The Blue Blood

The Blue Blood

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-21
Oleh:  Selfie HurtnessTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
111 Peringkat. 111 Ulasan-ulasan
93Bab
154.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Siapa bilang perjalanan jadi dokter itu enak? Apalagi jika kedua orang tua mu bukan dokter. Elsa Belvania Setiawan membuktikannya, bahwa perjuangan untuk bisa memperoleh gelar dokter di depan namanya itu berkali-kali lipat lebih susah dari perjuangan memperoleh gelar lainnya. Terlebih ketika di masa kepeniteraan kliniknya, ia dengan begitu sial harus berurusan dengan William Kendra Wijaya, residen obsgyn tempat ia menjalani stase kebidanan di awal masa ia menjalani pendidikan kepaniteraan klinik. Calon dokter berdarah muggle melawan calon dokter spesialis full blood? Apa yang kemudian terjadi di antara mereka? Cover by : Reistyaa

Lihat lebih banyak

Bab 1

Ch. 1 DAMN!

Elsa berlari terburu-buru setelah memarkirkan motornya di halaman parkir rumah sakit. Hari ini hari pertama dia koasisten, dan ia hampir terlambat.

Kau tahu apa itu koasisten? Koasisten adalah pendidikan klinik atau kepaniteraan klinik sebutannya, yang wajib dilakukan oleh para sarjana kedokteran guna kemudian bisa mendapatkan gelar dokternya. Koasisten biasanya satu setengah tahun atau sampai dua tahun lamanya, tergantung individu masing-masing. Dan sekarang, selepas mendapatkan gelar sarjana kedokterannya sebulan yang lalu, kini Elsa tengah menjalani pendidikan kepaniteraan klinik di sebuah RSUD paling besar di kota kelahirannya itu.

Menjadi dokter adalah cita-cita Elsa sejak kecil. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan, tetapi Elsa bisa sukses masuk fakultas kedokteran universitas negeri di kota Solo dan bisa tetap lanjut berkuliah dengan modal beasiswa karena kecerdasannya. Dan inilah dia sekarang, menjadi dokter muda, calon dokter seperti cita-citanya.

Elsa terus berlari hingga di pintu masuk rumah sakit ia menabrak sosok dengan kemeja biru dan celana bahan itu.

"Heh, jalan pakai mata dong!" bentak laki-laki itu sambil menatap tajam ke arah Elsa.

"Bukannya situ juga nggak pakai mata? Jalan sambil mainan handphone!" salak Elsa galak, sosok itu terlihat makin kesal dan membelalakkan matanya, ia kemudian memasukkan iPhone miliknya ke dalam saku.

"Nggak diajari sopan-santun sama orang tua?" Sosok itu mendekat ke arah Elsa, matanya masih melotot tajam.

"Diajari, tapi aku juga diajari bagaimana caranya membela diri kalau berhadapan dengan orang menyebalkan macam kamu!"

Sosok itu tersenyum sinis, "Aku menyebalkan? Ngaca, kamu lebih menyebalkan, camkan itu!"

Sosok itu kembali menyeringai lalu berbalik dan meninggalkan Elsa seorang diri di depan pintu. Elsa hendak berteriak memaki laki-laki itu ketika sadar ia sudah ditunggu.

"Mampus, makin telat! Dasar laki-laki menyebalkan!" Elsa kembali berlari menuju ruangan yang sudah di kirim lokasinya oleh Yeyen. Hari pertama dan sudah hampir telat? Astaga, sungguh awalan yang buruk.

Elsa dengan nafas tersengal-sengal berhenti di depan pintu besar itu, ia mencoba menetralkan nafasnya sejenak, kemudian menekan knop pintu dan masuk ke dalam.

Klekk

Ruangan itu hampir penuh dengan teman-teman satu angkatannya, sebagian dari mereka di rolling ke rumah sakit pendidikan yang kampus miliki, RSUD lain dan beberapa rumah sakit yang bekerja sama dengan kampus mereka. Elsa menghela nafas panjang, kemudian melangkah dan duduk di bangku yang tersisa, yang sialnya ada di barisan paling depan.

