Terjerat Cinta CEO Dingin

Terjerat Cinta CEO Dingin

By:  Salwa Maulidya  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
202 ratings
58Chapters
2.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Tepati janjimu, menikah denganku!" ** Terjebak dalam kamar seorang CEO dingin dan datar, Dania harus membayar utang budi kepada pria dingin bernama Mark Evander yang sudah menyelamatkannya dari kejaran anak buah calon mantan mertuanya. Dania diminta jadi istrinya hanya karena janji yang telah ia ucapkan. Lantas, akankah Dania menerima permintaan lelaki itu?

View More
Terjerat Cinta CEO Dingin Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Widia Anaska
monggo lah Bu berpendapat Dania wanita mur4ha4n kek wanita miskin yg hanya pengen hart4 saja terserah... yg penting Dania sudah benar dalam hidupnya membuang beling digantikan dengan berlian langka.. paham Bu... anakmu itu ga ada apa2 nya dibanding mark
2024-09-19 07:20:06
0
user avatar
Widia Anaska
iyaa..ga usah dipaksa dulu Dania untuk mark cerita mungkin belom saatnya kamu tau kasih dia waktu nanti juga kalo Damian udh tenang dan ngerasa kamu harus tau pasti semua rahasia nya akan di ungkapkan ke kamu. yg penting kalian ini kalian saling percaya dulu dan saling mendukung..
2024-09-19 07:14:07
0
user avatar
Kania Putri
segitunya si irma membenci dania. apa dulunya mamanya irma itu mantan pacar papanya kevin jadinya si irma benci banget sama dania ya. sampai bilang murahan astaga cangkemmu
2024-09-18 12:46:53
1
user avatar
Kania Putri
siapa yg kirim foto apa itu si mark ya, eleh ini wanita pilihanmu irma nyatanya dia lebih buruk dari dania marsha tebar selangkangan aja dih jijik parah. mampus senjata makan tuan mau dapatkan wanita anggun berakhir dapat sampai
2024-09-18 12:45:51
1
user avatar
Kania Putri
lah napa kamu kaget pas tau dania nikah sama mark irma. benarkah hanya itu alasanmu membenci dania irma koq aq kurang yakin ya rasanya ada yg disembunyikan sama irma ini
2024-09-18 12:41:27
1
user avatar
Kania Putri
mungkin mark blm pede ini cerita sebenarnya sama kamu, sabar ya dania pwlan2 mark pasti akan ceritakan semuanya ke kamu
2024-09-18 12:37:59
0
user avatar
Widia Anaska
kemesraan.... ya itulah obat dari segala masalah.. kelembutan seorang istri dan dilayani dengan baik akan menjadi obat mujarab bagi suami yg lagi dirundung banyak masalah.. dan Dania sudah pinter melakukan nya
2024-09-18 04:46:28
0
user avatar
Widia Anaska
dan jika Mark ngga mampu melawan bapaknya kali ini mungkin bukann Dania aja yg akan kehilangan Mark tapi kamu juga sisyl..juga bapakmu bisa2 Mark bener2 pergi atau sekalian menghancurkan bapaknya sendiri
2024-09-18 04:39:01
1
user avatar
Widia Anaska
kamu sbgai teman... sebagai adeknya Mark hayukkkk turun tangan syl coba cari tau selidiki apa yg sebenernya terjadi seperti apa Dania sebenernya pastinya kamu tau kan gimana seorang Dania secara kan dia bestimu
2024-09-18 04:29:52
1
user avatar
Widia Anaska
sesyl... bener katamu .. ayahmu gagal menjodohkan Mark Ama wanita pilihan ayahmu makanya dia benci banget Ama Dania dan mencari-cari kesalahan Dania yg tak dilakukannya sama sekali.. dan ingin merusak hubungan nya dgn mark
2024-09-18 04:28:37
1
user avatar
Widia Anaska
nuduh ga ada bukti.. asal jeplak aja.. segitu bencinya Ama Dania... punya dendam apa sih lu Lex Ama Dania........
2024-09-18 04:19:24
1
user avatar
Widia Anaska
apa-apaan sihhh ini Alex..makin lama makin ngaco. nuduh Dania yg ngga2... gampar apa Mark bapak gil4 lu ini.. lama2 jadi ikutan keseeel aku
2024-09-18 04:18:25
1
user avatar
Widia Anaska
Dania masihkah ragu kamu kini.. Mark telah menempatkan mu menjadi ratunya hanya kamu .wanita dalam hatinya kini.. tak ada yg Laen... tak ada masa lalu hanya masa depan. bersamamu...
2024-09-18 04:09:16
1
user avatar
Widia Anaska
ahaayyy manisnyaaa... untuk apa aku menikahimu jika tdk kusimpan cinta dalam rumah tangga kita.... abaanggg meleleeh hati Eneng bang... ............
2024-09-18 04:08:07
1
user avatar
Kania Putri
wah dania siapa yg gak senang pulang2 mark disambut dengan pakaian sexy lingerie wkwkw menyala hahah .. nah mark ada baiknya kamu ceritakan masalahmu pada dania berbagi cerita kan gak salah supaya bebanmu berkurang
2024-09-17 13:54:50
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 14
58 Chapters

