BIDADARI SURGAKU

BIDADARI SURGAKU

By:  Zee Zee  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 ratings
101Chapters
7.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Zaira Khazanah merasakan pelik yang juga dirasakan oleh kaum Hawa pada umumnya. Setelah lima tahun pernikahannya, kehadiran si kecil yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri pun tak kunjung hadir mewarnai hari-hari mereka. Berbagai macam pertanyaan yang dia dapatkan akan kapan hadirnya si buah hati. Sakit? Tentu saja, tapi Zaira beruntung memiliki Zafran yang tidak pernah mempermasalahkan itu. Di lima tahun pernikahan Zaira meminta kepada Zafran untuk dicarikannya adik madu. Zafran tentu saja menentang keras permintaan Zaira. Baginya adanya Zaira dalam hidupnya sudah melebihi dari segalanya. Sosok Arumi hadir di tengah mereka atas peminatan Zaira. Sosok yang sejak lama menyimpan rasa terhadap Zafran. Suatu kebahagiaan yang tak terduga bagi Arumi adalah dengan ditawarinya menjadi adik madu Zaira. Akankah Zaira menyerah pada takdir yang telah ia jalani? Akankah Zafran menyerah dan menerima Arumi dalam hidupnya? Akankah Zaira dan Zafran tetap tegar menghadapi segala cobaan yang dihadapi?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
repetition
halo, kak. izin promosi. Kalo berkenan, bisa mampir ke ceritaku, ya. Judulnya "Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami." Kisah ini menceritakan sosok perempuan tangguh yang berjuang untuk mempertahankan keluarganya. Terinspirasi dari kisah nyata, terima kasih ...️
2023-02-27 07:35:57
0
user avatar
shave ara
semangat kak
2022-01-16 22:43:32
1
user avatar
Eka Satria
aku suka kak... lanjut...
2022-01-16 22:33:37
1
user avatar
BlackJoe
Novel yang keren, Kak.
2022-01-16 22:14:41
1
user avatar
Maylafaisha
Bacaan yang pas disaat santai, keren kak. Jangan kasih kendor ya ngetiknya, Kak
2022-01-16 22:05:20
1
user avatar
Sylviana Mustofa
Meskipun panjang, tapi nggak ngebosenin. Lanjut terus kakak authorrr
2021-12-21 11:10:51
1
user avatar
Juliana Hasanuddin
keren novelnya
2021-11-22 16:53:51
0
user avatar
Uussuciati
Kasihan zaira...
2021-10-21 21:47:13
0
user avatar
Uussuciati
Jangan poligami dong
2021-10-21 21:46:50
0
user avatar
Uussuciati
Thor zaira jangan di bikin Mati ya Thor....
2021-10-21 07:55:23
0
user avatar
Uussuciati
Semangaatt Thor...
2021-10-21 07:52:59
0
user avatar
Uussuciati
Thor kasian zaira di bikin menderita mulu, ceritanya jangan di ulang " mulu dong Thor, pasti setelah ini zafran di suruh nikah Sama Arumi deh, kasian zaira Thor.. Pasti hatinya sakit kalo zafran nerima arumi jadi istri 2 nya Thor di kasih kebahagian gitu Thor buat keluwarga kecil mereka... semangat
2021-10-21 07:52:36
1
user avatar
Bintu Hasan
keren, lanjutt
2021-10-10 19:52:59
0
101 Chapters

1. GADIS ITU BERNAMA ZAIRA (POV ZAFRAN)

Senin pagi seperti biasa aktifitas padat dimulai. Jalanan Ibu Kota akan dipenuhi oleh kendaraan yang lalu lalang. Saat fajar datang menyapa, kebanyakan dari para pengais rejeki akan memulai aktifitasnya. Sama seperti diriku yang memilih berangkat setelah shalat subuh kutunaikan agar aku bisa menghirup udara segar di pagi hari, juga menghindari macet yang menjadi ikon kota ini.   Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh lima menit, aku tiba di pelantaran  sebuah bangunan tempatku mengais rejeki. Bangunan tiga lantai berdiri tegak atas hasil keringat sendiri.   Suasananya masih sepi. Tentu saja. Aku lebih suka datang lebih awal agar aku bisa berehat sejenak sebelum memulai aktifitasku. Menghambakan kepada Sang Pemilik diri ini untuk memohon keberkahan atas segala usahaku hari ini.
Read more

2. ZAFRAN ABDULLAH (POV. ZAIRA)

Langkahku terus menyusuri jalanan Ibu Kota. Dering ponsel tak berhenti sejak tadi. Ini salahku. Aku terlalu fokus mengejar deadline tugas kuliah sampai lupa kalau hari ini ada sesi sharing dengan seorang ustaz muda yang sedang hangat diperbincangkan.    Jujur, aku belum terlalu mengenalnya. Mas Taufik hanya menyebutkan namanya. Ustaz Zafran Abdullah. Ustaz muda berusia dua puluh delapan tahun.   Dering ponsel kembali terdengar. Gegas aku mengangkatnya sebelum Mas Taufik berceloteh.    "Assalamu'alaikum, Mas. Aku udah di depan, Mas."    Langkah kupercepat menaiki tangga hingga menampakkan Khadijah yang tengah mempersiapkan semuanya.    "Assalamu'alaikum," sapaku ngos-ngosan.    "W*'alaikumussalam."   "Mas Taufik mana?" tanyaku sambil celingukan.    "Ada kok di dalam," ucapannya sambil meng
Read more