"Kamu kemana aja sih, Sa? Untung dokter Burhan belum datang, kalau datang habis kau, hari pertama sudah telat!" Renita berbisik di telinga Elsa, membuat Elsa kembali menghela nafas panjang.

"Kesiangan, kemarin nggak bisa tidur," balas Elsa setengah berbisik.

"Ahh ... Kebiasaan, mumpung belum koas dipuas-puasin lah tidurnya, ntar koas mana sempat kita tidur," Renita mencibir, tepat saat yang bersamaan, pintu masuk kembali terbuka. Terdengar suara langkah sepatu yang begitu tegas beradu dengan lantai itu.

"Selamat pagi, mohon maaf acara hari ini sedikit terlambat," suara itu begitu tegas dan terdengar begitu berwibawa.

"Pagi," semua kompak menjawab, Elsa yang tengah men-silent iPhone sontak mengangkat wajahnya dan terkejut luar biasa melihat siapa yang ikut masuk bersama dengan sosok berkaca mata dan ber-snelli lengan panjang.

Elsa melongo, sosok itu kini ikut mengenakan snelli lengan panjang. Tampak sosok itu tersenyum sinis ketika menatap Elsa yang mulutnya menggangga saking terkejutnya. Jadi dia dokter juga? Dokter di sini? Dokter apa dia?

Jantung Elsa rasanya hendak lepas, sebuah kesialan yang tidak bisa dia hindari jika memang dia adalah salah seorang dokter yang dinas di sini.

"Baik, perkenalkan saya Burhanuddin Septiandi, kebetulan saya yang dipercaya untuk menjabat sebagai direktur utama di RSUD ini, dan yang berdiri di samping saya ini adalah salah satu residen saya, yang nantinya akan membantu adik-adik semua selama masa kepaniteraan klinik."

'Mampus, dokter residen?' keringat dingin langsung mengucur di dahi Elsa. Petaka! Ini petaka! Baru hari pengenalan dan hari ini Elsa sudah cari ribut dengan dokter residen di rumah sakit ini?

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan saya Wiliam Kendra Wijaya, saya kebetulan salah satu residen obsgyn. Nanti yang dapat jatah stase obsgyn berarti ada di bawah bimbingan saya dan dokter Burhan."

Tidak ada senyum di wajah itu, wajahnya benar-benar datar dan terkesan angkuh, namun kenapa itu malah membuat setiap mata yang menatapnya malah terbius dengan begitu luar biasa?

Elsa menelan saliva-nya, stase obsgyn terkenal tidak pernah ramah pada koas wanita. Para bidan, bidan magang, bahkan perawatnya terkenal tidak pernah ramah dan welcome pada koas wanita, terlebih jika koasnya good looking, cantik dan banyak disukai dokter senior. Dan sekarang, stase obsgyn yang dalam bayangannya sudah begitu mengerikan itu akan makin mengerikan dengan residen seperti William? Yang benar saja!

Elsa sontak memijit keningnya dengan gemas, bagaimana nasibnya nanti? Semoga ia dapat jatah terakhir stase itu.

Sepanjang acara pengenalan dan briefing, Elsa benar-benar risau setengah mati, ia tidak fokus dengan penjelasan-penjelasan yang dipaparkan dokter Burhan dan beberapa kepala bagian rumah sakit. Matanya tertuju pada sosok itu yang sejak tadi menatapnya dengan seringai tajam. Membuat Elsa makin tidak enak hati dan takut setengah mati.

Sorot mata itu sangat tidak bersahabat, begitu angkuh dan dingin. Apa yang hendak dilakukan laki-laki itu pada Elsa? Elsa menghela nafas panjang, keringatnya sudah mengucur deras. Rasanya ia ingin lari pulang dan banting setir melamar kerja di bank saja!

Tapi cita-citanya ingin menjadi dokter, bukan banker! Elsa makin tidak karu-karuan, perutnya mendadak mulas, ya Tuhan, kenapa masa koasnya jadi begitu horor macam ini?

***

"Hai Nona pembela diri, selamat datang di stase obsgyn," sosok itu tersenyum sinis, matanya tidak henti menatap Elsa dengan tatapan tajam.

