Share

Bab 3: Pernikahan Sandiwara!

"Apa?!" Suara Alex seperti guntur yang menggema di langit yang gelap. Matanya, penuh keterkejutan, menatap tak percaya pada putra sulungnya. "Bagaimana bisa? Apa kau yakin, Mark?"

"Ya Tuhan, Mark ... kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?" ucap Sarah, suaranya penuh dengan kegelisahan dan ketidakpercayaan. Matanya, yang selalu penuh kasih, kini menatap anaknya dengan campuran perasaan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata.

Mark mengangkat tangan kirinya. Memperlihatkan cincin di jarinya, simbol ikatan yang tak terbantahkan.

"Ya, aku serius. Kalian tidak melihat, kami mengenakan cincin ini," katanya dengan nada dingin yang memotong udara seperti belati.

Sarah tertegun, sorot matanya yang biasa lembut kini dipenuhi kebingungan. "Tapi ... kenapa? Maksudku, kenapa kau tidak memberitahu kami jika kau sudah menikah, Mark?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik, seolah kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan.

Dania, yang sedari tadi hanya menjadi bayangan yang setia di sisi Mark, menoleh, menatap pria yang kini menjadi suaminya dengan lembut namun tegas. Pria dingin di sampingnya ini sangat jelas tidak menyukai cara orang tuanya memperlakukan dia.

Merasa perlu untuk meredakan ketegangan yang semakin menebal di udara, Dania mengambil langkah pertama. Kemudian menghela napasnya dengan panjang menatap Mark.

"Mark, izinkan aku mengenalkan diriku," katanya dengan nada yang penuh dengan kelembutan.

Mark hanya menatap lurus ke depan, membiarkan istrinya yang anggun berbicara. Dania menghela napas, mengumpulkan keberanian sebelum berbicara.

"Halo, aku Dania. Aku adalah istri Mark," ucapnya, bibirnya melengkung membentuk senyum yang meski tipis, namun menyiratkan ketulusan yang dalam.

Namun, tidak semua orang menyambut senyum itu dengan baik. Cindy, yang dari awal merasa dirinya memiliki tempat khusus di keluarga ini, mendecih penuh kekecewaan.

Harapannya untuk diperkenalkan sebagai calon menantu oleh Alex, yang selama ini dianggapnya sebagai sebuah kepastian, hancur berkeping-keping. Kini, semuanya pupus oleh kehadiran Dania, wanita yang tiba-tiba muncul dan merenggut impian yang sudah lama ia rajut.

Sarah mencoba mengendalikan kegugupannya, meski masih tampak jelas dalam suaranya. "Bagaimana kalian bisa bersama? Sudah lama menjalin hubungan dengan anakku?"

Dania tersenyum tipis, mencoba untuk tetap tenang meski hatinya berdebar kencang. "Sudah satu tahun, Bibi—"

Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Sarah memotong dengan nada yang lebih tegas. "Jangan memanggilku Bibi, Dania. Aku ini ibu mertuamu," katanya, dengan nada yang lebih lembut namun penuh makna. "Panggil saja Ibu."

Alex, yang sedari tadi menahan diri, kini tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. "Apa maksudmu, Sarah?" tanyanya, tatapannya yang tajam menyiratkan ketidaksenangan yang mulai muncul ke permukaan.

Sarah menatap balik suaminya. "Apa ada yang salah dengan ucapanku? Anak kita sudah menikah dengannya, Alex. Maka dia adalah menantu kita," katanya dengan nada yang tidak lagi ragu.

Dania, yang mendengar percakapan itu, hanya bisa menatap mereka bergantian. Dalam hatinya, ia tahu bahwa kehadirannya tidak diterima sepenuhnya oleh Alex. Tatapan dingin pria itu, dan ketidaknyamanan yang jelas tergambar di wajahnya, menyiratkan betapa sulitnya posisi yang sekarang ia tempati.

Namun, ketegangan itu belum berakhir. Cindy, yang merasa tersisih, kini berbicara dengan nada yang penuh dengan tuduhan. "Baru satu tahun, dan kalian sudah menikah. Kau mendesak Mark agar segera menikahimu, kan?" Tuduhannya meluncur dengan nada yang tajam, menusuk seperti belati yang tak terlihat.

Mark, yang sejak tadi berusaha menahan diri, kini tidak bisa lagi menutupi kemarahannya. "Tutup mulutmu!" suaranya menggelegar, memenuhi ruangan dengan intensitas yang mengejutkan. "Kau tidak tahu apa-apa."

Cindy terdiam, wajahnya memucat mendengar kata-kata tajam dari pria yang diam-diam ia kagumi. Hatinya yang terluka semakin dalam, menyisakan rasa sakit yang tak tertahankan.

Namun, dia tidak menyerah. Dengan sisa keberaniannya, ia berbicara lagi, "Aku bicara sesuai fakta. Selama ini kau tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun, Mark," ucapnya, mencoba untuk kembali menguasai situasi.

Mark menyunggingkan senyum dingin. "Apakah aku harus melapor padamu, dengan siapa aku menjalin hubungan?" tanyanya, nada sarkastik yang tajam seperti pedang yang terhunus.

Dania merasa jika situasi ini tidak bisa dibiarkan semakin memanas. "Maaf jika kehadiranku membuat kalian semua bingung. Aku dan Mark memang sepakat untuk tidak mempublikasikan hubungan kami, karena alasan yang tidak bisa kami sampaikan," katanya dengan nada lembut.

Sarah menatap Dania, matanya yang semula penuh dengan kegelisahan kini sedikit melunak. "Kami hanya terkejut kalau Mark ternyata sudah menikah, Dania. Namun, kami juga sangat lega karena Mark akhirnya memiliki seorang wanita," katanya, suaranya kembali lembut dan penuh kasih.

Dania mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Terima kasih, telah menerimaku," ucapnya, penuh dengan ketulusan.

Namun, tidak semua orang bisa menerima kenyataan ini dengan baik. Alex, yang sejak tadi menahan diri, akhirnya memilih untuk pergi. Tanpa sepatah kata pun, ia bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan. Di belakangnya, Cindy mengikuti dengan langkah yang tergesa-gesa, perasaannya campur aduk antara marah dan kecewa.

Di luar rumah, di bawah langit yang mulai gelap, Cindy mendekati Alex yang sedang mengepulkan asap rokok ke udara. "Paman," katanya, suaranya penuh dengan keingintahuan dan kebencian yang tertahan. "Kau percaya, jika mereka sudah menikah bahkan saling mencintai?"

Alex, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara, suaranya rendah dan penuh dengan keraguan. "Menurutmu? Tentu saja tidak. Mark tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun, apalagi dengan wanita itu."

Cindy menyeringai, pikirannya mulai bekerja untuk mencari cara menghancurkan Dania dan Mark. "Aku yakin, pernikahan itu hanya pernikahan sandiwara. Kita harus mencari tahu semuanya, Paman!"

Komen (17)
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
terima saja kenyataan klo mark udah nikah,emang dasar cindy sirik aja
goodnovel comment avatar
MAIMAI
sadar diri dong cindy, kamu tuh siapa nya mark? emang nya kamu aspri atau oacar nya mark yg mark harus lapor tiap hari, tiap menit, tiap detik sama kamu? sok kecakepan. di tolak ya di tolak aja. legowo loh.
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Makin sulit ini pernikahan dadakan yg akan dihadapi dania secara semua orang menentang hubungan nya dengan Mark
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status