perempuan itu bergetar, kemudian getarannya merambat ke tangan, kaki dan sekarang sekujur tubuhnya sudah bergetar. Kedua tangannya dia tangkupkan ke wajah, meski ingin sekali menangis, Inge tahan sekuat tenaga.“Apakah ini kehamilan Anda yang pertama?” tebak sang dokter tersenyum. Seakan dia sudah sangat terbiasa dengan ekspresi yang baru saja dia lihat.Inge mengangkat wajahnya, air mata langsung keluar begitu saja, sudah tidak dapat ditahan lagi. Kemudian dia mengangguk lemah. “Mengingat usia Anda sekarang dan ini kehamilan yang pertama, tolong benar-benar dijaga kesehatannya ya, Bu. Jangan sampai kelelahan, jangan stres, nikmati saja anugerah indah dari Tuhan ini,” lanjut dokter. Lalu sang dokter menatap ke arah Lucas. “Bapak juga harus membantu istri agar tidak mudah stres ya?”“I-iya,” jawab Lucas gamang. Dia melirik Inge. Entah mengapa sedari tadi dokter mengira mereka sepasang suami istri.Setelah mendengarkan sedikit nasehat lag
Baca selengkapnya
Menjadi Yang Kedua
“Apa?!”“Aku tidak suka mengulang ucapanku, Inge.”Bibir Inge hendak menyahut“Tolong, jangan membantah!” tukas Lucas sedikit menggeram. Nada suaranya sudah naik.Ingin rasanya Inge melawan tetapi dia khawatir Lucas akan bertindak seperti tadi. Memancing perhatian dengan membuat sedikit kegaduhan.Inge pun masuk ke dalam kamarnya. Menyambar beberapa lembar pakaian, peralatan make-up, dan berkas-berkas penting. Dia lesakkan dalam koper begitu saja. Tidak sampai setengah jam, sosok perempuan itu sudah muncul lagi. Lucas yang berdiri di samping mobil, segera menyambut dan menaruh koper Inge di kursi kedua, belakang jok kemudinya. Mobil pun meluncur.Lucas benar-benar membawa Inge ke rumahnya yang mewah.Begitu turun dari mobil, seorang perempuan paruh baya yang bekerja sebagai ART mendekat.“Bi, tolong antar Miss Inge ke kamarnya,” perintah Lucas sembari menyerahkan koper Inge.“Ya, Tuan. Mari Miss Inge.” Inge mengangguk. Dia berjalan mengekor ART itu.Punggung Inge menjadi dingin saat
Baca selengkapnya
Pertemuan-Pertemuan
Seperti biasa, Lucas tidak menjawab. Tapi kali ini dia mengangguk. Kemudian dia menarik tangan Inge, untuk kemudian dia satukan dengan tangan Karina. Posisi tangan lelaki itu menjadi yang paling atas, setelah tangan Inge dan Karina.“Sapalah Karina, Ing,” bisik Lucas.Inge mengangguk kaku, sembari menelan ludah “K-Karina … a-ku I-inge, a-aku … .” Inge menggantung kalimatnya. Dia menoleh pada Lucas dengan bingung.Lucas menghela napas. Meremas tangan Inge dengan lembut. Sementara tangan Lucas yang lain, terlihat mengusap kepala Karina. “Karina, semoga kamu mengerti dengan keputusan yang kami ambil.”Entah mengapa, hati Inge bergetar mendengar penuturan Lucas yang begitu lembut dan terasa penuh kasih sayang. Dia menjadi merasa amat bersalah.***Seusai dikenalkan kepada Karina, Lucas membawa Inge ke meja makan. Hati Inge yang tadinya dingin diguyur perasaan tidak karuan, seketika menghangat saat melihat Naomi sudah duduk manis di salah satu kursi di situ.Terlihat gadis cilik itu seda
Baca selengkapnya
Fakta Baru
Inge membulatkan mata mendengar ucapan Emma.‘Mamanya Karina? Bukankah berita yang kudengar… Pak Benny adalah papanya Lucas?’ Inge ingin sekali mengkonfirmasi hal itu kepada Lucas. Namun bibirnya terasa kaku. Lelaki itu juga tampak tidak bisa menjelaskannya sekarang. Lucas kembali menyuruh Inge untuk pergi ke kamar. Inge yang masih bingung dengan situasi itu pun hanya bisa menurut.Sepanjang berjalan ke kamarnya Inge masih mendengar sumpah serapah dalam balutan tangis milik Emma. Suara itu baru hilang, setelah Inge sudah berada utuh di dalam kamar, dan menutup pintu. Tangis Inge langsung pecah. Bagaimana pun dia memang yang bersalah. Dialah perempuan yang telah menyusup dalam pernikahan Lucas dan Karina. Tok tok tok.Inge terkesiap. ‘S-siapa ya? Apakah Lucas? Atau Bu Emma?’Perempuan itu menghela napas, tergesa dia menghapus air matanya. Ternyata Bi Yati. Dia berdiri di hadapan Inge dengan nampan penuh makanan. “Miss, saya mengantar makanan,” kata Bi Yati.Inge pun membuka pintu
Baca selengkapnya
Melewati Malam Pertama
Lucas gegas mengambil gelas yang baru dia letakkan. Lalu diulurkan kepada Inge. Tangan yang satunya mengambil piring yang berada di pangkuan Inge. Perempuan itu minum dengan tangan dan bibir bergetar. Mendadak perasaannya menjadi campur aduk. Ada rasa bersalah, takut serta malu yang menjadi satu, dan mendesak-desak dadanya. Air mata spontan menetes begitu saja. Lucas terdengar menghela napas. Tangannya bergerak untuk menaruh piring di atas nampan. “Jangan berpikir macam-macam, Ing. Sekarang lebih baik bersiap tidur.”“B-boleh aku bertanya?” Inge memberanikan diri. Tangannya bergerak untuk menghalau air mata yang mengaburkan pandangannya. Lucas memandang Inge sejenak, lalu mengangguk.“Pak Benny itu papanya Karina?”Lagi-lagi Lucas mengangguk. Inge memejamkan mata, merasakan gelombang rasa bersalah yang menggulung hatinya. Tidak salah jika tadi mereka mengamuk. Mana ada orang tua yang tidak histeris saat mengetahui anak perempuannya diduakan.“K-kurasa lebih baik kalau aku tidak ti
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status