"Sa-saya minta maaf dokter Wi-,"

"Panggil saya Ken, dokter Ken!" ralat sosok itu dengan suara yang ditekan.

Elsa mendengus, iya-iya ... Elsa tahu kalau dia sudah menjadi dokter, bahkan hampir dokter spesialis, jadi tidak perlu ditekan kan seperti itu lagi posisi Elsa sekarang hanya sebagai keset rumah sakit selama dia menjalani kepaniteraan klinik.

"Ma-maaf dokter Ken, saya tidak bermaksud ...."

"Saya bukan tipe orang yang mudah memberi maaf pada orang, terlebih jika orang itu sudah kurang ajar pada saya!" kembali sosok itu memotong kalimat Elsa, membuat Elsa makin kesal setengah mata pada dokter residen itu.

"Ikut saya ke ruang residen, saja jelaskan apa yang harus kamu lakukan supaya bisa mendapatkan maaf dari saya, paham?"

Sosok itu membalikkan badannya, membuat Elsa sontak misuh-misuh dalam hati, kenapa harus stase obsgyn yang harus ia jalani di awal kepaniteraan klinik nya? Kenapa bukan stase lain? Kenapa dari sekian banyak stase harus obsgyn yang pertama harus Elsa jalani?

Dengan lunglai Elsa melangkah mengikuti dokter Ken pergi ke ruang residen. Teman-teman satu grup di stase obsgyn hanya menatap heran kepergian keduanya. Apa yang sudah terjadi? Elsa bikin kesalahan apa sampai-sampai dokter residen itu hendak menghukumnya?

"Kenapa sih? Ada masalah apa Elsa sama residen ganteng itu?" tanya Gilang pada Renita yang tadi duduk bersebelahan dengan Elsa.

"Entah, aku juga nggak tahu." Renita mengangkat bahunya sambil menatap teman-teman dengan bingung.

"Daebak bener anak itu, baru hari pertama sudah bikin gara-gara?"

"Mending kalau dia full blood, Elsa bukan full blood dan dia sudah cari masalah sama residen?" Angela menatap trenyuh Elsa yang melangkah sambil menundukkan kepala itu.

Semua hanya saling pandang dan kompak menghela nafas panjang, selesai koas tepat waktu, ikut UKMPPD dan lolos adalah target mereka saat ini, tanpa hal-hal itu mereka tidak bisa mendapatkan gelar dokternya, tidak sampai kapanpun.

***

"Duduk!" titah Ken tegas dan dingin pada Elsa yang tidak berani mengangkat wajahnya itu.

Elsa tidak membantah, tidak berkata-kata apapun. Apa yang hendak dokter residen itu lakukan kepadanya?

"Kenapa cuma diam? Sini angkat wajah kamu dan liat saya!" suara itu begitu dingin dan menusuk, membuat Elsa perlahan-lahan mengangkat wajahnya dan menatap sorot mata tajam itu.

"Hah, sekarang saja lembek! Mana garang mu tadi? Yang katanya membela diri?" sindir Ken pedas, membuat mata Elsa memerah.

"Saya minta maaf, Dokter."

Hanya itu yang bisa Elsa katakan, kamus wajib para koas yang harus selalu diingat adalah ; maaf Dok, baik Dok, terima kasih, Dok, intinya seperti itu lah. Membantah apalagi melawan? Sudah dipastikan koas itu akan habis, apalagi jika dia bukan berasal dari keturunan dokter darah biru, sebutan untuk dokter yang berasal dari keluarga dokter, bapak-ibu atau bahkan kakek dan neneknya dokter juga.

"Saya akan kasih kamu hukuman, siap?" Ken kembali bersuara, sorot mata itu masih begitu tajam.

Elsa menelan saliva-nya dengan susah payah, "Si-siap, Dokter."

"Bagus!" Ia bergegas bangkit, melangkah dengan tegap mendekati Elsa yang makin tidak nyaman di tempatnya duduk.

"Selama koas di stase ini, kamu harus jadi assiten pribadi saya. Saya butuh jurnal ya tolong carikan, butuh terjemahan ya tolong terjemahkan. Misal saya butuh bantuan bersih-bersih apartemen saya, ya kamu datang. Siap?"