Bab 1: Jangan Senang dulu!

“Tangkap wanita itu!”Perintah seseorang yang menggema di seluruh lorong hotel, membuat para petugas keamanan segera bergerak ke arah Dania. Tanpa ragu, Dania melesat lari, meninggalkan orang-orang yang mengejarnya di belakang. Dia sudah menduga ini akan terjadi, tapi kali ini, ada satu kesalahan fatal yang ia buat.Dania datang ke acara pertunangan mantan kekasihnya, Kevin dengan sahabatnya, Marsha. Mereka berdua berselingkuh di belakang Dania. Selama ini, Kevin berpacaran dengan Dania hanya karena Dania cerdas dan bisa membuat para klien Kevin kagum dengan kinerja Dania sebagai manager pemasaran di kantor Kevin. Dania memang dengan sengaja ingin menghancurkan pesta pertunangan Kevin dan Marsha, akan tetapi rencananya sedikit meleset, karena Dania harus berhadapan dengan orang-orang suruhan Marsha untuk mengejarnya.Dania masih terus berlari, ia merasakan merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Pikirannya berkecamuk, mencoba mengingat rencana pelariannya. Dania memaki dirinya
Read more

Bab 2: Membawa Hadiah Mencengangkan

"Maksudmu?" tanya Dania, alisnya terangkat, nada suaranya mulai dipenuhi rasa curiga. “Apa yang sebenarnya kau inginkan atas pertolongan yang kau berikan tadi?” Pikirannya berputar, mencoba mencari alasan di balik tindakan Mark yang penuh teka-teki ini.Mark, pria dengan postur tegap dan wajah dingin, menatap Dania dengan pandangan yang sulit ditebak. Bibirnya yang tipis menyunggingkan senyum yang nyaris tidak terlihat, lebih menyerupai garis lurus yang tanpa emosi. "Kau harus membayar utangmu sekarang juga," katanya dengan nada yang datar, tanpa sedikit pun intonasi yang menunjukkan emosi.Dania terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata pria di hadapannya. "Utang?" gumamnya dalam hati. Namun, sebelum ia sempat mempertanyakan lebih jauh, Mark melanjutkan kalimatnya, membuat dada Dania semakin sesak oleh kecemasan yang menekan.“Apa yang kau inginkan?” tanyanya dengan suara yang bergetar, meskipun ia berusaha keras untuk terdengar tenang.Tanpa menjawab pertanyaan Dania, Mark tiba-t
Read more

Bab 3: Pernikahan Sandiwara!

"Apa?!" Suara Alex seperti guntur yang menggema di langit yang gelap. Matanya, penuh keterkejutan, menatap tak percaya pada putra sulungnya. "Bagaimana bisa? Apa kau yakin, Mark?""Ya Tuhan, Mark ... kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?" ucap Sarah, suaranya penuh dengan kegelisahan dan ketidakpercayaan. Matanya, yang selalu penuh kasih, kini menatap anaknya dengan campuran perasaan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata.Mark mengangkat tangan kirinya. Memperlihatkan cincin di jarinya, simbol ikatan yang tak terbantahkan."Ya, aku serius. Kalian tidak melihat, kami mengenakan cincin ini," katanya dengan nada dingin yang memotong udara seperti belati.Sarah tertegun, sorot matanya yang biasa lembut kini dipenuhi kebingungan. "Tapi ... kenapa? Maksudku, kenapa kau tidak memberitahu kami jika kau sudah menikah, Mark?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik, seolah kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan.Dania, yang sedari tadi hanya menjadi bayangan yang setia di sis
Read more

