Terikat Cinta Setelah Akad

Terikat Cinta Setelah Akad

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Oleh:   Nona Enci  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
48Bab
3.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Laras Maheswari harus menelan pahitnya patah hati setelah putus dari Pandu Pramana, pria yang telah bersamanya selama 5 tahun ia berkarir. Pandu memutuskan hubungan dan menikah dengan Jelita, si anak magang yang baru 2 bulan bekerja di kantor mereka bekerja. Namun, pada saat yang bersamaan Bian Nugraha yang bersatus sebagai tetangga Laras pun bernasib sama. Keduanya sama-sama di tinggal menikah oleh mantan kekasihnya. Demi menutupi rasa patah hatinya, Laras menerima tawaran Bian untuk menikah dengan pria itu. Pernikahan kontrak yang disepakati 1 tahun tersebut justru menjadi boomerang bagi keduanya. Di saat Laras sudah merasakan benih cinta di dalam rumah tangganya dengan Bian, justru pria itu malah mematahkan hatinya. Bian terlalu dingin untuk Laras yang super ceria. Bian terlalu acuh tak acuh untuk Laras yang gampang khawatir. Fakta bahwa Bian ingin segera menyelesaikan rumah tangganya dengan Laras membuat wanita itu merasa makin tidak diinginkan. Bagaimanapun Laras sudah jatuh hati kepada Bian, lantas apa yang harus Laras lakukan? Apakah ia mampu mempertahankan rumah tangganya bersama Bian, bahkan saat pria itu menyuruhnya pergi?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Hari Patah Hati

Hari ini, hari patah hati seorang Laras Maheswari. Pandu Pramana, sosok yang sebulan lalu menyandang status sebagai mantan kekasihnya, kini resmi menikah dengan Jelita anak magang di perusahaan mereka bekerja. "Masih nggak bisa dipercaya seorang Laras Maheswari kalah sama anak magang," ledek Sarah, sahabat Laras. Dibarengi dengan itu, Pandu dan Jelita berjalan di atas altar dengan senyum rekah. Laras menatap keduanya dengan perasaan bahagia sekaligus sakit. Pandu sudah menjemput bahagianya dengan perempuan yang ia cintai, lantas bagaimana dengan Laras? "2 bulan." Sarah melirik ke arah Laras. "Jelita cuma butuh waktu 2 bulan buat meluluhkan hatinya Pandu. Itu nggak sebanding sama kebersamaan kalian." Faktanya, Laras dan Pandu sudah menjalin hubungan selama 5 tahun dan putus karena ego masing-masing. Mereka menjalin asmara karena berada di satu divisi yang sama. "Mereka cocok," celetuk Laras saat ia menerima lambaian tangan dari Pandu, tidak lupa tersenyum seolah bahagia. Sarah me...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ikvina Dhyah Ratnawati
ceritanya bagus tapi terlalu singkat, nyeseknya dapet tapi penyelesaiannya terlalu mudah wkwkwk kalau dibumbui pov bian lebih banyak mesti bagus banget. sama ditambahi detail kegiatan tokoh wah makin bikin imajinasiku kaya hahahah
2025-02-13 11:20:33
1
user avatar
Nada Azzah
Bagus ceritanya 🫰🫰
2025-01-20 11:28:59
1
48 Bab
Bab 1 Hari Patah Hati