Elsa sontak melotot, gila apa! Ia kesini guna mendapatkan gelar dokter, bukan malah jadi pembantu residen macam ini! Namun mau bagaimana lagi? Daripada masa koasnya dipersulit residen satu ini, dia bisa apa?

"Baik, Dokter!"

"Bagus! Sini nomor handphone kamu, kalau saya waktu-waktu butuh kamu jadi bisa gampang hubunginya!" Ken menyodorkan iPhone-nya, Elsa menatapnya sekilas, lalu menerima ponsel itu dan mengetikkan nomor Wh*tsApp miliknya ke dalam ponsel residen songgong itu.

Setelah selesai ia kembali menyodorkan ponsel itu kembali pada sang pemilik.

"Siapa namamu?"

"Elsa, Dokter."

"Nama lengkap?" Ken mengangkat wajahnya, kembali menatap Elsa dengan seksama. Sorot mata itu masih begitu tajam.

"Elsa Belvania Setiawan, Dokter."

Ken mengetikkan nama itu dan menyimpan kontak itu di iPhone-nya. Setelah memasukkan ponsel itu ke dalam saku snelli-nya, Ken kembali menatap Elsa dengan seksama.

"Pulang nanti saya ikut dokter Hendratmo sectio caesarea, kamu wajib ikut asistensi, paham?"

"Paham, Dok." Hanya itu yang bisa Elsa jawab, memang mau apa lagi? Menolak? Membantah? Gila apa!

"Bagus, saya tunggu di OK!" Ken kembali duduk di kursinya, "Kamu bisa kembali ke ruang koas, silahkan!"

"Baik, terima kasih banyak, Dok."