Bab 4: Tidur dalam Satu Kamar

Malam sudah semakin larut ketika pesta yang penuh keriuhan dan tawa itu akhirnya usai. Semua tamu telah pulang, meninggalkan keheningan yang perlahan menguasai setiap sudut rumah mewah itu. Mark dan Dania akhirnya pamit untuk pulang dari rumah tersebut.Mark, yang sudah sejak lama tidak tinggal di rumah orang tuanya sejak lima tahun yang lalu. Kemudian mengajak Dania menuju mobil yang terparkir rapi di halaman. “Mulai malam ini, kau tinggal di rumahku,” ucap Mark tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh dengan kepastian yang tak terbantahkan.Dania yang mendengarnya sontak menoleh, matanya membelalak dengan tatapan tak percaya. Mereka masih berada di dalam mobil yang kini telah berhenti di halaman sebuah rumah yang tidak kalah megahnya dari rumah orang tua Mark.“Apa? Bagaimana bisa? Antarkan aku pulang ke rumahku, Tuan Mark,” desis Dania dengan nada yang lebih menyerupai perintah daripada permintaan.Mark menoleh sekilas ke arah Dania dengan tatapan yang sulit diartikan. “Jangan pangg
Read more

Bab 5: Kau akan Mati di Tanganku!

Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Dania merasakan tubuhnya terasa berat, seperti ada bebatuan yang menimpanya. Ia lantas menoleh ke samping kiri, dan seketika mata Dania membulat sempurna, terkejut melihat sosok yang terbaring di sampingnya.Mulutnya refleks tertutup oleh tangan, mencoba menahan pekikan yang hampir meluncur keluar. ‘Apa terjadi sesuatu semalam?’ pikirnya dalam hati, panik menyeruak dalam pikirannya yang masih setengah sadar.Dania segera menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, matanya terbelalak, namun kali ini lebih karena rasa lega. Pakaiannya masih lengkap, sama seperti saat ia mengenakannya sebelum tidur.‘Syukurlah,’ batinnya, meski perasaan lega itu hanya bertahan sesaat sebelum suara berat dan serak yang familiar menyelusup ke telinganya. Kalau bukan karena Mark yang mengancamnya akan mengurungnya di gudang, mana mau Dania tidur dengannya. “Sudah bangun,hm?” Suara itu milik Mark, masih terbaring di sampingnya dengan mata tertutup, namun nadanya begit
Read more

Bab 6: Masih Mencintai Mantan Kekasihmu?

Dania menoleh perlahan, seakan waktu melambat saat ia mengamati setiap garis tajam di wajah Mark.Mata kelam pria itu menatap Cindy dengan kebencian yang begitu terang, membuat suasana ruangan seolah membeku dalam ketegangan. Bibirnya terkatup rapat, dagunya terangkat tinggi, menandakan ketegasan yang tak bisa diganggu gugat."Apa maksudmu, Mark?" tanya Cindy dengan nada marah, matanya menyala penuh emosi. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Mark, seolah sentuhan itu telah menjadi duri yang menusuk kulitnya.Mark menghela napas panjang, seolah berusaha menahan amarah yang membara di dalam dadanya. “Pergi dari rumahku sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar,” ucapnya dingin, suaranya bergetar dengan ancaman yang jelas.Perkataan itu menyulut kemarahan Cindy. Dengan wajah memerah, ia mendesis, “Argh!” sebelum akhirnya berbalik dan pergi dengan langkah cepat, menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai marmer yang dingin.Mark tidak memedulikan Cindy lagi. Ia ber
Read more

Bab 7: Kapan Kalian Memberiku Cucu?