3. UNTUK KALI KE DUA (POV ZAFRAN)

Seminggu dari sejak pertemuan itu, kami kembali dipertemukan dalam acara yang sama. Namun, konsep kali ini berbeda. Kami tak harus lagi berada di dalam ruangan persegi. Konsep kali ini adalah tema outdoor. Di mana tim Muslimah Berbagi Inspirasi mendatangi usahaku dan meliput kegiatan kami di sana. Tentunya aku lah sebagai owner yang akan menjadi pemandu.    Berkali-kali aku mematut diri di depan cermin. Menelisik setiap inci tubuh. Berulang kali aku mengganti setelan agar terlihat modis. Bukan. Aku bukan untuk menarik perhatian Zaira, aku hanya ingin menampilkan produk terbaikku.    "Zafran, dari tadi kamu nggak berhenti mondar-mandir di depanku. Ganti satu baju ke baju yang lainnya. Putar kiri dan kanan di depan cermin. Seperti mau diajak kencan buta saja," cibir Rayyan yang tengah berdiri di dekat pintu sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.    "Aku hanya ingin tampil lebih baik. Salah?" tanyaku ya
Read more

4. PERMINTAAN ABI (POV ZAFRAN)

Zaira Khazanah. Nama yang sudah kubawa dalam sujud dan di do'a-do'a malamku. Nama yang senantiasa kubisikkan di setiap sujud terakhirku. Nama yang sudah aku perkenalkan pada Rabb-ku. Pada Sang pemilik diri.    Selama ini aku belum pernah seyakin ini membawa nama seseorang untuk diadukan. Dia  lah yang pertama. Sosok cantik, lembut, cerdas dan salihah. Sosok yang kucari selama ini.    Pagi ini kusambut dengan senyum yang merekah. Rencananya aku akan memperkenalkan nama Zaira. Ya, aku harus lakukan secepatnya. Aku ingin melihat wajah bahagia Abi dan Umi.    Perlahan aku menuruni tangga. Tampak Abi dan Umi sedang duduk di meja makan menikmati sarapan pagi.    "Sini, Nak, sarapan dulu sebelum ngantor!" ajak Umi.    Umi sibuk mengoleskan selai cokelat di atas roti tawar yang sudah dipanggang.    Aku memilih duduk di samping Umi y
Read more

5. SOSOK DARI MASA LALU (POV ZAIRA)

Semenjak Ustadz Zafran mengucapkan kalimat yang menggantung itu, pikiranku semakin kalut. Aku tak mengerti sebenarnya apa yang ingin dia sampaikan?  Kalimat itu terus terngiang di telingaku. Kalimat yang meninggalkan tanda tanya besar. Apa dia menyukaiku? Hendak melamarku? Atau apa? Aku tak ingin berharap lebih. Aku takut kecewa.  Setelah pertemuan itu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi. Jangankan bertemu, sekedar saling menyapa pun tidak. Padahal, kontakku ada padanya.  "Sudahlah, Zaira, kalau kamu kangen ya hubungi saja to?" ucap Khadijah.  "Kita ini wanita, nggak baik nyosor duluan." "Dari pada kamu kayak gitu? Nggak konsen kerja, nggak konsen menyusun proposal?" Aku kembali terdiam. Pulpen yang ada di tanganku berkali-kali kuketukkan ke meja.  "Zaira, kamu mengganggu konsentrasiku," gerutu Khadijah.  Mas Taufik tiba-tiba muncul membawa dua buah minuman dalam kemasan dan beber
Read more

6. ISTIKHARAH CINTA ( POV ZAFRAN)

"Kenapa tuh muka? Kusut bener, kayak cucian belum disetrika," goda Rayyan. Aku tak menggubris pertanyaan Rayyan kali ini. Mooodku benar-benar hancur. Aku mendudukkan diri di sofa tepat di samping Rayyan. "Kemarin-kemarin kamu nggak berhenti buat senyum. Sekarang kok gini?" tanya Rayyan lagi.  Aku mengembuskan napas kasar.  "Aku lagi galau." Rayyan menyemburkan teh yang sempat dia minum lalu tertawa terbahak.  "Sejak kapan  kamu kenal istilah galau?" "Tadi." "Kenapa? Kamu habis ditolak sama Zaira?" Aku menggeleng lemah. "Lebih dari itu." "Dia udah ada yang punya?" "Aku dijodohkan." Rayyan berdiri tepat di depanku.  "Serius? Sama siapa? Kapan? Kamu setuju? Terus si Zaira gimana?" Pertanyaan dari Rayyan justru membuatlu semakin merasa bersalah.  "Abi menjodohkanku tanpa sepengetahuanku. Tau-tau udah jadi aja" Aku sedikit m
Read more