Elsa bergegas bangkit, ia melangkah keluar dengan sedikit terburu dari ruangan itu, begitu sampai di luar air matanya sontak menitik, kenapa harus seperti ini masa koasistenya?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
97%(108)
9
0%(0)
8
1%(1)
7
0%(0)
6
1%(1)
5
0%(0)
4
1%(1)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
111 Peringkat · 111 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Ulfa Angraeni
season 2 oh season 2🥲
2024-09-04 10:30:14
0
user avatar
adhy ochak
dah lama nunggu season 2 kagak muncul²
2024-07-05 08:25:27
0
user avatar
Feni Febriyani
aku gak kuat baca nya.terlalu sakit hati..soalnya gak ada yang bertahan
2024-05-02 08:58:25
0
user avatar
Ulvaa Muu
berasa di PHP sma author nih
2023-10-12 13:14:52
2
user avatar
Langit
mna season 2 nya kak.dah tak tunggu banget nih
2023-07-22 23:14:56
2
user avatar
Ulfa Angraeni
tdk ada kjlsan season 2 .........
2023-04-06 06:36:20
0
user avatar
Ulfa Angraeni
Serasa di PHP in ma author ......
2022-11-01 05:12:58
4
user avatar
Ulvaadhy
Trsisa beberpa hari lgi oktober ...
2022-10-28 21:12:29
0
user avatar
Langit
oktober oh oktober......
2022-10-24 12:52:13
0
user avatar
Mia Nurul Muttaqin
selesai marathon.. ditunggu season 2 kak. semoga Ken bisa bahagia tanpa merusak kebahagiaan Elsa dan Yoshua.
2022-10-22 23:10:46
0
user avatar
Selfie Hurtness
Halo ... untuk season dua sudah acc editor ya, akan di up di judul ini juga tapi masih under review untuk perbabnya insyaallah Oktober 2022 rilis
2022-08-07 01:47:27
4
user avatar
Ulvaadhy
Ini ada season 2 atw tdk nich thir,bnyak yg nunggu ...Setidak'y ksh kpastian dong januari tu bnyak loh
2022-08-06 22:12:43
0
user avatar
Langit
kak season 2 dong pliss dah nunggu banget
2022-06-27 10:31:26
0
user avatar
Ochak Khocak
season 2...?
2022-06-18 09:33:42
0
user avatar
Langit
masih nungguin season 2 nya
2022-05-28 03:46:09
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 8
93 Bab
Ch. 1 DAMN!
Elsa berlari terburu-buru setelah memarkirkan motornya di halaman parkir rumah sakit. Hari ini hari pertama dia koasisten, dan ia hampir terlambat. Kau tahu apa itu koasisten? Koasisten adalah pendidikan klinik atau kepaniteraan klinik sebutannya, yang wajib dilakukan oleh para sarjana kedokteran guna kemudian bisa mendapatkan gelar dokternya. Koasisten biasanya satu setengah tahun atau sampai dua tahun lamanya, tergantung individu masing-masing. Dan sekarang, selepas mendapatkan gelar sarjana kedokterannya sebulan yang lalu, kini Elsa tengah menjalani pendidikan kepaniteraan klinik di sebuah RSUD paling besar di kota kelahirannya itu. Menjadi dokter adalah cita-cita Elsa sejak kecil. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan, tetapi Elsa bisa sukses masuk fakultas kedokteran universitas negeri di kota Solo dan bisa tetap lanjut berkuliah dengan modal beasiswa karena kecerdasannya. Dan inilah dia sekarang, menjadi dokter muda, calon dokter seperti cita-citanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-07
Baca selengkapnya
Ch. 2 The Hell
Ken menyeringai lebar ketika gadis itu keluar dari ruang residen, ia duduk bersandar di kursi, setelah ini ia akan punya asisten pribadi gratisan. Asyik bukan? Lagipula ngeselin banget sih gadis itu? Baru jadi koas sudah bertingkah, pakai cari gara-gara dengannya lagi, sungguh berani sekali! Ken menghela nafas panjang, ia kembali mencoba memproyeksikan sosok itu yang sudah terekam dalam benaknya. Gadis itu tidak terlalu tinggi, paling tingginya cuma 155-an doang. Rambut sebahunya tampak hitam berkilau, matanya sipit dan kulitnya seputih susu. Cantik, Ken akui gadis itu cantik, kalau saja ia tidak membuat masalah dengan Ken, rasanya Ken malah hendak berusaha mendekati gadis itu, ya meskipun hanya buat mainan, nggak diseriusin, namun Elsa masuk kategori gadis yang harus bisa untuk dibidik. "Cari gara-gara sama aku? Jangan salahkan aku kalau kemudian aku hendak mengerjaimu habis-habisan, Elsa Belvania!" *** "Kamu ada masalah apaan sih sama resid
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-07
Baca selengkapnya
Ch. 3 Sectio Caesarea