Hari ini, hari patah hati seorang Laras Maheswari. Pandu Pramana, sosok yang sebulan lalu menyandang status sebagai mantan kekasihnya, kini resmi menikah dengan Jelita anak magang di perusahaan mereka bekerja. "Masih nggak bisa dipercaya seorang Laras Maheswari kalah sama anak magang," ledek Sarah, sahabat Laras. Dibarengi dengan itu, Pandu dan Jelita berjalan di atas altar dengan senyum rekah. Laras menatap keduanya dengan perasaan bahagia sekaligus sakit. Pandu sudah menjemput bahagianya dengan perempuan yang ia cintai, lantas bagaimana dengan Laras? "2 bulan." Sarah melirik ke arah Laras. "Jelita cuma butuh waktu 2 bulan buat meluluhkan hatinya Pandu. Itu nggak sebanding sama kebersamaan kalian." Faktanya, Laras dan Pandu sudah menjalin hubungan selama 5 tahun dan putus karena ego masing-masing. Mereka menjalin asmara karena berada di satu divisi yang sama. "Mereka cocok," celetuk Laras saat ia menerima lambaian tangan dari Pandu, tidak lupa tersenyum seolah bahagia. Sarah me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Bab 2 Tawaran Menikah
"Kamu nggak mau nikah sama saya? Biar samaan kaya mereka," kata Bian membuat Laras menajamkan matanya. "Laras!" panggil Sarah. Sarah pun datang menghampiri keduanya. "Oh lagi sama Bian, aku kira kamu lagi ngobrol sama siapa." "Aku pulang duluan, ya, Ras? Suamiku kasian pulang-pulang aku nya malah nggak ada di rumah," ujar Sarah. Sarah memang sudah menikah. Suaminya tidak ikut kondangan karena masih ada di luar kota urusan pekerjaan. Saat ini Sarah sedang mengandung anak keduanya. Usia kandungannya baru 2 bulan. "Nggak apa, kamu pulang aja, Sar. Bumil jangan pulang malam-malam," ucap Laras. "Bisa aja kamu, Ras. Oh, iya, kamu pulang sama Bian aja. Rumah kalian deket, tuh. Bisa kan, Bi?" tanya Sarah meminta persetujuan Bian. Laras langsung menolak, "Nggak usah. Astaga, Sar. Aku bisa pulang pesan Taxi. Udah kamu pulang sana, suamimu marah tau rasa nanti." "Ya udah. Titip Laras, ya, Bian. Bye, Ras!" Setelahnya tinggallah Laras dan Bian. Suasana terasa canggung. Lara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Bab 3 Kesepakatan
"Ya ampun, makannya pelan-pelan Sayang," ujar Weni padahal Laras tersedak pun karena ulah perkataannya. Laras langsung meneguk segelas air putih hingga menyisihkan setengah. Ia menatap Bian sebentar, mengapa pria itu bisa setenang ini? "Maaf, maksud Tante Weni tadi apa, ya?" tanya Laras kembali memastikan. Weni menegakkan tubuhnya. Ia bahkan menebar senyum. "Menikah. Kamu dan Bian. Orang tua kamu juga pasti nggak akan keberatan, kok. Iya 'kan, Bu, Pak?" Sontak kepala Laras langsung miring ke samping. Di sana ada orang tuanya. Sang Ibu bahkan sampai menarik napas seolah ini adalah hal berat untuknya. "Mama dan Papa memang berniat mengenalkan kamu dengan Bian agar lebih dekat lagi. Kami nggak akan memaksa karena semua keputusan ada di tangan kamu," ungkap sang Ibu. Pun dengan sang Ayah yang langsung menimpali, "Papa selalu dukung keputusan kamu, Laras." Tidak. Laras tidak mau seperti ini. Ia bahkan masih belum mengerti maksudnya. Sejak 3 bulan yang lalu Bian pindah ke depa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Bab 4 Kegilaan Laras
Selepas kejadian semalam, sorenya Laras bertemu dengan Sarah. Mereka berada di sebuah cafe bernama Cafe Favorit Kita. "Asli, aku pusing banget, Sar!" seru Laras memegang kepalanya dengan kedua tangannya. "Ya udah memang kenapa kalau nikah sama Bian? Dia udah mapan, Ras. Punya rumah, mobil, kerja juga enak. Jabatannya direktur lagi, kurang apa coba?" tanya Sarah dengan pemikirannya. "Masalahnya aku nggak suka sama Mas Bian, Sar. Nikah itu bukan perkara nikah doang, loh," resah Laras. "Oke-oke. Aku paham yang kamu maksud. Tapi gini, kamu kan udah lumayan lama kenal Bian, memang nggak ada rasa apa pun gitu? Rasa nyaman mungkin?" "Dia tetangga aku. Aku ngeliat dia cuma sebagai tetanggaku, nggak lebih." "Kalau kamu nggak suka, bisa nolak. Hidup itu jangan dibawa ribet, Ras. Lagian, baru pengenalan 'kan?" "Masalahnya aku sama Mas Bian nggak terlalu deket, Sar." Laras mengungkapkan keresahannya. Tidak. Bahkan lebih. Laras bingung menjelaskannya seperti apa. Apalagi setelah Bian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Bab 5 Masalah Kecupan