7. MENJADI KHADIJAH MASA KINI (POV ZAIRA)

Sore itu Abi baru pulang dari pengajian, beliau membawa kabar gembira bukan hanya untuk mereka, juga untukku. "Umi, tadi Abi ketemu sama Mas Abdullah. Tadi Abi sempat diajak ke rumahnya.""Mereka tinggal di mana sekarang, Bi?" tanya Umi. Aku hanya diam-diam menyimak. Berharap mereka akan membahas sosok Zafran."Di Bintaro." Ayah menyeruput teh yang sudah sejak tadi aku suguhkan. "Alhamdulillah lumayan dekat. Kenapa nggak Abi ajak ke rumah. Umi sangat rindu sama Mba Fatimah." "Abi sudah ajak.""Kapan katanya mau ke rumah?" Abi hanya mengedikkan bahu. Mereka asyik mengobrol membahas tentang sahabat lamanya. Namun, tak satu pun dari mereka membahas soal Mas Zafran. Jujur, aku sedikit kecewa, aku ingin tahu apakah dia masih sendiri atau sudah beristri?Apakah sosok Zafran yang di poto itu adalah Ustadz Zafran?"Abi, apa Abi tadi sempat ketemu dengan Mas Zafran?" tanyaku ragu. Jujur aku harus meng
Read more

8. SABDA CINTA (POV ZAFRAN)

Sore itu sesuai titah Abi kami akan bertandang di rumah wanita pilihan Abi. Ya, rumah calon istriku. Aku dan Rayyan hari ini memilih lebih cepat pulang. Kami tengah berdebat di dalam kamarku.  "Zafran, hari ini ketemu calonnya kudu bahagia dong, jangan pasang tampang kusam kayak gitu." Aku hanya diam menanggapi sambil terus memilih kemeja koko yang pas untuk malam ini.  "Kasihan anak orang, kamu datang ke sana memperkenalkan diri, bukannya dibenerin moodnya malah kayak anak gadis yang dipaksa nikah," omelnya lagi.  "Iya, tante Rayyan." Rayyan yang tak terima kemudian melemparkan kemeja koko yang ada di tangannya. "Enak aja disamain sama tante-tante!" "Ya, abisnya kamu cerewet terus dari tadi." Rayyan kembali bersungut. "Udah, bantuin milih kemeja yang pas. Kamu kayak gitu malah kayak anak gadis yang lagi ngambek sama pacarnya." "Hey, saya normal, ya." Tak kugubris lagi oceh
Read more

9. BAHAGIA SEKALIGUS LUKA

"Subhanallah, jadi kalian ternyata lebih dulu bertemu," timpal Umi Aisyah. "Lalu Zain?" tanya Abi. Tampak Zain berubah pias, tidak secerah tadi. Aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya.  "Di-dia teman kuliah, Zain, Bi," jawab Zain terbata.  Aku dan Rayyan saling berpandangan. Kalau hanya sebatas teman kuliah, tidak mungkin Zain berubah seperti ini.  “Zafran?” tegur Abi saat melihatku sedari tadi mencoba menerka situasi ini.  "Alhamdulillah kalau kalian sudah saling sama-sama kenal. Jadi tak perlu lagi perkenalannya," timpal Umi.  Aku dan Zaira hanya melempar senyum. Bahagia terus kurasakan. Allah ternayata memberikan kejutan yang luar biasa.  "Kalian itu sejak kecil sudah sama-sama kenal. Mungkin belum ingat, ya?" tanya Abi.  “Waktu itu Zafira masih kecil. Ya, kan, Mba, Fatimah?” timpal Umi Aisyah.  Aku dan Zaira masih diam menyimak obrolan kedua orang tua kami. 
Read more

10. MENCARI TAHU

Semenjak pertemuan di rumah Zaira, sampai saat ini Zafran belum menemukan teka-teki apa yang sebenarnya terjadi.  Zafran yang tengah disibukkan dengan pekerjaannya tampak tak bisa berkonsentrasi mengingat kejadian kemarin. Rayyan yang menyadari itu lantas segera menghibur sahabatnya.  "Zafran, sudah dikirim proposal ta'arufnya?" tanya Rayyan sambil menenteng lembar laporan.  Zafran menggeleng lemah sambil mengetuk keningnya dengan pulpen. Rayyan menghempaskan tubuhnya di sofa seraya menoleh ke arah sahabatnya. Rayyan tahu apa yang menjadi kendala proposal itu belum dikirimkan.  "Mungkin hanya dugaan kita. Buatlah proposal itu. Bukankah itu yang kamu tunggu? Jangan mengorbankan orang-orang yang mengharapkan pernikahan kalian." "Bagaimana mungkin aku tega melanjutkan sedangkan adikku sepertinnya terluka dengan perjodohan kami?" Rayyan mengembuskan napas kasar.  "Kalau begitu segera pastikan. Jangan membua
Read more
DMCA.com Protection Status