Elsa sudah siap dengan segala macam atribut dari mulai gown, surgical mask dan handscoon. Pertama kalinya ia masuk OK bukan sebagai obyek bedah, pertama kalinya di hari pertama dia koas, dia langsung terjun ikut para dokter senior melakukan tindakan, dan ini semua karena laki-laki satu itu! Siapa lagi kalau bukan dokter William Kendra Wijaya! Elsa menghela nafas panjang, agaknya setelah ini semua masa-masa berat dia di kepaniteraan kliniknya akan semakin menjadi-jadi, dan manusia yang juga sudah dengan kelengkapan atributnya itulah yang menjadi alasan. "Heh, ngapain di situ?" salak Ken galak ketika Elsa hanya mematung di sudut ruangan. "Oh ... jadi saya harus ada di mana, Dok?" tanya Elsa polos yang langsung mampu membuat Ken melotot gemas. "Sini naik meja operasi, biar ku bedah itu perut kau!" Ken benar-benar heran, anak satu ini apa memang tipe orang suka cari gara-gara? Bikin hipertensi saja! Elsa mendelik kesal,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-07
Baca selengkapnya
Ch. 4 Curhat Dadakan
"Ah ... Dokter ini benar-benar diktator ya," Elsa menyusut air matanya, menghela nafas panjang lalu menoleh dan menatap Ken dengan seksama. "Hey, suka-suka saya dong! Kamu lupa kalau kamu sedang dalam masa hukuman?" Ken mendengus kesal, apaan diktator katanya. "Ah ... Dimana-mana pun keset rumah sakit memang nggak ada benarnya ya," Elsa kembali menyusut air matanya, apakah perlu menceritakan pada dokter residen itu perihal hubungan dia dengan pasien yang tadi mendapat tindakan sectio caesarea itu? "Yuk ikut ke apartemen saya, ngepel sama bersihin kamar mandi apartemen saya!" Ken hendak bangkit ketika kemudian Elsa menarik tangan residen itu untuk kembali duduk di sisinya. "Jangan dong, Dok! Saya kan kesini mau jadi dokter, kenapa hukumannya ngepel sama ngosek kamar mandi sih?" Protes Elsa sambil memanyunkan bibirnya. "Makanya cerita dong, kenapa coba sampai nangis kayak gini? Baru juga sekali asistensi. Ntar di stase bedah ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-07
Baca selengkapnya
Ch. 5 Curhat Dadakan (2)
"Ma-maksud Dokter?" Ken menghela nafas panjang, ia masih begitu serius menatap jalanan yang ada di depannya itu. Wajahnya berubah sendu, membuat Elsa terpaku diam di tempatnya duduk, tidak berani banyak berkata-kata lagi. Hingga kemudian, Ken kembali buka suara. "Saya juga ngalami kok, Sa. Ditinggal selingkuh sampai hamil," Ken tersenyum getir, tatapannya masih lurus ke depan, sementara Elsa tercekat luar biasa. Ken masuk kategori laki-laki tampan dengan postur tinggi tegap dan kulit putih bersih macam artis Korea. Kalau dia pas pakai snelli-nya ia mirip pemain The Hospital Playlist yang sering Elsa tonton, hanya saja sikapnya cenderung angkuh, menyebalkan dan rese. Tapi jika berhadapan dengan orang yang dia cintai, tentu dia tidak akan seperti ini bukan? Pasti dia berubah manis dan romantis. Lalu kenapa dia sampai diselingkuhin pacarnya? Sampai hamil dengan laki-laki lain lagi, gila! "Nggak mungkin, Dok!" Elsa menggelengkan kepalanya tidak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-12
Baca selengkapnya
Ch. 6 Sewaan?
"Loh kok berhenti di sini, Dok?" Elsa terkejut ketika Ken membawanya pergi ke sebuah butik kenamaan."Saya ada tugas buat kamu, dan kamu perlu kostum buat menyelesaikan tugas saya besok malam," guman Ken santai sambil memarkirkan mobilnya di depan butik itu.Tugas?Besok malam?Kostum?Elsa bertanya-tanya, ia menatap Ken yang sudah melepas seat belt-nya itu sambil mengerutkan keningnya. Apa yang hendak Ken perintahkan kepadanya? Kenapa pakai beli kostum segala? Memang kostum apa yang harus Elsa pakai? Astaga, pikiran Elsa traveling sampai kemana-mana, jangan bilang kalau ...."Hei, kamu kenapa pucat begitu sih? Ayo turun!" Ken mengibaskan tangannya di depan wajah Elsa yang tampak tertegun itu, kenapa sih gadis satu ini? Kok aneh begitu?"Dok ... Saya memangnya mau disuruh ngapain Dok?" tanya Elsa dengan wajah memucat, di pikirannya, bayangan tidak senonoh itu sudah menari-nari di dalam otak Elsa.Ken menghela nafas panjang, ia menjewer
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-17
Baca selengkapnya
Ch. 7 Sampai Kapan?