"Kenapa? Apa pertanyaanku terlalu berat, sampai membuatmu tersedak?" tanyanya, suaranya terdengar halus namun tajam, seperti mata pisau yang menyusuri permukaan sutra.Dania mengambil gelas itu dengan tangan yang sedikit gemetar, meneguk airnya perlahan, mencoba mengumpulkan pikirannya yang terpecah-pecah."Tidak," jawabnya setelah beberapa saat, suaranya terdengar serak, hampir seperti bisikan. "Aku hanya terkejut saja, pertanyaan seperti itu akan keluar dari mulutmu."Mark menghela napas kasar, suaranya menyerupai desahan angin yang berhembus melewati pepohonan di malam hari. Ia bangkit dari duduknya, menatap Dania dengan sorot mata yang sulit diartikan."Tidak masalah jika memang kau sudah melupakan pria itu," ucapnya dengan nada datar, sebelum berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Dania yang masih terdiam di kursinya.Dania mengerutkan kening, mencoba memahami maksud dari kata-kata suaminya. Apakah Mark merasa lega karena ia sudah tidak mencintai Kevin? Ataukah ada sesuatu ya
Read more

Bab 8: Berhenti Bekerja

Mark mengangkat wajahnya, menatap ibunya yang masih menunggu jawaban dengan penuh harap. Di sebelahnya, Dania terdiam, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. Ia tahu, dalam situasi ini, lebih baik diam dan membiarkan Mark yang mengambil alih percakapan. Biarlah dia yang berbicara, biarlah dia yang memberikan penjelasan."Ibu," katanya dengan nada yang begitu tenang, namun dingin, seakan mencoba untuk menekan setiap emosi yang mendidih di dalam dirinya, "Kami baru saja menikah. Tidak pantas jika harus menanyakan soal anak sementara umur pernikahan kami baru dua hari.""Kami masih ingin menikmati masa-masa pernikahan kami dulu," lanjut Mark tanpa jeda, "Belum memikirkan tentang anak."Namun, sebelum kata-kata itu benar-benar dapat meresap ke dalam pikiran Sarah, suara lain yang lebih keras dan tegas memecah keheningan. "Kenapa harus ditunda-tunda, Mark?" suara Alex meluncur dengan nada yang mulai mengintimidasi. "Jika memang benar kalian sudah menikah, untuk apa menunda kehamilan? La
Read more

Bab 9: Mempermalukan Dania di Depan Umum

Dania menghela napas dalam-dalam, matanya terfokus tajam pada sosok suaminya yang berdiri di hadapannya. Udara di antara mereka penuh dengan ketegangan yang membara, seperti api yang siap membakar segalanya dalam sekejap.“Tidak. Aku tetap akan bekerja meskipun kau akan memberiku apa pun yang aku inginkan!” ucap Dania dengan nada suara yang penuh ketegasan, seolah-olah setiap kata adalah sebuah pedang yang menghunus ke dalam hati Mark.“Dania!” Mark berusaha menahan emosinya, menatap tajam ke arah wajah istrinya yang ternyata lebih kuat dari yang ia bayangkan.Tak ada lagi kelembutan dalam tatapannya, hanya ada hasrat untuk menang, untuk mendominasi. Namun, wajah Dania tetap teguh, sekeras batu karang yang menantang ombak ganas.“Apa? Kau ingin membuatku terkurung di sini? Menjadi istri yang tidak melakukan apa pun selain menunggu kepulangan suaminya? Itu, maksudmu?” Dania menantangnya dengan suara lantang, penuh dengan keberanian yang hanya dimiliki oleh mereka yang tahu apa yang mer
Read more

Bab 10: Aku akan Membuatmu Hamil

“Kedatanganku ke sini ingin memberitahu kalian berdua, bahwa hari ini adalah hari terakhir istriku bekerja.”Kevin dan Marsha membeku di tempat mereka berdiri, tercengang oleh pengakuan tiba-tiba dari Mark. Wajah mereka memucat, seolah darah mereka mengalir mundur, diserap oleh kekosongan yang tiba-tiba menghantam mereka. Begitu juga Dania, yang berdiri terpaku di samping Mark. Ia tidak pernah menyangka Mark akan melakukan ini—mengumumkan kepada semua orang bahwa mereka adalah suami istri. Dania merasakan jantungnya berdebar kencang, tidak tahu harus merasa lega atau marah.“Suami ...?” bisik Marsha pelan, matanya membesar seperti bulan purnama, terpaku pada Mark yang berdiri dengan tenang, seolah-olah segala hal yang terjadi ini adalah bagian dari rencana yang telah lama direncanakannya.Mark tidak memperhatikan keterkejutan yang jelas tergambar di wajah Marsha dan Kevin. Ia memegang erat tangan Dania, menariknya lebih dekat, seakan menegaskan kepemilikannya. “Ya, suami,” ulangnya,
Read more
DMCA.com Protection Status