Beranda / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 1: Jangan Senang dulu!

Share

Terjerat Cinta CEO Dingin
Terjerat Cinta CEO Dingin
Penulis: Salwa Maulidya

Bab 1: Jangan Senang dulu!

“Tangkap wanita itu!”

Perintah seseorang yang menggema di seluruh lorong hotel, membuat para petugas keamanan segera bergerak ke arah Dania. Tanpa ragu, Dania melesat lari, meninggalkan orang-orang yang mengejarnya di belakang. Dia sudah menduga ini akan terjadi, tapi kali ini, ada satu kesalahan fatal yang ia buat.

Dania datang ke acara pertunangan mantan kekasihnya, Kevin dengan sahabatnya, Marsha. Mereka berdua berselingkuh di belakang Dania. Selama ini, Kevin berpacaran dengan Dania hanya karena Dania cerdas dan bisa membuat para klien Kevin kagum dengan kinerja Dania sebagai manager pemasaran di kantor Kevin. 

Dania memang dengan sengaja ingin menghancurkan pesta pertunangan Kevin dan Marsha, akan tetapi rencananya sedikit meleset, karena Dania harus berhadapan dengan orang-orang suruhan Marsha untuk mengejarnya.

Dania masih terus berlari, ia merasakan merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Pikirannya berkecamuk, mencoba mengingat rencana pelariannya. 

Dania memaki dirinya sendiri, ia mulai panik. Matanya menyapu sekitar, mencari tempat berlindung. Di tengah kebingungannya, pandangannya tertumbuk pada sebuah pintu kamar hotel yang sedikit terbuka di ujung koridor. Tanpa berpikir panjang, Dania berlari menuju pintu itu.

Ini pasti tempat yang aman! Pikirnya, dengan harapan bahwa para petugas keamanan tidak akan seberani itu untuk menerobos masuk. Namun, secepat ia berpikir demikian, Dania menyadari bahwa kamar yang ia masuki ternyata ada seseorang di dalam kamar mandi.

“Ah!” Dania hampir berteriak saat pria pemilik kamar hotel tersebut keluar dari dalam kamar mandi. Di hadapannya, seorang pria dengan handuk yang dililitkan di pinggang menatapnya terkejut.

“Siapa kau?!” kata pria itu dengan nada dingin. 

Wajah Dania memerah, tapi tak ada waktu untuk merasa malu. Di luar, suara langkah kaki para pengejar semakin mendekat. Tanpa pikir panjang, Dania menutup pintu dan berlari ke arah pria itu untuk menutup mulutnya.

“Maafkan aku, tolong bantu aku!” desaknya masih menutup mulut pria tampan itu. Dia memegang kedua bahu pria itu, mendesaknya untuk tetap diam. “Aku sedang dikejar orang, dan aku butuh bersembunyi. Jika kau membantuku, aku akan melakukan apa saja!”

Pria itu menatapnya tajam, kemudian melepaskan tangan Dania yang berada di mulutnya. “Aku tidak butuh penawaranmu!” sahutnya dengan nada nada yang datar.

“Aku mohon! Aku akan benar-benar menuruti perintahmu,” ujar Dania dengan nada yang penuh dengan keputusasaan.

Pria tampan dengan tinggi semampai bernama Mark itu menatap Dania dengan tatapan yang sulit diartikan, alisnya terangkat seolah menilai situasi.

Dania mengangguk cepat, merasa putus asa. “S-selama itu bukan sesuatu yang tidak pantas,” tambahnya cepat, khawatir pria ini akan mengambil keuntungan dari situasi tersebut.

Pria itu menghela napas, lalu perlahan menjauh dari Dania. “Baiklah,” katanya dingin, “tapi kau harus mengikuti petunjukku.”

Dania mengangguk, meskipun tidak sepenuhnya mengerti maksud pria itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, pria itu mendekat, menarik Dania lebih dekat ke tubuhnya. Sebelum Dania sempat protes, pria itu membuka kancing kemejanya, menampakkan dadanya yang bidang. Dania hanya bisa terdiam, wajahnya memerah karena jarak mereka yang sangat dekat.

Suara langkah kaki kasar dan suara pintu kamar yang dibuka paksa terdengar jelas.

“Dia pasti di sini!”

Dania menggigit bibir, ketakutan mulai menguasai dirinya. Ketika akhirnya pintu kamar mereka yang digedor, Dania hampir saja panik, namun pria itu tetap tenang.

Dengan satu gerakan cepat, pria itu membuka pintu kamar lebar-lebar, menatap dingin pada orang-orang yang mengejar Dania, mereka pun terkejut melihatnya.

“Kalian mau apa?” suaranya terdengar tajam, membuat para pria yang hendak menerobos masuk seketika membeku.

“T-Tuan Mark!” salah satu dari mereka tergagap, wajahnya langsung pucat.

Dania tertegun, jantungnya berdebar lebih kencang. Nama itu … Mark, pewaris V-One Group, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Asia. Orang yang selama ini hanya dia dengar dalam berita dan rumor.

Mark menatap mereka dengan tatapan yang menusuk, seolah menantang mereka untuk berbuat lebih jauh. “Kalian mengganggu saya!” ancamnya dingin.

Para pengejar itu langsung mundur, kebingungan di wajah mereka jelas terlihat. Mereka saling berpandangan sebelum akhirnya berbalik dan pergi dari kamar milik Mark dengan cepat, meninggalkan Mark dan Dania dalam keheningan yang tegang.

Setelah yakin mereka benar-benar pergi, Mark melepaskan cengkeramannya pada Dania. “Ingat utangmu padaku,” katanya dengan nada tenang namun tegas.

Dania mengangguk, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. “T-terima kasih …,” ucapnya pelan, masih merasa tidak percaya dengan keberuntungannya.

“Jangan senang dulu,” kata Mark, mengenakan kembali dasinya. “Ini belum selesai.”

Komen (15)
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
hutang yang malah g tau nilainya itu lebih berbahaya g sih dan... semoga mark pria baik deh
goodnovel comment avatar
MAIMAI
buang aja sih laki laki modelan kayak kevin, gak guna banget sdh si kevin. mau memajukan perusahaan nya aja memanfaatkan kamu dania, apalagi jika jadi nikah sama kamu, yg hanya kamu yg berjuang dalam pernikahan.
goodnovel comment avatar
MAIMAI
baru nolong sedikit aja, kamu sdh di anggap hutang. hmm siap siap di tagih loh kamu dania.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status