Elsa tertegun ketika Ken Jongkok di hadapannya sambil menyodorkan sepatu high heels lima belas centimeter itu. Ia masih memakai gaun warna peach model strapless dengan bawah mekar yang Ken sendiri juga yang memilih."Sa, mana kakimu, ini dicoba dulu!" Ken langsung mencubit betis Elsa dengan gemas, membuat Elsa tergagap dan tersentak dari lamunannya."Nggak usah pakai cubit kenapa sih, Dok? Main tangan aja dari tadi, heran saya!" gerutu Elsa yang langsung mengusap-usap betisnya yang memerah akibat cubitan Ken itu."Kamu sih, melamun apa memang? Sini kaki kamu, cobain dulu sepatunya!" Ken menarik kaki kiri Elsa, memasangkan sepatu itu di kaki Elsa, membuat Elsa tertegun. Residen soplak itu jongkok di hadapannya dan memakaikan sepatu itu di kaki Elsa? Bukan main!"Kan saya bis-""Kamu kelamaan tahu nggak!" potong Ken cepat, membuat Elsa langsung manyun.Tanpa banyak berkata-kata lagi, Ken memasangkan sepatu satunya di kaki Elsa, lalu bangkit da
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-18
Baca selengkapnya
Ch. 8 Menyebalkan!
"Sampai saya dapat pacar betulan."Kalimat itu masih terngiang-ngiang di telinga Elsa. Sampai kemudian Ken dapat pacar betulan? Gila! Berapa lama itu nanti? Yang benar saja! Bukankah dia bilang tadi dia trauma pacaran, trauma menjalin hubungan semanjak diselingi? Lantas kapan residen itu bakal dapat pacar kalau dia sendiri bilang sudah trauma? Edan benar!"Dok, boleh tanya?" Elsa menoleh, menatap Ken yang sudah serius di balik kemudinya itu."Tanyalah, mau tanya apa lagi sih?" Ken menoleh, menatap Elsa yang tampak begitu penasaran itu."Dokter lagi dekat sama cewek?""Oh, itu? Tentulah, saya memang lagi deket sama cewek," jawab Ken yang sontak membuat Elsa lega.Eh ... Tapi tunggu!Kalau sekarang posisi Ken sedang dekat dengan cewek, kenapa malah meminta Elsa jadi pacar sewaan Ken? Kenapa tidak membawa cewek itu saja ke ulang tahun anak mantannya itu? Kenapa malah Elsa yang dia bawa?"Kalau boleh tau siapa, Dok?" tanya Elsa takut-takut
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya
Ch. 9 Stase Obsgyn
“Heh ... mau kemana?” Ken menarik kerah snelly Elsa ketika gadis itu hendak kabur bersama teman-temannya selepas Dokter Glondong selesai visiting.“Mau ke ruang koas lah, Dok. Ada apa lagi sih?” Elsa menepis tangan Ken, sebuah tindakan berani yang sampai membuat Renita melongo menatap Elsa dengan tatapan tidak berkedip. Berani sekali keset rumah sakit satu ini melawan sendal rumah sakit?“Ikut saya dulu, bantuin follow up ibu-ibu di VK!” Ken kembali menarik Elsa, membuat Elsa hampir terjungkal karena langkah Ken lebih cepat dari langkah Elsa sendiri.“Pelan-pelan dong, Dok! Heran deh ... dari kemarin kasar banget sih!” semprot Elsa kesal.Dio dan Samuel, yang juga residen obsgyn itu saling pandang, mereka kemudian menatap Renita yang masih melongo melihat apa yang tadi terjadi antara Elsa dan residen paling ganteng se-poli obsgyn itu.“Dek, temenmu itu ada hubungan apa sih sama Ken? Kok kayaknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya
Ch. 10 Sandiwara
"Dok saya belum mandi," sepulang koas Elsa sudah di seret-seret Ken menuju parkiran, acara ulang tahun itu diadakan selepas magrib dan Ken hendak membawa Elsa bersiap-siap."Mandi di apartemen saya, sudah bawa ganti dalaman kan? Apa perlu saya belikan juga?" Ken melirik Elsa yang tampak manyun itu, sungguh sosok itu jadi makin menggemaskan."Sudah, tidak perlu repot-repot!" jawab Elsa ketus, tentulah Elsa bawa, Ken sudah ribut menelepon terus tadi subuh memperingatkan Elsa supaya membawa ganti pakaian dalam yang bersih."Bagus!" Ken membuka pintu mobilnya, lalu mendorong Elsa masuk ke dalam."Astaga, kasar amat sih jadi orang!" Gerutu Elsa kesal, pantas pacarnya lari, selingkuh sama sepupunya, orangnya kasar begini! Heran Elsa.Ken tidak menggubris, ia bergegas masuk ke dalam mobil. Ia melirik Elsa yang tampak manyun itu. Elsa hanya balas melirik, kenapa diam? Kenapa tidak langsung pergi? Elsa bertanya-tanya, namun ia memilih diam saja, hingga kemudian
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-20
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status