Di dalam mobil. Kini Laras dan Bian sudah berada di dalam mobil. Usai melakukan drama di cafe, keduanya memutuskan untuk pulang. "Itu cuma akting. Aku nggak sungguh-sungguh, Mas Bian jangan ge'er pokoknya!" ucap Laras kelewat cerewet. Gengsi setengah mati. Namun, Laras berusaha biasa saja. Jika saja ia bisa menghilang, ia mungkin sudah menghilang dari tadi. "Aku panggil Mas Bian pakai kata 'Sayang' itu juga bagian dari akting." Laras mencoba klarifikasi. Laras menoleh ke arah Bian yang sedari tadi tidak menanggapi omongannya. Wanita itu kesal, sebab Bian hanya fokus menyetir bahkan merespon saja tidak. "Mas Bian denger aku ngomong nggak si!" kesalnya. Bian hanya berdeham sebagai respon, membuat Laras makin dibuat kesal. Ia berdecak kesal dan membelakangi Bian sehingga dirinya menghadap ke jendela mobil. Setelah perjalanan penuh keheningan tersebut, mereka akhirnya sampai di rumah. Bian memarkirkan mobilnya di tepi jalan tepat di depan rumah Laras. Laras menggapai pintu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Bab 6 Rencana Pernikahan
Keesokan harinya. Hari ini adalah hari terakhir Laras cuti bekerja. Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari, ia akan menghadapinya. Mengingat sekarang kedatangan orang tua Bian, Laras sudah rapi dengan baju tergolong sopan. "Kamu beneran mau menikah dengan Bian, Nak?" tanya sang Ayah, Yusuf. Laras tersenyum hangat kemungkinan mengangguk lirih. Meski masih ada keraguan di hatinya, Laras tetap yakin bahwa bersama Bian hidupnya pasti jauh lebih baik dan bahagia. Ia mendambakan rumah tangga yang rukun serta harmonis bersama pria itu. Ya, Laras menaruh banyak harapan pada pernikahannya. Yusuf mengusap pundak sang anak. "Papa harap kamu selalu bahagia, Nak.""Laras pun berharap yang sama, Pa," ungkapnya. Suara bising dari pintu luar membuat Laras dan Ayahnya berjalan menghampiri suara tersebut. Sesampainya, Bian serta keluarganya sudah ada di depan. Laras mendadak panas dingin, sebab yang datang bukan hanya Weni saja, melainkan Wahyu selaku Ayahnya Bian pun ikut hadir. "Mari masu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
Bab 7 Perkara Cemburu
Di dalam mobil. "Tumben kamu diem aja," celetuk Bian dengan pandangan ke depan. Karena tingkat rasa penasaran yang tinggi, Laras pun dengan berani menanyakan hal yang mengganggu di hatinya. Ia bahkan sampai memiringkan tubuhnya menghadap pria itu. "Kalau mau tanya soal yang tadi, jawaban saya masih sama," ujar Bian lebih dulu. Laras berdecak sebal. Ia bukan ingin mengungkit kejadian di Mall tadi, hanya saja ia penasaran kenapa wanita itu ada di sana, lalu ke mana Pandu? "Iya, aku percaya Mas Bian sama Jelita nggak pelukan, tapi Mas tau nggak kenapa Jelita ada di Mall tadi?" "Saya bukan suaminya, jadi saya nggak tau." Jawaban Bian makin membuat Laras tidak mood untuk bicara. Ia menatap pria itu kesal, lalu kembali duduk seperti biasa. Merasa ada yang berbeda dari wanita di sampingnya, Bian pun menoleh tidak lama dari itu kembali fokus menyetir. "Saya nggak tau kenapa Jelita ada di sana. Dia juga nggak bilang apa-apa. Siapa tau memang lagi belanja sama suaminya," ujar Bian beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya
Bab 8 Gosip Kantor
Setelah cuti panjang, hari ini Laras kembali disibukkan dengan aktivitasnya sebagai seorang pegawai kantor yang hari-harinya berkutat di depan komputer. Sayangnya, baru saja ia menginjakkan kaki di kantor tercinta omongan tidak sedap dari beberapa pegawai masuk ke dalam indera pendengarannya. Mereka tidak tanggung-tanggung membahas perihal cinta segitiga antara ia, Pandu dan Jelita. Ah, tidak. Lebih tepatnya cinta segi empat. Bian pun ikut andil. "Kayanya Jelita masih ada hubungan sama mantan pacarnya, deh, kemarin aku liat mereka ketemuan di cafe. Kaya lagi ngobrol serius gitu," ungkap si ketua gosip di kantor. Wanita di sampingnya pun menyahut. "Maksud kamu, Pak Bian?" "Iya, Pak Bian rekan bisnisnya Pak Hendra."Laras yang sedang di dalam toilet pun sampai enggan keluar dari bilik kamar mandi karena kepo sendiri, mengingat nama Bian tercetus dari kedua mulut wanita itu. "Tapi, tadi aku nggak sengaja denger dari Mas Pandu, kalau Mbak Laras mau nikah sama Pak Bian.""Kamu serius?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya
Bab 9 Fitting Baju Pengantin
"Laras!" panggil seseorang. Laras yang merasa terpanggil pun langsung menoleh. Di sana sudah ada Bian bersama Hendra di sampingnya. Kedua pria itu datang menghampiri Laras dan Pandu. "Udah selesai?" tanya Bian. Laras kebingungan sendiri sebelum akhirnya ia mengangguk lirih. "Kamu belum pulang Pandu?" Kali ini Hendra yang bicara. "Ini mau pulang, Pak." Pandu menatap Laras sebentar. "Lain kali kita bicara, Ras."Setelah kepergian Pandu. "Laporan yang saya minta udah kamu kirim?" tanya Hendra. "Udah, Pak. Udah saya kirim ke email Bapak." Hal itu langsung diangguki oleh Hendra. Bian berujar, "Udah 'kan? Ayo pulang." "Buru-buru amat lo, Bi. Mau ajak karyawan gue ke mana?" goda Hendra. Sebenarnya, Hendra dan Bian itu bukan sekadar rekan bisnis saja. Mereka sudah sahabatan dari zaman kuliah. "Nggak usah kepo jadi orang," sinis Bian, lalu ia menoleh ke arah Laras. "Ayo, Ras?""Nasib kamu bagus, Ras. Putus dari Pandu, dapetnya Bian. Tapi hati-hati, Bian suka nerkam orang," ujar Hend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Bab 10 Hari Pernikahan
Waktu berjalan begitu cepat bagi Laras. Wanita dengan gaun pengantin itu mencoba tersenyum ramah karena hari ini adalah hari di mana ia menyandang status bagian dari keluarga Nugraha. "Kak udah belum? Semuanya udah nunggu," ujar Laura datang dari bilik pintu. "Kamu udah nggak marah lagi sama Kakak?" tanya Laras, sebab sang adik sempat mendiamkannya kala tahu ia dan Bian resmi akan menikah. "Nggak ada waktu buat bahas itu. Cepet keluar, Mama dari tadi udah bawel di bawah."Laras mengangguk paham. Ia pun berjalan keluar kamar hotel karena pernikahan berlangsung di dalam gedung. "Aku udah putus sama Gibran," ungkap Laura tiba-tiba. Gibran itu adik kandungnya Bian. Bian yang sebentar lagi akan menjadi suaminya Laras, juga Kakak iparnya Laura. "Kamu serius?" kaget Laras. Laura terdiam sebentar, lalu menjawab. "Aku mau kuliah dulu. Seperti yang Kak Laras bilang, aku harus jadi orang sukses. Banggain Mama, Papa sama Kak Laras." Laras tersenyum mendengar bijaknya jawaban sang adik. Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status